Bacaan Sholat Muhammadiyah Lengkap Sesuai Tuntunan Tarjih
Sholat merupakan tiang agama dan menjadi ibadah paling utama bagi seorang muslim. Pelaksanaannya haruslah mengikuti contoh yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Muhammadiyah, melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, senantiasa berupaya untuk menghadirkan tuntunan ibadah yang paling mendekati sunnah Rasulullah berdasarkan dalil-dalil yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Panduan ini disusun untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai tata cara dan bacaan sholat sesuai dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah.
Kekhusyuan dalam sholat tidak hanya dicapai melalui gerakan yang benar, tetapi juga dengan memahami dan menghayati setiap lafal yang diucapkan. Setiap bacaan, dari takbir hingga salam, memiliki makna mendalam yang menghubungkan seorang hamba dengan Penciptanya. Oleh karena itu, mari kita pelajari bersama setiap rukun dan bacaannya secara rinci, agar sholat kita menjadi lebih berkualitas dan diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Persiapan Sebelum Sholat: Bersuci (Wudhu)
Sebelum mendirikan sholat, seorang muslim diwajibkan untuk bersuci dari hadas kecil dengan cara berwudhu. Wudhu bukan sekadar membersihkan anggota tubuh secara fisik, tetapi juga merupakan proses penyucian spiritual untuk mempersiapkan diri menghadap Allah. Berikut adalah tata cara wudhu yang sesuai dengan tuntunan.
1. Niat dalam Hati
Niat adalah pondasi dari setiap amal. Dalam pandangan Tarjih Muhammadiyah, niat untuk berwudhu cukup dihadirkan di dalam hati pada saat akan memulai wudhu. Tidak ada anjuran untuk melafalkan niat secara lisan. Niat ini menegaskan bahwa tindakan yang akan kita lakukan adalah ibadah untuk membersihkan diri karena perintah Allah.
2. Membaca Basmalah
Wudhu dimulai dengan membaca "Bismillah". Ini didasarkan pada hadis yang menganjurkan untuk memulai setiap perbuatan baik dengan menyebut nama Allah. Bacaan ini cukup diucapkan dengan lirih.
بِسْمِ اللهِ
Bismillaah.
"Dengan menyebut nama Allah."
3. Membasuh Kedua Telapak Tangan (3 kali)
Gerakan pertama adalah membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali hingga ke sela-sela jari. Hal ini untuk memastikan kebersihan tangan yang akan digunakan untuk mengambil air dan membasuh anggota wudhu lainnya.
4. Berkumur-kumur dan Memasukkan Air ke Hidung (Istinsyaq) (3 kali)
Selanjutnya adalah berkumur-kumur (madhmadhoh) dan memasukkan air ke dalam hidung (istinsyaq) lalu mengeluarkannya (istinsyar). Dalam praktik yang dicontohkan Rasulullah, gerakan ini dapat dilakukan dengan satu cidukan air untuk berkumur dan istinsyaq secara bersamaan. Dilakukan sebanyak tiga kali.
5. Membasuh Wajah (3 kali)
Membasuh seluruh wajah dari batas tumbuhnya rambut di dahi hingga ke bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri. Air harus dipastikan merata ke seluruh permukaan wajah. Bagi laki-laki yang memiliki jenggot tebal, dianjurkan untuk menyela-nyelai jenggotnya dengan air.
6. Membasuh Kedua Tangan hingga Siku (3 kali)
Membasuh tangan kanan terlebih dahulu sebanyak tiga kali, mulai dari ujung jari hingga melewati siku. Pastikan seluruh bagian, termasuk sela-sela jari dan bagian bawah kuku, terbasuh air. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri sebanyak tiga kali.
7. Mengusap Kepala dan Telinga (1 kali)
Mengusap kepala cukup dilakukan satu kali. Caranya adalah dengan membasahi kedua telapak tangan, lalu mengusapkannya dari bagian depan kepala (dahi) ke arah tengkuk, kemudian mengembalikannya lagi ke depan. Gerakan ini langsung dilanjutkan dengan membersihkan kedua telinga dengan memasukkan jari telunjuk ke bagian dalam telinga dan ibu jari mengusap bagian belakang daun telinga.
8. Membasuh Kedua Kaki hingga Mata Kaki (3 kali)
Membasuh kaki kanan terlebih dahulu sebanyak tiga kali, mulai dari ujung jari kaki hingga melewati kedua mata kaki. Gosok sela-sela jari kaki untuk memastikan kebersihannya. Setelah selesai dengan kaki kanan, lakukan hal yang sama pada kaki kiri sebanyak tiga kali.
9. Doa Setelah Wudhu
Setelah selesai berwudhu, disunnahkan untuk membaca doa. Doa ini merupakan bentuk kesaksian dan permohonan ampunan kepada Allah.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.
Asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Allaahummaj'alnii minat tawwaabiina waj'alnii minal mutathahhiriin.
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri."
Rukun dan Bacaan Sholat
Setelah suci dari hadas, langkah selanjutnya adalah mendirikan sholat dengan menghadap kiblat. Berikut adalah urutan gerakan dan bacaan sholat yang lengkap.
1. Niat dalam Hati dan Menghadap Kiblat
Sama seperti wudhu, niat sholat cukup dihadirkan dalam hati sesaat sebelum memulai sholat. Seseorang cukup meyakini dalam hatinya sholat apa yang akan ia kerjakan (misalnya, Sholat Fardhu Zuhur) tanpa perlu melafalkannya. Sikap ini didasarkan pada tidak adanya riwayat yang shahih bahwa Rasulullah atau para sahabatnya melafalkan niat sholat. Yang terpenting adalah kesadaran penuh dan kekhusyuan hati untuk menghadap Allah.
2. Takbiratul Ihram
Sholat dimulai dengan Takbiratul Ihram. Gerakannya adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau hingga setinggi telinga, dengan telapak tangan terbuka menghadap kiblat. Sembari mengangkat tangan, ucapkan takbir:
اللهُ أَكْبَرُ
Allaahu Akbar.
"Allah Maha Besar."
Setelah takbir, tangan diletakkan di atas dada, dengan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, pergelangan tangan, atau lengan bawah. Pandangan mata dianjurkan untuk diarahkan ke tempat sujud. Ini membantu menjaga konsentrasi dan kekhusyuan.
3. Doa Iftitah
Setelah Takbiratul Ihram, dibaca doa Iftitah. Terdapat beberapa pilihan doa Iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah. Dalam HPT Muhammadiyah, dua di antaranya yang sering digunakan adalah sebagai berikut.
Pilihan Pertama:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ.
Allaahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Allaahummaghsilnii min khathaayaaya bits tsalji wal maa-i wal barad.
"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun."
Pilihan Kedua:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wa maa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
"Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
4. Membaca Ta'awudz dan Surat Al-Fatihah
Sebelum membaca Al-Fatihah, dianjurkan membaca ta'awudz secara lirih (sirr) untuk memohon perlindungan dari godaan setan.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim.
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."
Kemudian, membaca surat Al-Fatihah. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat, sehingga sholat tidak sah tanpanya. Setiap ayat dibaca dengan tartil dan jelas.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ.
Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Ar rahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, ucapkan "Aamiin" dengan suara yang diperdengarkan pada sholat jahr (Subuh, Maghrib, Isya) dan lirih pada sholat sirr (Zuhur, Asar).
5. Membaca Surat atau Ayat Al-Qur'an
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an pada rakaat pertama dan kedua. Pilihlah surat yang telah dihafal. Tidak ada ketentuan khusus surat apa yang harus dibaca, sehingga seorang muslim bebas memilih sesuai kemampuannya.
6. Ruku'
Setelah selesai membaca surat, angkat kedua tangan seperti saat Takbiratul Ihram sambil mengucapkan "Allahu Akbar", kemudian turun untuk ruku'. Posisikan punggung lurus sejajar dengan kepala, seolah-olah jika diletakkan segelas air di atasnya tidak akan tumpah. Kedua telapak tangan memegang lutut dengan jari-jari direnggangkan. Pandangan tetap ke arah tempat sujud. Dalam posisi ini, bacalah doa ruku'.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي.
Subhaanakallaahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfir lii.
"Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku."
Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali atau lebih dalam hitungan ganjil dengan tuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa).
7. I'tidal
Bangkit dari ruku' untuk berdiri tegak (i'tidal) sambil mengangkat kedua tangan seperti takbir dan membaca:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ.
Sami'allaahu liman hamidah.
"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."
Setelah berdiri tegak sempurna, bacalah doa i'tidal. Tangan bisa lurus di samping badan. Posisi ini juga harus dilakukan dengan tuma'ninah.
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ.
Rabbanaa wa lakal hamdu, hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih.
"Wahai Tuhan kami, hanya untuk-Mu segala puji, pujian yang banyak, baik, dan diberkahi di dalamnya."
8. Sujud
Turun untuk sujud dari posisi i'tidal sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Anggota badan yang menyentuh lantai adalah dahi dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari kedua kaki. Jari-jari tangan dirapatkan dan dihadapkan ke arah kiblat. Lengan direnggangkan dari lambung (tidak menempel) dan perut diangkat dari paha. Pastikan tuma'ninah dalam sujud. Saat sujud, bacalah doa:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي.
Subhaanakallaahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfir lii.
"Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku."
Sujud adalah momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya, maka perbanyaklah doa di dalamnya. Bacaan di atas diulang minimal tiga kali.
9. Duduk di Antara Dua Sujud
Bangkit dari sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduk dengan tenang (duduk iftirasy). Posisinya adalah dengan menduduki telapak kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jarinya menghadap kiblat. Letakkan kedua tangan di atas paha. Dalam posisi ini, bacalah doa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاجْبُرْنِي، وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي.
Allaahummaghfir lii, warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii.
"Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku petunjuk, dan berilah aku rezeki."
10. Sujud Kedua
Setelah itu, lakukan sujud kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama persis seperti sujud pertama. Dilakukan dengan tuma'ninah.
11. Duduk Tasyahud Awal
Jika sholat yang dikerjakan lebih dari dua rakaat (Zuhur, Asar, Maghrib, Isya), maka setelah sujud kedua pada rakaat kedua, lakukan duduk Tasyahud Awal. Posisinya sama seperti duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy). Jari telunjuk tangan kanan menunjuk lurus ke arah kiblat, sementara jari-jari lain digenggamkan. Pandangan mata diarahkan ke jari telunjuk tersebut. Bacaan Tasyahud Awal adalah sebagai berikut:
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
At-tahiyyaatu lillaahi wash-shalawaatu wath-thayyibaat. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh.
"Segala penghormatan, sholat, dan kebaikan hanyalah milik Allah. Semoga salam, rahmat, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga salam tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
12. Duduk Tasyahud Akhir
Pada rakaat terakhir, setelah sujud kedua, lakukan duduk Tasyahud Akhir. Posisinya berbeda, yaitu duduk tawarruk. Caranya, kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan telapak kaki kanan ditegakkan. Pantat duduk langsung di lantai. Bacaan yang dibaca adalah bacaan Tasyahud Awal seperti di atas, lalu dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyah.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
Allaahumma shalli 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shallaita 'alaa ibraahiima wa 'alaa aali ibraahim, innaka hamiidum majiid. Allaahumma baarik 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima wa 'alaa aali ibraahim, innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
13. Doa Sebelum Salam
Setelah membaca shalawat, disunnahkan membaca doa untuk memohon perlindungan dari empat perkara:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.
Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qabr, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."
14. Salam
Sholat diakhiri dengan salam. Caranya adalah menoleh ke kanan hingga pipi kanan terlihat dari belakang, sambil mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
As-salaamu 'alaikum wa rahmatullaah.
"Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepada kalian."
Kemudian, menoleh ke kiri hingga pipi kiri terlihat dari belakang, dengan mengucapkan salam yang sama. Ada beberapa riwayat yang menyebutkan tambahan "wa barakaatuh", namun tuntunan yang lebih sering dipraktikkan berdasarkan HPT adalah hingga "wa rahmatullaah".
Dzikir Setelah Sholat Fardhu
Setelah menyelesaikan sholat, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak, melainkan meluangkan waktu untuk berdzikir dan berdoa. Dzikir setelah sholat merupakan amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Berikut adalah susunan dzikir sesuai tuntunan Tarjih Muhammadiyah.
1. Istighfar (3 kali)
Membaca istighfar untuk memohon ampunan atas segala kekurangan dalam sholat dan kehidupan sehari-hari.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullaah.
"Aku memohon ampun kepada Allah."
2. Membaca Doa Pujian untuk Allah
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
Allaahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan) dan dari-Mulah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan."
3. Membaca Tahlil
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Allaahumma laa maani'a limaa a'thaita, wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.
"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu."
4. Tasbih, Tahmid, dan Takbir (masing-masing 33 kali)
Ini adalah dzikir yang sangat masyhur dan memiliki keutamaan besar.
سُبْحَانَ اللهِ
Subhaanallaah (33x)
"Maha Suci Allah."
الْحَمْدُ لِلهِ
Alhamdulillaah (33x)
"Segala puji bagi Allah."
اللهُ أَكْبَرُ
Allaahu Akbar (33x)
"Allah Maha Besar."
5. Menggenapkan menjadi 100
Setelah membaca rangkaian tasbih, tahmid, dan takbir, dzikir tersebut digenapkan menjadi seratus dengan membaca kalimat tahlil berikut satu kali.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
6. Membaca Ayat Kursi
Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255) setelah sholat fardhu memiliki keutamaan yang agung, di mana Rasulullah menyebutkan bahwa tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
7. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas
Dianjurkan membaca tiga surat ini masing-masing satu kali setelah sholat Zuhur, Asar, dan Isya. Adapun setelah sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali. Ini merupakan bentuk permohonan perlindungan kepada Allah.
Demikianlah panduan lengkap mengenai bacaan sholat sesuai dengan tuntunan yang dipedomani oleh Muhammadiyah. Melaksanakan sholat dengan benar dalam gerakan dan bacaan, serta menghayati setiap maknanya, merupakan kunci untuk meraih sholat yang khusyuk dan diterima oleh Allah. Semoga panduan ini bermanfaat dan dapat membantu kita semua dalam menyempurnakan ibadah sholat kita.