Panduan Bacaan Sholat Lengkap Sesuai Tuntunan Muhammadiyah

Ilustrasi gerakan sholat sujud Siluet seseorang sedang dalam posisi sujud dalam sholat.

Pendahuluan: Memahami Sholat Sesuai Sunnah

Sholat adalah tiang agama dan merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Ia adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim yang menjadi pembeda antara seorang mukmin dengan yang lainnya. Melaksanakan sholat dengan benar, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebuah keharusan. Beliau bersabda, "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihatku sholat." (HR. Bukhari). Hadis ini menjadi landasan utama dalam setiap gerakan dan bacaan sholat kita.

Muhammadiyah, melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, senantiasa berusaha untuk mengamalkan ajaran Islam secara murni dengan merujuk langsung kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Al-Maqbulah (Sunnah yang diterima). Prinsip ini tercermin dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) yang menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah dalam beribadah, termasuk dalam tata cara sholat. Panduan ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai bacaan sholat Muhammadiyah, yang dapat diakses dengan mudah layaknya sebuah dokumen PDF digital.

Artikel ini akan menguraikan secara rinci setiap bacaan dalam sholat, mulai dari niat hingga salam, disertai dengan teks Arab, transliterasi latin, dan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Tujuannya adalah untuk memudahkan siapa saja yang ingin mempelajari, menghafal, dan memahami makna di balik setiap lafal yang diucapkan dalam sholat, sehingga ibadah kita menjadi lebih bermakna dan berkualitas.

1. Niat dalam Hati

Niat adalah rukun pertama dan terpenting dalam sholat. Menurut panduan Tarjih Muhammadiyah, niat tempatnya di dalam hati dan tidak dilafalkan (diucapkan). Niat adalah tekad dan kesengajaan hati untuk melaksanakan suatu ibadah, dalam hal ini sholat, semata-mata karena Allah Ta'ala. Ketika seseorang berdiri untuk sholat, kesadaran dalam hatinya bahwa ia akan melaksanakan sholat Fardhu (misalnya, Dzuhur, empat rakaat, menghadap kiblat) sudah dianggap cukup sebagai niat.

Melafalkan niat tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Ibadah sholat dimulai langsung dengan Takbiratul Ihram. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kesadaran penuh dalam hati akan sholat yang akan dikerjakan. Kehadiran hati inilah yang membedakan antara gerakan-gerakan biasa dengan gerakan ibadah yang bernilai di sisi Allah.

2. Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram adalah ucapan "Allahu Akbar" yang menandai dimulainya sholat. Disebut "ihram" karena setelah ucapan ini, diharamkan bagi orang yang sholat untuk melakukan hal-hal di luar gerakan dan bacaan sholat, seperti berbicara atau makan. Gerakannya adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, dengan telapak tangan menghadap kiblat.

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar

Allah Maha Besar.

Makna "Allahu Akbar" sangatlah dalam. Dengan mengucapkannya, kita mengakui kebesaran Allah di atas segalanya. Segala urusan dunia, kekhawatiran, dan kesibukan menjadi kecil di hadapan keagungan-Nya. Ini adalah momen untuk memfokuskan seluruh jiwa dan raga hanya kepada Allah SWT, memulai dialog suci seorang hamba dengan Penciptanya.

3. Doa Iftitah

Setelah Takbiratul Ihram dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada, disunnahkan untuk membaca doa Iftitah. Ada beberapa doa Iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah. Bacaan yang sering digunakan dan menjadi salah satu pilihan utama dalam tuntunan Tarjih Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ. اَللّٰهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللّٰهُمَّ اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsilnii min khathaayaaya bits-tsalji wal maa-i wal barad.

Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun.

Doa ini merupakan permohonan yang luar biasa. Kita meminta kepada Allah untuk dijauhkan sejauh-jauhnya dari dosa, dibersihkan sebersih-bersihnya, dan disucikan dengan cara yang paling murni. Ini menunjukkan kesadaran seorang hamba akan dosa-dosanya dan kebutuhannya yang mutlak akan ampunan Allah sebelum memulai ibadah sholatnya.

4. Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat. Sholat tidak sah tanpa membaca Al-Fatihah di setiap rakaatnya. Bacaan ini dibaca setelah doa Iftitah dan didahului dengan Ta'awudz (A'udzu billahi minasy syaithanir rajim) dan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) secara sirr (tidak dikeraskan).

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Ar-rahmaanir-rahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shiraathal-mustaqiim. Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim ghairil-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhaalliin.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Al-Fatihah adalah inti dari Al-Qur'an. Di dalamnya terkandung pujian kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, pernyataan tauhid dalam ibadah dan permohonan pertolongan, serta doa terpenting seorang hamba: permohonan untuk ditunjukkan jalan yang lurus. Membaca Al-Fatihah dengan tartil dan pemahaman akan maknanya dapat meningkatkan kekhusyukan sholat.

5. Membaca Surat atau Ayat Al-Qur'an

Setelah selesai membaca Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an pada dua rakaat pertama sholat Fardhu. Tidak ada ketentuan surat mana yang harus dibaca, sehingga seorang Muslim bisa membaca surat apa saja yang telah ia hafal. Dianjurkan untuk membaca dengan tartil (perlahan dan jelas) agar dapat merenungkan maknanya.

6. Ruku' dan Bacaannya

Setelah selesai membaca surat, angkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram sambil mengucapkan "Allahu Akbar", kemudian membungkuk untuk ruku'. Posisi ruku' yang sempurna adalah punggung lurus sejajar dengan kepala, dan kedua telapak tangan memegang lutut dengan jari-jari direnggangkan. Gerakan ini harus dilakukan dengan tuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa).

Adapun bacaan ruku' yang menjadi pilihan dalam HPT Muhammadiyah, berdasarkan hadis riwayat Aisyah RA, adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allahummaghfir lii.

Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.

Bacaan ini menggabungkan tasbih (penyucian Allah), tahmid (pujian kepada-Nya), dan istighfar (permohonan ampun). Ini adalah bentuk ketundukan yang sempurna, di mana seorang hamba memuji Tuhannya sambil mengakui kelemahan dan dosanya, lalu memohon ampunan. Bacaan ini dibaca minimal satu kali, namun dianjurkan tiga kali atau lebih dalam hitungan ganjil.

7. I'tidal dan Bacaannya

I'tidal adalah gerakan bangkit dari ruku' untuk kembali berdiri tegak. Gerakan ini dimulai dengan mengangkat kepala sambil mengucapkan:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allaahu liman hamidah.

Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya.

Setelah berdiri tegak sempurna (dengan tuma'ninah), baik sebagai imam, makmum, maupun saat sholat sendirian (munfarid), dilanjutkan dengan membaca pujian:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Rabbanaa wa lakal-hamd, hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih.

Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, pujian yang banyak, yang baik, dan yang diberkahi di dalamnya.

Kalimat "Sami'allahu liman hamidah" adalah penegasan bahwa Allah mendengar setiap pujian hamba-Nya. Kemudian, kita menjawabnya dengan "Rabbana wa lakal-hamd", sebuah pengakuan bahwa segala puji memang hanya milik-Nya. Penambahan pujian selanjutnya menunjukkan rasa syukur yang melimpah dari seorang hamba.

8. Sujud dan Bacaannya

Setelah I'tidal, turun untuk sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Sujud adalah puncak ketundukan seorang hamba, di mana ia meletakkan bagian tubuhnya yang paling mulia (wajah) di tempat yang paling rendah (tanah/lantai). Anggota sujud ada tujuh: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Semua anggota ini harus menempel pada tempat sujud.

Dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, bacaan sujud yang dianjurkan sama dengan bacaan ruku', merujuk pada hadis yang sama dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW memperbanyak membaca doa ini dalam ruku' dan sujudnya.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allahummaghfir lii.

Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.

Sujud adalah momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak doa (selain bacaan sujud di atas) saat sujud, terutama pada sujud terakhir, karena saat itulah doa lebih mustajab.

9. Duduk di Antara Dua Sujud dan Bacaannya

Setelah sujud pertama, bangkit untuk duduk sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Posisi duduk ini disebut duduk iftirasy, yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari menghadap kiblat. Duduk ini juga harus dilakukan dengan tuma'ninah.

Bacaan saat duduk di antara dua sujud adalah doa yang sangat komprehensif, mencakup permohonan ampunan dan berbagai kebaikan dunia dan akhirat.

رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاجْبُرْنِي، وَارْفَعْنِي، وَارْزُقْنِي، وَاهْدِنِي

Rabbighfir lii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii.

Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, dan berilah aku petunjuk.

Mari kita renungkan makna dari setiap permohonan ini:

Setelah membaca doa ini, lakukan sujud kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama seperti sujud pertama.

10. Tasyahud (Tahiyat) Awal

Tasyahud awal dilakukan pada rakaat kedua dalam sholat yang memiliki lebih dari dua rakaat (Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya). Posisinya adalah duduk iftirasy, sama seperti duduk di antara dua sujud. Jari telunjuk tangan kanan diacungkan ke arah kiblat saat membaca syahadat.

Bacaan Tasyahud Awal menurut tuntunan Tarjih Muhammadiyah adalah sebagai berikut, berhenti sampai pada bacaan syahadat.

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّٰهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

At-tahiyyaatu lillaahi wash-shalawaatu wath-thayyibaat. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu wa rasuuluh.

Segala penghormatan, sholat, dan kebaikan hanyalah milik Allah. Semoga salam, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga salam tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Bacaan ini merupakan dialog agung yang terjadi saat peristiwa Isra' Mi'raj antara Allah SWT, Rasulullah SAW, dan para malaikat. Membacanya adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas keesaan Allah serta kerasulan Nabi Muhammad SAW.

11. Tasyahud (Tahiyat) Akhir

Tasyahud akhir dilakukan pada rakaat terakhir setiap sholat. Posisinya adalah duduk tawarruk, yaitu dengan memasukkan kaki kiri ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai (bukan di atas kaki), sementara telapak kaki kanan ditegakkan.

Bacaannya adalah bacaan Tasyahud Awal yang dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyah dan doa perlindungan.

a. Bacaan Tasyahud dan Shalawat

Pertama, membaca bacaan tasyahud seperti pada tasyahud awal, lalu dilanjutkan dengan shalawat kepada Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim.

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّٰهِ ... وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

... 'abduhuu wa rasuuluh. Allaahumma shalli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita 'alaa Ibraahiima wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidum majiid. Wa baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarakta 'alaa Ibraahiima wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidum majiid.

... hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

b. Doa Perlindungan Setelah Tasyahud Akhir

Setelah selesai membaca shalawat, disunnahkan untuk membaca doa memohon perlindungan dari empat perkara, sebelum mengucapkan salam. Ini adalah doa yang sangat penting dan ditekankan oleh Rasulullah SAW.

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil-qabri, wa min fitnatil-mahyaa wal-mamaati, wa min syarri fitnatil-masiihid-dajjaal.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.

Doa ini mencakup perlindungan dari ancaman terbesar yang akan dihadapi manusia: siksa Jahannam, azab kubur yang mengerikan, fitnah (ujian) saat hidup dan menjelang kematian, serta fitnah terbesar di akhir zaman yaitu Dajjal.

12. Salam

Sholat diakhiri dengan salam. Gerakannya adalah menoleh ke kanan hingga pipi kanan terlihat dari belakang, sambil mengucapkan salam. Kemudian menoleh ke kiri hingga pipi kiri terlihat dari belakang, sambil mengucapkan salam yang sama.

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

As-salaamu 'alaikum wa rahmatullaah.

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu.

Salam adalah doa yang kita tujukan kepada malaikat pencatat amal dan sesama Muslim yang sholat di sekitar kita. Ini adalah penutup sholat yang indah, menyebarkan pesan damai dan rahmat setelah selesai berkomunikasi dengan Allah SWT.

Penutup: Menuju Sholat yang Sempurna

Demikianlah uraian lengkap mengenai bacaan sholat sesuai tuntunan Tarjih Muhammadiyah. Memahami setiap lafal dan makna yang terkandung di dalamnya adalah langkah penting untuk mencapai sholat yang khusyuk dan diterima di sisi Allah. Jadikan panduan ini sebagai rujukan, layaknya sebuah file PDF digital yang selalu bisa diakses, untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan kualitas sholat kita.

Ingatlah bahwa sholat bukan sekadar rutinitas gerakan dan ucapan, melainkan sebuah kebutuhan ruhani, momen istimewa untuk berdialog dengan Sang Pencipta. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk dapat mendirikan sholat dengan sebaik-baiknya.

🏠 Kembali ke Homepage