Panduan Dzikir Lengkap Sesudah Sholat
Sholat adalah tiang agama, sebuah momen intim di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Tuhannya. Namun, hubungan spiritual ini tidak seharusnya terputus begitu salam diucapkan. Justru, momen setelah sholat adalah waktu yang sangat istimewa, sebuah gerbang emas untuk melanjutkan dialog, memohon ampunan, dan memupuk kedekatan dengan Allah SWT melalui dzikir sesudah sholat. Amalan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan nutrisi bagi jiwa yang dapat menambal kekurangan dalam sholat kita dan mengangkat derajat kita di sisi-Nya.
Banyak di antara kita yang mungkin tergesa-gesa beranjak setelah sholat fardhu karena tuntutan dunia. Padahal, Rasulullah SAW telah mencontohkan dan mengajarkan betapa berharganya meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir. Ini adalah investasi akhirat yang paling menguntungkan. Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif, mengupas tuntas setiap bacaan dzikir sesudah sholat, lengkap dengan makna mendalam dan keutamaannya, agar kita tidak lagi melihatnya sebagai hafalan semata, melainkan sebagai sebuah kebutuhan ruhani yang menenangkan.
Makna dan Keutamaan Agung Dzikir Sesudah Sholat
Sebelum menyelami lautan bacaan dzikir, penting bagi kita untuk memahami mengapa amalan ini memiliki kedudukan yang begitu tinggi dalam Islam. Dzikir, yang secara harfiah berarti "mengingat", adalah esensi dari ibadah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)
Ayat ini merupakan janji langsung dari Allah. Ketika kita mengingat-Nya, Dia pun akan mengingat kita. Bayangkan, Sang Pencipta alam semesta mengingat kita, hamba-Nya yang lemah. Keutamaan apa lagi yang lebih besar dari ini? Dzikir sesudah sholat menjadi manifestasi nyata dari perintah ini.
Penyempurna Ibadah Sholat
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan sholat kita. Seringkali, pikiran kita melayang ke urusan pekerjaan, keluarga, atau masalah duniawi lainnya saat sedang sholat. Kekhusyukan kita mungkin tidak seratus persen. Dzikir sesudah sholat berfungsi layaknya penambal. Dengan beristighfar, memuji-Nya, dan mengagungkan nama-Nya, kita memohon agar segala kekurangan dan kelalaian dalam sholat kita diampuni dan disempurnakan oleh Allah SWT. Ini adalah bentuk kerendahan hati seorang hamba yang menyadari ketidaksempurnaannya di hadapan Sang Maha Sempurna.
Benteng dari Gangguan Setan
Setan tidak pernah berhenti menggoda manusia. Setelah gagal mengganggu kita di dalam sholat, ia akan berusaha merusak pahala sholat kita di luarnya. Dzikir sesudah sholat, terutama dengan membaca Ayat Kursi dan tiga surah pelindung (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas), adalah perisai gaib yang kokoh. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membaca Ayat Kursi setelah setiap sholat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian. Ini menunjukkan betapa kuatnya perlindungan yang diberikan melalui amalan ini.
Sumber Ketenangan Jiwa (Sakinah)
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh tekanan, banyak jiwa yang merasa hampa dan gelisah. Allah SWT memberikan solusi yang paling efektif dalam firman-Nya:
"...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)
Ini bukan sekadar kalimat motivasi, melainkan sebuah hukum ilahi. Ketika lisan dan hati kita basah dengan dzikrullah, getaran-getaran positif akan mengalir ke seluruh jiwa, mengusir kegelisahan, meredakan kecemasan, dan menghadirkan ketenangan yang hakiki. Duduk sejenak setelah sholat untuk berdzikir adalah sesi terapi ruhani yang tidak ternilai harganya.
Peluang Diampuninya Dosa-Dosa
Salah satu hadiah terbesar dari amalan dzikir sesudah sholat adalah ampunan dosa. Dalam sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang di setiap akhir sholat membaca tasbih (Subhanallah) 33 kali, tahmid (Alhamdulillah) 33 kali, dan takbir (Allahu Akbar) 33 kali, itu semua berjumlah 99, lalu ia menggenapkannya menjadi 100 dengan membaca 'Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir', maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)
Hadits ini adalah kabar gembira yang luar biasa. Dengan amalan yang relatif singkat dan ringan, Allah menjanjikan pengampunan dosa yang begitu besar. Ini adalah bukti kasih sayang Allah yang tak terbatas kepada hamba-hamba-Nya yang mau meluangkan waktu untuk mengingat-Nya.
Urutan Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu (Lengkap)
Berikut adalah urutan bacaan dzikir yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW setelah menyelesaikan sholat fardhu. Urutan ini disusun berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih, disertai dengan bacaan Arab, transliterasi Latin, terjemahan, dan penjelasan maknanya agar kita dapat meresapinya dengan lebih dalam.
1. Istighfar (Memohon Ampunan) - Dibaca 3 Kali
Langkah pertama setelah salam adalah merendahkan diri dan memohon ampunan kepada Allah. Ini adalah adab seorang hamba yang menyadari bahwa ibadahnya mungkin masih jauh dari sempurna.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Makna Mendalam: Dengan mengucapkan istighfar, kita mengakui segala kekurangan kita. Kita mengakui keagungan Allah (Al-'Adzim), keesaan-Nya, serta dua sifat-Nya yang fundamental: Al-Hayyu (Maha Hidup), sumber dari segala kehidupan, dan Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri), yang mengurus segala sesuatu tanpa butuh bantuan. Kalimat "wa atuubu ilaih" (dan aku bertaubat kepada-Nya) adalah komitmen untuk kembali ke jalan-Nya dan menyesali segala kesalahan.
2. Pujian dan Permohonan Keselamatan
Setelah memohon ampun, kita memuji Allah sebagai sumber kedamaian dan keselamatan.
اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Sejahtera), dan dari-Mulah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."
Makna Mendalam: As-Salaam adalah salah satu Asmaul Husna, yang berarti Allah adalah sumber dari segala kedamaian dan terbebas dari segala aib dan kekurangan. "Wa minkas salaam" menegaskan bahwa setiap ketenangan dan keselamatan yang kita rasakan di dunia ini berasal dari-Nya. "Tabaarakta" berarti Maha Suci dan Maha Tinggi keberkahan-Nya. Akhirnya, kita menutupnya dengan memanggil-Nya "Yaa Dzal Jalaali wal Ikraam", wahai Pemilik segala Keagungan yang membuat kita tunduk dan Pemilik segala Kemuliaan yang membuat kita berharap pada-Nya.
3. Kalimat Tauhid Utama
Ini adalah inti dari akidah seorang muslim, sebuah deklarasi agung yang menegaskan keesaan Allah. Seringkali dibaca setelah doa di atas, atau digabungkan nanti untuk menggenapi hitungan 100.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Makna Mendalam: Kalimat ini adalah fondasi. "Laa ilaaha illallah" menafikan semua sesembahan dan menegaskan hanya Allah yang berhak disembah. "Wahdahu laa syariika lah" memperkuat keesaan-Nya, tanpa ada sekutu dalam bentuk apapun. "Lahul mulku" menyatakan bahwa seluruh kerajaan, kekuasaan, dan kepemilikan di alam semesta ini mutlak milik-Nya. "Wa lahul hamdu" menegaskan bahwa hanya Dia yang berhak atas segala bentuk pujian yang sempurna. Dan "wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir" adalah pengakuan atas kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
4. Doa Perlindungan dan Kepasrahan
Dzikir ini mengajarkan kita konsep tawakal yang sesungguhnya.
اَللّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Allahumma laa maani'a limaa a'thaita, wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.
"Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Dan tidaklah bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu."
Makna Mendalam: Doa ini adalah penyerahan total. Kita mengakui bahwa jika Allah berkehendak memberi kita sesuatu (rezeki, kesehatan, ilmu), tidak ada satu kekuatan pun di alam semesta yang bisa mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah menahan sesuatu dari kita, tidak ada seorang pun yang mampu memberikannya. Bagian akhir, "wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu", adalah pengingat keras bahwa status, kekayaan, pangkat, atau koneksi duniawi tidak akan berguna sedikit pun di hadapan kekuasaan dan keputusan Allah. Yang bermanfaat hanyalah amal shalih dan ketakwaan.
Rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Takbir
Ini adalah bagian inti dari dzikir yang memiliki keutamaan luar biasa, yaitu janji ampunan dosa sebanyak buih di lautan. Dilakukan dengan membaca masing-masing kalimat sebanyak 33 kali.
5. Membaca Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) - 33 Kali
Subhanallah (Maha Suci Allah).
Makna Mendalam: Mengucapkan "Subhanallah" bukan sekadar rutinitas. Ini adalah tindakan menyucikan Allah dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya. Kita menyatakan bahwa Allah suci dari sifat lelah, lupa, butuh, punya anak, punya sekutu, dan segala kekurangan lainnya. Ini adalah pembersihan konsep ketuhanan dalam pikiran kita, mengembalikan-Nya pada posisi yang Maha Sempurna dan Maha Suci, jauh di atas imajinasi dan persepsi manusia.
6. Membaca Tahmid (اَلْحَمْدُ لِلهِ) - 33 Kali
Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah).
Makna Mendalam: "Alhamdulillah" lebih dari sekadar "terima kasih". Partikel "Al-" di awal menunjukkan arti "seluruh" atau "segala". Jadi, artinya adalah segala jenis pujian, baik yang telah kita ucapkan, yang sedang diucapkan, maupun yang akan diucapkan oleh seluruh makhluk, pada hakikatnya hanya pantas ditujukan kepada Allah. Kita memuji-Nya atas nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat nafas, dan triliunan nikmat lain yang takkan pernah bisa kita hitung. Ini adalah pengakuan bahwa setiap kebaikan berasal dari-Nya.
7. Membaca Takbir (اَللهُ أَكْبَرُ) - 33 Kali
Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Makna Mendalam: "Allahu Akbar" adalah proklamasi. Kita menyatakan bahwa Allah lebih besar dari apapun juga. Dia lebih besar dari masalah kita, lebih besar dari ketakutan kita, lebih besar dari ambisi kita, lebih besar dari jabatan kita, lebih besar dari seluruh dunia dan isinya. Kalimat ini mengembalikan perspektif, membuat semua urusan duniawi terasa kecil di hadapan Keagungan Allah. Ini adalah sumber kekuatan dan keberanian, karena kita bersandar pada Dzat Yang Maha Besar.
8. Menggenapkan Menjadi 100
Setelah menyelesaikan rangkaian 33-33-33, kita menggenapkannya menjadi seratus dengan membaca kalimat tauhid sekali lagi.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Inilah penyempurna yang mendatangkan fadhilah agung berupa ampunan dosa sebanyak buih di lautan, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim.
Bacaan Tambahan Sesuai Sunnah
Selain rangkaian dzikir utama di atas, terdapat beberapa amalan bacaan lain yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena keutamaannya yang luar biasa.
9. Membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) - 1 Kali
Ayat Kursi adalah ayat teragung di dalam Al-Qur'an. Keutamaannya sangat besar, terutama saat dibaca setelah sholat fardhu.
اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Keutamaan: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani). Ini berarti, ia berada dalam jaminan perlindungan Allah hingga sholat berikutnya, dan jika ia wafat, surga menantinya. Ayat ini adalah rangkuman sifat-sifat keagungan Allah yang paling komprehensif.
10. Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas - Masing-masing 1 Kali
Tiga surah ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surah-surah perlindungan). Membacanya setelah sholat adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali.
Surah Al-Ikhlas: Menegaskan kemurnian tauhid dan keesaan Allah, yang pahalanya setara dengan sepertiga Al-Qur'an.
Surah Al-Falaq: Memohon perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan makhluk, dari kejahatan malam, dari sihir, dan dari kejahatan orang yang hasad.
Surah An-Nas: Memohon perlindungan kepada Allah sebagai Raja, Sesembahan, dan Tuhan manusia, dari bisikan jahat setan yang tersembunyi, baik dari golongan jin maupun manusia.
Menutup dengan Doa Pribadi
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian wirid dan dzikir, inilah saat yang paling mustajab untuk memanjatkan doa. Angkatlah kedua tangan, rendahkan hati, dan sampaikan segala hajat, keluh kesah, dan permohonan kita kepada Allah SWT. Ini adalah momen dialog yang sangat personal. Mulailah doa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu sampaikanlah isi hati kita.
Beberapa doa yang ma'tsur (berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah) yang baik untuk dipanjatkan antara lain:
- Doa Sapu Jagat: "Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar." (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka).
- Doa untuk Orang Tua: "Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa." (Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil).
- Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal: "Allahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan." (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima). Ini khususnya sangat baik dibaca setelah sholat Subuh.
Jangan ragu untuk berdoa menggunakan bahasa sendiri, karena Allah Maha Mengetahui isi hati setiap hamba-Nya. Sampaikanlah dengan penuh keyakinan dan harapan.
Adab dalam Berdzikir
Untuk memaksimalkan manfaat spiritual dari dzikir, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan:
- Khusyuk dan Hadir Hati: Usahakan agar hati dan pikiran fokus pada apa yang diucapkan. Jangan biarkan lisan bergerak tanpa diikuti oleh perenungan hati.
- Memahami Makna: Mengetahui arti dari setiap kalimat dzikir akan membuat amalan ini lebih meresap ke dalam jiwa.
- Tidak Tergesa-gesa: Ucapkan setiap lafal dengan jelas (tartil). Beri jeda sejenak antar kalimat untuk merenungi maknanya.
- Merendahkan Suara: Dzikir adalah dialog intim, tidak perlu dikeraskan hingga mengganggu orang lain, kecuali dalam konteks dzikir bersama yang dipimpin oleh imam.
- Istiqamah (Konsisten): Menjadikan dzikir sesudah sholat sebagai kebiasaan rutin yang tidak pernah ditinggalkan adalah kunci untuk merasakan buahnya. Sedikit tapi konsisten lebih baik daripada banyak tapi jarang.
Kesimpulan: Investasi Abadi Setelah Sholat
Dzikir sesudah sholat bukanlah sekadar pelengkap, melainkan sebuah kebutuhan dan bagian tak terpisahkan dari ibadah sholat itu sendiri. Ia adalah jembatan yang menghubungkan kewajiban ritual dengan kehidupan spiritual sehari-hari. Ia adalah momen untuk mengisi ulang energi iman, menenangkan jiwa yang gundah, memohon ampunan atas segala dosa, dan membentengi diri dari segala keburukan.
Mari kita niatkan dengan sungguh-sungguh untuk tidak lagi tergesa-gesa meninggalkan sajadah setelah salam. Luangkanlah waktu beberapa menit yang sangat berharga ini untuk berinvestasi bagi kebahagiaan dunia dan akhirat kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkan sunnah yang mulia ini dengan istiqamah, sehingga hati kita senantiasa basah dengan mengingat-Nya.