Tidur adalah salah satu nikmat agung yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Ia adalah momen istirahat bagi jiwa dan raga setelah seharian beraktivitas. Namun, dalam pandangan Islam, tidur bukan sekadar aktivitas biologis. Ia adalah sebuah perjalanan singkat di mana ruh terlepas sementara dari jasad, sebuah "kematian kecil". Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum tidur sebagaimana ia mempersiapkan diri untuk sebuah perjalanan, yakni dengan doa dan adab yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mengamalkan doa mau tidur latin dan adab-adabnya adalah cara kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta, memohon perlindungan dari segala keburukan saat kita berada dalam kondisi tak berdaya.
Amalan sebelum tidur ini bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk ibadah yang sarat makna. Dengan membiasakannya, kita mengubah waktu istirahat menjadi ladang pahala, memperkuat ikatan spiritual, dan memastikan bahwa akhir dari hari kita ditutup dengan mengingat Allah SWT. Mari kita selami lebih dalam doa-doa dan adab yang mulia ini.
Doa Mau Tidur yang Paling Utama
Doa yang paling masyhur dan paling sering diajarkan sejak kecil adalah doa yang singkat namun memiliki makna yang sangat mendalam. Doa ini diriwayatkan dalam banyak hadis shahih, salah satunya dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu.
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
Bismika Allahumma ahya wa bismika amut.
Artinya: "Dengan nama-Mu, ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati."
Makna Mendalam di Balik Doa Singkat Ini
Sekilas, doa ini tampak sederhana. Namun, jika direnungkan, kalimatnya mengandung pengakuan total seorang hamba atas kekuasaan Allah SWT atas hidup dan matinya. Mari kita bedah maknanya:
- Bismika (Dengan nama-Mu): Memulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah adalah ajaran fundamental dalam Islam. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa segala kekuatan dan kemampuan berasal dari-Nya. Saat kita hendak tidur, kita seolah berkata, "Ya Allah, aku memulai istirahatku ini dengan memohon perlindungan dan keberkahan dari nama-Mu."
- Allahumma (Ya Allah): Panggilan yang penuh kelembutan dan kedekatan kepada Sang Khalik. Ini menunjukkan kerendahan hati seorang hamba yang sedang memohon kepada Tuhannya.
- Ahya (Aku hidup): Kata "hidup" di sini merujuk pada kehidupan yang kita jalani saat terjaga. Dengan mengucapkan ini, kita mengakui bahwa kemampuan kita untuk bangun dan beraktivitas di pagi hari nanti sepenuhnya adalah atas izin dan kehendak Allah.
- Wa Bismika Amut (Dan dengan nama-Mu aku mati): Tidur diibaratkan sebagai "mati sementara" atau "kematian kecil". Ruh kita seakan berpisah sementara dari jasad. Dengan kalimat ini, kita memasrahkan jiwa dan raga kita sepenuhnya kepada Allah selama tidur. Kita memohon agar Allah menjaga ruh kita jika Ia menakdirkan kita untuk tidak bangun lagi, dan mengembalikannya dengan selamat jika kita masih diberi kesempatan untuk hidup.
Doa ini adalah deklarasi tauhid yang sempurna sebelum menutup hari. Ia mengingatkan kita bahwa kendali mutlak atas kehidupan dan kematian ada di tangan Allah semata. Ini menanamkan rasa tenang dan pasrah, menghilangkan kecemasan dan ketakutan akan kegelapan malam.
Adab-Adab Penting Sebelum Tidur Sesuai Sunnah
Selain membaca doa utama, Rasulullah SAW juga mengajarkan serangkaian adab atau etiket yang sebaiknya dilakukan sebelum tidur. Adab-adab ini bukan hanya bernilai pahala, tetapi juga memiliki hikmah yang luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental.
1. Berwudhu Seperti Wudhu untuk Shalat
Salah satu amalan yang sangat ditekankan adalah berwudhu sebelum tidur. Hal ini didasarkan pada hadis dari Al-Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringanmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat..." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hikmah Berwudhu Sebelum Tidur:
- Kesucian Spiritual: Tidur dalam keadaan suci akan membuat ruh kita lebih dekat dengan Allah. Dikatakan bahwa malaikat akan menyertai dan mendoakan orang yang tidur dalam keadaan suci hingga ia terbangun.
- Perlindungan dari Gangguan: Keadaan suci menjadi benteng dari gangguan setan dan mimpi buruk.
- Persiapan Menghadap Allah: Jika takdir menentukan kita wafat dalam tidur, maka kita wafat dalam keadaan suci, sebuah kondisi yang sangat mulia.
- Manfaat Kesehatan: Secara medis, membersihkan wajah, tangan, dan kaki sebelum tidur dapat menghilangkan kotoran dan bakteri, membuat tubuh lebih rileks dan segar, serta meningkatkan kualitas tidur.
2. Membersihkan Tempat Tidur (Mengibaskan Sprei)
Rasulullah SAW mencontohkan untuk mengibaskan atau membersihkan tempat tidur sebelum berbaring. Caranya adalah dengan menggunakan ujung sarung atau kain lainnya sambil membaca basmalah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi SAW bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil ujung sarungnya lalu mengibaskan tempat tidurnya dengan ujung sarungnya itu dan menyebut nama Allah (membaca Bismillah), karena ia tidak tahu apa yang ditinggalkannya di tempat tidurnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hikmah Membersihkan Tempat Tidur:
- Kebersihan dan Kesehatan: Secara harfiah, amalan ini memastikan tempat tidur kita bersih dari debu, kotoran, atau bahkan serangga dan hewan kecil berbahaya yang mungkin bersembunyi di sana.
- Perlindungan Ghaib: Selain perlindungan fisik, amalan ini juga diyakini dapat mengusir hal-hal ghaib yang mungkin menempati tempat tidur kita.
3. Berbaring pada Sisi Kanan
Posisi tidur yang dianjurkan oleh sunnah adalah berbaring miring ke sisi kanan. Setelah membersihkan tempat tidur, Rasulullah SAW akan berbaring di atas sisi tubuhnya yang kanan.
Dalam lanjutan hadis Al-Bara' bin 'Azib di atas, disebutkan, "...kemudian berbaringlah di atas sisimu yang kanan."
Hikmah Tidur di Sisi Kanan:
- Baik untuk Jantung: Posisi ini mengurangi beban pada jantung, karena posisi jantung yang berada di sisi kiri tidak tertindih oleh organ lain. Hal ini membuat sirkulasi darah lebih lancar.
- Baik untuk Pencernaan: Lambung berada dalam posisi yang ideal untuk mengosongkan isinya ke usus, sehingga proses pencernaan berjalan lebih baik dan mengurangi risiko naiknya asam lambung.
- Mengistirahatkan Otak Kiri: Dengan posisi miring ke kanan, otak kiri yang lebih dominan untuk aktivitas berpikir dan logika dapat beristirahat lebih optimal.
Posisi tidur yang tidak dianjurkan adalah tengkurap. Nabi SAW menyebutnya sebagai posisi tidur yang dibenci oleh Allah dan merupakan posisi tidurnya para penghuni neraka.
4. Membaca Dzikir dan Surah-Surah Perlindungan
Setelah berbaring, Rasulullah SAW tidak langsung tidur. Beliau akan menyempurnakan persiapan tidurnya dengan membaca serangkaian dzikir dan surah-surah Al-Qur'an sebagai benteng perlindungan.
a. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi dikenal sebagai ayat teragung dalam Al-Qur'an. Keutamaannya sangat besar, terutama saat dibaca sebelum tidur. Dari Abu Hurairah, diceritakan bahwa siapa yang membacanya sebelum tidur, maka ia akan senantiasa dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi hari.
Latin Ayat Kursi:
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
b. Membaca Tiga Surah Terakhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)
Amalan ini juga merupakan sunnah yang rutin dilakukan oleh Nabi SAW. Caranya adalah dengan menyatukan kedua telapak tangan, lalu membaca ketiga surah tersebut (masing-masing satu kali), kemudian meniupkan ke kedua telapak tangan dan mengusapkannya ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh. Ini diulangi sebanyak tiga kali.
Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan:
"Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan 'Qul huwallahu ahad', 'Qul a'udzu birobbil falaq', dan 'Qul a'udzu birobbin naas'. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali." (HR. Bukhari).
Ketiga surah ini, yang dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, adalah surah-surah perlindungan dari segala macam kejahatan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, termasuk sihir, hasad, dan gangguan setan.
c. Membaca Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah (Ayat 285-286)
Keutamaan membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah di malam hari sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Para ulama menafsirkan kata "mencukupinya" dengan berbagai makna, di antaranya: mencukupinya dari segala keburukan dan gangguan, mencukupinya dari qiyamul lail (shalat malam), atau melindunginya dari setan.
Latin Dua Ayat Terakhir Al-Baqarah:
Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal-mu'minuun, kullun aamana billaahi wa malaa'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal-mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu'aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa, rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal-ladziina min qablinaa, rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih, wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal-qaumil-kaafiriin.
Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Doa-Doa Lain Sebelum Tidur
Selain bacaan-bacaan di atas, terdapat beberapa variasi doa lain yang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mengamalkannya akan menambah perbendaharaan dzikir dan pahala kita.
Doa Memohon Perlindungan dari Azab
Doa ini juga dianjurkan dibaca sambil berbaring di sisi kanan dan meletakkan telapak tangan kanan di bawah pipi kanan.
اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Allahumma qinii 'adzaabaka yauma tab'atsu 'ibaadak.
Artinya: "Ya Allah, lindungilah aku dari azab-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu." (Dibaca 3 kali).
Doa ini mengingatkan kita akan hari kebangkitan dan pentingnya memohon perlindungan dari siksa Allah, menjadikan tidur kita sebagai momen introspeksi dan pengingat akan akhirat.
Dzikir Tasbih, Tahmid, dan Takbir
Dzikir ini memiliki kisah yang mengharukan. Ia diajarkan oleh Nabi SAW kepada putrinya, Fatimah, dan menantunya, Ali bin Abi Thalib, ketika mereka datang meminta seorang pembantu karena lelahnya pekerjaan rumah tangga. Rasulullah SAW bersabda bahwa amalan ini lebih baik dari seorang pembantu.
- Membaca Subhanallah (Maha Suci Allah) sebanyak 33 kali.
- Membaca Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah) sebanyak 33 kali.
- Membaca Allahu Akbar (Allah Maha Besar) sebanyak 34 kali.
Mengamalkan dzikir ini sebelum tidur diyakini dapat memberikan kekuatan fisik dan menghilangkan rasa lelah keesokan harinya, selain pahalanya yang sangat besar.
Doa Ketika Terbangun di Malam Hari atau Mengalami Mimpi Buruk
Terkadang, tidur kita terganggu di tengah malam. Entah karena terbangun tiba-tiba, gelisah, atau mengalami mimpi buruk. Islam juga memberikan tuntunan untuk kondisi ini.
Jika Mengalami Mimpi Buruk
- Meludah ringan ke kiri sebanyak tiga kali.
- Membaca ta'awudz: A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).
- Mengubah posisi tidur.
- Jangan menceritakan mimpi buruk tersebut kepada siapa pun.
Amalan ini bertujuan untuk menolak gangguan setan yang seringkali menjadi sumber mimpi buruk dan untuk menenangkan hati.
Jika Terbangun di Tengah Malam
Bagi yang terbangun di malam hari, ada doa khusus yang jika dibaca, maka doanya setelah itu akan dikabulkan oleh Allah SWT.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Alhamdulillaah, wa subhaanallaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Artinya: "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Setelah membaca doa ini, seseorang bisa memanjatkan permohonan apa pun atau beristighfar, dan jika ia berwudhu lalu shalat, maka shalatnya akan diterima.
Penutup: Jangan Lupa Doa Bangun Tidur
Sebagaimana kita memulai tidur dengan doa, kita juga mengakhiri istirahat kita dengan bersyukur kepada Allah yang telah membangunkan kita kembali. Ini adalah siklus dzikir yang sempurna.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Alhamdulillahilladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur.
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami akan dibangkitkan."
Doa ini adalah pengakuan bahwa bangun dari tidur adalah sebuah bentuk kehidupan baru, sebuah kesempatan baru yang diberikan Allah. Kalimat "dan kepada-Nya lah kami akan dibangkitkan" adalah pengingat harian tentang hari kebangkitan yang sesungguhnya kelak.
Dengan mengamalkan seluruh rangkaian doa mau tidur latin dan adab-adabnya, kita telah mengubah aktivitas tidur kita dari sekadar kebutuhan biologis menjadi sebuah ibadah yang agung. Kita menyerahkan diri kita dalam penjagaan Allah di malam hari dan bangun di pagi hari dengan kesadaran penuh sebagai hamba-Nya, siap untuk memulai hari yang baru dengan semangat dan perlindungan dari-Nya.