يس
Kaligrafi Surat Yasin dalam ornamen geometris
Kaligrafi Islam dan Ornamen Geometris yang melambangkan spiritualitas

Panduan Yasin dan Tahlil Latin Lengkap

Membaca Surat Yasin dan melantunkan tahlil merupakan amalan yang sangat mengakar dalam tradisi Muslim di Indonesia. Keduanya sering dibaca pada berbagai kesempatan, terutama saat malam Jumat, mendoakan orang yang telah meninggal dunia, atau dalam majelis-majelis zikir. Artikel ini menyediakan bacaan lengkap yasin dan tahlil latin beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan siapa saja yang ingin mengamalkannya, terutama bagi mereka yang belum lancar membaca tulisan Arab.

Dengan adanya transliterasi Latin, diharapkan amalan mulia ini dapat diakses oleh lebih banyak orang, sehingga keutamaan dan keberkahannya dapat dirasakan secara lebih luas. Mari kita mulai dengan niat yang tulus karena Allah SWT.

Bacaan Lengkap Surat Yasin (Latin dan Artinya)

Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an dan terdiri dari 83 ayat. Surat ini dikenal sebagai "jantung Al-Qur'an" dan memiliki banyak keutamaan bagi yang membacanya. Berikut adalah bacaan lengkap Surat Yasin dalam tulisan Latin dan terjemahan Bahasa Indonesia.

Ayat 1 - 9

1. Yaa siin.
2. Wal qur'aanil hakiim.
3. Innaka laminal mursaliin.
4. 'Alaa shiraathim mustaqiim.
5. Tanziilal 'aziizir rahiim.
6. Litundzira qaumam maa undzira aabaa-uhum fahum ghaafiluun.
7. Laqad haqqal qaulu 'alaa aktsarihim fahum laa yu'minuun.
8. Innaa ja'alnaa fii a'naaqihim aghlaalan fa hiya ilal adzqaani fahum muqmahuun.
9. Wa ja'alnaa mim baini aidiihim saddaw wa min khalfihim saddan fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruun.

1. Yaa Siin.
2. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah.
3. Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul.
4. (yang berada) di atas jalan yang lurus.
5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.
6. Agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
7. Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
8. Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
9. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

Ayat-ayat pembuka ini menegaskan kebenaran Al-Qur'an dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Allah menggambarkan kondisi orang-orang kafir yang hatinya tertutup dari kebenaran, seolah-olah mereka terbelenggu dan tidak mampu melihat jalan yang lurus.

Ayat 10 - 21

10. Wa sawaa-un 'alaihim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu'minuun.
11. Innamaa tundziru manittaba'adz dzikra wa khasyiyar rahmaana bil ghaib, fa basysyirhu bi maghfiratin wa ajrin kariim.
12. Innaa nahnu nuhyil mautaa wa naktubu maa qaddamuu wa aatsaarahum, wa kulla syai-in ahshainaahu fii imaamim mubiin.
13. Wadhrib lahum matsalan ash-haabal qaryah, idz jaa-ahal mursaluun.
14. Idz arsalnaa ilaihimuts naini fa kadzdzabuuhumaa fa 'azzaznaa bi tsaalitsin fa qaaluu innaa ilaikum mursaluun.
15. Qaaluu maa antum illaa basyarum mitslunaa wa maa anzalar rahmaanu min syai-in in antum illaa takdzibuun.
16. Qaaluu rabbunaa ya'lamu innaa ilaikum lamursaluun.
17. Wa maa 'alainaa illal balaaghul mubiin.
18. Qaaluu innaa tathayyarnaa bikum la-il lam tantahuu lanarjumannakum wa layamassannakum minnaa 'adzaabun aliim.
19. Qaaluu thaa-irukum ma'akum, a-in dzukkirtum, bal antum qaumum musrifuun.
20. Wa jaa-a min aqshal madiinati rajuluy yas'aa qaala yaa qaumit tabi'ul mursaliin.
21. Ittabi'uu mal laa yas-alukum ajraw wa hum muhtaduun.

10. Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga.
11. Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sekalipun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
12. Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
13. Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka.
14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”
15. Mereka menjawab, “Kamu ini tidak lain hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”
16. Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepadamu.
17. Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”
18. Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
19. Mereka (utusan-utusan itu) berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
20. Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.
21. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Bagian ini menceritakan kisah penduduk sebuah negeri yang menolak para utusan Allah. Kisah ini menjadi pelajaran tentang kesombongan dan akibat dari penolakan terhadap kebenaran. Terdapat pula seorang lelaki beriman yang datang untuk membela para utusan, menunjukkan bahwa selalu ada hamba Allah yang teguh di jalan-Nya.

Ayat 22 - 32

22. Wa maa liya laa a'budul ladzii fatharanii wa ilaihi turja'uun.
23. A-attakhidzu min duunihii aalihatan iy yuridnir rahmaanu bidhurril laa tughni 'annii syafaa'atuhum syai-aw wa laa yunqidzuun.
24. Innii idzal lafii dhalaalim mubiin.
25. Innii aamantu birabbikum fasma'uun.
26. Qiiladkhulil jannah, qaala yaa laita qaumii ya'lamuun.
27. Bimaa ghafara lii rabbii wa ja'alanii minal mukramiin.
28. Wa maa anzalnaa 'alaa qaumihii mim ba'dihii min jundim minas samaa-i wa maa kunnaa munziliin.
29. In kaanat illaa shaihataw waahidatan fa idzaa hum khaamiduun.
30. Yaa hasratan 'alal 'ibaad, maa ya'tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihii yastahzi-uun.
31. Alam yarau kam ahlaknaa qablahum minal quruuni annahum ilaihim laa yarji'uun.
32. Wa in kullul lammaa jamii'ul ladainaa muhdharuun.

22. Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
23. Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, niscaya pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.
24. Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.
25. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku.”
26. Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,
27. apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”
28. Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya.
29. Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati.
30. Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tidak datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
31. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa (orang-orang yang telah binasa) itu tidak kembali kepada mereka.
32. Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami.

Lanjutan kisah lelaki beriman yang tetap teguh dalam keyakinannya meski diancam oleh kaumnya. Ia mati syahid dan langsung dimasukkan ke dalam surga. Kaumnya yang durhaka kemudian dibinasakan oleh Allah dengan satu suara yang mengguntur. Ini menjadi peringatan keras tentang akhir dari kesombongan dan kekafiran.

Ayat 33 - 44

33. Wa aayatul lahumul ardhul maitah, ahyainaahaa wa akhrajnaa minhaa habban fa minhu ya'kuluun.
34. Wa ja'alnaa fiihaa jannaatim min nakhiilin wa a'naabin wa fajjarnaa fiihaa minal 'uyuun.
35. Liya'kuluu min tsamarihii wa maa 'amilat-hu aidiihim, afalaa yasykuruun.
36. Subhaanal ladzii khalaqal azwaaja kullahaa mimmaa tumbitul ardhu wa min anfusihim wa mimmaa laa ya'lamuun.
37. Wa aayatul lahumul lail, naslakhu minhun nahaara fa idzaa hum muzhlimuun.
38. Was syamsu tajrii limustaqarril lahaa, dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliim.
39. Wal qamara qaddarnaahu manaazila hattaa 'aada kal 'urjuunil qadiim.
40. Las syamsu yambaghii lahaa an tudrikal qamara wa lal lailu saabiqun nahaar, wa kullun fii falakiy yasbahuun.
41. Wa aayatul lahum annaa hamalnaa dzurriyyatahum fil fulkil masyhuun.
42. Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii maa yarkabuun.
43. Wa in nasya' nughriqhum fa laa shariikha lahum wa laa hum yunqadzuun.
44. Illaa rahmatam minnaa wa mataa'an ilaa hiin.

33. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.
34. Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air.
35. Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
36. Maha Suci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
37. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan.
38. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.
39. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
40. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan.
42. Dan Kami ciptakan untuk mereka dari jenisnya apa yang mereka kendarai.
43. Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka; maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.
44. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu.

Pada bagian ini, Allah SWT menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Mulai dari bumi yang dihidupkan, penciptaan segala sesuatu berpasangan, peredaran matahari dan bulan yang teratur, hingga kapal yang berlayar di lautan. Semua ini adalah bukti nyata akan kekuasaan Allah yang seharusnya membuat manusia bersyukur dan beriman.

Ayat 45 - 54

45. Wa idzaa qiila lahumuttaquu maa baina aidiikum wa maa khalfakum la'allakum turhamuun.
46. Wa maa ta'tiihim min aayatim min aayaati rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridhiin.
47. Wa idzaa qiila lahum anfiquu mimmaa razaqakumullaah, qaalal ladziina kafaruu lil ladziina aamanuu anuth'imu mal lau yasyaa-ullaahu ath'amah, in antum illaa fii dhalaalim mubiin.
48. Wa yaquuluuna mataa haadzal wa'du in kuntum shaadiqiin.
49. Maa yanzhuruuna illaa shaihataw waahidatan ta'khudzuhum wa hum yakhishshimuun.
50. Fa laa yastathii'uuna taushiyataw wa laa ilaa ahlihim yarji'uun.
51. Wa nufikha fish shuuri fa idzaa hum minal ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun.
52. Qaaluu yaa wailanaa mam ba'atsanaa mim marqadinaa, haadzaa maa wa'adar rahmaanu wa shadaqal mursaluun.
53. In kaanat illaa shaihataw waahidatan fa idzaa hum jamii'ul ladainaa muhdharuun.
54. Fal yauma laa tuzhlamu nafsun syai-aw wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta'maluun.

45. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang agar kamu mendapat rahmat,” (niscaya mereka tidak mengindahkannya).
46. Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.
47. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
48. Dan mereka berkata, “Kapankah janji (hari kebangkitan) itu (akan datang), jika kamu orang yang benar?”
49. Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
50. Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.
51. Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup) menuju kepada Tuhannya.
52. Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).
53. Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).
54. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat-ayat ini menggambarkan keengganan orang kafir menerima nasihat dan peringatan. Mereka bahkan menantang datangnya hari kiamat. Allah kemudian menjelaskan betapa dahsyatnya hari kebangkitan, saat sangkakala ditiup dan semua manusia akan dibangkitkan dari kubur untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Keadilan Allah akan ditegakkan tanpa ada seorang pun yang dizalimi.

Ayat 55 - 68

55. Inna ash-haabal jannatil yauma fii syughulin faakihuun.
56. Hum wa azwaajuhum fii zhilaalin 'alal araa-iki muttaki-uun.
57. Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa yadda'uun.
58. Salaamun qaulam mir rabbir rahiim.
59. Wamtaazul yauma ayyuhal mujrimuun.
60. Alam a'had ilaikum yaa banii aadama al laa ta'budusy syaithaan, innahuu lakum 'aduwwum mubiin.
61. Wa ani'buduunii, haadzaa shiraathum mustaqiim.
62. Wa laqad adhalla minkum jibillan katsiiraa, afalam takuunuu ta'qiluun.
63. Haadzihii jahannamul latii kuntum tuu'aduun.
64. Ishlauhal yauma bimaa kuntum takfuruun.
65. Al yauma nakhtimu 'alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun.
66. Wa lau nasyaa-u lathamasnaa 'alaa a'yunihim fastabaqush shiraatha fa annaa yubshiruun.
67. Wa lau nasyaa-u lamasakhnaahum 'alaa makaanatihim famas tathaa'uu mudhiyyaw wa laa yarji'uun.
68. Wa man nu'ammirhu nunakkishu fil khalq, afalaa ya'qiluun.

55. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).
56. Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.
57. Di dalam surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan.
58. (Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
59. Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!
60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
61. Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”
62. Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?
63. Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.
64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.
65. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
66. Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?
67. Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.
68. Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?

Bagian ini mengontraskan kenikmatan penghuni surga dengan penderitaan penghuni neraka. Penghuni surga menikmati segala anugerah, sementara para pendosa dipisahkan dan dicela karena telah mengikuti setan. Pada hari itu, mulut akan dikunci, dan anggota tubuh lain yang akan bersaksi atas perbuatan manusia. Ini adalah pengingat akan proses penuaan dan kefanaan hidup di dunia.

Ayat 69 - 83

69. Wa maa 'allamnaahusy syi'ra wa maa yambaghii lah, in huwa illaa dzikruw wa qur-aanum mubiin.
70. Liyundzira man kaana hayyaw wa yahiqqal qaulu 'alal kaafiriin.
71. Awalam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa 'amilat aidiinaa an'aaman fahum lahaa maalikuun.
72. Wa dzallalnaahaa lahum fa minhaa rakuubuhum wa minhaa ya'kuluun.
73. Wa lahum fiihaa manaafi'u wa masyaarib, afalaa yasykuruun.
74. Wattakhadzuu min duunillaahi aalihatal la'allahum yunsharuun.
75. Laa yastathii'uuna nashrahum wa hum lahum jundum muhdharuun.
76. Fa laa yahzunka qauluhum, innaa na'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun.
77. Awalam yaral insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa idzaa huwa khashiimum mubiin.
78. Wa dharaba lanaa matsalaw wa nasiya khalqah, qaala may yuhyil 'izhaama wa hiya ramiim.
79. Qul yuhyiihal ladzii ansya-ahaa awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'aliim.
80. Alladzii ja'ala lakum minasy syajaril akhdhari naaran fa idzaa antum minhu tuuqiduun.
81. Awa laisal ladzii khalaqas samaawaati wal ardha biqaadirin 'alaa ay yakhluqa mitslahum, balaa wa huwal khallaaqul 'aliim.
82. Innamaa amruhuu idzaa araada syai-an ay yaquula lahuu kun fa yakuun.
83. Fa subhaanal ladzii biyadihii malakuutu kulli syai-iw wa ilaihi turja'uun.

69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.
70. Agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.
71. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?
72. Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan.
73. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
74. Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.
75. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.
76. Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
77. Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, kemudian tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata.
78. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa akan kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”
79. Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.
80. Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
81. Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.
83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Ayat-ayat penutup Surat Yasin menegaskan kembali bahwa Al-Qur'an adalah wahyu, bukan syair. Allah mengingatkan manusia akan asal-usulnya dari setetes mani, namun seringkali manusia menjadi pembantah yang nyata. Allah menjawab keraguan tentang hari kebangkitan dengan menegaskan bahwa Zat yang mampu menciptakan dari ketiadaan, tentu lebih mampu untuk menghidupkan kembali yang telah mati. Surat ini diakhiri dengan penegasan kekuasaan mutlak Allah atas segala sesuatu melalui kalimat "Kun Fayakun" (Jadilah! Maka terjadilah).

Doa Setelah Membaca Surat Yasin

Setelah selesai membaca Surat Yasin, dianjurkan untuk membaca doa berikut ini.

Allaahumma innaa nastahfizhuka wa nastaudi’uka diinanaa wa anfusanaa wa ahlanaa wa aulaadanaa wa amwaalanaa wa kulla syai’in a’thaitanaa. Allaahummaj’alnaa fii kanafika wa amaanika wa jiwaarika wa ‘iyaadzika min kulli syaithaanim mariid wa jabbaarin ‘aniid wa dzii ‘ainin wa dzii baghyin wa min syarri kulli dzii syarrin innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir. Allaahumma jammilnaa bil’aafiyati was salaamah wa haqqiqnaa bit taqwaa wal istiqaamah wa a’idznaa min muujibaatin nadaamati fil haali wal maali innaka samii’ud du’aa’. Wa shallillaahumma ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shahbihii ajma’iin. Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon pemeliharaan-Mu dan kami menyerahkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta kami dan segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dalam penjagaan-Mu, keamanan-Mu, perlindungan-Mu dari setiap setan yang durhaka, orang yang kejam, orang yang mempunyai mata jahat, dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai kejahatan, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, hiasilah kami dengan kesehatan dan keselamatan, dan tetapkanlah kami dengan takwa dan istiqamah, dan lindungilah kami dari hal-hal yang menyebabkan penyesalan di masa kini dan di masa depan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Rangkaian Bacaan Tahlil Lengkap (Latin dan Artinya)

Tahlil adalah rangkaian zikir, doa, dan bacaan ayat Al-Qur'an yang ditujukan untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal. Praktik ini adalah bagian penting dari tradisi keagamaan di Indonesia. Berikut adalah susunan bacaan yasin dan tahlil latin yang umum dibaca.

1. Pengantar Al-Fatihah (Ilaa Hadhratin)

Tahlil dimulai dengan mengirimkan Al-Fatihah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, para wali, guru, dan arwah yang dituju.

Ilaa hadhratin nabiyyil mushthafaa, Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa azwaajihii wa aulaadihii wa dzurriyyaatihii, syai-ul lillaahi lahumul faatihah.
(Membaca Al-Fatihah 1x)

Tsumma ilaa arwaahi aabaa-ihii wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shaalihiin, wash shahaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il malaa-ikatil muqarrabiin, khushuushan sayyidinaa syaikh 'abdal qaadir al-jailanii, syai-ul lillaahi lahumul faatihah.
(Membaca Al-Fatihah 1x)

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur, minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa, barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa-inaa wa ummahaatinaa, wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa masyaayikhinaa wa masyaayikhi masyaayikhinaa, wa limanijtama'naa haahunaa bisababih, syai-ul lillaahi lahumul faatihah.
(Membaca Al-Fatihah 1x)

Kepada hadirat Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga, istri, anak, dan keturunannya. Sesuatu karena Allah untuk mereka, Al-Fatihah.
(Membaca Al-Fatihah 1x)

Kemudian kepada arwah para ayah dan saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat (kepada Allah), khususnya tuanku Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sesuatu karena Allah untuk mereka, Al-Fatihah.
(Membaca Al-Fatihah 1x)

Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur bumi hingga baratnya, di darat maupun di laut, khususnya kepada para ayah kami dan ibu kami, kakek kami dan nenek kami, guru-guru kami dan guru dari guru-guru kami, dan kepada arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Sesuatu karena Allah untuk mereka, Al-Fatihah.
(Membaca Al-Fatihah 1x)

2. Bacaan Surat-Surat Pendek

Setelah menghadiahkan Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca beberapa surat pendek dari Al-Qur'an.

Surat Al-Ikhlas (3x)

Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Surat Al-Falaq (1x)

Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."

Surat An-Nas (1x)

Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."

3. Bacaan Dzikir Inti Tahlil

Ini adalah bagian utama dari tahlil, yang terdiri dari kalimat-kalimat tauhid, tasbih, dan shalawat.

Laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar.
(Dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah sekali lagi)

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar rahmaanur rahiim. (QS. Al-Baqarah: 163)

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’, wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya’uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal ‘aliyyul ‘azhiim. (Ayat Kursi - QS. Al-Baqarah: 255)

Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.
(Membaca Al-Fatihah)

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan не tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Selanjutnya, membaca serangkaian dzikir sebagai berikut:

Astaghfirullaahal 'azhiim. (3x)
Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.

Afdhaludz dzikri fa'lam annahuu:
Laa ilaaha illallaah. (Dibaca 33x atau 100x)
Ketahuilah, dzikir yang paling utama adalah: Tiada Tuhan selain Allah.

Laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah.
Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad, allaahumma shalli 'alaihi wa sallim. (2x)
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepadanya.

Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil 'azhiim. (33x)
Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung.

Allaahumma shalli 'alaa habiibika sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallim. (3x)
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada kekasih-Mu, junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Ajma'iin. Al-Faatihah...
(Membaca Al-Fatihah sekali lagi)

4. Doa Tahlil (Doa Arwah)

Rangkaian tahlil ditutup dengan doa khusus untuk arwah yang telah meninggal, memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim. Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yambaghii li jalaali wajhika wa 'azhiimi sulthaanik.
Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Allaahummaqbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas taghfarnaa wa maa shallainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shaalihiin, wash shahaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil 'aalamiin, wal malaa-ikatil muqarrabiin.

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur, minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, mim masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa arwaahi (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ...

Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir rahmata wal maghfirata 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah.

Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Al-Faatihah...

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang mendapat nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencukupi tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dan dari tahlil, tasbih, istighfar, serta shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyelimuti, kepada hadirat kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan pemimpin kami, Nabi Muhammad SAW.

Dan kepada seluruh saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan-Mu.

Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur hingga barat, di darat maupun di laut, khususnya kepada arwah (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ...

Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah'.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari sifat-sifat yang mereka berikan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah...

🏠 Kembali ke Homepage