Yasin dan Tahlil Lengkap

Ilustrasi Kaligrafi Islam

Panduan lengkap bacaan Surah Yasin dan rangkaian zikir Tahlil, disajikan untuk memudahkan dalam mengamalkannya.

Keutamaan Surah Yasin dan Amalan Tahlil

Dalam tradisi Islam, khususnya di Nusantara, amalan membaca Surah Yasin dan Tahlil memiliki tempat yang sangat istimewa. Keduanya bukan sekadar rangkaian bacaan, melainkan sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan seorang hamba dengan Penciptanya, serta menjadi sarana untuk mendoakan para pendahulu yang telah berpulang. Surah Yasin, yang disebut sebagai jantung Al-Qur'an (Qalbul Qur'an), menyimpan keutamaan luar biasa yang diyakini membawa berkah, ampunan, dan ketenangan bagi pembaca dan pendengarnya.

Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya menyinggung tentang keagungan surah ini. Salah satunya menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki jantung, dan jantung Al-Qur'an adalah Surah Yasin. Siapa saja yang membacanya, seolah-olah ia telah mengkhatamkan Al-Qur'an sepuluh kali. Meskipun kualitas hadis ini menjadi perdebatan di kalangan ulama, pesan moralnya sangat kuat: Surah Yasin memiliki bobot spiritual yang sangat besar. Keutamaannya tidak hanya terbatas pada pahala, tetapi juga pada dampak psikologis dan spiritual. Membacanya diyakini dapat memudahkan segala urusan, melapangkan hati yang sempit, serta menjadi penawar bagi jiwa yang gelisah.

Lebih dari itu, Surah Yasin sering dibacakan untuk orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Tujuannya adalah untuk meringankan proses peralihan dari kehidupan dunia menuju alam barzakh, memohon agar ia diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Begitu pula setelah seseorang meninggal, surah ini menjadi bacaan utama yang dihadiahkan pahalanya untuk almarhum atau almarhumah, dengan harapan dapat menjadi penerang di alam kuburnya dan meringankan segala bebannya.

Sementara itu, Tahlil merupakan sebuah rangkaian zikir, doa, dan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang secara khusus ditujukan untuk mendoakan arwah. Istilah "Tahlil" sendiri berasal dari kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan selain Allah), yang menjadi inti dari rangkaian zikir ini. Amalan Tahlilan adalah wujud bakti seorang anak kepada orang tuanya yang telah tiada, bentuk silaturahmi antar-kerabat dan tetangga, serta sarana untuk senantiasa mengingat kematian dan kebesaran Allah SWT. Di dalamnya terkandung bacaan istighfar, tasbih, tahmid, takbir, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta doa-doa memohon ampunan dan rahmat bagi seluruh kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.

Dengan demikian, membaca Yasin dan Tahlil adalah sebuah paket amalan spiritual yang komprehensif. Ia menggabungkan ibadah tilawah Al-Qur'an, zikrullah (mengingat Allah), dan doa. Amalan ini menjadi manifestasi dari ajaran Islam yang tidak hanya mengatur hubungan vertikal manusia dengan Allah (habluminallah), tetapi juga hubungan horizontal antar-manusia (habluminannas), bahkan dengan mereka yang telah berada di alam yang berbeda. Melalui amalan ini, kita diingatkan tentang kefanaan dunia, pentingnya persiapan menuju akhirat, dan indahnya saling mendoakan dalam kebaikan.

Bacaan Lengkap Surah Yasin

Diawali dengan membaca Al-Fatihah.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

يٰسۤ ۚ ﴿١﴾

1. Yaa siin. Ya Sin.

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ ﴿٢﴾

2. Wal qur'aanil hakiim(i). Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ ﴿٣﴾

3. Innaka laminal mursaliin(a). sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ ﴿٤﴾

4. 'Alaa shiraathim mustaqiim(in). (yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ ﴿٥﴾

5. Tanziilal 'aziizir rahiim(i). (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ ﴿٦﴾

6. Litundzira qauman maa undzira aabaauhum fahum ghaafiluun(a). agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ﴿٧﴾

7. Laqad haqqal qaulu 'alaa aktsarihim fahum laa yu'minuun(a). Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ ﴿٨﴾

8. Innaa ja'alnaa fii a'naaqihim aghlaalan fahiya ilal adzqaani fahum muqmahuun(a). Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu) diangkat ke dagu, karena itu mereka tertengadah.

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ ﴿٩﴾

9. Wa ja'alnaa mim baini aidiihim saddan wa min khalfihim saddan fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruun(a). Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ﴿١٠﴾

10. Wa sawaa'un 'alaihim a andzartahum am lam tundzirhum laa yu'minuun(a). Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ ﴿١١﴾

11. Innamaa tundziru manittaba'adz dzikra wa khasyiyar rahmaana bil ghaib(i), fa basysyirhu bi magfiratin wa ajrin kariim(in). Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ ﴿١٢﴾

12. Innaa nahnu nuhyil mautaa wa naktubu maa qaddamuu wa aatsaarahum, wa kulla syai'in ahshainaahu fii imaamim mubiin(in). Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang jelas (Lauh Mahfuzh).

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ ﴿١٣﴾

13. Wadhrib lahum matsalan ash-haabal qaryah(ti), idz jaa'ahal mursaluun(a). Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ ﴿١٤﴾

14. Idz arsalnaa ilaihimutsnaini fa kadzdzabuuhumaa fa 'azzaznaa bi tsaalitsin fa qaaluu innaa ilaikum mursaluun(a). yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ ﴿١٥﴾

15. Qaaluu maa an tum illaa basyarum mitslunaa wa maa anzalarrahmaanu min syai'in in an tum illaa takdzibuun(a). Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini tidak lain hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ ﴿١٦﴾

16. Qaaluu rabbunaa ya'lamu innaa ilaikum lamursaluun(a). Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepadamu.

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ﴿١٧﴾

17. Wa maa 'alainaa illal balaaghul mubiin(u). Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ ﴿١٨﴾

18. Qaaluu innaa tathayyarnaa bikum, la'il lam tantahuu lanarjumannakum wa layamassannakum minnaa 'adzaabun aliim(un). Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ﴿١٩﴾

19. Qaaluu thaa'irukum ma'akum, a in dzukkirtum, bal an tum qaumum musrifuun(a). Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ ﴿٢٠﴾

20. Wa jaa'a min aqshal madiinati rajuluy yas'aa qaala yaa qaumittabi'ul mursaliin(a). Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ ﴿٢١﴾

21. Ittabi'uu mal laa yas'alukum ajran wa hum muhtaduun(a). Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ﴿٢٢﴾

22. Wa maa liya laa a'budul ladzii fatharanii wa ilaihi turja'uun(a). Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ ﴿٢٣﴾

23. A attakhidzu min duunihii aalihatan iy yuridnir rahmaanu bidhurril laa tughni 'annii syafaa'atuhum syai'an wa laa yunqidzuun(i). Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, niscaya pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ﴿٢٤﴾

24. Innii idzal lafii dhalaalim mubiin(in). Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ ﴿٢٥﴾

25. Innii aamantu birabbikum fasma'uun(i). Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku.”

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ ﴿٢٦﴾

26. Qiiladkhulil jannah(ta), qaala yaa laita qaumii ya'lamuun(a). Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ﴿٢٧﴾

27. Bimaa ghafara lii rabbii wa ja'alanii minal mukramiin(a). apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.”

وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ﴿٢٨﴾

28. Wa maa anzalnaa 'alaa qaumihii mim ba'dihii min jundim minas samaa'i wa maa kunnaa munziliin(a). Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya.

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ ﴿٢٩﴾

29. In kaanat illaa shaihatan waahidatan fa idzaa hum khaamiduun(a). Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati.

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ﴿٣٠﴾

30. Yaa hasratan 'alal 'ibaad(i), maa ya'tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihii yastahzi'uun(a). Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tidak datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَۙ ﴿٣١﴾

31. Alam yarau kam ahlaknaa qablahum minal quruuni annahum ilaihim laa yarji'uun(a). Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah binasa) itu tidak kembali kepada mereka.

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ ﴿٣٢﴾

32. Wa in kullul lammaa jamii'ul ladainaa muhdharuun(a). Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami.

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۚ اَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ ﴿٣٣﴾

33. Wa aayatul lahumul ardhul maitah(tu), ahyainaahaa wa akhrajnaa habban fa minhu ya'kuluun(a). Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ ﴿٣٤﴾

34. Wa ja'alnaa fiihaa jannaatim min nakhiilin wa a'naabin wa fajjarnaa fiihaa minal 'uyuun(i). Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ ﴿٣٥﴾

35. Liya'kuluu min tsamarihii wa maa 'amilathu aidiihim, afalaa yasykuruun(a). agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ ﴿٣٦﴾

36. Subhaanalladzii khalaqal azwaaja kullahaa mimmaa tumbitul ardhu wa min anfusihim wa mimmaa laa ya'lamuun(a). Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ ﴿٣٧﴾

37. Wa aayatul lahumul lail(u), naslakhu minhun nahaara fa idzaa hum muzhlimuun(a). Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan,

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ ﴿٣٨﴾

38. Wasysyamsu tajrii limustaqarril lahaa, dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliim(i). dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ ﴿٣٩﴾

39. Wal qamara qaddarnaahu manaazila hattaa 'aada kal'urjuunil qadiim(i). Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ﴿٤٠﴾

40. Lasy syamsu yambaghii lahaa an tudrikal qamara wa lallailu saabiqun nahaar(i), wa kullun fii falakiy yasbahuun(a). Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ ﴿٤١﴾

41. Wa aayatul lahum annaa hamalnaa dzurriyyatahum fil fulkil masyhuun(i). Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ ﴿٤٢﴾

42. Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii maa yarkabuun(a). dan Kami ciptakan untuk mereka dari jenis itu apa yang mereka kendarai.

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ ﴿٤٣﴾

43. Wa in nasya' nughriqhum fa laa shariikha lahum wa laa hum yunqadzuun(a). Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka, maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ ﴿٤٤﴾

44. Illaa rahmatam minnaa wa mataa'an ilaa hiin(in). Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ﴿٤٥﴾

45. Wa idzaa qiila lahumuttaquu maa baina aidiikum wa maa khalfakum la'allakum turhamuun(a). Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu (di dunia) dan azab yang akan datang (di akhirat) agar kamu mendapat rahmat.”

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ ﴿٤٦﴾

46. Wa maa ta'tiihim min aayatim min aayaati rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridhiin(a). Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ﴿٤٧﴾

47. Wa idzaa qiila lahum anfiquu mimmaa razaqakumullaah(u), qaalalladziina kafaruu lilladziina aamanuu anuth'imu mal lau yasyaa'ullaahu ath'amah(u), in an tum illaa fii dhalaalim mubiin(in). Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ﴿٤٨﴾

48. Wa yaquuluuna mataa haadzal wa'du in kuntum shaadiqiin(a). Dan mereka berkata, “Kapankah (datangnya) janji ini (hari kebangkitan) jika kamu orang-orang yang benar?”

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ ﴿٤٩﴾

49. Maa yanzhuruuna illaa shaihatan waahidatan ta'khudzuhum wa hum yakhishshimuun(a). Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ ﴿٥٠﴾

50. Falaa yastathii'uuna taushiyatan wa laa ilaa ahlihim yarji'uun(a). Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat kembali kepada keluarganya.

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ ﴿٥١﴾

51. Wa nufikha fish shuuri fa idzaa hum minal ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun(a). Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup) menuju kepada Tuhannya.

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ ﴿٥٢﴾

52. Qaaluu yaa wailanaa mam ba'atsanaa mim marqadinaa, haadzaa maa wa'adar rahmaanu wa shadaqal mursaluun(a). Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ﴿٥٣﴾

53. In kaanat illaa shaihatan waahidatan fa idzaa hum jamii'ul ladainaa muhdharuun(a). Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami.

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ﴿٥٤﴾

54. Fal yauma laa tuzhlamu nafsun syai'an wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta'maluun(a). Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ﴿٥٥﴾

55. Inna ash-haabal jannatil yauma fii syughulin faakihuun(a). Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ﴿٥٦﴾

56. Hum wa azwaajuhum fii zhilaalin 'alal araa'iki muttaki'uun(a). Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ﴿٥٧﴾

57. Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa yadda'uun(a). Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan.

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ ﴿٥٨﴾

58. Salaamun qaulam mir rabbir rahiim(in). (Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ ﴿٥٩﴾

59. Wamtaazul yauma ayyuhal mujrimuun(a). Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!

اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ﴿٦٠﴾

60. Alam a'had ilaikum yaa banii aadama al laa ta'budusy syaithaan(a), innahuu lakum 'aduwwum mubiin(un). Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ ﴿٦١﴾

61. Wa ani'buduunii, haadzaa shiraathum mustaqiim(un). dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ ﴿٦٢﴾

62. Wa laqad adhalla minkum jibillan katsiiran, afalam takuunuu ta'qiluun(a). Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ﴿٦٣﴾

63. Haadzihii jahannamul latii kuntum tuu'aduun(a). Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ﴿٦٤﴾

64. Ishlauhal yauma bimaa kuntum takfuruun(a). Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ﴿٦٥﴾

65. Al yauma nakhtimu 'alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun(a). Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ ﴿٦٦﴾

66. Walau nasyaa'u lathamasnaa 'alaa a'yunihim fastabaqush shiraatha fa annaa yubshiruun(a). Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ ﴿٦٧﴾

67. Walau nasyaa'u lamasakhnaahum 'alaa makaanatihim famas tathaa'uu mudhiyyan wa laa yarji'uun(a). Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ ﴿٦٨﴾

68. Wa man nu'ammirhu nunakkishu fil khalq(i), afalaa ya'qiluun(a). Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya (semula). Maka mengapa mereka tidak mengerti?

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ ﴿٦٩﴾

69. Wa maa 'allamnaahusy syi'ra wa maa yambaghii lah(u), in huwa illaa dzikruw wa qur'aanum mubiin(un). Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,

لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ﴿٧٠﴾

70. Liyundzira man kaana hayyan wa yahiqqal qaulu 'alal kaafiriin(a). agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ ﴿٧١﴾

71. Awalam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa 'amilat aidiinaa an'aaman fahum lahaa maalikuun(a). Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ ﴿٧٢﴾

72. Wa dzallalnaahaa lahum fa minhaa rakuubuhum wa minhaa ya'kuluun(a). Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan.

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ ﴿٧٣﴾

73. Wa lahum fiihaa manaafi'u wa masyaarib(u), afalaa yasykuruun(a). Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ﴿٧٤﴾

74. Wattakhadzuu min duunillaahi aalihatal la'allahum yunsaruun(a). Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ ﴿٧٥﴾

75. Laa yastathii'uuna nashrahum wahum lahum jundum muhdharuun(a). (Sesembahan) itu tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu.

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ﴿٧٦﴾

76. Falaa yahzunka qauluhum, innaa na'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun(a). Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ ﴿٧٧﴾

77. Awalam yaral insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa idzaa huwa khashiimum mubiin(un). Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata.

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ ﴿٧٨﴾

78. Wa dharaba lanaa matsalaw wa nasiya khalqah(u), qaala may yuhyil 'izhaama wa hiya ramiim(un). Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ ﴿٧٩﴾

79. Qul yuhyiihal ladzii ansya'ahaa awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin 'aliim(un). Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ ﴿٨٠﴾

80. Alladzii ja'ala lakum minasy syajaril akhdhari naaran fa idzaa antum minhu tuuqiduun(a). Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ ﴿٨١﴾

81. Awalaisal ladzii khalaqas samaawaati wal ardha biqaadirin 'alaa ay yakhluqa mitslahum, balaa wa huwal khallaaqul 'aliim(u). Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar. Dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui.

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ﴿٨٢﴾

82. Innamaa amruhuu idzaa araada syai'an ay yaquula lahuu kun fa yakuun(u). Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ ﴿٨٣﴾

83. Fa subhaanalladzii biyadihii malakuutu kulli syai'iw wa ilaihi turja'uun(a). Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Bacaan Lengkap Tahlil

Setelah selesai membaca Surah Yasin, dilanjutkan dengan rangkaian bacaan Tahlil. Rangkaian ini dimulai dengan mengirimkan Al-Fatihah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, para ulama, dan arwah yang dituju.

1. Pengantar Al-Fatihah (Tawasul)

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهٖ وَاَزْوَاجِهٖ وَاَوْلَادِهٖ وَذُرِّيَّاتِهٖ، اَلْفَاتِحَةْ

Ilaa hadhratin nabiyyil musthafaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa azwaajihii wa aulaadihii wa dzurriyyaatihii, al-faatihah. (Membaca Surah Al-Fatihah 1x)

ثُمَّ اِلَى حَضْرَةِ اِخْوَانِهٖ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، اَلْفَاتِحَةْ

Tsumma ilaa hadhrati ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin, wal auliyaa'i wasy syuhadaa'i wash shaalihiin, wash shahaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa'il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il malaa'ikatil muqarrabiin, khushuushan sayyidinaa asy-syaikh 'abdil qaadir al-jailani, al-faatihah. (Membaca Surah Al-Fatihah 1x)

ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا اٰبَاءَنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهٖ، اَلْفَاتِحَةْ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur, minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan aabaa'anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhanaa wa masyaayikha masyaayikhinaa wa limanijtama'naa haahunaa bisababih, al-faatihah. (Membaca Surah Al-Fatihah 1x)

2. Bacaan Ayat-ayat Al-Qur'an

Membaca Surah Al-Ikhlas 3x

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

Membaca Tahlil dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Membaca Surah Al-Falaq 1x

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Membaca Tahlil dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Membaca Surah An-Nas 1x

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ. مَلِكِ النَّاسِۙ. اِلٰهِ النَّاسِۙ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.

Membaca Tahlil dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Membaca Surah Al-Fatihah 1x

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin.

Membaca Awal Surah Al-Baqarah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ ۚ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alif laam miim. Dzaalikal kitaabu laa raiba fiih, hudal lil muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil ghaibi wa yuqiimuunash shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablik, wa bil aakhirati hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaa'ika humul muflihuun.

Membaca Ayat Kursi

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ. اَللهُ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ. لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ. لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ. وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا. وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar rahmaanur rahiim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

3. Rangkaian Zikir

Istighfar 3x

اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullahal 'adziim. (3x)

Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهٖ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (33x)

Subhaanallaahi wa bihamdihii, subhaanallaahil 'adziim. (33x)

Shalawat

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Tahlil

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ (33x atau 100x)

Laa ilaaha illallaah. (33x atau 100x)

Kalimat Agung

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

4. Doa Tahlil (Doa Arwah)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Hamdasy syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'adhiimi sulthaanik. Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana seyogyanya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya.

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهٖ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.

Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal qur'aanil 'adziim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas taghfarnaa wa maa shallainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin, wal auliyaa'i wasy syuhadaa'i wash shaalihiin, wash shahaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa'il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil 'aalamiin, wal malaa'ikatil muqarrabiin. Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'anul 'Adzim yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang tersambung, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan tuan kami, Nabi Muhammad SAW, serta kepada seluruh sahabatnya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh pejuang di jalan Allah, Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang selalu beribadah.

ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى اٰبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِاَجْلِهِ.

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa'inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa nakhushshu khushuushan manijtama'naa haahunaa bisababihii wa li'ajlih. Kemudian kepada seluruh penghuni kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari belahan bumi timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, dan kami khususkan terutama untuk arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ.

Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir rahmata wal maghfirata 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah. Rabbanaa arinal haqqa haqqan warzuqnat tibaa'ah, wa arinal baathila baathilan warzuqnaj tinaabah. Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, waqinaa 'adzaaban naar. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Al-faatihah. Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah kesalahan mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Wahai Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya. Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Membaca Al-Fatihah 1x).
🏠 Kembali ke Homepage