Wirid dan Dzikir Setelah Sholat Wajib

Ilustrasi tangan yang sedang berdzikir menggunakan tasbih Sebuah gambar SVG yang menampilkan tangan kanan memegang tasbih dengan jari-jari yang sedang menghitung butiran dzikir, melambangkan amalan wirid setelah sholat.

Setiap kali seorang muslim menyelesaikan sholat wajib, terdapat sebuah momen berharga yang seringkali menjadi jembatan antara selesainya ibadah ritual dan kembalinya kita ke urusan dunia. Momen tersebut adalah wirid dan dzikir. Ini bukanlah sekadar rangkaian kata-kata yang diucapkan secara mekanis, melainkan sebuah amalan yang mendalam, penuh makna, dan memiliki keutamaan luar biasa. Wirid setelah sholat adalah cara kita untuk menyempurnakan ibadah, menambal kekurangan yang mungkin terjadi selama sholat, serta memperpanjang dialog spiritual kita dengan Allah SWT.

Rasulullah SAW, sebagai teladan terbaik, tidak pernah meninggalkan amalan ini. Beliau senantiasa berdzikir setelah selesai menunaikan sholat. Kebiasaan mulia ini kemudian diwariskan turun-temurun kepada para sahabat, tabi'in, hingga sampai kepada kita saat ini. Dengan meluangkan waktu sejenak untuk berwirid, kita tidak hanya mengikuti sunnah Nabi, tetapi juga membuka pintu-pintu rahmat, ampunan, dan ketenangan yang telah Allah janjikan. Artikel ini akan mengupas secara tuntas dan mendalam mengenai rangkaian wirid setelah sholat wajib, lengkap dengan makna, dalil, dan keutamaannya, agar kita dapat mengamalkannya dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.

Makna dan Keutamaan Wirid Setelah Sholat

Sebelum melangkah ke dalam rincian bacaan, sangat penting untuk memahami esensi dari amalan ini. Secara bahasa, kata "wirid" (ورِد) berasal dari bahasa Arab yang berarti "mendatangi" atau "sumber air". Dalam konteks spiritual, wirid adalah amalan zikir atau doa yang dibaca secara rutin dan konsisten, seolah-olah kita sedang "mendatangi" sumber ketenangan dan rahmat dari Allah SWT. Wirid setelah sholat menjadi sumber air rohani yang menyegarkan jiwa yang mungkin lelah setelah berinteraksi dengan hiruk pikuk dunia.

Keutamaan berdzikir setelah sholat sangatlah besar dan berlimpah. Amalan ini bukan sekadar pelengkap, melainkan sebuah investasi akhirat yang hasilnya sangat menguntungkan. Berikut adalah beberapa keutamaan utama yang terkandung di dalamnya:

Urutan Wirid dan Dzikir Sesuai Sunnah

Berikut adalah panduan langkah demi langkah mengenai bacaan wirid setelah sholat fardhu, yang dirangkum dari berbagai hadits shahih. Urutan ini merupakan yang paling umum diamalkan dan memiliki dasar yang kuat.

1. Membaca Istighfar (3 kali)

Langkah pertama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW setelah salam adalah memohon ampun. Ini adalah bentuk kerendahan hati kita, mengakui bahwa sholat yang baru saja kita kerjakan mungkin masih jauh dari sempurna, penuh dengan kelalaian dan kurangnya kekhusyukan.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."

Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali dengan penuh penghayatan. Kita memohon ampun bukan hanya atas dosa-dosa di luar sholat, tetapi juga atas kekurangan dalam sholat itu sendiri. Ini mengajarkan kita untuk tidak pernah merasa puas atau sombong dengan ibadah yang kita lakukan.

2. Membaca Pujian dan Doa Keselamatan

Setelah memohon ampun, kita kemudian memuji Allah sebagai sumber kedamaian dan keselamatan. Doa ini menunjukkan pengakuan kita bahwa segala bentuk ketenangan, keamanan, dan keselamatan hanya berasal dari-Nya.

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Sejahtera), dan dari-Mu lah segala kesejahteraan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."

Dalam doa singkat ini terkandung makna yang sangat dalam. Kita mengakui bahwa Allah adalah "As-Salaam", salah satu dari Asmaul Husna-Nya, yang berarti Dia Maha Selamat dari segala aib dan kekurangan, dan Dia adalah sumber segala keselamatan di dunia dan akhirat.

3. Membaca Dzikir Tauhid

Selanjutnya adalah mengikrarkan kembali kalimat tauhid. Bacaan ini memiliki beberapa variasi, namun salah satu yang paling umum adalah sebagai berikut. Tujuannya adalah untuk meneguhkan kembali pilar utama keimanan kita, yaitu pengesaan terhadap Allah SWT.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

(Catatan: Bacaan ini terkadang dibaca 10 kali setelah sholat Maghrib dan Subuh dengan keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat). Mengucapkan kalimat ini adalah pengakuan total atas kekuasaan mutlak Allah atas alam semesta.

4. Membaca Doa Memohon Pertolongan

Setelah itu, dianjurkan membaca doa untuk memohon pertolongan Allah agar kita dimudahkan dalam berdzikir, bersyukur, dan memperbaiki kualitas ibadah kita. Doa ini adalah wujud pengakuan bahwa kita tidak akan mampu beribadah dengan baik tanpa pertolongan-Nya.

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik.

"Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya."

5. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Ini adalah inti dari wirid setelah sholat yang paling dikenal luas dan memiliki dasar hadits yang sangat kuat tentang pengampunan dosa. Ada beberapa cara dalam mengamalkannya, namun yang paling umum adalah sebagai berikut:

Metode 33-33-33-1

Ini adalah metode yang paling populer dan didasarkan pada hadits riwayat Imam Muslim yang telah disebutkan sebelumnya.

سُبْحَانَ اللهِ (33 مرة)

Subhanallah (33 kali)

"Maha Suci Allah"

الْحَمْدُ لِلَّهِ (33 مرة)

Alhamdulillah (33 kali)

"Segala puji bagi Allah"

اللهُ أَكْبَرُ (33 مرة)

Allahu Akbar (33 kali)

"Allah Maha Besar"

Setelah menyelesaikan rangkaian di atas, maka jumlahnya menjadi 99. Kemudian disempurnakan menjadi 100 dengan membaca kalimat tauhid berikut ini satu kali:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Variasi Lain Sesuai Sunnah

Penting untuk diketahui bahwa terdapat fleksibilitas dalam sunnah. Rasulullah SAW terkadang mempraktikkan cara berdzikir yang berbeda, yang juga sah untuk diikuti. Ini menunjukkan kemudahan dalam syariat Islam. Beberapa variasi tersebut antara lain:

Mengamalkan variasi-variasi ini sesekali dapat membantu kita untuk lebih menghayati makna dzikir dan menghindari rutinitas mekanis, sekaligus menghidupkan berbagai sunnah Nabi yang ada.

6. Membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)

Membaca Ayat Kursi setelah sholat wajib memiliki keutamaan yang sangat istimewa. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). Ini adalah jaminan yang luar biasa, sebuah amalan ringan dengan ganjaran surga.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

7. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Ketiga surat ini dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzat" atau surat-surat perlindungan. Membacanya secara rutin setelah sholat adalah salah satu cara untuk memohon perlindungan Allah dari segala macam keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Adapun tuntunannya adalah dibaca masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Sedangkan untuk sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membacanya masing-masing tiga kali.

Surat Al-Ikhlas (1 kali / 3 kali)

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."

Surat Al-Falaq (1 kali / 3 kali)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Surat An-Nas (1 kali / 3 kali)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Doa Penutup Setelah Wirid

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian dzikir dan wirid di atas, inilah saat yang paling mustajab untuk memanjatkan doa-doa pribadi. Selesai sholat fardhu adalah salah satu waktu terbaik untuk berdoa. Angkatlah kedua tangan dan berdoalah dengan penuh kerendahan hati, memohon segala hajat dan kebutuhan kita, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.

Tidak ada bacaan doa yang baku dan wajib. Setiap orang bebas berdoa sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, bahkan dalam bahasa yang paling ia pahami. Namun, sebagai panduan, berikut adalah contoh doa komprehensif yang bisa dipanjatkan, yang mencakup pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, permohonan ampun, serta permintaan kebaikan dunia dan akhirat.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّينِ، وَعَافِيَةً فِي الْجَسَدِ، وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ، وَبَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami di waktu kecil. Dan (ampunilah) seluruh kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Mengabulkan doa.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam beragama, kesehatan pada tubuh, tambahan dalam ilmu, keberkahan dalam rezeki, taubat sebelum mati, rahmat ketika mati, dan ampunan setelah mati.

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Adab dan Konsistensi dalam Berwirid

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari amalan wirid, penting untuk memperhatikan adab atau etika dalam melakukannya. Ini bukan hanya tentang mengucapkan lafaz, tetapi juga tentang kehadiran hati.

Kesimpulan

Wirid setelah sholat wajib adalah sebuah anugerah dan kesempatan emas yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Ia adalah taman surga sesaat di dunia, tempat kita membasahi lisan dengan asma-Nya, membersihkan jiwa dengan istighfar, dan memperkuat benteng iman dengan tauhid. Amalan ini, jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan konsistensi, akan menjadi sumber ketenangan, penolak bala, penggugur dosa, dan yang terpenting, jalan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jangan pernah meremehkan kekuatan beberapa menit yang kita luangkan setelah sholat. Menjadikan wirid sebagai kebiasaan adalah investasi spiritual yang tak ternilai harganya. Ia menyempurnakan sholat kita, menjaga cahayanya agar tetap bersinar, dan membekali kita dengan kekuatan rohani untuk menghadapi sisa hari. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkan sunnah yang mulia ini dengan sebaik-baiknya.

🏠 Kembali ke Homepage