Panduan Wirid dan Dzikir Setelah Sholat

Ilustrasi Tasbih Sebuah gambar tasbih melingkar yang melambangkan dzikir dan wirid.

Ilustrasi tasbih sebagai alat bantu untuk berdzikir setelah sholat.

Sholat adalah tiang agama dan merupakan ibadah paling utama bagi seorang Muslim. Ia adalah momen intim di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Tuhannya. Namun, hubungan spiritual ini tidak seharusnya terputus begitu salam diucapkan. Justru, momen setelah sholat adalah waktu yang sangat mustajab dan penuh berkah untuk melanjutkan dialog tersebut melalui amalan yang disebut wirid dan dzikir.

Wirid dan dzikir setelah sholat adalah rangkaian bacaan mulia yang terdiri dari istighfar, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, ayat-ayat Al-Qur'an, dan ditutup dengan doa. Amalan ini bukan sekadar rutinitas tanpa makna, melainkan sebuah upaya untuk menyempurnakan ibadah sholat, memohon ampunan atas segala kekurangan, serta memperkuat benteng spiritual dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Mengamalkannya secara konsisten merupakan cerminan dari kecintaan dan kerinduan seorang hamba kepada Allah SWT.


Makna dan Pentingnya Wirid Setelah Sholat

Secara bahasa, kata "wirid" (الوِرْدُ) berasal dari bahasa Arab yang berarti bagian, aliran air, atau sesuatu yang didatangi secara rutin. Dalam konteks ibadah, wirid adalah amalan zikir atau bacaan yang dilakukan secara rutin dan konsisten pada waktu-waktu tertentu, salah satunya adalah setelah menunaikan sholat fardhu.

Amalan ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Ia berfungsi sebagai penambal kekurangan yang mungkin terjadi saat kita sholat. Terkadang, pikiran kita melayang, kekhusyuan berkurang, atau ada gerakan yang kurang sempurna. Dengan berdzikir dan beristighfar setelahnya, kita memohon kepada Allah agar menerima ibadah kita yang penuh cela dan mengampuni kelalaian kita.

Allah SWT sendiri memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa mengingat-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring..." (QS. An-Nisa: 103)

Ayat ini menjadi landasan kuat bahwa setelah sholat selesai, aktivitas spiritual tidak berhenti. Kita dianjurkan untuk terus menyambungkan hati kepada Allah dalam berbagai keadaan. Wirid adalah cara terstruktur yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk melaksanakan perintah ini.

Selain itu, dzikir setelah sholat adalah madrasah (sekolah) bagi hati. Ia melatih lisan untuk selalu basah dengan asma Allah, melatih hati untuk selalu terikat kepada-Nya, dan melatih jiwa untuk menemukan ketenangan sejati. Di tengah hiruk pikuk dunia yang seringkali melalaikan, sesi wirid setelah sholat menjadi oase spiritual yang menyejukkan, mengisi kembali energi iman, dan mengingatkan kita akan tujuan hidup yang sebenarnya.


Urutan Bacaan Wirid dan Dzikir yang Lengkap

Berikut adalah susunan bacaan wirid dan dzikir yang umum diamalkan setelah sholat fardhu, berdasarkan hadits-hadits shahih yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Urutan ini dapat diikuti untuk meraih keutamaan yang terkandung di dalamnya.

1. Membaca Istighfar (3 kali)

Langkah pertama setelah salam adalah memohon ampunan kepada Allah SWT. Ini adalah bentuk kerendahan hati seorang hamba yang menyadari betapa banyak kekurangan dalam ibadahnya. Bacaan istighfar yang dianjurkan adalah:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), dan aku bertaubat kepada-Nya."

Dianjurkan untuk membacanya sebanyak tiga kali. Amalan ini didasarkan pada hadits dari Tsauban RA, yang berkata:

"Rasulullah SAW jika selesai dari sholatnya, beliau beristighfar tiga kali..." (HR. Muslim)

Dengan memulai wirid menggunakan istighfar, kita seolah-olah membersihkan diri dari "debu" kelalaian yang mungkin menempel selama sholat. Ini adalah adab yang indah sebelum kita memuji dan mengagungkan Allah SWT lebih lanjut.

2. Membaca Pujian untuk Allah

Setelah memohon ampun, kita melanjutkan dengan memuji Allah, Sang Pemilik Keselamatan dan Kesejahteraan. Bacaan ini menegaskan bahwa segala bentuk kedamaian dan keselamatan hanya bersumber dari-Nya.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu-lah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."

Bacaan ini merupakan kelanjutan dari hadits Tsauban RA yang disebutkan sebelumnya. Dengan mengucapkannya, kita mengakui bahwa hanya Allah yang bisa memberikan ketenangan hakiki dan hanya kepada-Nya kita berharap untuk diselamatkan dari segala marabahaya di dunia dan akhirat.

3. Membaca Tahlil dan Pengakuan Kekuasaan Allah

Berikutnya adalah kalimat tahlil yang agung, sebuah deklarasi tauhid yang menjadi inti dari ajaran Islam. Kalimat ini menegaskan keesaan Allah dan kepemilikan-Nya atas segala sesuatu.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Bacaan ini memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama jika dibaca sepuluh kali setelah sholat Maghrib dan Subuh. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membacanya akan mendapatkan perlindungan dari setan hingga sore atau pagi hari.

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan:

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Allahumma laa maani'a limaa a'thaita, wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya: "Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tahan. Dan tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (untuk menyelamatkannya dari siksa-Mu)."

Kalimat ini diriwayatkan dalam hadits Al-Mughirah bin Syu'bah (HR. Bukhari dan Muslim) dan merupakan pelajaran tauhid yang mendalam. Ia mengajarkan kita untuk pasrah dan berserah diri sepenuhnya kepada ketetapan Allah, karena segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya.

4. Membaca Ayat Kursi

Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Membacanya setelah sholat fardhu memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

"Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani)

Ini adalah janji yang luar biasa, menunjukkan betapa dahsyatnya kandungan makna dan keberkahan dalam ayat ini.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifdzuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

5. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 kali)

Ini adalah bagian inti dari wirid yang sangat populer dan memiliki fadhilah pengampunan dosa. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berdzikir dengan tiga kalimat mulia ini.

Setelah membaca ketiganya sebanyak 99 kali, dianjurkan untuk menyempurnakannya menjadi seratus dengan bacaan berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Keutamaan amalan ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang bertasbih (mengucapkan 'subhanallah') setiap selesai sholat sebanyak 33 kali, bertahmid (mengucapkan 'alhamdulillah') sebanyak 33 kali, dan bertakbir (mengucapkan 'Allahu akbar') sebanyak 33 kali, itu semua berjumlah 99, lalu ia menyempurnakannya menjadi 100 dengan (ucapan di atas), maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)

6. Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Tiga surah pendek ini, yang dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surah-surah perlindungan), sangat dianjurkan untuk dibaca setelah sholat. Ketiganya memiliki kekuatan sebagai benteng spiritual dari berbagai macam keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Disunnahkan untuk membaca ketiganya masing-masing sebanyak satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Adapun setelah sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali. Ini berdasarkan hadits dari 'Uqbah bin 'Amir RA.


Doa Penutup Setelah Wirid

Setelah menyelesaikan rangkaian wirid dan dzikir, momen tersebut adalah waktu yang sangat mustajab untuk memanjatkan doa. Inilah saatnya untuk mencurahkan isi hati, menyampaikan hajat, dan memohon ampunan serta rahmat kepada Allah SWT. Tidak ada doa yang baku, setiap orang boleh berdoa sesuai dengan kebutuhannya dalam bahasa yang dipahaminya.

Namun, ada beberapa contoh doa ma'tsur (doa yang diajarkan oleh Nabi atau terdapat dalam Al-Qur'an) yang baik untuk dipanjatkan sebagai penutup. Berikut adalah salah satu contoh rangkaian doa yang komprehensif:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Hamdan yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'azhiimi sulthaanik.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sebagaimana seyogyanya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

Allahummaghfir lanaa dzunuubanaa wa liwaalidiinaa warhamhumaa kamaa rabbayaanaa shighaaraa. Wa lijamii'il muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, al-ahyaa'i minhum wal amwaat.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami di waktu kecil. Dan (ampunilah) seluruh kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat."

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam. Walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

Artinya: "Semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


Manfaat dan Keutamaan Menjaga Wirid

Merutinkan wirid dan dzikir setelah sholat fardhu bukan hanya sekadar tradisi, tetapi sebuah investasi spiritual yang akan memberikan buah manis di dunia dan akhirat. Beberapa manfaat dan keutamaan yang dapat diraih antara lain:

  1. Meraih Ketenangan Jiwa: Dzikir adalah nutrisi bagi ruh. Allah SWT berfirman, "...Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Momen wirid adalah terapi jiwa yang efektif untuk meredakan stres, kecemasan, dan kegelisahan.
  2. Penggugur Dosa: Sebagaimana disebutkan dalam hadits, dzikir tasbih, tahmid, dan takbir dapat menghapus dosa-dosa kecil meskipun jumlahnya sebanyak buih di lautan. Ini adalah kesempatan emas yang Allah berikan lima kali sehari.
  3. Menjaga Koneksi dengan Allah: Sholat adalah puncak koneksi, dan wirid adalah cara untuk menjaga agar koneksi itu tidak langsung terputus. Ia membuat hati senantiasa terhubung dan sadar akan pengawasan Allah (muraqabah).
  4. Pintu Menuju Surga: Amalan sederhana seperti membaca Ayat Kursi setelah sholat dijanjikan sebagai jaminan surga. Ini menunjukkan betapa besarnya rahmat Allah bagi hamba-Nya yang mau meluangkan sedikit waktu untuk mengingat-Nya.
  5. Meningkatkan Kualitas Sholat: Ketika seseorang tahu bahwa setelah sholat ia akan berdzikir dan berdoa, ia akan termotivasi untuk menjaga kualitas sholatnya. Amalan setelah sholat menjadi pelengkap dan penyempurna ibadah utamanya.
  6. Benteng dari Gangguan Setan: Bacaan seperti Ayat Kursi dan Al-Mu'awwidzat adalah perisai gaib yang melindungi seorang Muslim dari godaan setan, sihir, dan berbagai kejahatan lainnya.

Dengan segala keutamaan ini, sungguh merugi jika kita terburu-buru meninggalkan tempat sholat tanpa menyempatkan diri untuk berwirid. Waktu beberapa menit yang kita investasikan untuk berdzikir akan kembali kepada kita dalam bentuk ketenangan, ampunan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

🏠 Kembali ke Homepage