Pengenalan Surah Al-Waqiah: Peristiwa yang Tak Terelakkan
Surah Al-Waqiah (سورة الواقعة) adalah surah ke-56 dalam Al-Qur'an. Terdiri dari 96 ayat, surah ini tergolong dalam surah Makkiyah, yang berarti diturunkan di Mekah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Nama "Al-Waqiah" sendiri berarti "Peristiwa Besar" atau "Hari Kiamat", yang merujuk pada tema sentral yang diusung dalam surah ini. Sejak ayat pertamanya, surah ini dengan tegas menyatakan kepastian datangnya hari akhir, sebuah peristiwa yang tidak ada keraguan sedikit pun tentang kejadiannya.
Surah ini memiliki struktur yang sangat kuat dan narasi yang mengalir, membawa pembaca dalam sebuah perjalanan spiritual yang dimulai dari guncangan dahsyat hari kiamat, pemilahan manusia ke dalam tiga golongan, gambaran detail tentang balasan surga dan neraka, hingga ajakan untuk merenungkan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT di alam semesta. Gaya bahasanya sangat indah dan menggugah, penuh dengan gambaran visual yang kuat sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan dan menyaksikan peristiwa yang digambarkan.
Keutamaan dan Manfaat Membaca Surah Al-Waqiah
Surah Al-Waqiah dikenal luas di kalangan umat Islam memiliki banyak keutamaan. Salah satu yang paling populer adalah keyakinan bahwa membacanya secara rutin dapat menjadi wasilah untuk dijauhkan dari kemiskinan dan dilapangkan rezekinya. Hal ini didasarkan pada beberapa riwayat, meskipun kekuatan sanadnya menjadi perbincangan di kalangan ulama hadis. Namun, terlepas dari perdebatan tersebut, hikmah di balik anjuran ini sangatlah mendalam.
Ketika kita merenungkan isi Surah Al-Waqiah, kita akan menemukan bahwa surah ini mengajarkan tentang keyakinan penuh kepada kekuasaan Allah sebagai Sang Pemberi Rezeki. Ayat-ayat yang membahas tentang penciptaan manusia, tumbuhnya tanaman, turunnya hujan, dan nyalanya api adalah pengingat bahwa segala sumber daya di dunia ini berada dalam genggaman-Nya. Dengan meyakini hal ini, seorang mukmin akan terhindar dari rasa takut akan kemiskinan dan hatinya akan senantiasa bersandar (tawakal) kepada Allah. Inilah kekayaan yang sesungguhnya: kekayaan hati yang merasa cukup dan selalu bergantung pada Sang Pencipta.
Selain itu, dengan memahami gambaran surga dan neraka yang begitu detail, surah ini memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Gambaran kenikmatan abadi bagi golongan kanan mendorong kita untuk berbuat kebaikan, sementara deskripsi siksaan pedih bagi golongan kiri menjadi pengingat keras untuk menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian, membaca Surah Al-Waqiah bukan sekadar ritual, melainkan sebuah proses internalisasi nilai-nilai keimanan yang akan membentuk karakter dan akhlak, yang pada akhirnya akan membawa keberkahan dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Bacaan Lengkap Surah Al Waqiah Latin dan Artinya
Berikut adalah bacaan lengkap surah Al Waqiah dalam tulisan latin beserta terjemahan bahasa Indonesia untuk memudahkan pemahaman dan penghayatan maknanya.
Idzaa waqa'atil waaqi'ah
Apabila terjadi hari Kiamat,Laisa liwaq'atihaa kaadzibah
terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal).Khafidhatur raafi'ah
(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).Idzaa rujjatil ardhu rajjaa
Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya,Wa bussatil jibaalu bassaa
dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,Fakaanat habaa'am mumbatstsaa
maka jadilah ia debu yang beterbangan,Wa kuntum azwaajan tsalaatsah
dan kamu menjadi tiga golongan.Fa ash-haabul maimanati maa ash-haabul maimanah
Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu.Wa ash-haabul masy'amati maa ash-haabul masy'amah
Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu.Wassabiquunas saabiquun
Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,Ulaa'ikal muqarrabuun
Mereka itulah yang didekatkan (kepada Allah).Fii jannaatin na'iim
Berada dalam surga kenikmatan.Tsullatum minal awwaliin
Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,Wa qaliilum minal aakhiriin
dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.'Alaa sururim mawdhuunah
Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata,Muttaki'iina 'alaihaa mutaqaabiliin
seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.Yathuufu 'alaihim wildaanum mukhalladuun
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,Bi akwaabin wa abaariiqa wa ka'sim mim ma'iin
dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,Laa yushadda'uuna 'anhaa wa laa yunzifuun
mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,Wa faakihatim mimmaa yatakhayyaruun
dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,Wa lahmi thairim mimmaa yasytahuun
dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.Wa huurun 'iin
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,Ka amtsaalil lu'lu'il maknuun
laksana mutiara yang tersimpan baik.Jazaa'am bimaa kaanuu ya'maluun
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.Laa yasma'uuna fiihaa laghwan wa laa ta'tsiimaa
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,Illaa qiilan salaaman salaamaa
akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.Wa ash-haabul yamiini maa ash-haabul yamiin
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.Fii sidrim makhdhuud
Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,Wa thalhim mandhuud
dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),Wa dhillim mamduud
dan naungan yang terbentang luas,Wa maa'im maskuub
dan air yang tercurah,Wa faakihatin katsiirah
dan buah-buahan yang banyak,Laa maqthuu'atin wa laa mamnuu'ah
yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya,Wa furusyim marfuu'ah
dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.Innaa ansya'naahunna insyaa'aa
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,Faja'alnaahunna abkaaraa
dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,'Uruban atraabaa
penuh cinta lagi sebaya umurnya,Li ash-haabil yamiin
(Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,Tsullatum minal awwaliin
segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,Wa tsullatum minal aakhiriin
dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.Wa ash-haabusy syimaali maa ash-haabusy syimaal
Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu.Fii samuu-min wa hamiim
Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih,Wa dhillim miy yahmuum
dan dalam naungan asap yang hitam.Laa baaridin wa laa kariim
Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.Innahum kaanuu qabla dzaalika mutrafiin
Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah.Wa kaanuu yushirruuna 'alal hintsil 'adhiim
Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar.Wa kaanuu yaquuluuna a'idzaa mitnaa wa kunnaa turaaban wa 'idhaaman a'innaa lamab'uutsuun
Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?Awa aabaa'unal awwaluun
apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?"Qul innal awwaliina wal aakhiriin
Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,Lamajmuu'uuna ilaa miiqaati yaumim ma'luum
benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.Tsumma innakum ayyuhadh dhaaalluunal mukadzdzibuun
Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan,La aakiluuna min syajarim min zaqquum
benar-benar akan memakan pohon zaqqum,Famaali'uuna minhal buthuun
dan akan memenuhi perutmu dengannya.Fasyaaribuuna 'alaihi minal hamiim
Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.Fasyaaribuuna syurbal hiim
Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.Haadzaa nuzuluhum yaumad diin
Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan.Nahnu khalaqnaakum falaulaa tushaddiquun
Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?Afara'aitum maa tumnuun
Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.A'antum takhluquunahu am nahnul khaaliquun
Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?Nahnu qaddarnaa bainakumul mauta wa maa nahnu bimasbuuqiin
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan,'Alaa an nubaddila amtsaalakum wa nunsyi'akum fii maa laa ta'lamuun
untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.Wa laqad 'alimtumun nasy'atal uulaa falaulaa tadzakkaruun
Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran?Afara'aitum maa tahrutsuun
Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.A'antum tazra'uunahu am nahnuz zaari'uun
Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?Lau nasyaa'u laja'alnaahu huthaaman fadhaltum tafakkahuun
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang.Innaa lamughramuun
(sambil berkata): "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian,Bal nahnu mahruumuun
bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa".Afara'aitumul maa'alladzii tasyrabuun
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.A'antum anzaltumuuhu minal muzni am nahnul munziluun
Kamukah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya?Lau nasyaa'u ja'alnaahu ujaajan falaulaa tasykuruun
Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?Afara'aitumun naarallatii tuuruun
Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan.A'antum ansya'tum syajaratahaa am nahnul munsyi'uun
Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?Nahnu ja'alnaahaa tadzkiratan wa mataa'al lilmuqwiin
Kami menjadikannya untuk peringatan dan untuk yang berguna bagi musafir di padang pasir.Fasabbih bismi rabbikal 'adhiim
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.Falaa uqsimu bimawaaqi'in nujuum
Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.Wa innahu laqasamul lau ta'lamuuna 'adhiim
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.Innahuu laqur'aanun kariim
Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia,Fii kitaabim maknuun
pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),Laa yamassuhuu illal muthahharuun
tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.Tanziilum mir rabbil 'aalamiin
Diturunkan dari Tuhan semesta alam.Afabihaadzal hadiitsi antum mudhinuun
Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Qur'an ini?Wa taj'aluuna rizqakum annakum tukadzdzibuun
kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan-Nya.Falaulaa idzaa balaghatil hulquum
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,Wa antum hiina'idzin tandhuruun
padahal kamu ketika itu melihat,Wa nahnu aqrabu ilaihi minkum wa laakil laa tubshiruun
dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,Falaulaa in kuntum ghaira madiiniin
maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?Tarji'uunahaa in kuntum shaadiqiin
Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?Fa'ammaa in kaana minal muqarrabiin
adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),Farauhun wa raihaanuw wa jannatu na'iim
maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan.Wa ammaa in kaana min ash-haabil yamiin
Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,Fasalaamul laka min ash-haabil yamiin
maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.Wa ammaa in kaana minal mukadzdzibiinadh dhaaalliin
Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,Fanuzulum min hamiim
maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,Wa tashliyatu jahiim
dan dibakar di dalam neraka.Inna haadzaa lahuwa haqqul yaqiin
Sesungguhnya (yang disebutkan) ini adalah suatu keyakinan yang benar.Fasabbih bismi rabbikal 'adhiim
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.Tafsir dan Penjelasan Mendalam Ayat-ayat Surah Al-Waqiah
Untuk memahami Surah Al-Waqiah secara lebih utuh, kita perlu menyelami makna yang terkandung di dalam setiap segmen ayatnya. Surah ini secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa bagian tematik yang saling terkait, membentuk sebuah argumen yang kokoh tentang kepastian hari akhir dan kekuasaan Allah SWT.
Ayat 1-14: Deskripsi Kiamat dan Tiga Golongan Manusia
Surah ini dibuka dengan pernyataan yang sangat tegas: "Apabila terjadi hari Kiamat (Al-Waqiah), terjadinya tidak dapat didustakan." Kata "Al-Waqiah" sendiri menyiratkan sebuah peristiwa yang pasti akan terjadi. Allah tidak menyisakan ruang sedikit pun untuk keraguan. Peristiwa ini akan membalikkan tatanan dunia: ia akan "merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)." Mereka yang di dunia sombong dan berkuasa karena kekufurannya akan direndahkan, sementara mereka yang beriman dan rendah hati akan ditinggikan derajatnya.
Kemudian, Allah menggambarkan dahsyatnya peristiwa tersebut. Bumi diguncangkan dengan guncangan yang luar biasa, dan gunung-gunung yang kokoh dihancurluluhkan hingga menjadi seperti debu yang beterbangan. Ini adalah gambaran kehancuran total tatanan alam semesta yang kita kenal. Setelah kehancuran ini, manusia akan dikumpulkan dan dibagi menjadi tiga golongan utama:
- Ashabul Maimanah (Golongan Kanan): Mereka adalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh, yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanan. Surah ini menyebut mereka dengan penuh kemuliaan, "alangkah mulianya golongan kanan itu."
- Ashabul Masy'amah (Golongan Kiri): Mereka adalah orang-orang kafir dan pendosa, yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kiri. Allah menggambarkan mereka dengan penuh kesengsaraan, "alangkah sengsaranya golongan kiri itu."
- As-Sabiqun As-Sabiqun (Orang-orang yang Terdahulu): Ini adalah golongan istimewa. Mereka adalah orang-orang yang paling dahulu beriman, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan memiliki derajat tertinggi di sisi Allah. Mereka disebut sebagai "Al-Muqarrabun", yaitu orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Mereka menempati surga tertinggi, Jannatun Na'im (surga kenikmatan).
Ayat 15-40: Kenikmatan Abadi bagi Golongan Kanan dan As-Sabiqun
Setelah memperkenalkan tiga golongan tersebut, Allah SWT merincikan balasan bagi mereka yang beruntung. Dimulai dari golongan tertinggi, As-Sabiqun. Mereka digambarkan bersantai di atas dipan-dipan yang bertatahkan emas dan permata, saling berhadap-hadapan dalam suasana persahabatan yang akrab. Mereka dilayani oleh para pemuda abadi (wildan mukhalladun) yang menyajikan minuman dari mata air surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pusing.
Kenikmatan mereka tidak berhenti di situ. Mereka disuguhi buah-buahan pilihan dan daging burung yang lezat sesuai selera. Mereka juga didampingi oleh bidadari-bidadari (hurun 'in) yang suci, bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan rapi. Yang terpenting, suasana di surga sangat damai. Tidak ada perkataan sia-sia atau yang menimbulkan dosa; yang terdengar hanyalah ucapan "salam, salam." Ini adalah balasan setimpal atas amal perbuatan mereka di dunia.
Selanjutnya, surah ini menjelaskan balasan bagi Ashabul Yamin (Golongan Kanan). Kenikmatan mereka juga luar biasa. Mereka berada di antara pohon-pohon bidara yang tak berduri, pohon pisang dengan buah yang bersusun-susun, naungan yang luas, air yang selalu mengalir, dan buah-buahan yang melimpah ruah, tidak pernah berhenti dan mudah didapat. Mereka juga berbaring di atas kasur-kasur yang empuk dan ditinggikan. Pasangan-pasangan mereka diciptakan secara khusus, selalu perawan, penuh cinta, dan sebaya umurnya. Allah menyebutkan bahwa golongan kanan ini terdiri dari banyak orang dari umat terdahulu dan juga banyak dari umat terkemudian, memberikan harapan besar bagi kita semua.
Ayat 41-56: Siksaan Pedih bagi Golongan Kiri
Sebagai kontras yang tajam, Allah kemudian memaparkan penderitaan yang akan dialami oleh Ashabul Syimal (Golongan Kiri). Gambaran yang diberikan sangat menakutkan dan menyengsarakan. Mereka berada dalam siksaan tiga lapis: "samum" (angin yang sangat panas yang menembus pori-pori), "hamim" (air yang mendidih), dan "dhillim miy yahmum" (naungan dari asap hitam pekat). Naungan ini bukanlah naungan yang menyejukkan, melainkan naungan yang menyesakkan, tidak dingin, dan tidak memberi kesenangan sedikit pun.
Allah menjelaskan akar penyebab penderitaan mereka. Di dunia, mereka adalah "mutrafin", yaitu orang-orang yang hidup bermewah-mewahan dan melupakan akhirat. Mereka terus-menerus melakukan dosa besar dan dengan sombongnya mengingkari hari kebangkitan. Mereka bertanya dengan nada mengejek, "Apakah jika kami sudah mati dan menjadi tanah, kami akan dibangkitkan lagi?"
Di akhirat, mereka akan diberi "hidangan" berupa pohon Zaqqum, sebuah pohon di neraka yang buahnya sangat pahit dan menjijikkan. Mereka terpaksa memakannya hingga perut mereka penuh, lalu mereka akan minum air mendidih (hamim) seperti unta yang kehausan. Inilah balasan yang setimpal atas kesesatan dan pendustaan mereka.
Ayat 57-74: Bukti-bukti Kekuasaan Allah sebagai Bantahan
Setelah memaparkan balasan di akhirat, Allah SWT mengajak para pendusta itu untuk berpikir dan merenung. Allah menyajikan serangkaian argumen rasional berdasarkan fenomena alam yang mereka saksikan setiap hari, sebagai bukti kekuasaan-Nya untuk membangkitkan manusia kembali.
- Penciptaan Manusia: "Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?" Allah bertanya tentang proses penciptaan manusia dari setetes air mani. "Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?" Tentu saja, hanya Allah yang mampu menciptakan manusia dari sesuatu yang hina menjadi makhluk yang sempurna. Jika Allah mampu pada penciptaan pertama, tentu Dia lebih mampu lagi untuk membangkitkan kembali.
- Pertanian: "Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?" Manusia hanya menanam, tetapi Allah-lah yang menumbuhkan benih, membelah tanah, dan mengeluarkan tanaman darinya. Jika Allah berkehendak, Dia bisa saja menjadikan tanaman itu kering dan hancur sehingga manusia merugi.
- Air Minum: "Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya?" Siklus air adalah bukti nyata kekuasaan Allah. Dia menurunkan air tawar dari langit. Jika Dia mau, Dia bisa menjadikannya asin sehingga tidak bisa diminum. Mengapa manusia tidak bersyukur?
- Api: "Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?" Api yang menjadi sumber energi dan kehidupan berasal dari kayu pepohonan, yang juga ciptaan Allah. Api ini menjadi pengingat (tadzkirah) akan api neraka dan juga manfaat bagi para musafir.
Setelah serangkaian bukti tak terbantahkan ini, Allah menutup segmen ini dengan perintah: "Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar."
Ayat 75-96: Kemuliaan Al-Qur'an dan Kepastian Akhir Kehidupan
Bagian akhir surah ini berfokus pada sumber dari semua informasi ini, yaitu Al-Qur'an. Allah bersumpah dengan sumpah yang sangat agung: "Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang." Sumpah ini, yang disebut Allah sebagai sumpah yang besar, menunjukkan betapa luas dan teraturnya alam semesta ciptaan-Nya. Sumpah agung ini digunakan untuk menegaskan kebenaran dan kemuliaan Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia (Qur'anun Karim), tersimpan dalam kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), dan tidak ada yang menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan (malaikat). Ini menunjukkan betapa tinggi kedudukan Al-Qur'an, yang diturunkan langsung dari Tuhan semesta alam. Maka, sangatlah tidak pantas jika manusia meremehkan dan mendustakannya.
Sebagai penutup, surah ini kembali ke realitas yang paling dekat dengan manusia: kematian. Allah menantang manusia: ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan, tidak ada seorang pun yang bisa menahannya. Saat itu, Allah lebih dekat kepada orang yang sedang sakaratul maut itu daripada keluarganya sendiri. Jika memang manusia tidak berada di bawah kekuasaan Allah, mengapa mereka tidak bisa mengembalikan nyawa itu?
Pada akhirnya, nasib setelah kematian akan kembali pada tiga golongan yang disebutkan di awal surah. Jika yang meninggal termasuk Al-Muqarrabun, ia akan mendapat ketenteraman, rezeki, dan surga. Jika ia termasuk Ashabul Yamin, ia akan disambut dengan ucapan salam dan keselamatan. Namun, jika ia termasuk golongan pendusta yang sesat, hidangannya adalah air mendidih dan siksa neraka Jahim.
Surah Al-Waqiah ditutup dengan penegasan terakhir, "Sesungguhnya (yang disebutkan) ini adalah suatu keyakinan yang benar (haqqul yaqin)." Dan diakhiri dengan perintah yang sama seperti sebelumnya, sebagai kesimpulan yang sempurna: "Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar." Ini adalah ajakan untuk senantiasa mengagungkan Allah setelah merenungkan kebenaran yang agung ini.