Mengupas Tuntas Sholawat Nariyah Latin dan Keutamaannya

Kaligrafi Islam sebagai representasi Sholawat Nariyah
Kaligrafi sebagai simbol keindahan dalam Islam.

Di antara lautan dzikir dan doa yang diajarkan dalam Islam, Sholawat Nariyah menempati posisi yang istimewa di hati banyak umat Muslim, khususnya di Nusantara. Dikenal karena keindahan lafaznya dan diyakini memiliki fadhilah yang luar biasa, sholawat ini menjadi amalan rutin bagi individu maupun kelompok dalam berbagai kesempatan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam bacaan Sholawat Nariyah dalam tulisan latin, Arab, terjemahan, serta menyelami samudra makna, sejarah, dan keutamaannya.

Bacaan Lengkap Sholawat Nariyah: Arab, Latin, dan Terjemahan

Untuk kemudahan dalam menghafal dan mengamalkan, berikut disajikan teks Sholawat Nariyah secara lengkap. Teks Arab menjadi sumber otentik, tulisan latin membantu bagi yang belum lancar membaca aksara Arab, dan terjemahan membuka pintu pemahaman akan makna agung yang terkandung di dalamnya.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allâhumma sholli sholâtan kâmilatan wa sallim salâman tâmman ‘alâ sayyidinâ Muḫammadinil-ladzî tanḫallu bihil-‘uqodu wa tanfariju bihil-kurobu wa tuqdlô bihil-ḫawâ-iju wa tunâlu bihir-roghô-ibu wa ḫusnul-khowâtimi wa yustasqol-ghomâmu biwajhihil-karîmi wa ‘alâ âlihî wa shoḫbihî fî kulli lamḫatin wa nafasin bi‘adadi kulli ma‘lûmil lak.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat wajahnya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau."

Menyelami Samudra Makna dalam Setiap Lafaz Sholawat Nariyah

Sholawat Nariyah bukan sekadar rangkaian kata tanpa makna. Setiap frasa di dalamnya mengandung permohonan yang mendalam dan pengakuan atas ketinggian martabat Rasulullah SAW. Memahami maknanya akan meningkatkan kekhusyukan dan keyakinan saat mengamalkannya. Mari kita bedah satu per satu.

1. Permohonan Sholawat dan Salam yang Sempurna

"Allâhumma sholli sholâtan kâmilatan wa sallim salâman tâmman..."
Bagian pembuka ini adalah doa inti, permohonan kepada Allah SWT untuk melimpahkan "sholawat yang sempurna" (sholâtan kâmilatan) dan "salam yang penuh" (salâman tâmman). Kata "sempurna" dan "penuh" di sini bukan sekadar penekanan, melainkan sebuah harapan agar rahmat dan kesejahteraan yang tercurah kepada Nabi Muhammad SAW adalah rahmat dan kesejahteraan dengan kualitas terbaik, tanpa kurang suatu apa pun, yang layak bagi kedudukan beliau sebagai makhluk paling mulia. Ini adalah bentuk adab tertinggi seorang hamba ketika bersholawat.

2. Posisi Nabi Muhammad SAW sebagai Wasilah

"...‘alâ sayyidinâ Muḫammadinil-ladzî..."
Sholawat dan salam ini ditujukan "kepada junjungan kami, Muhammad, yang dengan sebab beliau..." Penggunaan kata "sayyidinâ" (junjungan kami) adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas kepemimpinan beliau, baik di dunia maupun di akhirat. Frasa "alladzî" (yang dengan sebab beliau) menjadi kunci yang membuka rangkaian fadhilah berikutnya. Ini mengisyaratkan konsep tawassul atau menjadikan kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai perantara (wasilah) dalam berdoa kepada Allah SWT.

3. Solusi Atas Segala Kesulitan Hidup

Rangkaian kalimat berikutnya menjelaskan secara spesifik berbagai persoalan hidup yang diharapkan dapat teratasi melalui wasilah kemuliaan Nabi Muhammad SAW.

4. Pencapaian Cita-cita dan Akhir yang Baik

5. Kemuliaan Wajah Nabi sebagai Sebab Turunnya Rahmat

"...wa yustasqol-ghomâmu biwajhihil-karîmi..." (dan berkat wajahnya yang mulia, hujan pun turun)
Frasa ini sangat puitis dan sarat makna teologis. Turunnya hujan (ghomam berarti awan mendung) adalah simbol rahmat dan keberkahan dari Allah. Kalimat ini merujuk pada sebuah riwayat di mana para sahabat pernah mengalami kekeringan panjang, lalu mereka meminta Rasulullah SAW untuk berdoa. Dengan mengangkat tangan, Rasulullah SAW berdoa, dan seketika awan datang membawa hujan yang lebat. Kalimat ini adalah pengakuan abadi bahwa kemuliaan "wajah" (simbol dari keseluruhan diri dan kedudukan) Nabi Muhammad SAW menjadi sebab turunnya rahmat Allah yang paling konkret, yaitu hujan yang menyuburkan bumi.

6. Doa yang Mencakup Keluarga dan Sahabat

"...wa ‘alâ âlihî wa shoḫbihî..." (dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya)
Sebuah sholawat tidak akan lengkap tanpa menyertakan keluarga (Ahlul Bait) dan para sahabat Nabi. Ini adalah bentuk penghormatan dan kecintaan kepada mereka yang telah berjuang bersama Rasulullah SAW, menjaga kemurnian ajaran Islam, dan menjadi teladan bagi generasi setelahnya. Mendoakan mereka adalah bagian dari kesempurnaan iman dan adab dalam bersholawat.

7. Sholawat Tanpa Henti dalam Bilangan Tak Terhingga

"...fî kulli lamḫatin wa nafasin bi‘adadi kulli ma‘lûmil lak." (di setiap kedipan mata dan hembusan nafas, sebanyak bilangan segala yang Engkau ketahui)
Ini adalah penutup yang luar biasa agung. Permohonan sholawat ini tidak dibatasi oleh waktu dan bilangan.

Sejarah dan Asal-Usul Penamaan Sholawat Nariyah

Setiap amalan besar biasanya memiliki jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri. Begitu pula dengan Sholawat Nariyah. Meskipun sangat populer, asal-usulnya sering kali menjadi bahan diskusi di kalangan ulama dan sejarawan.

Penyusun Sholawat dan Konteks Sejarahnya

Sholawat ini dinisbahkan kepada seorang wali besar dari Maroko (Maghribi) bernama Syekh Ahmad at-Tazi al-Maghribi. Namun, nama yang paling lekat dengan sholawat ini adalah Syekh Nariyah. Sebagian ulama berpendapat bahwa Syekh Nariyah adalah julukan bagi penyusunnya, sementara yang lain menganggapnya sebagai salah satu murid atau tokoh yang mempopulerkannya.

Kisah yang masyhur menyebutkan bahwa sholawat ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW kepada Syekh Nariyah melalui sebuah mimpi (ru'ya shadiqah). Dalam mimpi tersebut, Syekh Nariyah diperlihatkan keutamaan luar biasa dari sholawat ini. Ia kemudian mengamalkannya dan mengajarkannya kepada murid-muridnya, hingga tersebar luas ke berbagai penjuru dunia Islam.

Mengapa Disebut "Nariyah"?

Nama "Nariyah" berasal dari kata "An-Nar" yang berarti api. Penamaan ini bukanlah tanpa sebab. Menurut Imam Al-Qurthubi, salah seorang ulama tafsir terkemuka, nama ini diberikan karena khasiatnya yang diyakini sangat cepat dan manjur, laksana kobaran api yang menyambar dengan cepat. Ketika seseorang memiliki hajat yang sangat mendesak atau menghadapi kesulitan yang amat berat, mengamalkan sholawat ini dengan jumlah tertentu diyakini akan mendatangkan pertolongan Allah dengan sangat cepat. Kecepatan ijabah doa inilah yang diibaratkan seperti kecepatan api.

Nama-Nama Lain Sholawat Nariyah

Selain dikenal sebagai Sholawat Nariyah, amalan mulia ini juga memiliki beberapa nama lain yang masing-masing mencerminkan fungsi dan keutamaannya:

Beragamnya nama ini menunjukkan betapa luasnya pengakuan dan pengamalan sholawat ini di berbagai kalangan umat Islam dari masa ke masa.

Fadhilah dan Keutamaan Mengamalkan Sholawat Nariyah

Keutamaan atau fadhilah menjadi salah satu daya tarik utama mengapa Sholawat Nariyah begitu dicintai dan diamalkan. Berdasarkan penjelasan para ulama dan pengalaman spiritual para pengamalnya, sholawat ini diyakini memiliki banyak sekali manfaat, baik untuk urusan duniawi maupun ukhrawi.

Imam Ad-Dainuri meriwayatkan, "Barangsiapa membaca shalawat ini (Nariyah) setiap selesai shalat fardhu sebanyak 11 kali dan menjadikannya sebagai wirid, maka rezekinya tidak akan pernah putus, dan ia akan meraih kedudukan yang tinggi serta kekayaan yang berkah."

Berikut adalah beberapa fadhilah utama yang sering disebutkan:

1. Pembuka Pintu Rezeki

Salah satu keutamaan yang paling sering dicari dari Sholawat Nariyah adalah kemampuannya sebagai wasilah untuk membuka pintu rezeki. Banyak ulama menyarankan untuk membacanya secara istiqamah, misalnya sebanyak 11 kali setiap selesai shalat fardhu. Diyakini bahwa dengan rutin mengamalkannya, Allah akan memudahkan jalan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, memberkahi usaha yang dijalani, dan menjauhkan dari kefakiran.

2. Solusi Ampuh Atas Masalah yang Rumit

Sesuai dengan namanya, Tafrijiyah, sholawat ini menjadi andalan ketika seseorang dihadapkan pada masalah yang pelik dan jalan buntu. Dengan membacanya dalam jumlah tertentu, seperti 41 kali, 100 kali, atau bahkan dalam majelis khusus sebanyak 4444 kali, diyakini dapat mendatangkan pertolongan gaib dari Allah. Masalah yang tadinya terasa mustahil untuk diselesaikan, perlahan-lahan akan menemukan titik terang dan jalan keluar.

3. Terkabulnya Hajat dan Cita-cita

Setiap manusia memiliki hajat dan keinginan. Sholawat Nariyah menjadi sarana spiritual untuk "mengetuk pintu langit". Para ulama mengajarkan, barangsiapa yang memiliki hajat besar, hendaknya ia bertawassul dengan kemuliaan Rasulullah SAW melalui sholawat ini. Dibaca dengan penuh keyakinan dan kepasrahan, insya Allah hajat yang baik akan dipermudah jalannya oleh Allah SWT.

4. Diberikan Ketenangan Hati dan Jiwa

Kehidupan modern seringkali membawa kegelisahan, stres, dan kecemasan. Lafaz Sholawat Nariyah yang indah dan penuh makna memiliki efek menenangkan bagi jiwa. Merutinkannya dapat membantu seseorang merasa lebih dekat dengan Allah dan Rasul-Nya, sehingga hati menjadi lebih tenteram, pikiran lebih jernih, dan lebih sabar dalam menghadapi cobaan hidup.

5. Perlindungan dari Musibah dan Bahaya

Sholawat adalah benteng bagi seorang mukmin. Mengamalkan Sholawat Nariyah diyakini dapat melindungi diri, keluarga, dan harta benda dari berbagai macam musibah, seperti kecelakaan, penyakit, kejahatan, dan bencana alam. Ia menjadi semacam perisai spiritual yang menjaga pengamalnya atas izin Allah.

6. Memperoleh Husnul Khatimah

Sebagaimana yang secara eksplisit disebutkan dalam teks sholawat ("...wa ḫusnul-khowâtimi..."), salah satu fadhilah tertingginya adalah harapan untuk mendapatkan akhir hidup yang baik. Dengan istiqamah bersholawat, seseorang berharap kelak di akhir hayatnya akan mendapatkan taufik untuk bertaubat, dimudahkan mengucapkan syahadat, dan meninggal dalam keadaan diridhai Allah SWT.

7. Berpotensi Bertemu Rasulullah SAW dalam Mimpi

Bagi para pecinta Rasulullah (muhibbin), bertemu dengan beliau dalam mimpi adalah anugerah terbesar. Para ulama tasawuf menyebutkan bahwa memperbanyak sholawat dengan penuh cinta dan kerinduan, termasuk Sholawat Nariyah, dapat menjadi salah satu wasilah untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini adalah buah dari ketulusan cinta dan konsistensi dalam bersholawat.

Tata Cara Mengamalkan Sholawat Nariyah

Sholawat Nariyah dapat diamalkan kapan saja dan di mana saja. Namun, terdapat beberapa metode atau tata cara khusus yang diajarkan oleh para ulama untuk mendapatkan fadhilah yang lebih spesifik. Tentu saja, kunci utama dari setiap amalan adalah niat yang ikhlas karena Allah dan istiqamah (konsisten).

1. Amalan Harian

Untuk wirid harian, cara yang paling umum adalah membacanya sebanyak 11 kali setiap selesai shalat fardhu lima waktu. Amalan ini tergolong ringan namun jika dilakukan secara rutin, fadhilahnya diyakini sangat besar, terutama dalam hal kelancaran rezeki dan ketenangan batin.

2. Untuk Hajat Mendesak

Jika seseorang memiliki hajat yang sangat penting dan mendesak, dianjurkan untuk membacanya sebanyak 41 kali dalam satu majelis (satu kali duduk). Lakukan setelah shalat hajat atau shalat fardhu, kemudian panjatkan doa spesifik mengenai hajat yang diinginkan.

3. Untuk Menghilangkan Kesulitan Besar

Ketika menghadapi kesulitan atau musibah yang sangat berat, para ulama sering menyarankan untuk membacanya sebanyak 313 kali. Angka 313 memiliki nilai historis dalam Islam, yaitu jumlah pasukan Muslim dalam Perang Badar yang meraih kemenangan gemilang atas izin Allah.

4. Amalan Majelis 4444 Kali

Ini adalah metode yang paling terkenal dan dianggap memiliki kekuatan spiritual yang sangat dahsyat. Membaca Sholawat Nariyah sebanyak 4444 kali biasanya dilakukan secara berjamaah dalam satu majelis untuk suatu hajat besar, seperti kesembuhan dari penyakit berat, solusi atas masalah pelik, atau menolak bala.

Tata caranya biasanya sebagai berikut:

Angka 4444 bukanlah angka yang ditetapkan oleh nash Al-Qur'an atau Hadits, melainkan hasil dari tajribah (eksperimen spiritual) para ulama dan auliya. Mereka menemukan bahwa jumlah ini memiliki "rahasia" (sirr) atau keistimewaan tersendiri dalam pengabulan doa. Ini termasuk dalam kategori amalan mujarab (terbukti manjur berdasarkan pengalaman).

Pandangan Ulama Mengenai Sholawat Nariyah

Mayoritas ulama Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), terutama dari kalangan madzhab Syafi'i dan pengikut tasawuf, memandang Sholawat Nariyah sebagai amalan yang baik dan dianjurkan. Mereka melihat kandungan sholawat ini tidak bertentangan dengan akidah Islam.

Konsep tawassul yang terkandung di dalamnya dianggap sah, karena pada hakikatnya permohonan tetap ditujukan kepada Allah SWT, dengan menjadikan kedudukan mulia Nabi Muhammad SAW sebagai perantara. Ini didasarkan pada dalil-dalil tawassul yang dibenarkan, seperti kisah seorang buta yang datang kepada Nabi untuk didoakan, atau tawassulnya Sayyidina Umar bin Khattab dengan paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthalib.

Meskipun demikian, ada sebagian kecil kelompok yang mempermasalahkan beberapa frasa di dalamnya karena dianggap berlebihan. Namun, para ulama Aswaja telah memberikan penjelasan yang komprehensif bahwa frasa-frasa tersebut harus dipahami dalam kerangka bahasa kiasan (majaz) dan sebagai bentuk pengakuan atas sebab-akibat yang semuanya terjadi atas izin Allah. Nabi Muhammad SAW adalah sebab, namun penyebab utamanya (musabbibul asbab) tetaplah Allah SWT.

Kesimpulan: Menjadikan Sholawat Nariyah Bagian dari Hidup

Sholawat Nariyah adalah sebuah mutiara indah dalam khazanah spiritual Islam. Ia bukan hanya sekadar bacaan, melainkan sebuah ekspresi cinta, pengagungan, dan permohonan kepada Allah melalui wasilah makhluk-Nya yang paling agung, Sayyidina Muhammad SAW. Dari bacaan sholawat nariyah latin yang memudahkan pengucapan, teks Arab yang otentik, hingga terjemahan yang membuka cakrawala makna, kita dapat melihat betapa dalamnya doa yang terkandung di dalamnya.

Dengan memahami sejarahnya, meresapi maknanya, dan meyakini fadhilahnya, mengamalkan Sholawat Nariyah dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dalam mengarungi kehidupan. Ia menjadi penenang di kala gelisah, pembuka jalan di kala sempit, dan penyambung asa kepada Sang Pencipta. Semoga kita semua dapat menjadikannya sebagai wirid harian, sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

🏠 Kembali ke Homepage