Pendahuluan: Filosofi Peraturan Futsal Modern
Futsal adalah olahraga yang dinamis dan membutuhkan kecepatan berpikir serta teknik tinggi. Peraturan Futsal yang diperbarui secara berkala, berdasarkan Laws of the Game (LOTG) yang ditetapkan oleh badan sepak bola dunia, bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pemain, memastikan keadilan, dan mendorong permainan yang lebih menyerang dan cepat.
Memahami detail setiap aturan, mulai dari dimensi teknis lapangan hingga prosedur disiplin wasit, sangat penting bagi pemain, pelatih, wasit, maupun penggemar. Peraturan terbaru memberikan penekanan khusus pada peran wasit, prosedur pergantian pemain yang ketat, dan sistem hukuman pelanggaran yang bersifat progresif (pelanggaran akumulatif).
Alt Text: Diagram sederhana lapangan futsal, menunjukkan garis batas, garis tengah, lingkaran tengah, area penalti 6 meter, dan tanda penalti 10 meter.
Hukum 1: Lapangan Permainan (The Pitch)
Lapangan futsal harus berbentuk persegi panjang. Peraturan terbaru sangat spesifik mengenai toleransi dimensi, terutama untuk pertandingan internasional dan non-internasional.
1.1 Dimensi Lapangan
- Panjang Garis Batas (Touch Line): Minimum 25 meter, Maksimum 42 meter.
- Lebar Garis Gawang (Goal Line): Minimum 16 meter, Maksimum 25 meter.
- Standar Internasional: Panjang harus antara 38 hingga 42 meter, dan lebar antara 20 hingga 25 meter.
1.2 Penandaan Lapangan
Semua garis harus memiliki lebar yang sama, maksimal 8 sentimeter. Garis batas harus ditandai dengan jelas dan menjadi bagian dari area yang mereka batasi (misalnya, jika bola menyentuh garis, itu masih dianggap 'di dalam').
- Garis Tengah: Membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama.
- Lingkaran Tengah: Jari-jari 3 meter dari titik tengah.
- Titik Penalti Pertama: Berjarak 6 meter dari titik tengah antara tiang gawang.
- Titik Penalti Kedua: Berjarak 10 meter dari titik tengah antara tiang gawang.
1.3 Area Penalti (Penalty Area)
Area ini dibentuk oleh dua garis seperempat lingkaran (kuadran) dengan jari-jari 6 meter dari bagian luar tiang gawang, dihubungkan oleh garis lurus sepanjang 3,16 meter yang sejajar dengan garis gawang. Area ini sangat penting karena menentukan batasan di mana kiper diizinkan menguasai bola menggunakan tangan.
1.4 Zona Pergantian (Substitution Zones)
Zona pergantian terletak di depan bangku cadangan tim dan harus berjarak 5 meter dari garis tengah. Ini adalah titik kritis. Pergantian pemain harus dilakukan sepenuhnya dalam zona ini. Pelanggaran terhadap prosedur pergantian (seperti pemain yang masuk sebelum pemain yang keluar meninggalkan lapangan sepenuhnya) akan menghasilkan tendangan bebas tidak langsung (TBT) dan kartu kuning.
1.5 Gawang
Gawang harus ditempatkan di tengah setiap garis gawang. Dimensinya adalah 3 meter lebar (jarak bagian dalam tiang) dan 2 meter tinggi (jarak dari bagian bawah mistar ke permukaan lapangan). Gawang harus dilengkapi dengan jaring yang aman dan dapat dipindahkan jika diperlukan, tetapi harus tetap stabil selama pertandingan.
Hukum 2: Bola
Bola futsal berbeda dengan bola sepak lapangan besar. Peraturan mengharuskan bola berukuran 4, dengan lingkar antara 62 hingga 64 cm. Tekanan bola harus sesuai, tetapi karakteristik utamanya adalah memiliki pantulan yang berkurang (low bounce).
Jika bola pecah atau kehilangan bentuknya secara signifikan saat permainan berlangsung, permainan dihentikan, dan dimulai kembali dengan ‘jatuh bola’ (drop ball) di tempat bola menjadi tidak layak. Jika terjadi saat tendangan penalti, tendangan itu harus diulang.
Hukum 3: Para Pemain
Jumlah pemain dan prosedur pergantian adalah salah satu pembeda terbesar futsal dari sepak bola.
3.1 Jumlah Pemain dan Pengganti
- Setiap tim terdiri dari maksimal 5 pemain, termasuk satu penjaga gawang.
- Maksimal pemain pengganti (cadangan) adalah 9.
- Pertandingan tidak boleh dimulai atau dilanjutkan jika salah satu tim memiliki kurang dari 3 pemain.
3.2 Prosedur Pergantian (Rolling Substitutions)
Pergantian bersifat ‘menggulir’ (rolling) dan tidak terbatas jumlahnya. Namun, prosedur harus dilakukan dengan sangat cermat:
- Pemain yang keluar harus meninggalkan lapangan melalui zona pergantian timnya.
- Pemain pengganti baru boleh masuk lapangan hanya setelah pemain yang keluar sudah sepenuhnya melintasi garis batas.
- Pemain pengganti harus masuk melalui zona pergantian timnya.
- Penjaga gawang boleh diganti oleh pemain cadangan atau pemain lapangan lainnya.
Pelanggaran Prosedur: Jika pemain pengganti melanggar prosedur (misalnya, masuk sebelum pemain lain keluar, atau masuk di luar zona), permainan dihentikan, diberikan TBT kepada tim lawan, dan wasit wajib memberikan kartu kuning kepada pemain yang bersalah karena 'melanggar prosedur pergantian'.
3.3 Pemain yang Dikeluarkan (Sending Off)
Jika seorang pemain dikartu merah, tim tersebut harus bermain dengan kekurangan pemain (4 pemain) selama 2 menit efektif. Setelah 2 menit berlalu, tim boleh memasukkan pemain pengganti kelima untuk kembali bermain penuh. Namun, jika tim yang kekurangan pemain kebobolan sebelum 2 menit berakhir, pemain pengganti boleh masuk segera setelah gol terjadi.
3.4 Kiper Terbang (Flying Goalkeeper)
Setiap pemain lapangan dapat bertindak sebagai kiper terbang, asalkan mereka mengenakan seragam kiper yang berbeda warnanya dari kedua tim dan wasit. Peraturan mengenai kiper terbang mencakup batasan waktu penguasaan bola (4 detik di setengah lapangan sendiri) dan larangan menyentuh bola dengan tangan di luar area penalti. Kiper terbang sering digunakan dalam situasi kekuatan penuh atau saat tertinggal di menit-menit akhir.
Hukum 4: Perlengkapan Pemain
Keselamatan adalah prioritas. Perlengkapan wajib bagi pemain adalah kaos, celana, kaos kaki, pelindung tulang kering (shinguards), dan alas kaki (sepatu kanvas atau kulit lembut).
4.1 Perlengkapan Wajib dan Terlarang
- Wajib: Pelindung tulang kering harus tertutup kaos kaki sepenuhnya.
- Terlarang: Semua jenis perhiasan (cincin, kalung, anting) dilarang. Jika tidak dapat dilepas (misalnya gelang medis), harus ditutup rapat dengan selotip.
- Kiper: Harus mengenakan warna yang membedakan dirinya dari pemain lapangan dan wasit.
Jika wasit menemukan perlengkapan ilegal atau berbahaya, pemain yang bersangkutan harus meninggalkan lapangan untuk memperbaiki atau mengganti perlengkapan dan hanya boleh masuk kembali setelah diperiksa oleh wasit.
Hukum 5, 6, & 7: Wasit, Petugas, dan Durasi Pertandingan
5.1 Peran dan Kewenangan Wasit (Law 5)
Pertandingan dipimpin oleh dua wasit lapangan (Wasit 1 dan Wasit 2) yang memiliki kewenangan penuh. Wasit 1 umumnya berada di sisi yang memiliki timekeeper/official meja, sementara Wasit 2 berada di sisi lain. Keputusan mereka mengenai fakta yang berkaitan dengan permainan (termasuk gol yang dicetak dan hasil pertandingan) adalah final. Dalam kasus ketidaksepakatan antara Wasit 1 dan Wasit 2, Wasit 1 (Wasit Utama) yang mengambil keputusan akhir.
6.1 Petugas Meja dan Timekeeper (Law 6)
Petugas meja dan timekeeper memiliki tanggung jawab krusial di Futsal, terutama karena waktu berjalan secara efektif (waktu dihentikan saat bola keluar atau terjadi pelanggaran).
- Mengukur durasi pertandingan dan time-out.
- Mencatat semua pelanggaran akumulatif.
- Memberi sinyal kepada wasit ketika terjadi pelanggaran akumulatif ke-5, dan ketika 2 menit hukuman telah berakhir setelah kartu merah.
7.1 Durasi Pertandingan (Law 7)
Pertandingan futsal dimainkan dalam dua babak, masing-masing 20 menit waktu efektif (stop clock). Artinya, jam akan dihentikan setiap kali bola keluar, gol dicetak, atau wasit meniup peluit untuk pelanggaran.
- Interval: Jeda antar babak tidak boleh melebihi 15 menit.
- Time-out: Setiap tim berhak atas satu time-out berdurasi 1 menit per babak. Time-out yang tidak digunakan di babak pertama tidak dapat dibawa ke babak kedua. Time-out hanya dapat diminta ketika tim tersebut sedang menguasai bola.
- Babak Tambahan (Extra Time): Jika pertandingan membutuhkan perpanjangan waktu, biasanya terdiri dari dua babak 5 menit, juga menggunakan waktu efektif.
Hukum 8, 9, & 10: Memulai Permainan, Bola Keluar, dan Gol
8.1 Memulai dan Memulai Kembali Permainan (Law 8)
Kick-off: Digunakan untuk memulai permainan dan setelah gol terjadi. Semua pemain lawan harus berada 3 meter dari titik tengah. Bola dianggap bergerak ketika ditendang dan jelas bergerak. Gol langsung dari kick-off diperbolehkan.
Jatuh Bola (Drop Ball): Digunakan untuk memulai kembali permainan setelah wasit menghentikan permainan karena alasan yang tidak tercakup dalam hukum (misalnya, cedera serius atau gangguan eksternal). Bola dijatuhkan kepada satu pemain tim yang terakhir menyentuh bola di lokasi penghentian.
9.1 Bola Keluar dan Dalam Permainan (Law 9)
Bola dianggap keluar dari permainan jika sudah sepenuhnya melewati garis batas atau garis gawang, atau ketika permainan dihentikan oleh wasit. Aturan ini ketat; bagian bola tidak boleh berada di atas garis sama sekali.
10.1 Penentuan Hasil Gol (Law 10)
Gol dinyatakan sah ketika seluruh bagian bola melewati garis gawang, di antara tiang gawang dan di bawah mistar, asalkan tim penyerang tidak melakukan pelanggaran sebelum gol terjadi. Tim yang mencetak gol terbanyak adalah pemenang.
Hukum 11: Offside (Tidak Berlaku di Futsal)
Secara fundamental, Futsal tidak mengenal aturan Offside. Pemain bebas menempatkan diri mereka di mana saja di lapangan tanpa batasan offside. Hal ini mendorong strategi yang lebih intens dan permainan yang lebih cepat di kedua ujung lapangan.
Hukum 12: Pelanggaran dan Kelakuan Tidak Pantas
Ini adalah Hukum paling kompleks dan krusial di Futsal, yang mengatur sistem pelanggaran akumulatif dan sanksi disiplin.
12.1 Pelanggaran Tendangan Bebas Langsung (TBD)
Pelanggaran ini tercatat sebagai Pelanggaran Akumulatif (Accumulated Foul). TBD diberikan jika pemain melakukan salah satu dari sepuluh pelanggaran yang dinilai oleh wasit sebagai ceroboh (careless), gegabah (reckless), atau menggunakan kekuatan yang berlebihan (excessive force).
Contoh Pelanggaran TBD (Termasuk Upaya):
- Menendang atau mencoba menendang lawan.
- Menjegal (tripping) lawan.
- Menerjang lawan (jumping at).
- Menabrak lawan (charging).
- Memukul atau mencoba memukul lawan.
- Mendorong lawan.
- Melakukan tekel dengan kedua kaki (sliding tackle) terhadap lawan yang menguasai bola (Pengecualian: tekel meluncur boleh dilakukan untuk memblok tembakan/operan asalkan tidak melibatkan kontak dengan lawan).
- Memegang lawan.
- Meludahi lawan.
- Menyentuh bola dengan tangan secara sengaja (kecuali kiper di areanya).
12.2 Pelanggaran Tendangan Bebas Tidak Langsung (TBT)
Pelanggaran ini TIDAK dihitung sebagai Pelanggaran Akumulatif. TBT diberikan jika:
- Kiper melakukan pelanggaran kiper (Lihat 12.4).
- Bermain dengan cara yang berbahaya (misalnya, mengangkat kaki terlalu tinggi dekat kepala lawan).
- Menghalangi pergerakan lawan tanpa ada upaya bermain bola (impeding).
- Mencegah kiper melepaskan bola yang berada dalam kendalinya.
12.3 Sistem Pelanggaran Akumulatif (The 6th Foul Rule)
Futsal menerapkan hukuman progresif berdasarkan jumlah pelanggaran TBD (pelanggaran akumulatif) yang dilakukan oleh satu tim dalam satu babak:
- Pelanggaran ke-1 hingga ke-5: Dihukum dengan Tendangan Bebas Langsung (TBD) normal, di mana pemain bertahan boleh membuat pagar betis (wall) berjarak 5 meter.
- Pelanggaran ke-6 dan seterusnya (di babak yang sama): Dihukum dengan TBD tanpa pagar betis. Tendangan ini dilakukan dari Titik Penalti Kedua (10 meter) jika pelanggaran terjadi di luar area penalti dan di luar garis imajiner 10 meter. Jika pelanggaran terjadi antara garis gawang dan garis penalti kedua, tim penyerang boleh memilih tendangan dilakukan dari titik penalti kedua (10m) atau dari tempat pelanggaran terjadi.
- Prosedur Eksekusi: Dalam penalti 10 meter, hanya kiper dan penendang yang diizinkan di depan bola. Pemain lain harus berada di belakang garis tengah.
- Reset: Jumlah akumulatif pelanggaran akan direset menjadi nol pada awal babak kedua dan pada awal setiap babak perpanjangan waktu.
12.4 Pelanggaran Khusus Penjaga Gawang
Kiper Futsal memiliki batasan ketat dalam penguasaan bola:
- Aturan 4 Detik: Kiper tidak boleh menguasai bola di setengah lapangan sendiri (baik dengan tangan di area penalti, maupun dengan kaki di luar area) selama lebih dari 4 detik. Pelanggaran: TBT di garis area penalti.
- Kembali ke Kiper (Backpass Rule): Kiper tidak boleh menerima bola lagi dari rekan setimnya, setelah melepaskan penguasaan bola, kecuali jika:
- Bola telah disentuh oleh lawan.
- Kiper berada di setengah lapangan lawan.
12.5 Sanksi Disiplin (Kartu Kuning dan Merah)
Kartu Kuning (Peringatan/Caution)
Diberikan karena:
- Kelakuan tidak sportif (Unsporting Behaviour).
- Menunjukkan ketidaksetujuan dengan kata-kata atau tindakan (Dissent).
- Melanggar Prosedur Pergantian Pemain.
- Terus menerus melanggar Peraturan Permainan.
- Menunda dimulainya kembali permainan (Delaying the restart).
- Gagal menghormati jarak yang diperlukan saat tendangan bebas, kick-in, atau tendangan sudut.
Kartu Merah (Pengusiran/Sending Off)
Diberikan karena:
- Pelanggaran Serius (Serious Foul Play), seperti tekel dari belakang dengan kekuatan berlebihan.
- Kelakuan Kasar (Violent Conduct), seperti memukul atau meludah.
- Menggunakan bahasa atau gestur yang menyinggung, menghina, atau kasar.
- Menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan yang sama.
- Menghalangi Peluang Mencetak Gol yang Jelas (DOGSO): Melakukan pelanggaran TBD untuk menggagalkan peluang lawan yang jelas untuk mencetak gol (kecuali penalti, di mana YC diberikan jika pelanggaran dilakukan saat mencoba merebut bola).
- Menghalangi Gol melalui Pelanggaran Tangan (Handling DOGSO): Mencegah gol atau peluang mencetak gol yang jelas oleh tim lawan dengan menyentuh bola secara sengaja (kecuali kiper di areanya).
Hukum 13 & 14: Tendangan Bebas dan Tendangan Penalti
13.1 Prosedur Tendangan Bebas
Tendangan bebas (TBD dan TBT) di Futsal tunduk pada Aturan 4 Detik. Penendang harus melepaskan bola dalam waktu 4 detik setelah wasit memberi sinyal, atau hak menendang berpindah ke lawan (TBT).
- Jarak: Semua pemain lawan harus berjarak minimal 5 meter dari bola.
- Tempat: Jika TBT diberikan di dalam area penalti, tendangan dilakukan di garis area penalti yang terdekat dengan lokasi pelanggaran.
14.1 Tendangan Penalti (Penalty Kick)
Diberikan jika pelanggaran TBD dilakukan oleh pemain bertahan di dalam area penalti mereka. Tendangan dilakukan dari Titik Penalti Pertama (6 meter).
- Bola harus diam di titik penalti.
- Kiper bertahan harus tetap di garis gawang, menghadap penendang, dan tidak boleh bergerak ke samping sampai bola ditendang.
- Semua pemain lain (kecuali penendang dan kiper) harus berada di lapangan, di luar area penalti, dan berjarak minimal 5 meter dari titik penalti, serta berada di belakang bola.
Hukum 15, 16, & 17: Kick-in, Goal Clearance, dan Corner Kick
15.1 Kick-in (Tendangan ke Dalam)
Tendangan ke dalam menggantikan lemparan ke dalam pada sepak bola. Digunakan saat bola melewati garis batas lapangan. Bola harus diletakkan di atas garis batas dan ditendang ke dalam lapangan. Aturan ketatnya:
- Kaki: Sebagian kaki penendang harus berada di atas atau di luar garis batas.
- 4 Detik: Harus diselesaikan dalam 4 detik.
- Gol Langsung: Gol tidak dapat dicetak secara langsung dari Kick-in. Jika bola langsung masuk ke gawang lawan, diberikan Goal Clearance. Jika langsung masuk ke gawang sendiri, diberikan tendangan sudut (corner kick) untuk lawan.
- Jarak: Pemain lawan harus berjarak minimal 5 meter dari titik Kick-in.
16.1 Goal Clearance (Tendangan Gawang)
Goal Clearance diberikan ketika bola terakhir disentuh oleh penyerang dan seluruhnya melewati garis gawang (tanpa terjadi gol).
- Prosedur: Kiper harus melempar (bukan menendang) bola dari dalam area penalti dengan tangan.
- 4 Detik: Pelepasan bola harus dilakukan dalam 4 detik.
- Bola Masuk Permainan: Bola dianggap dalam permainan segera setelah dilempar keluar dari area penalti.
- Pelanggaran: Jika Goal Clearance tidak dilempar dengan benar, Goal Clearance diulang. Jika kiper menunda pelepasan lebih dari 4 detik, diberikan TBT.
17.1 Corner Kick (Tendangan Sudut)
Diberikan ketika bola terakhir disentuh oleh pemain bertahan dan seluruhnya melewati garis gawang (tanpa terjadi gol).
- Prosedur: Bola ditempatkan di dalam seperempat lingkaran sudut.
- 4 Detik: Harus diselesaikan dalam 4 detik.
- Jarak: Pemain lawan harus berjarak minimal 5 meter.
- Gol Langsung: Gol dapat dicetak langsung dari tendangan sudut.
Keputusan Wasit dan Protokol VAR (Video Assistant Referee)
Meskipun Futsal pada tingkat lokal dan nasional jarang menggunakan VAR, dalam turnamen besar internasional, protokol VAR telah disesuaikan. Keputusan yang dapat ditinjau meliputi insiden gol/tidak gol, insiden penalti/tidak penalti, kartu merah langsung, dan kesalahan identitas pemain yang dihukum.
Namun, dalam sebagian besar pertandingan Futsal, keputusan wasit di lapangan (termasuk keputusan Timekeeper dan Wasit Kedua) bersifat final. Wasit memiliki tugas tambahan untuk menjaga integritas aturan 4 detik, yang membutuhkan fokus waktu yang intens, terutama selama set-piece (tendangan bebas, kick-in, tendangan sudut, goal clearance).
Penerapan Aturan 4 Detik yang Ketat
Penerapan aturan 4 detik adalah ciri khas Futsal modern dan harus dipatuhi secara ketat pada semua jenis restart (kick-in, tendangan sudut, goal clearance, tendangan bebas). Jika batas waktu 4 detik terlampaui:
- Tim lawan mendapatkan Tendangan Bebas Tidak Langsung (TBT).
- Jika pelanggaran 4 detik dilakukan oleh kiper di setengah lapangan sendiri (Goal Clearance atau penguasaan bola biasa), diberikan TBT di garis area penalti.
Disiplin di Technical Area
Peraturan terbaru memberikan otoritas lebih kepada wasit untuk memberikan sanksi kepada staf pelatih dan tim cadangan yang berada di Technical Area. Jika terjadi kelakuan tidak pantas oleh ofisial tim, wasit harus memberikan kartu kuning atau kartu merah kepada pelatih atau ofisial tim yang bersangkutan. Jika pelaku tidak dapat diidentifikasi, sanksi diberikan kepada Pelatih Kepala. Sanksi ini tidak memengaruhi jumlah pemain di lapangan, namun staf yang terkena kartu merah harus segera meninggalkan area teknis dan sekitarnya.
Kesimpulan
Peraturan Futsal terbaru dirancang untuk memaksimalkan kecepatan dan keterampilan teknis dalam permainan. Pemahaman mendalam mengenai batasan seperti aturan 4 detik, prosedur pergantian pemain yang ketat, dan sistem hukuman akumulatif adalah kunci keberhasilan. Konsistensi dalam penerapan peraturan, terutama Hukum 12 yang berkaitan dengan pelanggaran dan disiplin, memastikan integritas dan ritme tinggi dalam setiap pertandingan futsal.
Setiap perubahan kecil dalam regulasi ditujukan untuk membuat futsal menjadi olahraga yang lebih adil dan menarik, sekaligus menjaga fokus pada skill individu dan kolektif yang cepat.