Memahami Niat Sholat Safar: Panduan Lengkap Jamak dan Qashar

Ilustrasi seorang musafir melakukan sholat dalam perjalanan

Islam adalah agama yang memberikan kemudahan bagi para pemeluknya. Salah satu bentuk kemudahan yang paling nyata adalah adanya rukhsah atau keringanan dalam beribadah, terutama bagi mereka yang sedang dalam perjalanan atau safar. Sholat, sebagai tiang agama, tidak pernah boleh ditinggalkan, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun. Oleh karena itu, Allah SWT memberikan dispensasi berupa sholat qashar (meringkas) dan sholat jamak (menggabungkan). Namun, inti dari sahnya ibadah ini terletak pada sebuah pondasi yang tak terlihat namun sangat menentukan: niat. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai niat sholat safar, agar setiap musafir dapat menjalankan ibadahnya dengan benar, tenang, dan diterima di sisi Allah SWT.

Memahami Konsep Safar dan Rukhsah

Sebelum kita menyelam lebih dalam ke lafal niat sholat safar, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan safar dan syarat-syarat yang menjadikannya absah untuk mendapatkan rukhsah. Tidak semua perjalanan dapat disebut safar yang memperbolehkan seseorang mengambil keringanan sholat.

Definisi Safar dalam Fiqih

Secara bahasa, safar berarti perjalanan. Namun dalam istilah fiqih, safar adalah perjalanan keluar dari wilayah tempat tinggal seseorang dengan menempuh jarak tertentu dan dengan tujuan yang dibenarkan oleh syariat. Para ulama fiqih telah menetapkan beberapa kriteria agar sebuah perjalanan dapat dikategorikan sebagai safar yang sah untuk mengambil rukhsah.

Syarat-Syarat Safar yang Memperbolehkan Jamak & Qashar

  1. Jarak Tempuh: Ini adalah salah satu syarat utama. Mayoritas ulama (Jumhur Ulama) dari mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hambali berpendapat bahwa jarak minimal sebuah perjalanan untuk bisa mengqashar sholat adalah sekitar 85 hingga 90 kilometer. Angka ini merupakan konversi dari ukuran zaman dahulu, yaitu 4 burud atau 16 farsakh. Beberapa ulama kontemporer membulatkannya menjadi 88 atau 89 km. Penting untuk dipahami bahwa jarak ini adalah jarak sekali jalan, bukan jarak pulang-pergi.
  2. Tujuan Perjalanan yang Mubah: Perjalanan yang dilakukan harus memiliki tujuan yang dibenarkan oleh syariat, atau setidaknya bukan untuk tujuan maksiat. Contoh tujuan yang mubah adalah berdagang, silaturahmi, menuntut ilmu, berobat, atau rekreasi yang halal. Jika seseorang melakukan perjalanan dengan niat untuk melakukan perbuatan dosa (misalnya merampok atau berzina), maka ia tidak berhak mendapatkan keringanan dari Allah SWT.
  3. Niat Safar Sejak Awal: Seseorang harus sudah berniat untuk menempuh perjalanan yang mencapai jarak minimal tersebut sejak ia memulai perjalanannya. Jika seseorang keluar rumah tanpa tujuan yang jelas dan kemudian memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh di tengah jalan, maka status safarnya baru dimulai sejak ia berniat tersebut.
  4. Telah Melewati Batas Wilayah: Keringanan sholat safar baru bisa dimulai ketika seorang musafir telah benar-benar keluar dari batas wilayah pemukiman tempat tinggalnya. Batas ini bisa berupa gerbang kota, bangunan terakhir di desa, atau batas alamiah lainnya yang menandakan akhir dari kawasan tempat tinggalnya. Selama masih berada di dalam kota atau desanya, ia masih wajib sholat seperti biasa (tamam atau sempurna).

Keringanan (rukhsah) adalah anugerah dari Allah. Mengambilnya adalah bentuk rasa syukur kita atas kemudahan yang diberikan-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, "Sesungguhnya Allah suka apabila rukhshah (keringanan)-Nya diambil, sebagaimana Dia benci apabila maksiat kepada-Nya dilakukan."

Mengenal Sholat Qashar dan Sholat Jamak

Dua bentuk rukhsah utama dalam sholat bagi musafir adalah qashar dan jamak. Keduanya bisa dilakukan secara terpisah atau digabungkan.

1. Sholat Qashar (Meringkas Sholat)

Qashar secara bahasa berarti meringkas atau memendekkan. Dalam istilah sholat, qashar adalah meringkas jumlah rakaat sholat fardhu yang aslinya empat rakaat (Dzuhur, Ashar, dan Isya) menjadi hanya dua rakaat. Sholat Subuh (2 rakaat) dan Maghrib (3 rakaat) tidak bisa diqashar.

Dalil mengenai sholat qashar sangat jelas disebutkan dalam Al-Qur'an:

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ

"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu)..." (QS. An-Nisa: 101)

2. Sholat Jamak (Menggabungkan Sholat)

Jamak berarti mengumpulkan atau menggabungkan. Dalam sholat, jamak adalah menggabungkan dua sholat fardhu dan mengerjakannya dalam satu waktu. Sholat yang bisa dijamak adalah sholat Dzuhur dengan Ashar, dan sholat Maghrib dengan Isya. Sholat Subuh tidak bisa dijamak dengan sholat apapun.

Sholat jamak terbagi menjadi dua jenis:

Seorang musafir diberikan keleluasaan untuk memilih antara jamak taqdim atau jamak ta'khir, tergantung mana yang lebih mudah baginya. Jika ia tiba di suatu tempat pada waktu Dzuhur dan akan melanjutkan perjalanan sebelum waktu Ashar habis, maka jamak taqdim lebih utama. Sebaliknya, jika ia masih dalam perjalanan saat waktu Dzuhur dan diperkirakan baru akan berhenti pada waktu Ashar, maka jamak ta'khir lebih mudah.

Puncak Pembahasan: Lafal Niat Sholat Safar yang Benar

Niat adalah rukun sholat yang bertempat di dalam hati. Melafalkannya (talaffuzh) menurut sebagian ulama, seperti mazhab Syafi'i, hukumnya sunnah untuk membantu memantapkan hati. Yang terpenting adalah apa yang terlintas di hati saat takbiratul ihram. Niat harus mencakup tiga unsur: qashad (sengaja melakukan sholat), ta'yin (menentukan sholat apa, misal Dzuhur atau Ashar), dan fardhiyyah (menyatakan kefardhuannya).

Bagi seorang musafir, niatnya harus lebih spesifik dengan menyertakan keterangan jamak dan/atau qashar.

1. Niat Sholat Jamak Taqdim dan Qashar (Dzuhur & Ashar)

Ini adalah kondisi di mana Anda mengerjakan sholat Dzuhur 2 rakaat dan Ashar 2 rakaat, keduanya dilakukan di waktu Dzuhur.

Niat Sholat Dzuhur (Qashar & Jamak Taqdim):

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ الْعَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhodh dzhuhri rok'ataini qoshron majmuu'an ilaihil 'ashru jam'a taqdiimin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Dzuhur dua rakaat, diringkas, dengan menjamak Ashar kepadanya, dengan jamak taqdim, karena Allah Ta'ala."

Setelah selesai sholat Dzuhur dua rakaat dan salam, Anda harus segera berdiri (tanpa diselingi zikir panjang atau aktivitas lain) untuk melaksanakan sholat Ashar.

Niat Sholat Ashar (mengikuti Dzuhur):

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا إِلَى الظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol 'ashri rok'ataini qoshron majmuu'an iladh dzhuhri jam'a taqdiimin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Ashar dua rakaat, diringkas, dengan menjamak kepada Dzuhur, dengan jamak taqdim, karena Allah Ta'ala."

2. Niat Sholat Jamak Ta'khir dan Qashar (Dzuhur & Ashar)

Ini dilakukan ketika Anda menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar di waktu Ashar, masing-masing dikerjakan dua rakaat.

Niat Sholat Dzuhur (Qashar & Jamak Ta'khir):

Penting: Niat untuk melakukan jamak ta'khir harus sudah ada di dalam hati saat waktu sholat pertama (Dzuhur) masih berlangsung. Anda berniat dalam hati, "Saya akan menjamak sholat Dzuhur ini di waktu Ashar nanti."

Saat akan melaksanakan sholat di waktu Ashar, Anda bisa mengerjakan Dzuhur terlebih dahulu atau Ashar terlebih dahulu. Namun, lebih utama (afdal) untuk mengerjakan sholat yang punya waktu (Ashar) terlebih dahulu.

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا إِلَى الْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhodh dzhuhri rok'ataini qoshron majmuu'an ilal 'ashri jam'a ta'khiirin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Dzuhur dua rakaat, diringkas, dengan menjamak kepada Ashar, dengan jamak ta'khir, karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Ashar (mengikuti Dzuhur di waktu Ashar):

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ الظُّهْرُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol 'ashri rok'ataini qoshron majmuu'an ilaihidh dzhuhru jam'a ta'khiirin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Ashar dua rakaat, diringkas, dengan menjamak Dzuhur kepadanya, dengan jamak ta'khir, karena Allah Ta'ala."

3. Niat Sholat Jamak Taqdim (Maghrib & Isya)

Ini adalah kondisi di mana Anda mengerjakan sholat Maghrib 3 rakaat dan Isya 2 rakaat (qashar), keduanya dilakukan di waktu Maghrib. Ingat, Maghrib tidak bisa diqashar.

Niat Sholat Maghrib (Jamak Taqdim):

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ الْعِشَاءُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol maghribi tsalaatsa roka'aatin majmuu'an ilaihil 'isyaa'u jam'a taqdiimin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Maghrib tiga rakaat, dengan menjamak Isya kepadanya, dengan jamak taqdim, karena Allah Ta'ala."

Setelah selesai sholat Maghrib tiga rakaat, segera berdiri untuk melaksanakan sholat Isya.

Niat Sholat Isya (Qashar & mengikuti Maghrib):

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا إِلَى الْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol 'isyaa'i rok'ataini qoshron majmuu'an ilal maghribi jam'a taqdiimin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Isya dua rakaat, diringkas, dengan menjamak kepada Maghrib, dengan jamak taqdim, karena Allah Ta'ala."

4. Niat Sholat Jamak Ta'khir (Maghrib & Isya)

Ini dilakukan ketika Anda menggabungkan sholat Maghrib (3 rakaat) dan Isya (2 rakaat) di waktu Isya. Sama seperti sebelumnya, niat untuk men-ta'khir-kan sholat Maghrib harus sudah ada di hati saat waktu Maghrib masih berlangsung.

Niat Sholat Maghrib (Jamak Ta'khir):

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا إِلَى الْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol maghribi tsalaatsa roka'aatin majmuu'an ilal 'isyaa'i jam'a ta'khiirin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Maghrib tiga rakaat, dengan menjamak kepada Isya, dengan jamak ta'khir, karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Isya (Qashar & Jamak Ta'khir):

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ الْمَغْرِبُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol 'isyaa'i rok'ataini qoshron majmuu'an ilaihil maghribu jam'a ta'khiirin lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Isya dua rakaat, diringkas, dengan menjamak Maghrib kepadanya, dengan jamak ta'khir, karena Allah Ta'ala."

5. Niat Sholat Qashar Saja (Tanpa Jamak)

Ada kalanya seorang musafir tidak perlu menjamak sholat, misalnya karena ia memiliki waktu yang cukup di setiap waktu sholat. Dalam kondisi ini, ia tetap boleh mengambil keringanan qashar (meringkas) sholat 4 rakaat menjadi 2 rakaat.

Niat Sholat Dzuhur Qashar:

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhodh dzhuhri rok'ataini qoshron lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Dzuhur dua rakaat, diringkas, karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Ashar Qashar:

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol 'ashri rok'ataini qoshron lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Ashar dua rakaat, diringkas, karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Isya Qashar:

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardhol 'isyaa'i rok'ataini qoshron lillaahi ta'aalaa. "Aku sengaja sholat fardhu Isya dua rakaat, diringkas, karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Jamak dan Qashar

Memahami niat saja tidak cukup tanpa mengetahui tata cara pelaksanaannya yang benar. Berikut adalah langkah-langkah praktisnya.

Tata Cara Sholat Jamak Taqdim (Dzuhur & Ashar Qashar)

  1. Masuk waktu Dzuhur, bersuci (wudhu atau tayamum).
  2. Menghadap kiblat, kumandangkan adzan (jika memungkinkan) dan iqamah.
  3. Berniat sholat Dzuhur qashar jamak taqdim seperti lafal di atas saat takbiratul ihram.
  4. Laksanakan sholat Dzuhur 2 rakaat seperti biasa, diakhiri dengan salam.
  5. Setelah salam, langsung berdiri kembali. Ini disebut muwalat (berkesinambungan). Jangan diselingi dengan zikir yang panjang, doa, atau berbicara yang tidak perlu.
  6. Kumandangkan iqamah untuk sholat Ashar.
  7. Berniat sholat Ashar qashar jamak taqdim seperti lafal di atas.
  8. Laksanakan sholat Ashar 2 rakaat seperti biasa, diakhiri dengan salam.
  9. Setelah selesai, barulah Anda bisa berzikir dan berdoa mencakup untuk kedua sholat tersebut.

Tata Cara Sholat Jamak Ta'khir (Dzuhur & Ashar Qashar)

  1. Saat waktu Dzuhur tiba dan Anda masih dalam perjalanan, berniatlah di dalam hati bahwa Anda akan melaksanakan sholat Dzuhur di waktu Ashar (jamak ta'khir).
  2. Ketika waktu Ashar tiba, bersuci (wudhu atau tayamum).
  3. Menghadap kiblat, kumandangkan adzan dan iqamah.
  4. Anda boleh memilih mengerjakan Dzuhur dulu atau Ashar dulu. Misal, Anda mengerjakan Dzuhur terlebih dahulu.
  5. Berniat sholat Dzuhur qashar jamak ta'khir.
  6. Laksanakan sholat Dzuhur 2 rakaat dan salam.
  7. Segera berdiri, kumandangkan iqamah, lalu berniat sholat Ashar qashar jamak ta'khir.
  8. Laksanakan sholat Ashar 2 rakaat dan salam.
  9. Selesai. Lanjutkan dengan zikir dan doa.

Hal-hal Penting yang Perlu Diperhatikan

Ada beberapa pertanyaan dan kondisi yang sering dihadapi oleh musafir. Memahaminya akan menyempurnakan ibadah Anda.

Berapa Lama Boleh Menjamak dan Mengqashar Sholat?

Para ulama berbeda pendapat mengenai batas waktu seorang musafir boleh mengambil rukhsah setelah tiba di tempat tujuan. Pendapat yang paling umum dianut, terutama oleh mazhab Syafi'i dan Maliki, adalah jika seorang musafir berniat untuk tinggal di suatu tempat selama empat hari atau lebih (tidak termasuk hari kedatangan dan kepulangan), maka status musafirnya gugur. Sejak saat itu, ia harus sholat secara sempurna (tamam). Namun, jika ia berniat tinggal kurang dari empat hari, atau tidak tahu pasti kapan akan pulang, maka ia tetap berstatus sebagai musafir dan boleh terus menjamak dan mengqashar sholat.

Bagaimana Jika Musafir Bermakmum pada Imam yang Mukim?

Jika seorang musafir sholat (misalnya sholat Dzuhur) di belakang seorang imam yang merupakan penduduk setempat (mukim), maka ia wajib mengikuti imam tersebut dan menyempurnakan sholatnya menjadi empat rakaat. Ia tidak boleh mengqashar sholatnya. Niatnya adalah sholat Dzuhur tamam (sempurna) mengikuti imam.

Bagaimana Jika Imamnya Musafir dan Makmumnya Mukim?

Ini adalah kebalikannya. Jika imamnya adalah seorang musafir dan ia berniat mengqashar sholat Dzuhur menjadi dua rakaat, ia disunnahkan untuk memberitahu makmumnya sebelum sholat. Setelah imam menyelesaikan sholat dua rakaat dan mengucapkan salam, maka makmum yang merupakan mukim harus berdiri dan melanjutkan sholatnya sendiri untuk melengkapi dua rakaat yang tersisa.

Sholat Jumat Bagi Musafir

Kewajiban sholat Jumat gugur bagi seorang musafir. Ia tidak diwajibkan untuk melaksanakannya. Sebagai gantinya, ia cukup melaksanakan sholat Dzuhur dua rakaat (diqashar) pada waktu Dzuhur.

Kesimpulan: Kemudahan Sebagai Wujud Kasih Sayang Allah

Memahami niat sholat safar secara benar adalah kunci utama dalam melaksanakan keringanan yang Allah berikan. Niat yang tulus di dalam hati, yang diperkuat dengan lafal yang benar, akan menjadikan ibadah kita di tengah perjalanan lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan syariat. Sholat jamak dan qashar bukanlah cara untuk "menggampangkan" sholat, melainkan sebuah bukti nyata betapa Islam adalah agama yang fleksibel, realistis, dan penuh kasih sayang.

Setiap musafir hendaknya memanfaatkan rukhsah ini dengan penuh rasa syukur. Dengan demikian, sesibuk dan sesulit apapun perjalanan yang kita tempuh, hubungan kita dengan Sang Pencipta tetap terjaga dengan baik. Semoga panduan ini bermanfaat bagi setiap muslim yang sedang atau akan melakukan perjalanan, sehingga sholat tetap menjadi penyejuk hati dan penenang jiwa di manapun kita berada.

🏠 Kembali ke Homepage