Dzikir Pagi dan Petang Latin

Memulai hari dengan mengingat Allah dan mengakhirinya dengan kepasrahan kepada-Nya adalah benteng terkuat bagi seorang mukmin. Dzikir pagi dan petang, atau yang sering disebut Al-Ma'thurat, merupakan amalan yang diajarkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Bukan sekadar rangkaian kata, ia adalah perisai yang melindungi dari segala keburukan, sumber ketenangan jiwa, dan cara untuk meraih keberkahan di setiap detik kehidupan.

Artikel ini menyajikan panduan lengkap bacaan dzikir pagi dan petang dalam tulisan Arab, disertai dengan transliterasi latin untuk memudahkan bagi yang masih dalam tahap belajar, serta terjemahan maknanya agar setiap lafaz yang diucapkan dapat meresap ke dalam hati. Mari kita selami bersama lautan hikmah di balik amalan yang mulia ini.

Keutamaan dan Waktu Pelaksanaan Dzikir

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:

"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Ayat ini menjadi landasan utama betapa pentingnya mengisi waktu pagi dan petang dengan dzikrullah. Pagi adalah gerbang memulai aktivitas, saat kita memohon perlindungan, kemudahan, dan keberkahan. Petang adalah penutup hari, saat kita bersyukur atas segala nikmat dan memohon ampunan serta perlindungan di malam hari.

Konsistensi dalam mengamalkannya adalah kunci. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah yang rutin (istiqomah) meskipun sedikit. Menjadikan dzikir pagi dan petang sebagai kebiasaan akan membangun benteng spiritual yang kokoh dari hari ke hari.

Bacaan Lengkap Dzikir Pagi dan Petang

Berikut adalah kumpulan bacaan dzikir pagi dan petang yang shahih, disusun agar mudah diikuti. Beberapa bacaan memiliki lafaz yang sedikit berbeda antara pagi dan petang, yang akan ditandai dengan jelas.

1. Membaca Ta'awudz dan Ayat Kursi

(Dibaca 1 kali)

Diawali dengan membaca "A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim".

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa ta'khuzuhuu sinatuw wa laa na'um, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man zallazii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'iznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiituuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aziim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al-Baqarah: 255)

Fadhilah dan Penjelasan: Ayat Kursi adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa barangsiapa membacanya di pagi hari, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga petang hari. Dan barangsiapa membacanya di petang hari, maka ia akan dilindungi hingga pagi hari. Ini adalah perlindungan total yang Allah berikan melalui firman-Nya, mencakup perlindungan dari gangguan fisik maupun gaib. Merenungkan maknanya akan menanamkan keyakinan akan kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, sehingga hati menjadi tenang dan tidak takut pada selain-Nya.

2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

(Masing-masing dibaca 3 kali)

Ketiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat perlindungan.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ۞ اللَّهُ الصَّمَدُ ۞ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ۞ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Qul huwallaahu ahad. Allaahus-samad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."


قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ۞ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ۞ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ۞ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ۞ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Qul a'uudzu birabbil-falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri gaasiqin izaa waqab. Wa min syarrin-naffaasaati fil-'uqad. Wa min syarri haasidin izaa hasad.

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."


قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ۞ مَلِكِ النَّاسِ ۞ إِلَهِ النَّاسِ ۞ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ۞ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ۞ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Qul a'uudzu birabbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khannaas. Alladzii yuwaswisu fii suduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas.

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."

Fadhilah dan Penjelasan: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Membaca (ketiga surat ini) tiga kali pada pagi dan petang hari, akan mencukupimu dari segala sesuatu." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Kata 'mencukupimu' memiliki makna yang sangat luas. Cukup sebagai pelindung dari sihir, 'ain (pandangan mata jahat), was-was setan, dan segala marabahaya. Surat Al-Ikhlas meneguhkan tauhid, pondasi utama iman. Surat Al-Falaq memohon perlindungan dari kejahatan eksternal yang terlihat maupun tersembunyi. Sementara Surat An-Nas memohon perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan jahat yang merusak hati dan pikiran. Kombinasi ketiganya adalah perisai komprehensif bagi seorang hamba.

3. Dzikir Pembuka Hari dan Kepasrahan

(Dibaca 1 kali)

Saat Pagi:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Asbahnaa wa asbahal-mulku lillaah, wal-hamdu lillaah, laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Rabbi as'aluka khaira maa fii haadzal-yaumi wa khaira maa ba'dah, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal-yaumi wa syarri maa ba'dah. Rabbi a'uudzu bika minal-kasali wa suu'il-kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil-qabr.

"Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."


Saat Petang:

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Amsainaa wa amsal-mulku lillaah, wal-hamdu lillaah, laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Rabbi as'aluka khaira maa fii haadzihil-lailati wa khaira maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa. Rabbi a'uudzu bika minal-kasali wa suu'il-kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil-qabr.

"Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."

Fadhilah dan Penjelasan: Doa ini adalah deklarasi tauhid di awal dan akhir hari. Kita mengakui bahwa segala kekuasaan dan pujian hanya milik Allah. Ini adalah doa yang sangat komprehensif, meminta segala bentuk kebaikan dan berlindung dari segala bentuk keburukan, baik di dunia (malas, pikun) maupun di akhirat (siksa kubur dan neraka). Dzikir ini mengajarkan kita untuk memasrahkan seluruh urusan hari itu kepada Allah, memohon petunjuk-Nya, dan berlindung dari segala hal yang bisa merugikan kita secara fisik, mental, dan spiritual.

4. Sayyidul Istighfar: Raja dari Segala Permohonan Ampun

(Dibaca 1 kali)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa anaa 'abduk, wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayy, wa abuu'u bidzanbii faghfir lii fa'innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa selain Engkau."

Fadhilah dan Penjelasan: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menamainya sebagai "Sayyidul Istighfar" (rajanya istighfar) karena kandungannya yang luar biasa. Beliau bersabda: "Barangsiapa mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan lalu ia mati pada hari itu sebelum petang, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga." (HR. Bukhari). Doa ini mengandung pengakuan total akan rububiyah Allah, pengakuan sebagai hamba, ikrar setia, permohonan perlindungan, pengakuan nikmat sekaligus pengakuan dosa, dan diakhiri dengan permohonan ampun yang tulus. Ini adalah bentuk kerendahan hati tertinggi seorang hamba di hadapan Rabb-nya.

5. Permohonan Ridha Allah

(Dibaca 3 kali)

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billaahi rabbaa, wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama nabiyyaa.

"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabiku."

Fadhilah dan Penjelasan: Dalam sebuah hadits disebutkan, "Barangsiapa mengucapkan kalimat ini sebanyak tiga kali di pagi dan petang hari, maka hak Allah untuk meridhoinya pada hari kiamat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi). Kalimat ini adalah ikrar dan penegasan kembali pondasi keimanan kita. Dengan mengucapkannya, kita menyatakan kepuasan dan kebahagiaan kita atas tiga pilar utama: Allah sebagai satu-satunya Rabb yang kita sembah dan patuhi, Islam sebagai satu-satunya jalan hidup yang kita ikuti, dan Nabi Muhammad sebagai satu-satunya teladan yang kita contoh. Keridhaan Allah adalah puncak tertinggi yang dicari oleh seorang mukmin, dan dzikir ini adalah salah satu jalannya.

6. Dzikir Tauhid dengan Keutamaan Luar Biasa

(Dibaca 1, 10, atau 100 kali)

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.

"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Fadhilah dan Penjelasan: Dzikir ini disebut sebagai dzikir terbaik. Keutamaannya bervariasi tergantung jumlah membacanya.

Ini adalah dzikir yang mengukuhkan inti dari ajaran Islam, yaitu tauhid. Dengan mengulanginya, kita senantiasa mengingatkan diri bahwa segala kekuatan, kekuasaan, dan pujian mutlak hanya milik Allah.

7. Permohonan Perlindungan dari Segala Keburukan Makhluk

(Dibaca 3 kali, khususnya di waktu petang)

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'uudzu bikalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan."

Fadhilah dan Penjelasan: Dzikir ini adalah permohonan perlindungan yang sangat kuat. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lalu mengucapkan (dzikir ini), maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya sampai ia beranjak dari tempat itu." (HR. Muslim). Meskipun hadits ini menyebutkan 'saat singgah', para ulama menganjurkannya untuk dibaca pada dzikir petang. 'Kalimat-kalimat Allah yang sempurna' bisa merujuk pada Al-Qur'an atau sifat-sifat-Nya yang mulia. 'Kejahatan makhluk' mencakup segala hal, mulai dari gigitan hewan berbisa, gangguan jin, hingga kejahatan manusia. Ini adalah bentuk tawakal penuh kepada Allah sebagai satu-satunya Pelindung sejati.

8. Perlindungan dari Hal yang Tidak Terduga

(Dibaca 3 kali)

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Bismillaahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syai'un fil-ardhi wa laa fis-samaa'i wa huwas-samii'ul-'aliim.

"Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Fadhilah dan Penjelasan: Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang hamba membaca (dzikir ini) di pagi dan petang hari sebanyak tiga kali, melainkan tidak akan ada sesuatu pun yang membahayakannya." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud). Ini adalah jaminan perlindungan dari segala marabahaya yang datang tiba-tiba, seperti kecelakaan, musibah, atau racun. Dengan menyebut nama Allah, kita meyakini bahwa tidak ada kekuatan di alam semesta ini yang bisa mencelakai kita tanpa izin-Nya. Allah Maha Mendengar doa kita dan Maha Mengetahui segala yang tersembunyi, sehingga perlindungan-Nya sempurna dan menyeluruh.

9. Permohonan Afiat (Kesehatan dan Keselamatan)

(Dibaca 3 kali)

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta.

"Ya Allah, berikanlah kesehatan pada tubuhku. Ya Allah, berikanlah kesehatan pada pendengaranku. Ya Allah, berikanlah kesehatan pada penglihatanku. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."

Fadhilah dan Penjelasan: Nikmat kesehatan adalah salah satu nikmat terbesar. Dzikir ini adalah permohonan agar Allah menjaga kesehatan fisik kita secara spesifik: tubuh, pendengaran, dan penglihatan. Ketiganya adalah pintu utama bagi kita untuk beribadah dan berinteraksi dengan dunia. Dengan memohon afiat, kita meminta agar fungsi-fungsi tubuh ini tetap sehat, berfungsi dengan baik, dan digunakan dalam ketaatan kepada-Nya. Ini adalah wujud syukur atas nikmat yang seringkali kita lupakan.

10. Tasbih yang Paling Dicintai Allah

(Dibaca 100 kali)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaanallaahi wa bihamdih.

"Maha Suci Allah, aku memuji-Nya."

Fadhilah dan Penjelasan: Ini adalah kalimat yang ringan di lisan, namun berat di timbangan amal. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhaanallaahi wa bihamdih' seratus kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain, beliau menyebutkan bahwa ini adalah kalimat yang paling dicintai oleh Allah. Dzikir ini menggabungkan dua konsep agung: tasbih (menyucikan Allah dari segala kekurangan) dan tahmid (memuji-Nya atas segala kesempurnaan-Nya). Mengucapkannya seratus kali di pagi hari adalah cara yang luar biasa untuk memulai hari dengan ampunan dan kecintaan dari Allah.

Penutup: Jadikan Dzikir Sebagai Nafas Kehidupan

Membaca dan menghafalkan dzikir pagi dan petang latin adalah langkah awal yang sangat baik. Namun, tujuan akhirnya adalah meresapi setiap maknanya, merasakan kehadiran Allah dalam setiap lafaznya, dan menjadikannya kebiasaan yang tak terpisahkan dari rutinitas harian. Sebagaimana tubuh membutuhkan asupan di pagi dan petang, begitu pula ruh kita membutuhkan nutrisi spiritual berupa dzikir.

Dengan istiqomah mengamalkannya, insyaAllah kita akan merasakan ketenangan jiwa yang hakiki, perlindungan dari segala marabahaya, kelapangan rezeki, dan keberkahan dalam setiap langkah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita taufik dan kemudahan untuk senantiasa membasahi lisan kita dengan mengingat-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage