Bulan Ramadhan adalah momen yang penuh berkah, di mana setiap Muslim berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Salah satu ibadah yang menjadi ikon bulan suci ini adalah Shalat Tarawih. Dilaksanakan pada malam hari setelah Shalat Isya, Tarawih menjadi kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan, dan meraih pahala yang berlipat ganda. Inti dari kekhusyukan shalat ini, selain gerakannya, terletak pada bacaan dan doa-doa yang dipanjatkan di dalamnya.
Bagi sebagian orang, membaca tulisan Arab mungkin masih menjadi tantangan. Oleh karena itu, kehadiran doa tarawih latin menjadi sangat membantu. Transliterasi latin memungkinkan siapa saja, termasuk mereka yang baru belajar atau belum lancar membaca Al-Quran, untuk tetap dapat mengikuti dan melafalkan doa-doa penting ini. Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif, mengupas tuntas segala hal tentang doa-doa dalam Shalat Tarawih, mulai dari niat, bacaan bilal, hingga doa kamilin dan doa witir, semuanya disajikan dalam format latin yang mudah dibaca beserta terjemahannya.
Memahami Makna dan Keutamaan Shalat Tarawih
Sebelum kita menyelami bacaan doanya, penting untuk memahami hakikat dari Shalat Tarawih itu sendiri. Kata "Tarawih" berasal dari bahasa Arab, merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah, yang berarti 'istirahat' atau 'santai'. Penamaan ini merujuk pada praktik para salafush shalih (generasi terdahulu yang saleh) yang biasa mengambil jeda istirahat sejenak setiap selesai empat rakaat. Jeda ini mereka manfaatkan untuk berzikir, bertasbih, atau memanjatkan doa, menunjukkan bahwa shalat ini dilakukan dengan tenang, tidak tergesa-gesa, dan penuh penghayatan.
Hukum melaksanakan Shalat Tarawih adalah Sunnah Mu'akkadah, artinya sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW mencontohkan pelaksanaannya dan sangat mendorong umatnya untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah ini. Keutamaannya pun luar biasa, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beribadah (shalat tarawih) di malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi motivasi terbesar bagi umat Islam. Janji pengampunan dosa adalah anugerah yang tak ternilai. Dengan melaksanakan Tarawih, kita tidak hanya mendapatkan pahala shalat sunnah, tetapi juga membuka pintu maghfirah (ampunan) Allah SWT seluas-luasnya. Shalat ini menjadi sarana pembersihan diri dari noda-noda dosa yang mungkin kita lakukan, sehingga kita bisa kembali fitrah di hari kemenangan.
Jumlah Rakaat: 8 atau 20?
Salah satu diskusi yang sering muncul terkait Tarawih adalah jumlah rakaatnya. Ada dua pendapat utama yang sama-sama kuat dan dipegang oleh banyak ulama serta umat Islam di seluruh dunia, yaitu 11 rakaat (8 Tarawih + 3 Witir) dan 23 rakaat (20 Tarawih + 3 Witir). Keduanya memiliki dasar dan landasan masing-masing. Penting untuk menyikapi perbedaan ini dengan bijaksana dan saling menghormati, karena keduanya adalah bentuk ijtihad yang bertujuan untuk mengikuti sunnah Nabi SAW. Fokus utamanya bukanlah pada jumlah, melainkan pada kualitas, kekhusyukan, dan keistiqomahan dalam menjalankannya.
Niat Shalat Tarawih: Kunci Pembuka Ibadah
Setiap amal ibadah dalam Islam harus diawali dengan niat. Niat adalah tekad di dalam hati untuk melakukan suatu perbuatan karena Allah SWT. Meskipun niat utamanya ada di hati, melafalkannya (talaffuzh) dapat membantu memantapkan dan mengonsentrasikan hati. Berikut adalah lafal niat Shalat Tarawih dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya.
1. Niat Shalat Tarawih Sebagai Imam
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak'ataini mustaqbilal qiblati imāman lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
2. Niat Shalat Tarawih Sebagai Makmum
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak'ataini mustaqbilal qiblati ma'mūman lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
3. Niat Shalat Tarawih Sendirian (Munfarid)
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
Niat ini diucapkan di dalam hati sebelum takbiratul ihram. Dengan niat yang lurus dan tulus, setiap gerakan dan bacaan kita dalam shalat akan bernilai ibadah yang diterima di sisi-Nya.
Bacaan Bilal Tarawih dan Jawaban Jamaah
Dalam pelaksanaan shalat Tarawih berjamaah di banyak masjid di Indonesia, terdapat tradisi seruan dari seorang bilal yang bertujuan untuk memberi jeda, mengingatkan keutamaan sahabat, dan memandu jalannya shalat. Seruan ini kemudian dijawab serempak oleh para jamaah. Meskipun bukan bagian dari rukun shalat, tradisi ini menjadi syiar yang membangkitkan semangat. Berikut adalah bacaan yang umum digunakan.
Seruan Awal Shalat Tarawih
Bilal:
صَلُّوْا سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
Shollū sunnatat tarāwīhi rak'ataini jāmi'atan rahimakumullāh.
Artinya: "Marilah kita shalat sunnah Tarawih dua rakaat secara berjamaah, semoga Allah merahmati kalian."
Jawaban Jamaah:
الصَّلَاةُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Ash-shalātu lā ilāha illallāh.
Artinya: "Shalat itu (mengikrarkan) tiada Tuhan selain Allah."
Setelah Salam Setiap 2 Rakaat
Biasanya, bilal akan melantunkan shalawat atau pujian kepada para Khalifah Ar-Rasyidin.
Bilal (setelah rakaat ke-2):
فَضْلًا مِنَ اللهِ وَنِعْمَةً وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Fadhlan minallāhi wa ni'matan wa maghfiratan wa rahmatan, lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumītu wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr. Allāhumma shalli 'alā sayyidinā Muhammad.
Jawaban Jamaah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allāhumma shalli wa sallim 'alaih.
Bilal (setelah rakaat ke-4, menyebut Khalifah pertama):
اَلْخَلِيْفَةُ الْأُوْلَى أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدُنَا أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ
Al-khalīfatul ūlā amīrul mu'minīna sayyidunā Abū Bakarish Shiddīq.
Jawaban Jamaah:
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Radhiyallāhu 'anhu.
Pola ini terus berlanjut dengan menyebut nama Khalifah Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib setiap selesai empat rakaat, dan jamaah akan menjawab dengan "Radhiyallahu 'anhu". Ini adalah cara untuk menghormati dan mengingat jasa-jasa besar para sahabat Nabi.
Doa Kamilin: Doa Lengkap Setelah Tarawih
Inilah inti dari doa tarawih latin yang paling dicari. Setelah menyelesaikan seluruh rakaat Shalat Tarawih (baik 8 maupun 20 rakaat), dan sebelum memulai Shalat Witir, dianjurkan untuk membaca doa yang dikenal sebagai Doa Kamilin. "Kamilin" berarti "kesempurnaan". Doa ini berisi permohonan yang sangat lengkap dan menyeluruh, mencakup permintaan kesempurnaan iman, keselamatan, kesehatan, rezeki, hingga perlindungan dari fitnah dan azab.
Mari kita bedah doa ini ayat per ayat, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, terjemahan, dan sedikit perenungan maknanya.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولٰئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُบَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allāhummaj'alnā bil īmāni kāmilīn. Wa lil farāidli mu'addīn. Wa lish-shalāti hāfizhīn. Wa liz-zakāti fā'ilīn. Wa limā 'indaka thālibīn. Wa li 'afwika rājīn. Wa bil-hudā mutamassikīn. Wa 'anil laghwi mu'ridlīn. Wa fid-dunyā zāhidīn. Wa fil 'ākhirati rāghibīn. Wa bil-qadlā'i rādlīn. Wa lin na'mā'i syākirīn. Wa 'alal balā'i shābirīn. Wa tahta liwā'i sayyidinā muhammadin shallallāhu 'alaihi wa sallama yaumal qiyāmati sā'irīn. Wa alal hawdli wāridīn. Wa ilal jannati dākhilīn. Wa minan nāri nājīn. Wa 'alā sarīril karāmati qā'idīn. Wa bi hūrin 'īnim mutazawwijīn. Wa min sundusin wa istabraqin wa dībājim mutalabbisīn. Wa min tha'āmil jannati ākilīn. Wa min labanin wa 'asalim mushaffan syāribīn. Bi 'akwābiw wa 'abārīqa wa ka'sim mim ma'īn. Ma'al ladzīna an'amta 'alaihim minan nabiyyīna wash shiddīqīna wasy syuhadā'i wash shālihīn. Wa hasuna ulā'ika rafīqā. Dzalikal fadl-lu minallāhi wa kafā billāhi 'alīmā. Allāhummaj'alnā fī hādzihil lailatisy syahrisy syarīfail mubārakati minas su'adā'il maqbūlīn. Wa lā taj'alnā minal asyqiyā'il mardūdīn. Wa sallallāhu 'alā sayyidinā muhammadin wa ālihī wa shahbihī ajma'īn. Birahmatika yā arhamar rāhimīn. Wal hamdu lillāhi rabbil 'ālamīn.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang menunaikan kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang menunaikan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk, yang berpaling dari hal yang sia-sia, yang zuhud di dunia, yang berhasrat pada akhirat, yang ridha pada ketetapan-Mu, yang bersyukur atas nikmat-nikmat, yang sabar atas cobaan, yang berjalan di bawah panji junjungan kami Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat, yang mendatangi telaga (Al-Kautsar), yang masuk ke dalam surga, yang diselamatkan dari api neraka, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan bidadari-bidadari, yang mengenakan pakaian dari sutra tipis dan tebal, yang memakan makanan surga, yang meminum dari susu dan madu yang murni dengan gelas, cerek, dan piala dari sumber yang mengalir, bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dari kalangan para nabi, orang-orang jujur, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam bulan yang mulia dan penuh berkah ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima (amalnya), dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang celaka dan ditolak (amalnya). Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Perenungan Mendalam dari Doa Kamilin
Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah peta jalan kehidupan seorang Muslim yang ideal. Mari kita renungkan beberapa poin pentingnya:
- Fondasi Iman dan Ibadah: Doa dimulai dengan memohon kesempurnaan iman (`bil īmāni kāmilīn`), karena iman adalah dasar segalanya. Dilanjutkan dengan permohonan untuk dapat menunaikan kewajiban (`lil farāidli mu'addīn`) seperti shalat dan zakat. Ini menunjukkan prioritas utama seorang hamba: menjaga hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama.
- Karakter dan Akhlak Mulia: Kita memohon agar dijadikan pribadi yang berpegang pada petunjuk (`bil-hudā mutamassikīn`), menjauhi kesia-siaan (`'anil laghwi mu'ridlīn`), dan tidak diperbudak oleh dunia (`fid-dunyā zāhidīn`). Ini adalah cerminan akhlak Islami yang luhur, di mana dunia hanya dijadikan sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat.
- Sikap Mental Seorang Mukmin: Doa ini mengajarkan kita untuk memiliki sikap mental yang tangguh. Kita memohon agar menjadi orang yang ridha pada takdir (`bil-qadlā'i rādlīn`), pandai bersyukur saat mendapat nikmat (`lin na'mā'i syākirīn`), dan kuat bersabar ketika ditimpa musibah (`'alal balā'i shābirīn`). Tiga pilar ini—ridha, syukur, dan sabar—adalah kunci ketenangan jiwa.
- Harapan dan Cita-cita Tertinggi di Akhirat: Bagian terpanjang dari doa ini melukiskan dengan indah harapan setiap Muslim di akhirat. Mulai dari berkumpul di bawah panji Nabi Muhammad SAW, minum dari telaga Al-Kautsar, masuk surga, diselamatkan dari neraka, hingga menikmati segala fasilitas surgawi. Ini bukan angan-angan kosong, melainkan motivasi untuk beramal saleh di dunia agar kita layak mendapatkan semua itu.
- Penutup yang Penuh Harap: Doa diakhiri dengan permohonan spesifik di malam Ramadhan itu agar kita digolongkan sebagai orang yang bahagia dan diterima amalnya (`minas su'adā'il maqbūlīn`), bukan orang yang celaka dan ditolak (`minal asyqiyā'il mardūdīn`). Ini adalah puncak dari segala harapan kita selama beribadah di bulan suci.
Membaca dan merenungkan doa kamilin ini setelah Tarawih akan membuat ibadah kita terasa lebih bermakna. Kita tidak hanya lelah secara fisik, tetapi juga pulang dengan jiwa yang terisi penuh harapan dan permohonan terbaik kepada Sang Pencipta.
Shalat Witir dan Doanya: Penutup Ibadah Malam
Shalat Tarawih biasanya ditutup dengan Shalat Witir. Witir berarti ganjil. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil." (HR. Muslim). Shalat ini berfungsi sebagai penutup dari seluruh rangkaian shalat malam kita pada hari itu.
Niat Shalat Witir
Niatnya disesuaikan dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Umumnya dikerjakan 3 rakaat dengan 2 kali salam atau 1 kali salam.
Niat Shalat Witir 2 Rakaat (sebagai bagian dari 3 rakaat):
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatam minal witri rak'ataini mustaqbilal qiblati (ma'mūman/imāman) lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah bagian dari Witir dua rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta'ala."
Niat Shalat Witir 1 Rakaat (penutup):
أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati (ma'mūman/imāman) lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Witir satu rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta'ala."
Doa Sesudah Shalat Witir
Setelah selesai salam dari Shalat Witir, terdapat zikir dan doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca. Ini adalah momen penutup yang sempurna untuk ibadah malam kita.
Zikir setelah Witir (dibaca 3 kali, yang ketiga dengan suara lebih keras dan panjang):
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhānal malikil quddūs.
Artinya: "Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci."
Setelah itu, dilanjutkan dengan doa lengkap sesudah Witir:
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allāhumma innā nas'aluka īmānan dā'imā. Wa nas'aluka qalban khāsyi'ā. Wa nas'aluka 'ilman nāfi'ā. Wa nas'aluka yaqīnan shādiqā. Wa nas'aluka 'amalan shālihā. Wa nas'aluka dīnan qayyimā. Wa nas'aluka khairan katsīrā. Wa nas'alukal 'afwa wal 'āfiyah. Wa nas'aluka tamāmal 'āfiyah. Wa nas'alukasy syukra 'alal 'āfiyah. Wa nas'alukal ghinā'a 'anin nās. Allāhumma rabbanā taqabbal minnā shalātanā wa shiyāmanā wa qiyāmanā wa takhasysyu'anā wa tadharru'anā wa ta'abbudanā wa tammim taqshīranā yā Allāhu yā arhamar rāhimīn. Wa shallallāhu 'alā khairi khalqihī sayyidinā muhammadin wa 'alā ālihī wa shahbihī ajma'īn. Wal hamdu lillāhi rabbil 'ālamīn.
Artinya: "Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan kesehatan, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada sebaik-baik makhluk-Nya, junjungan kami Muhammad, serta keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
Doa ini melengkapi permohonan kita kepada Allah. Jika Doa Kamilin berfokus pada gambaran besar kehidupan dunia dan akhirat, doa setelah witir ini lebih menekankan pada permohonan kualitas diri (iman, hati khusyuk, ilmu manfaat) dan permohonan agar seluruh ibadah Ramadhan kita—shalat, puasa, qiyamullail—diterima oleh Allah SWT. Ini adalah bentuk kerendahan hati kita sebagai hamba, yang menyadari bahwa ibadah kita pasti banyak kekurangan dan hanya berharap pada penerimaan dan rahmat-Nya.
Kesimpulan: Menghayati Doa, Meraih Berkah
Menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan Shalat Tarawih adalah sebuah anugerah. Namun, ibadah ini akan menjadi lebih dari sekadar rutinitas jika kita memahami dan menghayati setiap doa yang kita panjatkan. Panduan doa tarawih latin ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi siapa saja untuk dapat terhubung lebih dalam dengan makna setiap permohonan.
Setiap kata dalam doa-doa tersebut adalah curahan hati seorang hamba kepada Rabb-nya. Dari permohonan ampunan, kesempurnaan iman, hingga harapan akan surga-Nya. Dengan melafalkan, memahami artinya, dan merenungkannya, kita tidak hanya sedang membaca teks, tetapi kita sedang berdialog dengan Allah, mengadukan segala harap, dan menyerahkan seluruh urusan kita kepada-Nya.
Semoga di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, kita semua diberi kekuatan untuk melaksanakan Shalat Tarawih dengan istiqomah, dianugerahi kekhusyukan dalam setiap gerakannya, dan dikabulkan setiap doa yang kita panjatkan. Semoga kita semua keluar dari Ramadhan sebagai pribadi yang lebih baik, dengan dosa-dosa yang telah diampuni, dan iman yang semakin kokoh.