Panduan Doa Tarawih dan Witir
Menghidupkan Malam Ramadan dengan Kekhusyukan
"Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal itu ada di setiap malam." (HR. Muslim)
Pendahuluan: Meraih Berkah Malam Ramadan
Bulan Ramadan adalah bulan yang agung, di mana setiap detiknya berharga dan setiap amalannya dilipatgandakan pahalanya. Malam-malamnya memiliki keistimewaan tersendiri, dihidupkan dengan ibadah, zikir, dan munajat kepada Allah SWT. Di antara amalan yang menjadi syiar utama di malam Ramadan adalah Shalat Tarawih dan ditutup dengan Shalat Witir. Keduanya bukan sekadar rutinitas gerakan shalat, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Inti dari perjalanan spiritual ini adalah doa. Doa adalah senjata orang beriman, inti dari ibadah, dan cara kita berkomunikasi langsung dengan Allah. Dalam Shalat Tarawih dan Witir, terdapat rangkaian doa dan zikir yang sarat makna, berisi permohonan ampunan, pujian kepada Allah, serta harapan akan kebaikan dunia dan akhirat. Memahami setiap lantunan doa ini akan meningkatkan kekhusyukan dan membuat ibadah kita lebih bermakna. Artikel ini akan mengupas tuntas doa-doa yang dibaca dalam rangkaian Shalat Tarawih dan Witir, lengkap dengan teks Arab, transliterasi Latin, terjemahan, serta penjelasannya.
Memaknai Shalat Tarawih: Istirahat Menuju Ketenangan
Kata "Tarawih" berasal dari bahasa Arab, merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah, yang berarti 'istirahat' atau 'santai'. Penamaan ini sangat relevan karena para sahabat dan generasi setelahnya melaksanakan shalat ini dengan jeda istirahat setelah setiap empat rakaat. Jeda ini mereka manfaatkan untuk berzikir, bertasbih, dan memuji keagungan Allah SWT, sebelum melanjutkan rakaat berikutnya. Ini mengajarkan kita bahwa Tarawih bukanlah ibadah yang terburu-buru, melainkan ibadah yang dinikmati dengan penuh ketenangan dan kekhusyukan.
Keutamaan Shalat Tarawih sangat besar, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: "Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim). Hadis ini menjadi motivasi terbesar bagi kaum muslimin untuk tidak melewatkan satu malam pun di bulan Ramadan tanpa menghidupkannya dengan Shalat Tarawih.
Doa dan Zikir di Antara Rakaat Tarawih (Seruan Bilal)
Di banyak masjid di Indonesia, terdapat tradisi seruan dari seorang bilal atau muraqqi di antara jeda rakaat Tarawih. Seruan ini berfungsi untuk mengingatkan jamaah agar tetap bersemangat, mengisi waktu jeda dengan zikir, serta mengirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan menyebut para Khulafaur Rasyidin. Meskipun bukan bagian wajib dari shalat, praktik ini baik untuk menjaga suasana ibadah tetap hidup. Berikut adalah bacaan yang umum dilantunkan.
Seruan Sebelum Memulai Tarawih
Sholluu sunnatan-taraawiihi rak'ataini jaami'atan rahima-kumullaah.
"Marilah kita shalat sunnah Tarawih dua rakaat secara berjamaah, semoga Allah merahmati kalian."
Setelah Salam pada 2 Rakaat Pertama
فَضْلًا مِنَ اللهِ وَنِعْمَةً وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً، يَا تَوَّابُ يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Fadhlan minallaahi wa ni'mah, wa maghfiratan wa rahmah. Yaa Tawwaab yaa waasi'al maghfirati yaa Arhamar Raahimiin.
"Ini adalah karunia dan nikmat dari Allah, serta ampunan dan rahmat. Wahai Dzat Yang Maha Menerima Taubat, Wahai Dzat Yang Luas Ampunan-Nya, Wahai Dzat Yang Paling Penyayang di antara para penyayang."
Menjelang 4 Rakaat Berikutnya (Menyebut Khalifah Pertama)
اَلْخَلِيْفَةُ اْلأُوْلَى سَيِّدُنَا أَبُوْ بَكَرْ الصِّدِيْقُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Al-Khaliifatul uulaa sayyidunaa Abu Bakar Ash-Shiddiiq radhiyallaahu 'anhu.
"Khalifah pertama, pemimpin kita, Abu Bakar Ash-Shiddiq, semoga Allah meridainya."
Jamaah kemudian menyahut dengan shalawat. Praktik ini berlanjut dengan menyebut nama khalifah Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib pada jeda-jeda berikutnya. Tujuannya adalah untuk menghormati dan mendoakan para pemimpin besar umat Islam terdahulu.
Doa Kamilin: Puncak Munajat Setelah Tarawih
Setelah menyelesaikan seluruh rakaat Shalat Tarawih, baik 8 maupun 20 rakaat, dianjurkan untuk memanjatkan doa. Doa yang paling masyhur dibaca secara berjamaah di Nusantara adalah Doa Kamilin. Dinamakan "Kamilin" (orang-orang yang sempurna) karena di awal doa ini terdapat permohonan kepada Allah agar dijadikan hamba yang sempurna imannya.
Doa ini adalah sebuah rangkuman komprehensif dari segala permohonan seorang hamba. Isinya mencakup permohonan kesempurnaan iman, penjagaan terhadap kewajiban, kekhusyukan dalam shalat, kesungguhan dalam berzakat, harapan akan anugerah Allah, kepatuhan pada takdir, kesabaran dalam menghadapi musibah, hingga harapan untuk dapat bersama Nabi Muhammad SAW di surga kelak. Merenungi setiap baitnya akan membawa hati kita pada puncak ketundukan kepada Allah SWT.
Teks Lengkap Doa Kamilin
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولٰئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُบَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allaahummaj'alnaa bil iimaani kaamiliin, wa lil faraa'idhi mu'addiin, wa lish-shalaati haafizhiin, wa liz-zakaati faa'iliin, wa limaa 'indaka thaalibiin, wa li'afwika raajiin, wa bil hudaa mutamassikiin, wa 'anil laghwi mu'ridhiin, wa fid-dunyaa zaahidiin, wa fil aakhirati raahibiin, wa bil qadhaa'i raadhiin, wa lin na'maa'i syaakiriin, wa 'alal balaa'i shaabiriin, wa tahta liwaa'i sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama yaumal qiyaamati saa'iriin, wa 'alal hawdhi waaridiin, wa ilal jannati daakhiliin, wa minan naari naajiin, wa 'alaa sariiril karaamati qaa'idiin, wa bi huurin 'iinin mutazawwijiin, wa min sundusin wa istabraqin wa diibaajin mutalabbisiin, wa min tha'aamil jannati aakiliin, wa min labanin wa 'asalin mushaffan syaaribiin, bi akwaabin wa abaariiiqa wa ka'sin min ma'iin, ma'al ladziina an'amta 'alaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa'i wash shaalihiin, wa hasuna ulaa'ika rafiiqaa, dzaalikal fadhlu minallaahi wa kafaa billaahi 'aliimaa. Allaahummaj'alnaa fii haadzihil laylatisy syahrisy syariifatil mubaarakati minas su'adaa'il maqbuuliin, wa laa taj'alnaa minal asyqiyaa'il marduudiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihi wa shahbihi ajma'iin, bi rahmatika yaa arhamar raahimiin, wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
"Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang menunaikan kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang menunaikan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk, yang berpaling dari hal-hal yang sia-sia, yang zuhud di dunia, yang berhasrat pada akhirat, yang ridha terhadap takdir, yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas cobaan. Dan jadikanlah kami di bawah panji junjungan kami Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat, dapat mendatangi telaganya (Al-Haudh), masuk ke dalam surga, diselamatkan dari api neraka, duduk di atas dipan kemuliaan, dinikahkan dengan bidadari-bidadari surga, mengenakan pakaian dari sutra tipis dan tebal, memakan makanan surga, meminum dari susu dan madu yang murni dengan gelas, cerek, dan piala dari sumber yang mengalir. Bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka itulah sebaik-baik teman. Demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam bulan yang mulia dan penuh berkah ini termasuk orang-orang yang berbahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Penjabaran Makna Doa Kamilin
Setiap kalimat dalam doa ini mengandung permohonan yang sangat dalam. Mari kita telaah beberapa di antaranya:
- "Jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya": Ini adalah permohonan pondasi. Iman yang sempurna (kamil) adalah iman yang tidak hanya di lisan, tetapi meresap ke dalam hati dan terwujud dalam perbuatan. Iman yang kokoh tidak goyah oleh cobaan duniawi dan tidak tergiur oleh godaan syahwat.
- "Yang memelihara shalat": Bukan sekadar 'melaksanakan', tetapi 'memelihara' (haafizhiin). Ini berarti menjaga shalat tepat waktu, dengan rukun dan sunnahnya, serta yang terpenting, dengan kekhusyukan. Shalat yang terpelihara akan menjadi benteng dari perbuatan keji dan mungkar.
- "Yang zuhud di dunia, yang berhasrat pada akhirat": Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sama sekali. Zuhud adalah menempatkan dunia di tangan, bukan di hati. Hati seorang mukmin senantiasa terikat pada tujuan akhirat, menjadikan dunia sebagai ladang untuk menanam kebaikan yang akan dipanen di sana.
- "Yang ridha terhadap takdir, yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas cobaan": Tiga pilar kebahagiaan seorang hamba. Ridha atas ketetapan Allah, baik yang tampak menyenangkan maupun menyakitkan. Bersyukur saat lapang, yang akan menambah nikmat. Dan bersabar saat sempit, yang akan mengangkat derajat dan menghapus dosa.
- "Di bawah panji junjungan kami Nabi Muhammad SAW": Sebuah permohonan yang menunjukkan kecintaan mendalam kepada Rasulullah. Berada di bawah panji beliau di hari kiamat adalah sebuah kehormatan dan jaminan keselamatan, sebuah harapan untuk mendapatkan syafaatnya.
Merenungkan setiap frasa dalam doa ini akan membuat kita menyadari betapa lengkapnya permohonan yang kita panjatkan, mencakup seluruh aspek kehidupan dunia dan akhirat. Ini bukan sekadar doa rutin, melainkan road map spiritual seorang hamba menuju ridha Tuhannya.
Menyempurnakan Malam dengan Shalat Witir
Shalat Witir adalah penutup ibadah malam. Namanya, "Witir", berarti ganjil, karena shalat ini dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang ganjil (satu, tiga, lima, dan seterusnya). Hukumnya adalah sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), dan Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya, baik saat sedang di rumah maupun dalam perjalanan.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Witir (ganjil) dan Dia mencintai yang ganjil. Maka lakukanlah shalat Witir, wahai para ahli Al-Qur'an." (HR. Abu Dawud & Tirmidzi). Hadis lain menyebutkan, "Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat Witir." (HR. Bukhari & Muslim). Ini menunjukkan betapa pentingnya posisi Shalat Witir sebagai 'segel' atau penutup dari rangkaian ibadah kita di malam hari.
Dzikir dan Doa Setelah Shalat Witir
Setelah salam dari Shalat Witir, dianjurkan untuk tidak langsung bubar, melainkan berzikir dan berdoa terlebih dahulu. Ada beberapa bacaan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan doa yang lazim dipanjatkan oleh para ulama setelahnya.
1. Dzikir Ringkas Setelah Salam
Dzikir ini dibaca sebanyak tiga kali, di mana pada bacaan ketiga, suara sedikit dikeraskan dan dipanjangkan. Ini adalah amalan yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ
Subhaanal Malikil Qudduus.
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci."
Makna dzikir ini sangat dalam. Al-Malik berarti Raja Yang Maha Memiliki segalanya. Kita mengakui bahwa kekuasaan mutlak hanyalah milik Allah. Al-Quddus berarti Yang Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, aib, dan cela. Mengucapkan dzikir ini adalah bentuk pengagungan tertinggi kepada Allah, membersihkan hati kita dari menyekutukan-Nya dengan apapun.
2. Doa Lengkap Setelah Witir
Setelah berzikir, dilanjutkan dengan doa yang berisi permohonan keimanan yang kokoh, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, serta perlindungan dari berbagai keburukan. Doa ini melengkapi munajat kita di malam tersebut.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allaahumma innaa nas'aluka iimaanan daa'iman, wa nas'aluka qalban khaasyi'an, wa nas'aluka 'ilman naafi'an, wa nas'aluka yaqiinan shaadiqan, wa nas'aluka 'amalan shaalihan, wa nas'aluka diinan qayyiman, wa nas'aluka khairan katsiiran, wa nas'aluka al-'afwa wal-'aafiyah, wa nas'aluka tamaamal-'aafiyah, wa nas'alukasy-syukra 'alal-'aafiyah, wa nas'alukal-ghinaa'a 'anin-naas. Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu'anaa wa tadharru'anaa wa ta'abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa allaah yaa arhamar-raahimiin. Wa shallallaahu 'alaa khairi khalqihi muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi ajma'iin, wal-hamdulillaahi rabbil-'aalamiin.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang langgeng, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurah atas sebaik-baik makhluk-Nya, Muhammad, keluarga, dan sahabatnya semua, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Menyelami Makna Doa Setelah Witir
Doa ini juga memiliki kandungan yang sangat kaya. Jika Doa Kamilin berfokus pada gambaran ideal seorang hamba di dunia dan akhirat, doa setelah Witir ini lebih berfokus pada permohonan pilar-pilar kekuatan spiritual internal.
- "Iman yang langgeng (iimaanan daa'iman)": Kita memohon agar iman kita tidak pasang surut, tidak goyah oleh badai ujian. Iman yang terus menerus hadir dan menjadi kompas dalam setiap langkah kehidupan.
- "Hati yang khusyuk (qalban khaasyi'an)": Hati adalah raja bagi seluruh anggota tubuh. Hati yang khusyuk adalah hati yang tunduk, takut, dan penuh pengagungan kepada Allah. Dari hati inilah lahir ibadah yang berkualitas.
- "Ilmu yang bermanfaat ('ilman naafi'an)": Bukan sembarang ilmu, tetapi ilmu yang membawa manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah, bukan yang menjauhkan.
- "Kecukupan dari manusia (al-ghinaa'a 'anin-naas)": Permohonan mulia untuk menjaga kehormatan diri. Ini adalah doa agar kita tidak bergantung, mengemis, atau berharap pada selain Allah. Agar segala hajat kita dicukupkan oleh-Nya, sehingga kita tidak perlu merendahkan diri di hadapan makhluk.
- "Terimalah... dan sempurnakanlah kekurangan kami": Sebuah penutup yang penuh kerendahan hati. Setelah semua ibadah yang kita lakukan, kita sadar betul akan banyaknya kekurangan. Maka, kita pasrahkan semuanya kepada Allah, memohon agar Dia menerima yang sedikit ini dan menyempurnakan segala cacatnya dengan rahmat-Nya.
Penutup: Menjadikan Doa Sebagai Nafas Ibadah
Rangkaian Shalat Tarawih dan Witir adalah sebuah madrasah (sekolah) spiritual yang Allah sediakan bagi kita di malam-malam Ramadan. Doa-doa yang kita panjatkan di dalamnya, mulai dari seruan bilal, Doa Kamilin, hingga doa setelah Witir, bukanlah sekadar formalitas. Itu adalah kurikulum dari madrasah tersebut.
Membaca dan menghafalnya adalah langkah awal yang baik. Namun, puncaknya adalah ketika kita mampu meresapi maknanya, menghayatinya dalam setiap lantunan, dan menjadikannya cerminan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita memohon hati yang khusyuk, mari kita berusaha untuk khusyuk. Ketika kita memohon kesabaran, mari kita berlatih untuk sabar.
Semoga di bulan yang penuh berkah ini, Allah SWT berkenan menerima setiap rakaat shalat kita, mengabulkan setiap bait doa kita, dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang kembali kepada fitrah dalam keadaan suci dan diampuni. Semoga kita dapat menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah terbaik, dan menutupnya dengan doa-doa yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam.