Panduan Lengkap Doa Sholat Witir dan Artinya
Sholat Witir adalah ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Ia dikenal sebagai penutup sholat malam, sebuah mahkota yang menyempurnakan ibadah seorang hamba di keheningan malam. Pelaksanaannya yang unik, dengan jumlah rakaat ganjil, menyimpan hikmah dan keutamaan yang luar biasa. Salah satu bagian terpenting dari sholat witir adalah doa yang dipanjatkan setelahnya, sebuah momen intim di mana seorang hamba menumpahkan segala harapan, permohonan, dan pujian kepada Rabb-nya. Memahami setiap lafaz dan makna doa ini akan meningkatkan kekhusyukan dan kedekatan kita kepada Allah SWT.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif segala hal yang berkaitan dengan doa sholat witir, mulai dari doa utama yang dibaca setelah sholat, doa qunut witir yang dibaca di dalam sholat, hingga dzikir-dzikir pelengkapnya. Disajikan dengan tulisan Arab yang jelas, transliterasi Latin untuk kemudahan membaca, serta terjemahan dan penjelasan makna yang mendalam, panduan ini diharapkan dapat menjadi teman setia bagi setiap Muslim yang ingin menyempurnakan ibadah malamnya.
Memahami Hakikat Sholat Witir
Sebelum kita menyelami lautan doa-doanya, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu Sholat Witir. Kata "witir" (الوتر) dalam bahasa Arab berarti ganjil. Dinamakan demikian karena jumlah rakaatnya selalu ganjil, bisa satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Witir (ganjil) dan Dia menyukai yang ganjil.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa istimewanya bilangan ganjil di sisi Allah dan menjadi dasar pensyariatan sholat ini.
Hukum dan Waktu Pelaksanaan
Mayoritas ulama (jumhur ulama) berpendapat bahwa hukum Sholat Witir adalah sunnah mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, baik saat beliau sedang di rumah maupun dalam perjalanan. Kedudukannya yang begitu kuat membuatnya menjadi ibadah yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Waktu pelaksanaan sholat witir terbentang luas, yaitu dimulai setelah selesai melaksanakan sholat Isya hingga terbitnya fajar shadiq (masuk waktu shubuh). Namun, waktu yang paling utama (afdhal) untuk melaksanakannya adalah di sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu yang penuh berkah, saat Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Bagi mereka yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, lebih baik melaksanakannya sebelum tidur. Sebagaimana nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah, "Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan sholat Witir sebelum aku tidur." (HR. Bukhari).
Bacaan Doa Utama Setelah Sholat Witir
Setelah menyelesaikan salam pada rakaat terakhir sholat witir, seorang Muslim dianjurkan untuk tidak langsung beranjak. Inilah saatnya untuk memanjatkan doa, berdzikir, dan memuji keagungan Allah SWT. Ada beberapa bacaan yang diajarkan, dan yang paling masyhur serta komprehensif adalah doa berikut ini. Doa ini mengandung pujian, permohonan ampun, serta permintaan berbagai kebaikan dunia dan akhirat.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allahumma innā nas'aluka īmānan dā'imā, wa nas'aluka qalban khāsyi'ā, wa nas'aluka 'ilman nāfi'ā, wa nas'aluka yaqīnan shādiqā, wa nas'aluka 'amalan shālihā, wa nas'aluka dīnan qayyimā, wa nas'aluka khairan katsīrā, wa nas'alukal 'afwa wal 'āfiyah, wa nas'aluka tamāmal 'āfiyah, wa nas'alukasy syukra 'alal 'āfiyah, wa nas'alukal ghinā'a 'anin nās. Allahumma rabbanā taqabbal minnā shalātanā wa shiyāmanā wa qiyāmanā wa takhasysyu'anā wa tadharru'anā wa ta'abbudanā wa tammim taqshīranā yā Allāh, yā Allāh, yā Allāh, yā arhamar rāhimīn. Wa shallallāhu 'alā khairi khalqihi Muhammadin wa 'alā ālihi wa shahbihi ajma'īn, wal hamdu lillāhi rabbil 'ālamīn.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami sholat kami, puasa kami, sholat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurah atas sebaik-baik ciptaan-Nya, Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Penjelasan Mendalam Setiap Kalimat Doa
Setiap kalimat dalam doa ini memiliki makna yang sangat dalam. Mari kita bedah satu per satu untuk meresapinya.
- "Iman yang tetap (īmānan dā'imā)": Permohonan pertama dan utama adalah ketetapan iman. Ini adalah permintaan agar Allah menjaga iman kita agar tidak goyah oleh cobaan, syubhat, maupun godaan dunia, hingga kita meninggal dalam keadaan beriman.
- "Hati yang khusyuk (qalban khāsyi'ā)": Hati adalah pusat kendali. Hati yang khusyuk adalah hati yang tunduk, takut, dan penuh pengagungan kepada Allah. Dengan hati yang khusyuk, seluruh anggota badan akan ikut tunduk dalam ketaatan.
- "Ilmu yang bermanfaat ('ilman nāfi'ā)": Bukan sekadar ilmu, tetapi ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah, membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
- "Keyakinan yang benar (yaqīnan shādiqā)": Keyakinan yang kokoh, tanpa keraguan sedikit pun, terhadap semua yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Keyakinan inilah yang menjadi fondasi amal.
- "Amal yang saleh ('amalan shālihā)": Permohonan agar diberi taufik untuk melakukan amal yang diterima di sisi Allah, yaitu amal yang ikhlas karena-Nya dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
- "Agama yang lurus (dīnan qayyimā)": Meminta agar senantiasa berada di atas agama Islam yang lurus, tidak menyimpang ke dalam bid'ah atau kesesatan.
- "Kebaikan yang banyak (khairan katsīrā)": Permohonan yang sifatnya umum, mencakup segala bentuk kebaikan di dunia (kesehatan, rezeki, keluarga sakinah) dan di akhirat (surga dan ridha-Nya).
- "Ampunan dan 'afiat (al-'afwa wal 'āfiyah)": 'Afwa adalah ampunan atas dosa, sedangkan 'Āfiyah adalah perlindungan dan keselamatan dari segala hal buruk, baik penyakit, musibah, maupun fitnah. Ini adalah salah satu doa terpenting yang sering dipanjatkan Nabi.
- "Kesempurnaan 'afiat (tamāmal 'āfiyah)": Tidak hanya meminta 'afiat, tapi kesempurnaannya. Ini mencakup keselamatan di dunia dan akhirat, kesehatan jasmani dan rohani.
- "Syukur atas 'afiat (asy-syukra 'alal 'āfiyah)": Meminta kemampuan untuk mensyukuri nikmat 'afiat yang telah diberikan, karena banyak orang sehat dan selamat namun lalai untuk bersyukur.
- "Kecukupan dari manusia (al-ghinā'a 'anin nās)": Meminta agar Allah mencukupi segala kebutuhan sehingga tidak perlu bergantung, berharap, atau meminta-minta kepada selain Allah. Ini adalah wujud kemuliaan dan kesempurnaan tauhid.
- "Terimalah ibadah kami...": Bagian ini adalah bentuk kerendahan hati. Setelah beribadah, kita mengakui segala kekurangan di dalamnya dan memohon agar Allah dengan rahmat-Nya sudi menerimanya.
- "Sempurnakanlah kekurangan kami...": Pengakuan bahwa ibadah kita pasti penuh dengan kelalaian dan kekurangan, dan hanya Allah yang bisa menyempurnakannya.
- Shalawat dan salam: Penutup doa yang agung, yaitu dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada beliau, serta diakhiri dengan pujian kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Dzikir Ringkas Setelah Sholat Witir
Selain doa panjang di atas, terdapat pula dzikir ringkas yang sangat dianjurkan untuk dibaca setelah salam sholat witir. Dzikir ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata, "Adalah Rasulullah SAW biasa membaca (setelah witir): 'Subhānal malikil quddūs' tiga kali." (HR. An-Nasa'i dan Abu Dawud). Dalam riwayat lain ditambahkan, beliau memanjangkan dan mengeraskan suaranya pada bacaan yang ketiga.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhānal malikil quddūs.
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci." (Dibaca 3 kali)
Makna dzikir ini sangat agung. "Subhān" berarti menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan dan cacat. "Al-Malik" berarti Sang Raja, Pemilik mutlak seluruh kerajaan langit dan bumi. "Al-Quddūs" berarti Yang Maha Suci, bersih dari segala aib dan kekurangan. Dengan mengulang dzikir ini, kita menegaskan kembali keagungan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah SWT setelah kita menutup ibadah malam kita.
Setelah membaca dzikir tersebut sebanyak tiga kali, sebagian ulama menganjurkan untuk menambahkan bacaan:
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Rabbil malā'ikati war rūh.
"Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)."
Penambahan ini didasarkan pada riwayat Aisyah RA yang menyebutkan bahwa Nabi membacanya saat sujud dan ruku, namun para ulama memandang baik untuk membacanya juga setelah dzikir witir sebagai bentuk pengagungan lebih lanjut kepada Allah SWT.
Bacaan Doa Qunut Saat Sholat Witir
Selain doa yang dibaca setelah sholat, ada pula doa khusus yang dibaca di dalam sholat witir itu sendiri, yang dikenal dengan nama Doa Qunut. Doa Qunut Witir ini dibaca pada rakaat terakhir, setelah bangkit dari ruku' (i'tidal) sebelum sujud. Hukum membacanya adalah sunnah menurut sebagian mazhab, terutama sering diamalkan pada separuh terakhir bulan Ramadhan.
Doa qunut yang paling shahih dan diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW kepada cucunya, Hasan bin Ali RA, adalah sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Allahummahdinī fī man hadait, wa 'āfinī fī man 'āfait, wa tawallanī fī man tawallait, wa bārik lī fī mā a'thait, wa qinī syarra mā qadhait, fa innaka taqdhī wa lā yuqdhā 'alaik, wa innahū lā yażillu man wālait, wa lā ya'izzu man 'ādait, tabārakta rabbanā wa ta'ālait, falakal hamdu 'alā mā qadhait, astagfiruka wa atūbu ilaik.
"Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk. Berilah aku 'afiat (keselamatan dan kesehatan) di antara orang-orang yang Engkau beri 'afiat. Uruslah aku di antara orang-orang yang Engkau urus. Berkahilah bagiku apa yang Engkau berikan. Lindungilah aku dari keburukan apa yang Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan dan tidak ada yang ditetapkan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau bela, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala puji atas apa yang Engkau takdirkan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu."
Menyelami Makna Doa Qunut Witir
Doa qunut ini, meskipun ringkas, memiliki kandungan makna yang sangat padat dan luar biasa. Setiap permohonannya adalah inti dari kebutuhan seorang hamba.
- "Berilah aku petunjuk... (Allahummahdinī...)": Permohonan hidayah adalah permohonan terpenting. Ini mencakup hidayah untuk mengetahui kebenaran (hidayatul irsyad) dan hidayah untuk mengamalkannya (hidayatut taufiq).
- "Berilah aku 'afiat... (wa 'āfinī...)": Kembali kita menemukan permohonan 'afiat, menunjukkan betapa pentingnya hal ini. Meminta perlindungan dari segala penyakit hati dan fisik, serta dari segala musibah dan fitnah.
- "Uruslah aku... (wa tawallanī...)": Permintaan agar Allah menjadi Al-Wali kita, yang mengurus, melindungi, menolong, dan mengatur segala urusan kita. Jika Allah telah menjadi Wali seorang hamba, maka tidak ada yang bisa mencelakakannya.
- "Berkahilah bagiku... (wa bārik lī...)": Barakah berarti kebaikan yang banyak, tetap, dan terus bertambah. Kita memohon agar setiap nikmat yang Allah berikan—ilmu, harta, waktu, keluarga—menjadi berkah, bukan menjadi sebab kelalaian.
- "Lindungilah aku dari keburukan takdir... (wa qinī syarra mā qadhait...)": Ini adalah adab yang tinggi dalam berdoa. Kita tidak menolak takdir Allah, karena semua takdir-Nya baik. Namun, kita memohon perlindungan dari manifestasi atau dampak buruk dari takdir tersebut yang menimpa kita.
- "Sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan... (fa innaka taqdhī...)": Sebuah penegasan akan kekuasaan mutlak Allah. Dialah Sang Penentu, sedangkan kita adalah makhluk yang diatur.
- "Tidak akan hina orang yang Engkau bela... (wa innahū lā yażillu...)": Penegasan bahwa kemuliaan sejati hanya datang dari Allah. Siapapun yang berada di bawah perlindungan-Nya tidak akan pernah terhina.
- "Pujian dan istighfar...": Doa ditutup dengan pujian yang agung (tabārakta, falakal hamdu) dan permohonan ampun (astagfiruka), sebagai pengakuan atas keagungan Allah dan kekurangan diri sendiri.
Keutamaan Merutinkan Sholat Witir dan Doanya
Membiasakan diri untuk melaksanakan sholat witir dan memanjatkan doa-doanya bukanlah sekadar rutinitas ibadah biasa. Ada keutamaan dan manfaat spiritual yang sangat besar di baliknya.
- Dicintai oleh Allah: Seperti yang telah disebutkan dalam hadis, "Allah itu Witir dan menyukai yang ganjil." Melaksanakan amalan yang dicintai Allah adalah salah satu cara tercepat untuk meraih cinta-Nya.
- Menyempurnakan Ibadah Malam: Sholat Witir berfungsi sebagai penutup dan penyempurna sholat tahajud dan sholat malam lainnya. Ia ibarat stempel pengesahan atas ibadah yang kita lakukan di malam hari.
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Waktu setelah sholat, terutama di sepertiga malam terakhir, adalah salah satu waktu terbaik untuk berdoa. Memanjatkan doa witir di waktu ini memiliki potensi besar untuk diijabah oleh Allah SWT.
- Mendapatkan Kesaksian Malaikat: Sholat yang dilakukan di akhir malam disaksikan oleh para malaikat. Allah SWT berfirman, "...dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al-Isra: 78). Para ulama menafsirkan bahwa keutamaan ini juga mencakup ibadah di waktu sahur, termasuk witir.
- Melatih Disiplin dan Keistiqamahan: Bangun di malam hari untuk beribadah saat orang lain terlelap membutuhkan tekad dan disiplin. Merutinkan witir akan membentuk karakter seorang mukmin yang tangguh dan istiqamah.
- Sumber Ketenangan Jiwa: Berdialog dengan Allah melalui sholat dan doa di keheningan malam memberikan ketenangan (sakinah) yang tidak bisa didapatkan dari hal lain. Ia adalah obat bagi hati yang gelisah dan jiwa yang lelah.
Kesimpulan
Doa sholat witir, baik yang dibaca setelahnya maupun qunut di dalamnya, adalah untaian mutiara permohonan yang mencakup seluruh aspek kebaikan dunia dan akhirat. Ia bukan sekadar bacaan hafalan, melainkan sebuah percakapan tulus dari hati seorang hamba kepada Penciptanya. Dengan memahami maknanya, kita dapat memanjatkannya dengan penuh penghayatan, kekhusyukan, dan keyakinan.
Marilah kita hiasi malam-malam kita dengan sholat witir. Jadikanlah ia sebagai penutup hari yang indah, sebagai momen untuk mengadu, memohon, dan bersyukur kepada Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik untuk dapat merutinkan ibadah yang mulia ini dan mengabulkan setiap doa yang kita panjatkan dengan penuh ketulusan. Amin ya Rabbal 'alamin.