Menggapai Dunia dan Seisinya: Panduan Lengkap Doa Sholat Qobliyah Subuh
Di antara hiruk pikuk dunia yang fana, ada sebuah amalan ringan yang pahalanya melampaui segala kemegahan materi yang ada di dalamnya. Amalan ini tersembunyi di keheningan fajar, saat sebagian besar manusia masih terlelap dalam tidurnya. Itulah sholat sunnah qobliyah subuh, atau yang sering juga disebut sholat fajar. Sebuah ibadah dua rakaat yang singkat, namun nilainya di sisi Allah SWT begitu agung, melebihi dunia dan seisinya.
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya, baik saat beliau sedang di rumah maupun dalam perjalanan. Ini menunjukkan betapa besar perhatian beliau terhadap sholat ini. Bagi seorang mukmin, mengamalkan sholat qobliyah subuh adalah cara untuk memulai hari dengan 'kekayaan' yang sesungguhnya; kekayaan spiritual yang memberikan ketenangan jiwa dan keberkahan tak terhingga.
Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif bagi Anda untuk memahami, melaksanakan, dan menghayati setiap detil dari sholat qobliyah subuh. Mulai dari keutamaannya yang luar biasa, tata cara pelaksanaannya yang benar, hingga untaian doa-doa mustajab yang dapat dipanjatkan setelahnya. Mari kita selami bersama samudra hikmah di balik dua rakaat fajar yang penuh berkah ini.
Keutamaan Agung Sholat Qobliyah Subuh
Untuk memahami betapa istimewanya sholat sunnah dua rakaat sebelum subuh ini, cukuplah kita merenungi sebuah hadits yang sangat masyhur dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu 'anha. Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
"Dua rakaat sholat fajar (qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan segala isinya." (HR. Muslim)
Hadits ini merupakan sebuah penegasan yang sangat kuat tentang nilai sholat qobliyah subuh. Coba kita bayangkan sejenak. Apa saja isi dunia ini? Emas, perak, gunung-gunung, lautan, properti mewah, kendaraan canggih, jabatan tinggi, dan segala bentuk kekayaan materi yang bisa dibayangkan oleh manusia. Semua itu, jika dikumpulkan menjadi satu, nilainya masih kalah dibandingkan dengan pahala dua rakaat sholat fajar.
Ini adalah sebuah perspektif yang mengubah cara kita memandang dunia. Allah SWT mengajarkan kita bahwa kekayaan sejati bukanlah pada apa yang kita miliki di dunia, melainkan pada apa yang kita persiapkan untuk akhirat. Dua rakaat yang dikerjakan dengan ikhlas di waktu fajar adalah investasi abadi yang hasilnya akan kita nikmati selamanya di surga. Keutamaan ini memberikan motivasi yang luar biasa untuk tidak pernah meremehkan atau meninggalkannya.
Mengapa Begitu Istimewa?
- Pembuka Pintu Rezeki: Memulai hari dengan ketaatan kepada Allah adalah cara terbaik untuk mengundang keberkahan. Sholat qobliyah subuh adalah salah satu amalan pembuka pintu rezeki, bukan hanya rezeki materi, tetapi juga rezeki berupa ketenangan, kesehatan, dan kemudahan dalam segala urusan.
- Cahaya di Hari Kiamat: Waktu fajar adalah waktu yang gelap. Orang yang rela bangun dari tidurnya, berwudhu, dan berjalan menuju tempat sholat (meskipun di dalam rumah) untuk melaksanakan sholat ini, akan mendapatkan balasan berupa cahaya yang sempurna di hari kiamat, hari di mana semua cahaya lain padam.
- Mengikuti Sunnah yang Sangat Ditekankan: Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus pada sholat ini. Aisyah radhiyallahu 'anha juga berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih beliau perhatikan daripada dua rakaat shalat fajar." (HR. Bukhari & Muslim). Mengikutinya berarti menunjukkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
- Benteng dari Sifat Munafik: Sholat Subuh dan Isya adalah sholat yang paling berat bagi orang munafik. Melaksanakan sunnah qobliyah subuh secara rutin menunjukkan kesungguhan iman seseorang dan menjadi benteng yang melindunginya dari sifat kemunafikan.
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh
Pelaksanaan sholat qobliyah subuh sangatlah mudah dan singkat. Hal ini sejalan dengan sunnah Rasulullah SAW yang mengerjakannya dengan ringan. Berikut adalah panduan langkah demi langkah.
1. Niat Sholat Qobliyah Subuh
Niat adalah rukun yang paling utama, karena ia membedakan satu ibadah dengan ibadah lainnya. Niat sesungguhnya bersemayam di dalam hati. Namun, melafalkan niat dapat membantu untuk memantapkan hati. Berikut adalah lafal niatnya:
أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatash shubhi rak'ataini qabliyyatan lillaahi ta'aala. "Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala."Niat ini diucapkan di dalam hati bersamaan dengan saat melakukan Takbiratul Ihram (mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar").
2. Rakaat Pertama
- Takbiratul Ihram: Berdiri tegak menghadap kiblat, angkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
- Membaca Doa Iftitah: Disunnahkan membaca doa iftitah.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah secara lengkap dan tartil.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat-surat yang ringan. Berdasarkan hadits, pada rakaat pertama Rasulullah SAW sering membaca Surat Al-Kafirun.
- Ruku': Lakukan ruku' dengan tuma'ninah (tenang sejenak) sambil membaca tasbih ruku', "Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih" (3 kali).
- I'tidal: Bangun dari ruku' dengan tuma'ninah sambil membaca "Sami'allaahu liman hamidah" dan dilanjutkan dengan "Robbanaa lakal hamdu".
- Sujud: Lakukan sujud pertama dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud, "Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih" (3 kali).
- Duduk di Antara Dua Sujud: Bangun dari sujud dan duduk dengan tuma'ninah sambil membaca "Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii".
- Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama dengan tuma'ninah.
3. Rakaat Kedua
- Bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
- Membaca Surat Al-Fatihah: Kembali membaca surat Al-Fatihah.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, pada rakaat kedua, Rasulullah SAW sering membaca Surat Al-Ikhlas.
- Lanjutkan gerakan sholat seperti pada rakaat pertama: Ruku', I'tidal, Sujud pertama, Duduk di antara dua sujud, dan Sujud kedua, semuanya dilakukan dengan tuma'ninah.
- Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua, lakukan duduk tasyahud akhir. Bacalah bacaan tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah.
- Salam: Akhiri sholat dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu'alaikum warahmatullaah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Doa dan Dzikir Mustajab Setelah Sholat Qobliyah Subuh
Waktu antara selesainya sholat qobliyah subuh dan dimulainya sholat subuh berjamaah (iqamah) adalah salah satu waktu yang paling mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda, "Doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak." (HR. Tirmidzi). Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Gunakan waktu ini untuk berdzikir, beristighfar, dan memanjatkan segala hajat kepada Allah SWT.
Ada beberapa bacaan doa dan dzikir yang sangat dianjurkan untuk dibaca pada waktu istimewa ini.
Doa Utama yang Dianjurkan
Salah satu doa yang sering diamalkan oleh para ulama setelah sholat sunnah fajar, berdasarkan riwayat dari Sayyidina Anas bin Malik, adalah sebagai berikut. Doa ini mengandung pujian agung kepada Allah dan permohonan yang mendalam.
اَللّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Allahumma yaa hayyu yaa qayyuum, birohmatika astaghiits, wa ashlih lii sya'nii kullahuu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ain. "Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Hidup, wahai Dzat Yang Berdiri Sendiri (mengurusi segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah seluruh urusanku dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata."Doa ini memiliki makna yang sangat dalam. Kita mengakui kebesaran Allah sebagai Al-Hayyu (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Mandiri dan Mengurus makhluk-Nya), kemudian kita bertawassul dengan rahmat-Nya untuk memohon pertolongan. Permintaan "perbaikilah seluruh urusanku" mencakup urusan dunia dan akhirat. Dan puncaknya adalah permohonan agar tidak diserahkan kepada diri sendiri, karena diri kita lemah, penuh kekurangan, dan tidak akan mampu berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah SWT.
Dzikir Pembuka Pintu Rezeki
Dzikir ini juga sangat baik diamalkan di antara sholat qobliyah subuh dan sholat subuh. Dianjurkan untuk membacanya sebanyak 100 kali.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil 'azhim, astaghfirullah. "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, aku memohon ampunan kepada Allah."Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa dengan dzikir ini, "Dunia akan datang kepadamu dengan tunduk (dan hina)." Ini menunjukkan bahwa bagi mereka yang mengutamakan akhirat dengan berdzikir, maka urusan dunianya akan dicukupkan dan dipermudah oleh Allah SWT.
Amalan Dzikir Lainnya
Selain doa-doa spesifik di atas, waktu jeda ini sangat baik diisi dengan dzikir-dzikir ma'tsurat (yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah), seperti:
- Membaca "Ya Fattah, Ya Razzaq": Memanggil nama Allah Yang Maha Membuka dan Maha Memberi Rezeki adalah cara yang ampuh untuk memohon kelapangan rezeki dan kemudahan dalam segala urusan.
- Istighfar: Memperbanyak istighfar, terutama membaca Sayyidul Istighfar (raja dari semua istighfar), adalah cara untuk membersihkan diri dari dosa dan mengundang rahmat serta pertolongan Allah.
- Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir: Mengisi waktu dengan dzikir-dzikir ringan ini akan memberatkan timbangan amal kebaikan dan menenangkan hati.
- Membaca Al-Qur'an: Jika ada waktu yang cukup, membaca beberapa ayat suci Al-Qur'an adalah amalan yang sangat mulia untuk dilakukan sembari menanti iqamah.
Mendalami Makna Surat Pilihan: Al-Kafirun dan Al-Ikhlas
Pemilihan surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua oleh Rasulullah SAW bukanlah tanpa hikmah. Kedua surat ini mengandung esensi tauhid dan merupakan fondasi akidah seorang muslim. Membacanya di awal hari adalah sebuah deklarasi iman yang agung.
Surat Al-Kafirun: Penegasan Batas Toleransi Akidah
Surat ini diturunkan di Mekkah sebagai jawaban tegas atas tawaran kompromi dari kaum kafir Quraisy yang mengajak Rasulullah SAW untuk beribadah secara bergantian. Mereka mengusulkan agar Nabi menyembah tuhan mereka selama setahun, dan mereka akan menyembah Allah selama setahun. Surat Al-Kafirun turun untuk memutus segala bentuk kompromi dalam urusan akidah.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ (4) وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
1. Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Hikmah membacanya di rakaat pertama: Memulai hari dengan membaca Surat Al-Kafirun adalah sebuah pernyataan untuk memurnikan ibadah hanya untuk Allah (ikhlas) dan berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan (bara'ah). Ini adalah fondasi pertama seorang muslim: menegaskan bahwa ibadahnya murni untuk Allah dan tidak akan pernah mencampuradukkannya dengan sesembahan lain. Ini adalah cara untuk membentengi diri dari pengaruh buruk dan kesyirikan sejak awal hari.
Surat Al-Ikhlas: Intisari Ke-Esa-an Allah
Surat Al-Ikhlas, meskipun sangat singkat, mengandung intisari dari ajaran Islam, yaitu tauhid. Surat ini menjelaskan tentang sifat-sifat Allah yang membedakan-Nya dari segala makhluk. Karena kedalamannya, Rasulullah SAW menyebut bahwa membaca surat ini setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
1. Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Hikmah membacanya di rakaat kedua: Setelah di rakaat pertama kita berlepas diri dari kesyirikan, di rakaat kedua kita menetapkan dan mengafirmasi siapa Tuhan yang kita sembah. Yaitu Allah Yang Maha Esa (Ahad), tempat bergantung segala sesuatu (As-Shamad), yang tidak memiliki anak maupun orang tua, dan tidak ada satu pun yang bisa menyamai-Nya. Ini adalah kesempurnaan tauhid. Dengan menggabungkan Al-Kafirun dan Al-Ikhlas, kita telah membuat deklarasi iman yang lengkap di permulaan hari.
Jawaban Atas Pertanyaan Umum (FAQ)
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait sholat qobliyah subuh beserta jawabannya berdasarkan pandangan para ulama.
Kapan Waktu Terbaik Melaksanakannya?
Waktu pelaksanaan sholat qobliyah subuh dimulai sejak terbitnya fajar shadiq (masuknya waktu subuh, ditandai dengan adzan subuh) dan berakhir ketika iqamah untuk sholat subuh dikumandangkan. Waktu terbaik adalah mengerjakannya di awal waktu setelah adzan subuh dan menyegerakannya agar ada jeda waktu yang cukup untuk berdoa sebelum sholat fardhu.
Bagaimana Jika Bangun Kesiangan dan Waktu Subuh Hampir Habis?
Dalam situasi ini, prioritas utama adalah sholat fardhu Subuh. Jika seseorang bangun dan waktu yang tersisa hanya cukup untuk melaksanakan sholat Subuh sebelum matahari terbit, maka ia harus langsung melaksanakan sholat Subuh. Sholat sunnah qobliyahnya bisa di-qadha' (diganti) setelah matahari terbit.
Bolehkah Meng-qadha' Sholat Qobliyah Subuh Jika Terlewat?
Ya, mayoritas ulama berpendapat bahwa sholat qobliyah subuh boleh di-qadha' jika terlewat. Ada dua waktu utama untuk meng-qadha'nya:
- Segera setelah sholat Subuh: Ada sebagian ulama yang membolehkan ini, meskipun pendapat yang lebih kuat menyarankan untuk menundanya.
- Setelah matahari terbit (sekitar 15 menit setelah waktu syuruq): Ini adalah waktu yang paling dianjurkan untuk meng-qadha' sholat qobliyah subuh yang terlewat, berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah melakukannya.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Sampai di Masjid dan Iqamah Sudah Dekat?
Jika Anda tiba di masjid dan iqamah untuk sholat Subuh akan segera dikumandangkan, atau bahkan sudah dimulai, maka Anda harus langsung bergabung dengan sholat berjamaah. Jangan menyibukkan diri dengan sholat sunnah, karena Rasulullah SAW bersabda, "Jika iqamah sholat telah dikumandangkan, maka tidak ada sholat (sunnah) selain sholat wajib." (HR. Muslim). Sholat sunnahnya bisa di-qadha' nanti setelah matahari terbit.
Apakah Sholat Fajar, Sholat Sunnah Subuh, dan Sholat Qobliyah Subuh itu Berbeda?
Tidak. Ketiga nama tersebut merujuk pada ibadah yang sama, yaitu sholat sunnah dua rakaat yang dikerjakan sebelum pelaksanaan sholat fardhu Subuh. Penyebutan yang berbeda ini sering ditemukan dalam berbagai hadits, namun maknanya tetap satu.
Apakah Sunnah untuk Berbaring Sejenak Setelahnya?
Ya, disunnahkan untuk berbaring sejenak pada sisi tubuh bagian kanan setelah selesai melaksanakan sholat qobliyah subuh sembari menunggu iqamah. Ini adalah kebiasaan Rasulullah SAW. Hikmahnya adalah untuk mengistirahatkan tubuh sejenak setelah bangun malam dan sebelum melaksanakan sholat fardhu, agar lebih segar dan fokus. Namun, ini adalah sunnah yang jika tidak dilakukan pun tidak mengapa.
Penutup: Meraih Keberkahan di Awal Hari
Sholat sunnah qobliyah subuh adalah hadiah istimewa dari Allah SWT bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Ia bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan sebuah pernyataan cinta, sebuah deklarasi iman, dan sebuah kunci untuk membuka gerbang keberkahan sepanjang hari.
Pahalanya yang "lebih baik dari dunia dan seisinya" seharusnya menjadi pengingat bagi kita setiap kali rasa kantuk dan malas menghampiri. Dengan menukar beberapa menit dari waktu tidur kita, kita sedang melakukan transaksi terbaik dengan Rabb semesta alam, sebuah transaksi yang keuntungannya bersifat abadi dan tak terhingga.
Marilah kita bertekad untuk menjadikan dua rakaat fajar ini sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Laksanakanlah dengan penuh kekhusyuan, hiasilah waktu setelahnya dengan doa dan dzikir yang tulus, dan rasakanlah bagaimana ketenangan dan keberkahan menyelimuti hari-hari kita. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk senantiasa mengamalkannya. Aamiin.