Panduan Tahtim dan Tahlil Lengkap dengan Maknanya
Ilustrasi Al-Qur'an dan tasbih untuk bacaan Tahtim dan Tahlil.
Dalam khazanah spiritualitas Islam, khususnya di Nusantara, terdapat dua amalan yang mengakar kuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat: Tahtim dan Tahlil. Keduanya merupakan rangkaian zikir dan doa yang dilantunkan dengan penuh kekhusyukan, bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meraih rahmat-Nya, serta mengirimkan doa bagi mereka yang telah mendahului kita. Artikel ini akan mengupas tuntas kedua amalan mulia ini, mulai dari pengertian, susunan bacaan, hingga makna mendalam yang terkandung di dalamnya.
Tahtim, yang lebih populer dikenal sebagai Khataman Al-Qur'an atau Doa Khatam Al-Qur'an, adalah sebuah momen perayaan spiritual saat seorang Muslim berhasil menyelesaikan pembacaan 30 juz Al-Qur'an. Ini adalah pencapaian besar yang patut disyukuri, sebuah tonggak perjalanan rohani yang menandai selesainya interaksi intensif dengan kalam ilahi. Sementara itu, Tahlil adalah sebuah rangkaian zikir, tasbih, tahmid, takbir, dan shalawat yang intinya adalah pengagungan terhadap keesaan Allah melalui kalimat tauhid "Lā ilāha illallāh". Tahlil seringkali dilaksanakan dalam berbagai acara keagamaan, terutama untuk mendoakan arwah orang-orang yang telah meninggal dunia. Menggabungkan keduanya dalam satu majelis adalah sebuah tradisi yang indah, di mana keberkahan dari khatam Al-Qur'an diharapkan dapat menyempurnakan doa-doa yang dipanjatkan dalam Tahlil.
Bagian Pertama: Mendalami Makna Tahtim (Doa Khatam Al-Qur'an)
Menyelesaikan pembacaan Al-Qur'an dari Surah Al-Fatihah hingga Surah An-Nas adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ini bukan sekadar aktivitas membaca, melainkan sebuah perjalanan menyelami samudra ilmu, hikmah, dan petunjuk dari Sang Pencipta. Momen khatam adalah saat di mana hati seorang hamba dipenuhi rasa syukur, haru, dan harapan. Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan teladan dalam menyambut momen istimewa ini dengan doa-doa khusus yang sarat makna.
Keutamaan Mengkhatamkan Al-Qur'an
Sebelum masuk ke bacaan doa, penting untuk memahami mengapa momen khatam Al-Qur'an begitu istimewa. Beberapa hadis dan atsar (riwayat sahabat) menyebutkan keutamaan saat tersebut:
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Diriwayatkan bahwa doa yang dipanjatkan setelah mengkhatamkan Al-Qur'an memiliki peluang besar untuk diijabah. Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, seorang sahabat Nabi, biasa mengumpulkan keluarganya dan berdoa ketika beliau hendak mengkhatamkan Al-Qur'an. Ini menunjukkan keyakinan para salafus shalih bahwa saat itu adalah waktu turunnya rahmat Allah.
- Dihadiri Para Malaikat: Ada riwayat yang menyebutkan bahwa ribuan malaikat turun untuk mengaminkan doa orang yang mengkhatamkan Al-Qur'an. Kehadiran makhluk-makhluk suci ini menambah keberkahan dan kekhusyukan majelis.
- Syukur atas Nikmat Terbesar: Al-Qur'an adalah nikmat terbesar yang Allah turunkan kepada umat manusia. Menyelesaikan membacanya adalah bentuk syukur tertinggi atas petunjuk dan cahaya yang telah dianugerahkan.
Bacaan Doa Khatam Al-Qur'an (Tahtim)
Berikut adalah bacaan doa khatam Al-Qur'an yang masyhur dan sering dibaca, lengkap dengan tulisan Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan beserta penjelasannya.
Teks Arab
صَدَقَ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمْنَا بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًى وَرَحْمَةً, اَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا, وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا, وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا, وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا, وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا, وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ, وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِنَا آخِرَهُ, وَخَيْرَ عَمَلِنَا خَوَاتِمَهُ, وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيْهِ. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِيْشَةً هَنِيَّةً, وَمِيْتَةً سَوِيَّةً, وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍ وَلَا فَاضِحٍ. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَسْأَلَةِ, وَخَيْرَ الدُّعَاءِ, وَخَيْرَ النَّجَاحِ, وَخَيْرَ الْعِلْمِ, وَخَيْرَ الْعَمَلِ, وَخَيْرَ الثَّوَابِ, وَخَيْرَ الْحَيَاةِ, وَخَيْرَ الْمَمَاتِ, وَثَبِّتْنَا وَثَقِّلْ مَوَازِيْنَنَا, وَحَقِّقْ إِيْمَانَنَا, وَارْفَعْ دَرَجَاتِنَا, وَتَقَبَّلْ صَلَاتَنَا, وَاغْفِرْ خَطِيْئَاتِنَا, وَنَسْأَلُكَ الْعُلَا مِنَ الْجَنَّةِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ, وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Transliterasi Latin
Shadaqallāhul ‘aliyyul ‘azhīm, wa shadaqa rasūluhun nabiyyul karīm, wa nahnu ‘alā dzālika minasy syāhidīna wasy syākirīn, walhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn. Allāhummarhamnā bil qur'ān, waj'alhu lanā imāman wa nūran wa hudan wa rahmah. Allāhumma dzakkirnā minhu mā nasīnā, wa ‘allimnā minhu mā jahilnā, warzuqnā tilāwatahu ānā'al laili wa athrāfan nahār, waj'alhu lanā hujjatan yā rabbal ‘ālamīn. Allāhumma ashlih lanā dīnanalladzī huwa ‘ishmatu amrinā, wa ashlih lanā dunyānallatī fīhā ma'āsyunā, wa ashlih lanā ākhiratanallatī fīhā ma'ādunā, waj'alil hayāta ziyādatan lanā fī kulli khair, waj'alil mauta rāhatan lanā min kulli syarr. Allāhummaj'al khaira 'umrinā ākhirah, wa khaira 'amalinā khawātimah, wa khaira ayyāminā yauma alqāka fīh. Allāhumma innā nas'aluka 'īsyatan haniyyah, wa mītatan sawiyyah, wa maraddan ghaira mukhzin wa lā fādhih. Allāhumma innā nas'aluka khairal mas'alah, wa khairad du'ā', wa khairan najāh, wa khairal 'ilm, wa khairal 'amal, wa khairats tsawāb, wa khairal hayāh, wa khairal mamāt, wa tsabbitnā wa tsaqqil mawāzīnanā, wa haqqiq īmānanā, warfa' darajatinā, wa taqabbal shalātanā, waghfir khathī'ātinā, wa nas'alukal 'ulā minal jannah. Rabbanā ātinā fid dun-yā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār. Wa shallallāhu 'alā sayyidinā muhammadin wa 'alā ālihi wa shahbihi wa sallam. Subhāna rabbika rabbil 'izzati 'ammā yashifūn, wa salāmun 'alal mursalīn, walhamdulillāhi rabbil 'ālamīn.
Terjemahan dan Penjelasan Makna
"Maha Benar Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, dan Maha Benar Rasul-Nya, Nabi yang Mulia. Dan kami atas hal itu termasuk orang-orang yang bersaksi dan bersyukur. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Penjelasan: Kalimat pembuka ini adalah bentuk pengakuan dan penegasan atas kebenaran mutlak Al-Qur'an sebagai firman Allah dan kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kita memposisikan diri sebagai saksi atas kebenaran tersebut dan sebagai hamba yang bersyukur atas karunia iman dan Al-Qur'an.
"Ya Allah, rahmatilah kami dengan Al-Qur'an. Jadikanlah ia bagi kami sebagai panutan, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang kami lupa darinya, ajarkanlah kami apa yang kami tidak tahu darinya, dan anugerahkanlah kami kesempatan untuk membacanya di waktu malam dan di penghujung siang. Dan jadikanlah ia sebagai pembela bagi kami, wahai Tuhan semesta alam."
Penjelasan: Ini adalah inti dari doa khatam. Kita memohon rahmat Allah melalui wasilah (perantara) Al-Qur'an. Kita meminta agar Al-Qur'an bukan hanya menjadi bacaan, tetapi juga menjadi:
- Imām: Pemimpin dan pedoman dalam setiap aspek kehidupan.
- Nūr: Cahaya yang menerangi kegelapan hati dan pikiran.
- Hudā: Petunjuk yang menuntun ke jalan yang lurus.
- Rahmah: Kasih sayang yang membawa ketenangan dan keberkahan.
"Ya Allah, perbaikilah bagi kami agama kami yang menjadi benteng urusan kami. Perbaikilah bagi kami dunia kami yang menjadi tempat penghidupan kami. Perbaikilah bagi kami akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan bagi kami dari setiap keburukan."
Penjelasan: Doa ini mencakup permohonan kebaikan yang komprehensif (dunia dan akhirat). Kita meminta Allah untuk menjaga agama kita sebagai pondasi utama. Kemudian, kita meminta agar urusan dunia kita diperbaiki, bukan untuk tenggelam di dalamnya, melainkan agar dunia menjadi sarana untuk mencapai akhirat. Kita juga memandang kematian bukan sebagai akhir yang menakutkan, melainkan sebagai gerbang peristirahatan dari segala fitnah dan keburukan dunia.
"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umur kami adalah penghujungnya, sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari di mana kami bertemu dengan-Mu."
Penjelasan: Ini adalah permohonan untuk mendapatkan husnul khatimah (akhir yang baik). Kita berharap agar sisa hidup kita semakin berkualitas, amal terakhir kita adalah yang terbaik, dan puncak kebahagiaan kita adalah saat berjumpa dengan Allah dalam keadaan diridhai-Nya.
"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kehidupan yang damai, kematian yang wajar, dan tempat kembali yang tidak memalukan dan tidak mempermalukan."
Penjelasan: Permohonan spesifik untuk kualitas hidup dan mati. "Kehidupan yang damai" ('isyah haniyyah) adalah hidup yang tenang dan penuh berkah. "Kematian yang wajar" (mītah sawiyyah) adalah kematian yang normal, tidak dalam keadaan hina atau menyusahkan. Dan "tempat kembali yang tidak memalukan" berarti kita kembali kepada Allah tanpa membawa aib dan dosa yang membuat kita terhina di hadapan-Nya.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu sebaik-baik permohonan, sebaik-baik doa, sebaik-baik keberhasilan, sebaik-baik ilmu, sebaik-baik amal, sebaik-baik pahala, sebaik-baik kehidupan, dan sebaik-baik kematian. Kokohkanlah kami, beratkanlah timbangan (kebaikan) kami, wujudkanlah keimanan kami, tinggikanlah derajat kami, terimalah shalat kami, ampunilah kesalahan-kesalahan kami, dan kami memohon kepada-Mu kedudukan yang tinggi di surga."
Penjelasan: Sebuah rentetan permohonan yang mencakup segala aspek kebaikan. Kita tidak hanya meminta, tapi meminta yang "terbaik" (khair) dari segalanya. Ini menunjukkan cita-cita luhur seorang mukmin. Bagian akhir dari paragraf ini adalah permohonan konkret untuk penguatan iman, keberhasilan di akhirat (timbangan berat), peningkatan derajat spiritual, dan penerimaan ibadah, yang berpuncak pada permohonan surga tertinggi.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
Penjelasan: Ini adalah doa sapu jagat yang diajarkan langsung dalam Al-Qur'an. Doa ini merangkum semua kebaikan, baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui, di dunia dan di akhirat.
"Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Penjelasan: Penutup doa yang sempurna, berisi shalawat kepada Nabi sebagai bentuk adab dan kecintaan, serta pujian agung kepada Allah SWT, mengakui kesucian-Nya dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya.
Bagian Kedua: Tahlil dan Rangkaian Zikirnya Secara Lengkap
Tahlil berasal dari kata Arab "Hallala-Yuhallilu-Tahlilan", yang secara harfiah berarti mengucapkan kalimat "Lā ilāha illallāh" (Tiada Tuhan selain Allah). Namun, dalam tradisi di Indonesia, Tahlil merujuk pada sebuah rangkaian zikir, doa, dan bacaan ayat Al-Qur'an yang disusun secara sistematis. Amalan ini memiliki landasan kuat dari Al-Qur'an dan Hadis yang menganjurkan untuk banyak berzikir, membaca Al-Qur'an, dan mendoakan sesama Muslim, terutama yang telah wafat.
Struktur dan Susunan Bacaan Tahlil
Susunan bacaan Tahlil bisa sedikit bervariasi di beberapa daerah, namun intinya tetap sama. Berikut adalah urutan yang paling umum diamalkan.
1. Pengantar dan Hadiah Al-Fatihah (Tawassul)
Majelis Tahlil biasanya dibuka dengan pengantar oleh pemimpin zikir, yang mengajak jamaah untuk mengirimkan pahala bacaan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, para ulama, dan khususnya kepada arwah yang sedang didoakan. Ini dikenal sebagai tawassul, yaitu menjadikan amal saleh (bacaan Al-Fatihah) sebagai perantara doa.
إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Ilaa hadratin-nabiyyil-musthafā muhammadin shallallāhu 'alaihi wa sallam wa ālihī wa shahbihī, syai'un lillāhi lahumul-fātihah.
"Kepada hadirat Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Sesuatu karena Allah, untuk mereka Al-Fatihah."
Setelah itu, dilanjutkan dengan mengirim Al-Fatihah kepada para nabi, malaikat, ulama, guru-guru, orang tua, dan kaum muslimin secara umum, sebelum akhirnya dikhususkan kepada jenazah yang dimaksud.
2. Pembacaan Surah Al-Fatihah
Jamaah bersama-sama membaca Surah Al-Fatihah. Surah ini adalah induk Al-Qur'an (Ummul Kitab) dan merupakan doa teragung.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ.
3. Pembacaan Surah Al-Ikhlas (3 kali)
Surah Al-Ikhlas memiliki keutamaan yang luar biasa. Membacanya tiga kali setara dengan pahala mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an. Surah ini menegaskan kemurnian tauhid, sebuah pilar fundamental dalam iman.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.
4. Kalimat Tahlil dan Takbir
Setelah Al-Ikhlas, dilanjutkan dengan zikir singkat.
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
5. Pembacaan Surah Al-Falaq
Surah ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari segala macam kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.
6. Kalimat Tahlil dan Takbir (diulang)
7. Pembacaan Surah An-Nas
Surah ini berisi permohonan perlindungan dari bisikan jahat setan, baik dari golongan jin maupun manusia, yang dapat merusak hati dan iman.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
8. Kalimat Tahlil dan Takbir (diulang)
9. Pembacaan Awal Surah Al-Baqarah
Membaca lima ayat pertama Surah Al-Baqarah, yang menjelaskan ciri-ciri orang bertakwa dan menegaskan kebenaran Al-Qur'an.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ, هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ, وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ, وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.
10. Pembacaan Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Isinya menjelaskan tentang kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Membacanya memiliki fadhilah perlindungan yang luar biasa.
اَللهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ, لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ, لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ, وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ, وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا, وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
11. Pembacaan Akhir Surah Al-Baqarah (Ayat 284-286)
Dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah ini memiliki keutamaan besar. Rasulullah bersabda bahwa siapa yang membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. Ayat-ayat ini berisi tentang keimanan, ketaatan, dan doa permohonan ampun yang sangat indah.
12. Rangkaian Zikir Utama
Setelah pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an, majelis memasuki inti zikir yang dilantunkan berulang kali.
- Istighfar (3 kali):
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullāhal-'azhīm. (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung). - Tasbih:
أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ
Afdhaludz-dzikri fa'lam annahū... (Sebaik-baik zikir, ketahuilah bahwa ia adalah...) - Tahlil (Biasanya 33 atau 100 kali):
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
Lā ilāha illallāh. (Tiada Tuhan selain Allah). - Tahlil dengan Pujian (1 kali):
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullāh, shallallāhu 'alaihi wa sallam. (Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberi shalawat dan salam kepadanya). - Tasbih (33 kali):
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
Subhānallāhi wa bihamdih, Subhānallāhil-'azhīm. (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung). - Shalawat Nabi (Beberapa kali):
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allāhumma shalli 'alā sayyidinā Muhammadin wa 'alā āli sayyidinā Muhammad. (Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad).
13. Doa Penutup Tahlil
Rangkaian zikir ditutup dengan doa panjang yang berisi pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, dan permohonan ampunan serta rahmat, khususnya bagi arwah yang diniatkan. Doa ini adalah puncak dari seluruh rangkaian Tahlil.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا إِلَى... (sebutkan nama arwah). اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللّٰهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيْمَانِ. اَللّٰهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُمْ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُمْ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Terjemahan Singkat Doa Tahlil: Doa ini dimulai dengan pujian kepada Allah. Kemudian memohon agar pahala dari semua bacaan (Al-Qur'an, tahlil, tasbih, istighfar, shalawat) disampaikan sebagai hadiah kepada Nabi Muhammad SAW, para nabi lainnya, para wali, syuhada, orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama, dan semua pejuang di jalan Allah. Secara khusus, pahala tersebut ditujukan kepada arwah yang disebutkan namanya. Selanjutnya, doa berisi permohonan ampunan dan rahmat bagi mereka, serta doa kebaikan bagi yang masih hidup dan yang telah tiada. Ditutup dengan doa sapu jagat dan shalawat serta pujian penutup.
Bagian Ketiga: Harmoni Antara Tahtim dan Tahlil
Mengadakan majelis Tahlil setelah acara Khataman Al-Qur'an adalah sebuah praktik yang sangat baik dan penuh makna. Ada beberapa alasan mengapa kedua amalan ini sering disatukan:
- Memanfaatkan Momen Mustajab: Seperti yang telah dijelaskan, waktu setelah mengkhatamkan Al-Qur'an adalah saat yang penuh berkah dan diyakini sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Mengisi waktu ini dengan Tahlil berarti memanfaatkan momentum spiritual yang tinggi untuk mendoakan orang lain, yang merupakan amal mulia.
- Pahala yang Berlipat Ganda: Pahala dari khataman Al-Qur'an itu sendiri sudah sangat besar. Ketika pahala tersebut dihadiahkan melalui Tahlil kepada para arwah, diharapkan nilainya menjadi berlipat ganda dan lebih bermanfaat bagi mereka yang berada di alam barzakh.
- Ekspresi Syukur dan Kepedulian Sosial: Khataman adalah ekspresi syukur individu atas pencapaian spiritual. Tahlil adalah wujud kepedulian sosial dan hubungan spiritual dengan mereka yang telah tiada. Menggabungkannya menunjukkan keseimbangan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial.
- Mempererat Silaturahmi: Acara gabungan seperti ini biasanya mengundang keluarga, tetangga, dan sahabat. Ini menjadi sarana yang efektif untuk mempererat tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah) dalam sebuah majelis zikir yang menenangkan hati.
Secara praktis, alur acaranya biasanya dimulai dengan pembacaan beberapa surah terakhir Al-Qur'an secara bersama-sama, kemudian ditutup dengan Doa Khatam Al-Qur'an (Tahtim). Setelah jeda sejenak, acara dilanjutkan dengan rangkaian Tahlil lengkap yang dipimpin oleh seorang ustadz atau tokoh masyarakat, dan diakhiri dengan doa Tahlil serta ramah tamah.
Kesimpulan: Melestarikan Warisan Spiritual
Tahtim (Khatam Al-Qur'an) dan Tahlil adalah dua pilar amalan spiritual di masyarakat Muslim Nusantara yang saling melengkapi. Tahtim adalah puncak dari interaksi pribadi seorang hamba dengan kalam Allah, sebuah perayaan atas nikmat hidayah. Tahlil adalah manifestasi dari zikir kolektif, sebuah jembatan doa yang menghubungkan yang hidup dengan yang telah wafat, yang semuanya berporos pada pengagungan kalimat tauhid Lā ilāha illallāh.
Memahami bacaan, urutan, dan makna yang terkandung di dalamnya akan meningkatkan kualitas dan kekhusyukan kita dalam melaksanakannya. Ini bukan sekadar ritual tradisi, melainkan sebuah ibadah yang kaya akan nilai-nilai tauhid, rasa syukur, kecintaan kepada Rasulullah, dan kepedulian terhadap sesama. Semoga kita semua dimampukan oleh Allah SWT untuk senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an, melantunkan zikir dan doa, serta melestarikan warisan spiritual yang berharga ini hingga generasi-generasi mendatang.