Setelah menyelesaikan sholat fardhu, seorang muslim dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Momen setelah salam adalah salah satu waktu yang mustajab, penuh berkah, dan sangat baik untuk berdzikir serta memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ini adalah kesempatan emas untuk merenung, beristighfar, dan menyampaikan segala hajat kita. Mengamalkan dzikir dan doa setelah sholat merupakan kebiasaan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Amalan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah jembatan yang menyambungkan kekhusyukan sholat dengan kehidupan sehari-hari. Ia menjadi nutrisi bagi ruh, penenang bagi jiwa, dan perisai dari berbagai keburukan. Bagi sebagian orang, mungkin terasa sulit untuk menghafal doa-doa yang panjang. Namun, Islam memberikan kemudahan. Terdapat banyak pilihan dzikir dan doa setelah sholat fardhu yang singkat, padat makna, dan mudah untuk dihafal serta diamalkan secara istiqomah.
Ilustrasi tangan berdoa, simbol koneksi spiritual setelah sholat.
Mengapa Penting Berdzikir dan Berdoa Setelah Sholat?
Sholat adalah tiang agama, dan dzikir adalah cara kita untuk memperkuat tiang tersebut. Ada beberapa alasan mendasar mengapa amalan ini sangat dianjurkan:
- Menyempurnakan Sholat: Dzikir membantu menambal kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi selama sholat, seperti kurang khusyuk atau pikiran yang melayang. Ia menjadi penyempurna ibadah wajib kita.
- Mengikuti Sunnah Nabi SAW: Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan wirid dan dzikir setelah sholat fardhu. Dengan mengamalkannya, kita telah meneladani sunnah beliau dan berharap mendapatkan syafaatnya.
- Waktu Mustajab: Salah satu waktu terbaik untuk berdoa adalah setelah menunaikan sholat wajib. Pintu langit terbuka dan rahmat Allah turun, sehingga doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan.
- Mendatangkan Ketenangan Jiwa: Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Dzikir adalah terapi spiritual yang paling ampuh untuk meredakan kecemasan, stres, dan kegelisahan hati.
- Menghapus Dosa: Bacaan dzikir seperti tasbih, tahmid, dan takbir memiliki keutamaan luar biasa dalam menghapuskan dosa-dosa kecil, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.
Urutan Dzikir Singkat Sesuai Tuntunan Sunnah
Berikut adalah urutan dzikir yang ringkas, shahih, dan umum diamalkan setelah sholat fardhu, dimulai dari yang paling awal setelah salam.
1. Membaca Istighfar (3 kali)
Langkah pertama yang dicontohkan Nabi SAW adalah memohon ampunan kepada Allah sebanyak tiga kali. Ini adalah bentuk kerendahan hati seorang hamba yang menyadari bahwa ibadahnya mungkin masih jauh dari sempurna.
Astaghfirullahal 'adzim.
Mengapa istighfar didahulukan? Para ulama menjelaskan, ini adalah adab seorang hamba. Sebelum meminta yang lain, kita terlebih dahulu membersihkan diri dari dosa dan kesalahan. Istighfar adalah pengakuan atas segala kelalaian dan kekurangan kita di hadapan Allah. Dengan beristighfar, kita membuka pintu rahmat dan ampunan-Nya, menjadikan hati lebih bersih dan siap untuk memuji-Nya serta memanjatkan doa.
2. Membaca Pujian untuk Allah
Setelah memohon ampun, Rasulullah SAW melanjutkan dengan pujian yang mengagungkan Allah sebagai sumber segala kedamaian dan keberkahan.
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
Doa ini mengandung makna yang sangat dalam. Kita mengakui bahwa Allah adalah As-Salaam, nama-Nya yang berarti Dia Maha Selamat dari segala aib dan kekurangan, dan Dia-lah sumber dari segala kedamaian dan keselamatan. Dengan membaca doa ini, kita memohon agar kehidupan kita dipenuhi dengan kedamaian yang bersumber langsung dari-Nya.
3. Rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 kali)
Ini adalah inti dari wirid setelah sholat yang sangat populer dan memiliki fadhilah (keutamaan) yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang mengamalkannya, dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim).
Tasbih (33 kali):
Subhanallah.
Ucapan "Subhanallah" adalah bentuk tanzih, yaitu menyucikan Allah dari segala sifat yang tidak pantas bagi-Nya. Ketika kita mengucapkannya, kita sedang menyatakan bahwa Allah terbebas dari segala kekurangan, kelemahan, sekutu, anak, atau sifat-sifat makhluk lainnya. Ini adalah pengakuan akan kesempurnaan mutlak milik Allah SWT.
Tahmid (33 kali):
Alhamdulillah.
Ucapan "Alhamdulillah" adalah bentuk syukur dan pujian. Kata "Al" di depannya menunjukkan bahwa segala bentuk pujian, baik yang terucap maupun yang tidak, pada hakikatnya hanya milik Allah. Kita memuji-Nya atas nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, nikmat nafas, dan triliunan nikmat lain yang takkan pernah bisa kita hitung. Ini adalah pengakuan bahwa semua kebaikan berasal dari-Nya.
Takbir (33 kali):
Allahu Akbar.
Ucapan "Allahu Akbar" adalah pernyataan bahwa Allah lebih besar dari apapun. Lebih besar dari masalah kita, lebih besar dari kekhawatiran kita, lebih besar dari ambisi kita, dan lebih besar dari seluruh alam semesta. Kalimat ini menanamkan dalam hati bahwa tidak ada kekuatan yang bisa menandingi kekuatan Allah, sehingga membuat kita merasa tenang dan pasrah hanya kepada-Nya.
4. Ditutup dengan Kalimat Tauhid (1 kali)
Untuk menggenapkan hitungan menjadi seratus, rangkaian dzikir di atas ditutup dengan kalimat tauhid yang agung.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadiir.
Kalimat ini adalah pondasi akidah Islam. Ia merangkum seluruh esensi keimanan: peniadaan segala bentuk tuhan selain Allah (laa ilaha illallah), penetapan keesaan-Nya (wahdahu laa syarika lah), pengakuan atas kekuasaan-Nya yang mutlak (lahul mulku), kepemilikan-Nya atas segala pujian (lahul hamdu), dan keyakinan akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas (wa huwa 'ala kulli syai-in qadiir).
Amalan Tambahan: Membaca Ayat dan Surat Pelindung
Setelah rangkaian dzikir utama, sangat dianjurkan untuk menyempurnakannya dengan membaca beberapa ayat dan surat dari Al-Qur'an yang memiliki keutamaan khusus sebagai pelindung.
1. Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi disebut sebagai "pemimpin" para ayat Al-Qur'an karena kandungan maknanya yang luar biasa agung. Rasulullah SAW bersabda, siapa yang membacanya setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani).
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum, walaa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, walaa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
Tadabbur Ayat Kursi: Sebuah Lautan Makna
Merenungkan Ayat Kursi adalah sebuah perjalanan spiritual yang mengagumkan:
- "Allahu laa ilaaha illaa hu": Penegasan tauhid, inti dari seluruh ajaran Islam.
- "Al-Hayyul Qayyum": Dia Maha Hidup, bukan kehidupan seperti makhluk yang berawal dan berakhir, melainkan kehidupan yang azali dan abadi. Dia juga Maha Berdiri Sendiri dan Mengurus makhluk-Nya, tidak butuh siapapun, sementara semua makhluk bergantung pada-Nya.
- "Laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa nauum": Kesempurnaan-Nya yang mutlak. Dia tidak pernah lalai, lelah, mengantuk, apalagi tidur. Pengawasan-Nya terhadap alam semesta tidak pernah berhenti sedetik pun.
- "Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh": Kepemilikan absolut. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah milik-Nya. Kita, harta kita, keluarga kita, semuanya hanya titipan.
- "Ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum": Ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang sudah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
- "Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh": Keagungan dan kekuasaan-Nya. Kursi-Nya (yang merupakan pijakan kaki-Nya, menurut sebagian tafsir) saja sudah seluas langit dan bumi. Bagaimana dengan kebesaran Dzat-Nya? Ini membuat kita merasa sangat kecil di hadapan-Nya.
- "Wa huwal 'aliyyul 'azhiim": Dia Maha Tinggi, tak terjangkau oleh akal dan imajinasi manusia, dan Maha Agung dalam segala hal.
Dengan merenungkan makna ini, hati kita akan dipenuhi dengan rasa takjub, takut, dan cinta kepada Allah SWT, serta memberikan rasa aman karena kita berada dalam penjagaan Dzat Yang Maha Perkasa.
2. Membaca Tiga Surat Pelindung (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)
Tiga surat ini dikenal dengan sebutan Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat yang berisi permohonan perlindungan. Dianjurkan dibaca masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan dibaca masing-masing tiga kali.
Surat Al-Ikhlas:
Surat ini adalah pernyataan murni tentang keesaan Allah. Membacanya setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an karena kandungannya yang begitu fundamental.
Surat Al-Falaq:
Ini adalah doa untuk memohon perlindungan dari kejahatan-kejahatan yang datang dari luar diri kita, seperti kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian orang lain.
Surat An-Nas:
Ini adalah doa untuk memohon perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam diri, yaitu bisikan-bisikan jahat setan (waswas) yang menyelinap ke dalam hati manusia, baik dari golongan jin maupun manusia.
Kumpulan Doa Penutup yang Singkat dan Penuh Makna
Setelah selesai berdzikir dan membaca surat-surat pendek, inilah saatnya mengangkat kedua tangan untuk memanjatkan doa, menyampaikan segala hajat, harapan, dan permohonan kita kepada Allah. Berikut adalah beberapa pilihan doa singkat yang mencakup berbagai aspek kehidupan dunia dan akhirat.
1. Doa Sapu Jagat: Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat
Ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW karena cakupannya yang sangat luas dan komprehensif.
Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
"Kebaikan di dunia" (hasanah fid-dunya) mencakup segala hal positif: kesehatan, rezeki yang halal dan berkah, keluarga yang sakinah, ilmu yang bermanfaat, dan teman yang shalih. Sementara "kebaikan di akhirat" (hasanah fil-akhirah) adalah ampunan Allah, kemudahan di hari hisab, naungan di padang mahsyar, dan puncaknya adalah surga-Nya.
2. Doa Memohon Ampunan untuk Diri Sendiri dan Orang Tua
Mendoakan orang tua adalah bentuk bakti yang paling mulia, terlebih jika mereka telah tiada.
Allahummaghfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.
Doa ini adalah pengingat abadi akan jasa orang tua. Kita memohon ampunan untuk mereka dan memohon agar Allah membalas kasih sayang mereka dengan rahmat-Nya yang tak terhingga. Ini adalah salah satu amalan yang pahalanya akan terus mengalir kepada orang tua kita.
3. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima
Doa ini biasa dibaca Rasulullah SAW setelah sholat Subuh, memohon tiga pilar utama untuk memulai hari yang produktif dan berkah.
Allahumma innii as'aluka 'ilman naafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan.
Tiga permintaan ini saling berkaitan. Ilmu yang bermanfaat akan menuntun kita untuk mencari rezeki yang baik dan halal, dan keduanya akan menjadi landasan untuk melakukan amal yang diterima di sisi Allah SWT. Ini adalah resep kesuksesan sejati.
4. Doa Memohon Keteguhan Hati dalam Iman
Hati manusia sangat mudah berbolak-balik. Oleh karena itu, memohon keteguhan iman adalah doa yang sangat penting untuk diamalkan setiap saat.
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinik.
Doa ini menunjukkan kesadaran penuh bahwa hidayah dan keistiqomahan adalah murni karunia dari Allah. Kita tidak bisa mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk tetap berada di jalan yang lurus. Hanya dengan pertolongan-Nya, hati kita bisa kokoh dalam iman dan Islam hingga akhir hayat.
Menjaga Konsistensi (Istiqomah) dalam Berdzikir
Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin (kontinu), meskipun sedikit.
Kunci utama untuk merasakan manisnya dzikir dan doa adalah istiqomah. Mungkin pada awalnya terasa berat atau terburu-buru. Namun, dengan niat yang tulus dan usaha yang konsisten, amalan ini akan menjadi sebuah kebutuhan dan kenikmatan. Berikut beberapa tips untuk menjaga konsistensi:
- Mulai dari yang Paling Singkat: Jangan memaksakan diri untuk membaca semua wirid jika waktu atau kondisi tidak memungkinkan. Mulailah dengan istighfar, tasbih, tahmid, takbir, lalu satu doa singkat. Konsistensi lebih utama daripada kuantitas yang hanya sesekali.
- Pahami Maknanya: Luangkan waktu untuk merenungkan arti dari setiap kalimat dzikir yang kita ucapkan. Ketika lisan, hati, dan pikiran selaras, dzikir akan terasa lebih hidup dan berkesan.
- Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Jangan terburu-buru membereskan sajadah atau membuka ponsel setelah sholat. Beri jeda beberapa menit untuk fokus berdzikir dalam ketenangan.
- Jadikan sebagai Kebutuhan: Anggaplah dzikir sebagai "cas" spiritual harian kita. Sebagaimana tubuh butuh makan, ruh kita butuh nutrisi dari mengingat Allah. Dengan mindset ini, kita akan merasa rugi jika meninggalkannya.
Membiasakan diri dengan dzikir dan doa setelah sholat fardhu adalah investasi terbaik untuk ketenangan dunia dan kebahagiaan akhirat. Amalan yang mungkin hanya memakan waktu lima hingga sepuluh menit ini memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan seorang muslim. Ia adalah penyambung ibadah, penghapus dosa, penenang jiwa, dan senjata paling ampuh untuk menghadapi segala tantangan hidup. Semoga Allah SWT memberikan kita taufik dan keistiqomahan untuk senantiasa menghidupkan sunnah yang mulia ini.