Di antara hamparan waktu yang Allah SWT sediakan, ada satu momen istimewa di pagi hari yang cerah, yaitu waktu Dhuha. Momen ketika matahari mulai naik sepenggalah, memancarkan kehangatan yang belum menyengat. Pada waktu inilah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sebuah ibadah sunnah yang penuh berkah, yakni Sholat Dhuha. Sholat ini bukan sekadar rangkaian gerakan dan bacaan, melainkan sebuah bentuk komunikasi intim seorang hamba dengan Rabb-nya, sebuah ungkapan syukur atas nikmat pagi yang kembali diberikan. Setelah menyelesaikan sholat yang menenangkan jiwa ini, ada sebuah untaian harapan dan permohonan yang terangkum dalam doa setelah sholat dhuha beserta artinya, yang menjadi puncak dari ibadah tersebut.
Doa ini bukanlah sekadar permintaan biasa. Ia adalah pengakuan total atas keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Setiap katanya mengandung makna yang dalam, merangkum segala aspek kehidupan—dari rezeki, kekuatan, keindahan, hingga perlindungan—dan mengembalikannya kepada Sang Pemilik Sejati. Memahami dan meresapi doa ini akan mengubah cara kita memandang pagi, mengubah rutinitas sholat Dhuha menjadi sebuah sesi spiritual yang transformatif, yang dampaknya terasa sepanjang hari. Mari kita selami bersama keindahan dan kedalaman makna dari setiap bait doa yang mustajab ini.
Memahami Hakikat Sholat Dhuha
Sebelum kita menyelami doa penutupnya, penting untuk memahami esensi dari Sholat Dhuha itu sendiri. Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi hari, setelah matahari terbit dan naik kira-kira setinggi tombak (sekitar 15-20 menit setelah waktu syuruq) hingga menjelang waktu zuhur. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah ketika matahari sudah terasa panasnya, sekitar pukul 9 atau 10 pagi.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan sholat ini. Dalam sebuah hadis, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
"Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal dunia: yaitu puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim)
Wasiat ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan Sholat Dhuha dalam amalan harian seorang muslim. Ia sering disebut sebagai sholatnya orang-orang yang bertaubat (shalatul awwabin) atau orang-orang yang kembali taat kepada Allah. Ini adalah momen untuk "check-in" spiritual di pagi hari, menyegarkan kembali komitmen kita kepada Allah sebelum kesibukan dunia sepenuhnya mengambil alih perhatian kita.
Keutamaan Luar Biasa di Balik Sholat Dhuha
Sholat Dhuha menyimpan berbagai keutamaan yang luar biasa, baik yang bersifat ukhrawi maupun duniawi. Memahami fadhilah ini akan semakin memotivasi kita untuk istiqamah dalam menjalankannya.
1. Bernilai Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh
Setiap pagi, kita memiliki kewajiban untuk bersedekah atas 360 sendi yang ada di dalam tubuh kita sebagai bentuk syukur. Sholat Dhuha dua rakaat sudah mampu mencukupi kewajiban sedekah ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib disedekahi. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha." (HR. Muslim)
Betapa pemurahnya Allah SWT. Dengan dua rakaat yang khusyuk, kita telah menunaikan syukur atas nikmat fisik yang tak terhingga, membersihkan diri kita dari kelalaian atas fungsi setiap sendi yang kita gunakan setiap detik.
2. Kunci Pembuka Pintu Rezeki
Salah satu keutamaan Sholat Dhuha yang paling populer adalah sebagai magnet rezeki. Ini bukan berarti setelah sholat lantas uang turun dari langit, melainkan sebuah janji kecukupan dari Allah bagi hamba-Nya yang memulai hari dengan mengingat-Nya. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
"Wahai anak Adam, janganlah engkau malas untuk mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (sholat Dhuha), niscaya Aku akan mencukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya." (HR. Tirmidzi)
"Mencukupkan" di sini memiliki makna yang sangat luas. Bisa berarti rezeki materi yang dilancarkan, kemudahan dalam urusan, kesehatan yang terjaga, ketenangan hati, atau terhindar dari musibah. Ini adalah jaminan langsung dari Allah bagi mereka yang meluangkan waktu paginya untuk-Nya.
3. Penggugur Dosa
Sholat Dhuha juga merupakan sarana untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang mungkin kita lakukan. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi)
Ini adalah kesempatan emas untuk membersihkan catatan amal kita setiap hari. Dengan memulai pagi dalam keadaan suci dan telah diampuni, langkah kita dalam menjalani sisa hari akan terasa lebih ringan dan penuh berkah.
4. Dibangunkan Rumah di Surga
Bagi mereka yang konsisten melaksanakan Sholat Dhuha sebanyak 12 rakaat, Allah menjanjikan sebuah ganjaran yang luar biasa di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membangunkan untuknya istana dari emas di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Janji ini merupakan motivasi agung, bahwa investasi waktu beberapa menit di dunia akan dibalas dengan kenikmatan abadi yang tak terbayangkan di surga.
Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar
Pelaksanaan Sholat Dhuha sama seperti sholat sunnah lainnya, dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal bisa sampai dua belas rakaat, dengan salam pada setiap dua rakaat.
- Niat: Membaca niat di dalam hati. Lafaz niatnya adalah: "Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa." (Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala).
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
- Membaca Doa Iftitah.
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Membaca Surat Pendek: Dianjurkan pada rakaat pertama membaca surat Asy-Syams dan pada rakaat kedua membaca surat Ad-Dhuha. Namun, boleh juga membaca surat pendek lainnya.
- Ruku' dengan tuma'ninah.
- I'tidal dengan tuma'ninah.
- Sujud pertama dengan tuma'ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.
- Sujud kedua dengan tuma'ninah.
- Bangkit untuk rakaat kedua dan mengerjakan seperti rakaat pertama.
- Tasyahud Akhir dan diakhiri dengan Salam.
Jika ingin mengerjakan lebih dari dua rakaat, ulangi lagi langkah-langkah di atas hingga mencapai jumlah yang diinginkan (4, 6, 8, 10, atau 12 rakaat).
Inilah Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Beserta Artinya
Inilah inti dari pembahasan kita. Setelah salam, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir, kemudian panjatkan doa yang agung ini dengan penuh kekhusyukan dan pengharapan. Doa ini adalah sebuah mahakarya permohonan yang merangkum segala kebutuhan hamba.
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَآءَ بَهَآؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَآئِكَ وَبَهَآئِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka, wal bahaa’a bahaa’uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma in kaana rizqi fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba’iidan fa qarribhu, bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa atayta ‘ibaadakash-shalihin.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah, dan jika ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah, jika haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah. Berkat waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Tadabbur dan Penyelaman Makna Doa Setelah Sholat Dhuha
Untuk benar-benar merasakan kekuatan doa ini, kita perlu memahami makna yang terkandung di setiap kalimatnya. Ini bukan sekadar menghafal, tetapi meresapi.
Bagian Pertama: Pengakuan Mutlak atas Sifat Allah
"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu."
Bagian awal doa ini adalah sebuah adab yang luar biasa dalam memohon. Sebelum meminta, kita menyanjung Sang Pemberi. Kita mengakui bahwa segala hal yang kita saksikan dan rasakan di alam semesta ini adalah milik-Nya semata.
- Waktu Dhuha-Mu: Kita mengakui bahwa waktu pagi yang cerah ini bukanlah terjadi dengan sendirinya, melainkan ciptaan dan anugerah dari Allah. Ini menumbuhkan rasa syukur yang mendalam.
- Keagungan-Mu (Bahaa'): Segala kemegahan, cahaya, dan kebesaran yang kita lihat, dari sinar matahari hingga keindahan alam, semuanya adalah percikan dari keagungan Allah yang tak terbatas.
- Keindahan-Mu (Jamaal): Setiap keindahan yang tertangkap oleh mata, dari kelopak bunga hingga senyuman seorang anak, adalah manifestasi dari sifat Allah Yang Maha Indah (Al-Jamil).
- Kekuatan-Mu (Quwwah): Kita mengakui kelemahan diri. Kekuatan fisik, mental, dan spiritual yang kita miliki sejatinya adalah pinjaman dari Allah Yang Maha Kuat (Al-Qawiy).
- Kekuasaan-Mu (Qudrah): Segala kemampuan dan daya yang ada pada kita untuk berkarya dan berusaha berasal dari kekuasaan Allah. Tanpa izin-Nya, kita tidak memiliki daya apa pun.
- Perlindungan-Mu ('Ismah): Kita memohon perlindungan dari segala keburukan, dosa, dan maksiat. Kita sadar bahwa hanya Allah yang bisa menjaga kita dari tergelincir (Al-'Ashim).
Dengan memulai doa melalui pengakuan ini, kita menempatkan diri pada posisi yang seharusnya: sebagai hamba yang fakir di hadapan Rabb yang Maha Kaya.
Bagian Kedua: Permohonan Spesifik Terkait Rezeki
Setelah menyanjung Allah, barulah kita masuk ke inti permohonan. Fokus utamanya adalah tentang rezeki, namun dalam artian yang sangat luas dan komprehensif.
"Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah..."
Ini adalah permohonan atas rezeki yang telah ditakdirkan untuk kita tetapi belum sampai kepada kita. "Di atas langit" bisa dimaknai sebagai sesuatu yang masih dalam ranah ghaib, dalam ketetapan Allah. Kita memohon agar Allah mempercepat dan memudahkannya untuk turun menjadi kenyataan dalam hidup kita.
"...dan jika ada di dalam bumi, maka keluarkanlah."
Ini adalah doa untuk rezeki yang memerlukan usaha dan ikhtiar. Rezeki itu ada "di dalam bumi", tersembunyi, dan butuh digali. Ini bisa berupa peluang kerja, ide bisnis, hasil panen, atau ilmu pengetahuan. Kita memohon kepada Allah agar memberikan kita kekuatan, petunjuk, dan kemudahan untuk "mengeluarkan" rezeki tersebut melalui usaha yang halal.
"...Jika sukar (mu'assaran), maka mudahkanlah (yassirhu)."
Dalam perjalanan mencari rezeki, seringkali kita dihadapkan pada kesulitan, rintangan, dan hambatan. Kalimat ini adalah permohonan agar Allah, Sang Pemilik segala kemudahan (Al-Yasiir), mengangkat segala kesulitan tersebut dan menggantinya dengan kelancaran dalam setiap urusan kita.
"...jika haram, maka sucikanlah (thahhirhu)."
Ini adalah bagian yang sangat penting yang menunjukkan kualitas seorang mukmin. Kita tidak hanya meminta rezeki yang banyak, tetapi yang paling utama adalah rezeki yang halal dan suci. Jika dalam usaha kita ada unsur-unsur yang syubhat atau bahkan haram tanpa kita sadari, kita memohon agar Allah membersihkannya, menjauhkan kita darinya, dan menggantinya dengan yang berkah.
"...jika masih jauh, maka dekatkanlah."
Terkadang, impian dan target rezeki kita terasa begitu jauh dan mustahil untuk digapai. Dengan doa ini, kita meyakini bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Jarak dan waktu berada dalam genggaman-Nya. Kita memohon agar Allah "melipat" jarak tersebut, mempertemukan kita dengan rezeki kita pada waktu dan cara terbaik menurut-Nya.
Bagian Ketiga: Wasilah dan Penutup Harapan
"Berkat waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Ini adalah penutup yang sempurna. Kita bertawassul (menjadikan perantara) dengan sifat-sifat mulia Allah yang telah kita sebutkan di awal doa. Seolah-olah kita berkata, "Ya Allah, demi Cahaya Dhuha-Mu yang agung, demi keindahan-Mu yang sempurna, demi kekuatan-Mu yang tak terkalahkan, kabulkanlah permohonanku."
Dan puncaknya adalah permintaan agar kita diberikan apa yang telah Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Ini adalah permintaan yang cerdas dan mencakup segalanya. Apa yang Allah berikan kepada orang saleh? Bukan hanya harta, tetapi juga iman yang kokoh, ilmu yang bermanfaat, keluarga yang sakinah, hati yang tenang, akhir hidup yang husnul khatimah, dan surga-Nya. Ini adalah paket lengkap kebaikan dunia dan akhirat.
Pertanyaan yang Sering Diajukan Seputar Sholat Dhuha
Apakah Harus Membaca Doa yang Sama Setiap Selesai Sholat Dhuha?
Doa yang disebutkan di atas adalah doa yang ma'tsur (diajarkan) dan sangat dianjurkan karena kandungannya yang komprehensif. Mengamalkannya secara rutin adalah hal yang sangat baik. Namun, Islam adalah agama yang mudah. Jika Anda belum hafal, Anda boleh berdoa dengan bahasa sendiri, memohon apa yang menjadi hajat Anda. Intinya adalah berkomunikasi dengan Allah setelah menunaikan ibadah. Namun, sangat disarankan untuk berusaha menghafal dan memahami doa tersebut agar kualitas permohonan kita menjadi lebih baik.
Bagaimana Jika Saya Terlupa atau Kesiangan Melewati Waktu Dhuha?
Sholat Dhuha adalah sholat sunnah, sehingga tidak ada dosa jika tertinggal. Namun, tentu sangat disayangkan jika melewatkan keutamaannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa sholat sunnah yang memiliki waktu tertentu seperti Dhuha tidak perlu di-qadha (diganti). Namun, yang terpenting adalah menumbuhkan rasa penyesalan dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi esok hari. Pasang alarm atau buat pengingat untuk membantu Anda konsisten.
Bolehkah Sholat Dhuha Dilakukan Secara Berjamaah?
Hukum asalnya, Sholat Dhuha lebih utama dikerjakan secara sendiri-sendiri (munfarid). Rasulullah SAW dan para sahabat pada umumnya melaksanakannya secara individu. Namun, jika sesekali dilakukan berjamaah untuk tujuan edukasi atau memberikan semangat, para ulama memperbolehkannya, asalkan tidak dijadikan sebagai sebuah rutinitas yang dianggap wajib.
Apakah Ada Bacaan Surat Tertentu yang Harus Dibaca?
Seperti yang telah disebutkan, sangat dianjurkan membaca surat Asy-Syams pada rakaat pertama dan Ad-Dhuha pada rakaat kedua. Hal ini karena tema kedua surat tersebut sangat berkaitan dengan waktu Dhuha dan nikmat pagi hari. Namun, ini hanyalah anjuran, bukan kewajiban. Anda bebas membaca surat atau ayat Al-Qur'an lain yang Anda hafal setelah membaca Al-Fatihah.
Penutup: Jadikan Dhuha Kebiasaan yang Mengubah Hidup
Sholat Dhuha lebih dari sekadar ritual sunnah. Ia adalah investasi spiritual di awal hari yang akan memberikan keuntungan sepanjang hari. Ia adalah momen hening untuk mengisi ulang energi iman sebelum terjun ke dalam hiruk pikuk dunia. Dan puncaknya, doa setelah sholat dhuha beserta artinya yang mendalam, adalah senjata kita untuk mengetuk pintu langit, memohon segala kebaikan, dan menyerahkan segala urusan kepada Sang Pengatur Terbaik.
Mulailah dengan dua rakaat secara konsisten. Rasakan ketenangan yang diberikannya. Resapi setiap kata dalam doanya. Insya Allah, Anda akan mendapati bahwa pagi Anda menjadi lebih cerah, hari Anda menjadi lebih mudah, rezeki Anda terasa lebih berkah, dan hati Anda senantiasa terhubung dengan sumber segala kekuatan dan kedamaian, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadikanlah Sholat Dhuha dan doanya sebagai sahabat setia Anda dalam mengawali setiap lembaran hari yang baru.