Doa Setelah Sholat Dhuha: Tuntunan Lengkap Beserta Artinya

Sholat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu dzuhur, sholat ini dikenal sebagai pembuka pintu rezeki dan penggugur dosa. Keistimewaan sholat Dhuha tidak hanya terletak pada pelaksanaannya, tetapi juga pada doa yang dipanjatkan setelahnya. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai doa setelah sholat dhuha dan artinya, serta berbagai aspek penting lainnya yang berkaitan dengan ibadah mulia ini.

Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Dhuha

Sebelum kita menyelami lafaz dan makna doa setelah sholat Dhuha, penting untuk memahami esensi dari sholat Dhuha itu sendiri. Secara harfiah, "Dhuha" berarti "waktu pagi" atau "sinar matahari pagi". Waktu ini adalah saat di mana manusia memulai aktivitasnya, saat dunia mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Di tengah kesibukan inilah, seorang hamba memilih untuk berhenti sejenak, menghadap Rabb-nya, dan bersyukur atas nikmat pagi yang diberikan.

Hukum melaksanakan sholat Dhuha adalah sunnah mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah meninggalkannya dan berwasiat kepada para sahabatnya untuk senantiasa menjaganya. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan yang terkandung di dalamnya. Sholat ini menjadi wujud syukur seorang hamba atas nikmat kesehatan dan kesempatan hidup yang masih Allah berikan.

Dalil dan Landasan Syariat

Anjuran untuk melaksanakan sholat Dhuha didasarkan pada banyak hadis shahih. Salah satu yang paling terkenal adalah wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:

"Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi penegasan betapa pentingnya sholat Dhuha dalam rutinitas ibadah seorang muslim. Ia disejajarkan dengan puasa sunnah dan sholat witir, yang keduanya juga memiliki fadhilah yang luar biasa. Selain itu, ada hadis lain yang menjelaskan bahwa sholat Dhuha dapat berfungsi sebagai sedekah bagi seluruh persendian tubuh kita.

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Pada setiap pagi, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib disedekahi. Setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha." (HR. Muslim)

Hadis ini memberikan perspektif yang menakjubkan. Setiap hari, kita berutang syukur kepada Allah atas 360 sendi yang berfungsi dengan baik dalam tubuh kita. Sholat Dhuha dengan dua rakaatnya yang ringan, ternyata mampu menutupi "kewajiban" sedekah untuk seluruh sendi tersebut. Ini adalah kemurahan Allah yang tiada tara.

Keutamaan dan Manfaat Luar Biasa Sholat Dhuha

Sholat Dhuha bukan sekadar ritual ibadah tanpa makna. Di dalamnya terkandung berbagai keutamaan dan manfaat yang akan dirasakan oleh pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Memahami keutamaan ini dapat menjadi motivasi kuat untuk istiqomah dalam menjalankannya.

1. Pintu Rezeki yang Terbuka Lebar

Ini adalah salah satu keutamaan yang paling populer. Banyak orang meyakini dan merasakan bahwa menjaga sholat Dhuha berpengaruh positif terhadap kelancaran rezeki. Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman:

"Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu (sholat Dhuha), niscaya Aku akan mencukupimu di akhir harimu." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)

"Mencukupi" di sini memiliki makna yang sangat luas. Bukan hanya rezeki berupa materi, tetapi juga kecukupan dalam bentuk ketenangan hati, kesehatan, kemudahan dalam urusan, dan terhindar dari berbagai musibah. Dengan memulai hari melalui "perjanjian" dengan Allah, kita menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya, dan Dia berjanji akan menjaminnya.

2. Penggugur Dosa-dosa

Setiap manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Sholat Dhuha menjadi salah satu sarana untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi)

Buih di lautan adalah perumpamaan untuk jumlah yang sangat banyak dan tak terhitung. Hadis ini memberikan harapan besar bagi kita, bahwa dengan amalan yang relatif ringan, Allah berkenan menghapuskan dosa-dosa yang mungkin telah kita tumpuk. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang luar biasa kepada hamba-Nya yang mau kembali dan bertaubat.

3. Dibangunkan Istana di Surga

Ganjaran bagi mereka yang konsisten menjalankan sholat Dhuha tidak hanya dirasakan di dunia. Allah telah menyiapkan hadiah istimewa di surga kelak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa mengerjakan sholat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana dari emas di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Meskipun hadis ini memiliki beberapa perdebatan mengenai tingkat kekuatannya, ia tetap menjadi motivasi yang agung. Ganjaran berupa istana di surga adalah imbalan yang jauh melampaui usaha yang kita lakukan. Ini menunjukkan betapa Allah sangat menghargai amalan sunnah yang dilakukan oleh hamba-Nya dengan ikhlas.

4. Dicatat sebagai Orang yang Taat (Awwabin)

Awwabin adalah sebutan bagi orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah, bertaubat, dan taat. Sholat Dhuha merupakan salah satu ciri dari golongan Awwabin. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah menjaga sholat Dhuha melainkan orang yang kembali (kepada Allah) atau Awwab." (HR. Hakim)

Melaksanakan sholat di waktu Dhuha, di saat orang lain sibuk memulai pekerjaan, adalah sebuah pilihan yang menunjukkan prioritas. Seseorang yang memilih untuk berkomunikasi dengan Allah di waktu sibuknya adalah tanda bahwa hatinya senantiasa tertambat kepada-Nya. Inilah esensi dari menjadi seorang Awwab.

Lafaz Doa Setelah Sholat Dhuha dan Artinya

Inilah inti dari pembahasan kita. Setelah menyelesaikan sholat Dhuha, baik dua rakaat maupun lebih, kita dianjurkan untuk memanjatkan sebuah doa yang sangat indah dan sarat makna. Doa ini merupakan bentuk pengakuan total atas kebesaran dan kekuasaan Allah, sekaligus permohonan yang spesifik terkait rezeki dan kemudahan hidup.

اَللّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.

اَللّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.

Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka, wal bahaa'a bahaa'uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ismata 'ismatuka.

Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'siran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bihaqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihin.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu."

"Ya Allah, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, jika berada di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah, dengan kebenaran Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."

Menyelami Makna Mendalam di Setiap Kalimat Doa

Doa ini bukanlah sekadar rangkaian kata. Setiap kalimatnya mengandung filosofi tauhid dan kepasrahan yang mendalam. Mari kita bedah makna yang terkandung di dalamnya agar kita dapat meresapinya saat berdoa.

Bagian Pertama: Pengakuan Mutlak Kekuasaan Allah

"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu."

Bagian awal doa ini adalah sebuah adab yang luar biasa. Sebelum meminta, kita memuji Sang Pemberi. Kita mengakui bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik-Nya dan berasal dari-Nya.

Dengan memulai doa dengan pengakuan ini, kita menempatkan diri pada posisi yang benar: sebagai hamba yang fakir dan butuh, yang memohon kepada Rabb yang Maha Kaya dan Maha Kuasa.

Bagian Kedua: Permohonan Spesifik tentang Rezeki

"Ya Allah, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, jika berada di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah..."

Setelah memuji Allah, barulah kita masuk ke inti permohonan. Uniknya, doa ini mencakup semua kemungkinan kondisi rezeki kita. Ini menunjukkan keyakinan penuh bahwa tidak ada yang dapat menghalangi kehendak Allah dalam memberikan rezeki.

Bagian Ketiga: Tawasul dan Penutup Doa

"...dengan kebenaran Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."

Bagian penutup ini menyempurnakan doa kita. Kita bertawasul (menjadikan perantara) dengan sifat-sifat mulia Allah dan amal shalih yang baru saja kita kerjakan (sholat Dhuha). Ini adalah cara yang diajarkan untuk membuat doa kita lebih mustajab.

Permohonan terakhir adalah permintaan yang sangat cerdas dan mencakup segalanya: "berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih." Hamba-hamba yang shalih telah diberikan oleh Allah berbagai kebaikan, baik di dunia (ketenangan, keberkahan, keluarga sakinah) maupun di akhirat (surga dan ridha-Nya). Dengan meminta ini, kita seolah-olah meminta paket kebaikan yang lengkap, yang telah terbukti diberikan kepada orang-orang terbaik di sisi Allah.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha

Untuk melengkapi pemahaman, berikut adalah panduan singkat tata cara pelaksanaan sholat Dhuha yang benar.

1. Waktu Pelaksanaan

Waktu sholat Dhuha dimulai sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit (waktu syuruq) dan berakhir sekitar 15 menit sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah saat matahari sudah mulai terasa panas, atau sekitar pukul 8 hingga 10 pagi.

2. Jumlah Rakaat

Jumlah rakaat sholat Dhuha minimal adalah 2 rakaat dan maksimal menurut sebagian pendapat adalah 12 rakaat. Boleh dikerjakan 2, 4, 6, 8, 10, atau 12 rakaat, dengan salam setiap dua rakaat.

3. Niat Sholat Dhuha

Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafaz niatnya adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad dhuhā rak'ataini lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala."

4. Bacaan Surat

Setelah membaca Al-Fatihah pada setiap rakaat, dianjurkan untuk membaca surat-surat tertentu, meskipun tidak wajib dan boleh membaca surat apa saja yang dihafal.

Jika melaksanakan lebih dari dua rakaat, bisa mengulang surat tersebut atau membaca surat lain seperti Al-Kafirun dan Al-Ikhlas pada rakaat-rakaat berikutnya.

5. Pelaksanaan

Gerakan sholat Dhuha sama persis seperti sholat sunnah lainnya. Dimulai dengan takbiratul ihram, membaca doa iftitah, Al-Fatihah dan surat pendek, ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, lalu berdiri untuk rakaat kedua. Di akhir rakaat kedua, lakukan tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam.

6. Berdoa Setelah Sholat

Setelah selesai salam, duduklah dengan tenang, berdzikir sejenak, lalu panjatkanlah doa setelah sholat dhuha yang telah kita bahas secara mendalam di atas. Hayati setiap katanya dan yakinlah bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa.

Kesimpulan: Sebuah Investasi Pagi yang Tak Ternilai

Sholat Dhuha lebih dari sekadar rutinitas. Ia adalah momen intim antara seorang hamba dengan Penciptanya di awal hari. Ia adalah investasi spiritual yang keuntungannya tidak hanya berupa materi, tetapi juga ketenangan jiwa, ampunan dosa, dan jaminan kebahagiaan di akhirat.

Doa setelah sholat Dhuha adalah mahkota dari ibadah ini. Di dalamnya terkandung pengakuan tauhid yang murni, kepasrahan total, dan harapan yang luhur. Dengan memahami makna mendalam dari doa setelah sholat dhuha dan artinya, kita tidak lagi sekadar membaca lafaz, tetapi kita sedang berdialog dengan Allah, memuji-Nya, dan menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk senantiasa menjaga sholat Dhuha dan meraih segala keutamaannya.

🏠 Kembali ke Homepage