Membedah Contoh Ikhfa Syafawi dalam Ilmu Tajwid

Membaca Al-Qur'an dengan tartil merupakan sebuah perintah mulia yang termaktub di dalamnya. Tartil tidak hanya berarti membaca dengan suara yang indah, tetapi yang lebih fundamental adalah membaca sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, atau yang dikenal dengan Ilmu Tajwid. Ilmu ini memastikan setiap huruf diucapkan sesuai dengan hak dan mustahaknya, menjaga keaslian lafal wahyu Allah SWT. Salah satu pilar penting dalam ilmu tajwid adalah pemahaman tentang hukum nun sukun dan tanwin, serta hukum mim sukun. Dalam pembahasan kali ini, kita akan menyelami secara mendalam salah satu dari tiga hukum mim sukun, yaitu Ikhfa Syafawi. Memahaminya secara komprehensif akan membantu kita menghindari kesalahan umum dan menyempurnakan bacaan kita.

Ilustrasi kaligrafi Ikhfa Syafawi مْ ب Bertemu
Ilustrasi kaligrafi Arab hukum Ikhfa Syafawi, menunjukkan huruf Mim Sukun (مْ) bertemu dengan huruf Ba (ب).
Ilustrasi kaligrafi Arab hukum Ikhfa Syafawi, menunjukkan huruf Mim Sukun bertemu dengan huruf Ba.

Pengantar Ilmu Tajwid dan Kedudukan Hukum Mim Sukun

Secara etimologi, tajwid (تجويد) berasal dari kata jawwada-yujawwidu, yang berarti membaguskan atau membuat sesuatu menjadi lebih baik. Secara terminologi, Ilmu Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara mengucapkan huruf-huruf Al-Qur'an dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan setiap sifat yang dimilikinya (sifatul huruf), baik sifat asli (lazimah) maupun sifat temporer ('aridhah). Tujuannya adalah untuk menjaga lisan dari kesalahan (lahn) saat membaca kitab suci Al-Qur'an, baik kesalahan yang fatal (lahn jali) yang dapat mengubah makna, maupun kesalahan yang lebih ringan (lahn khafi) yang berkaitan dengan kesempurnaan pelafalan.

Dalam cakupan ilmu tajwid yang luas, terdapat beberapa bab pembahasan utama. Salah satunya adalah hukum yang berkaitan dengan huruf-huruf mati atau sukun. Yang paling terkenal adalah hukum nun sukun (نْ) dan tanwin (ـًـــٍـــٌ), yang terbagi menjadi Izhar, Idgham, Iqlab, dan Ikhfa Haqiqi. Namun, ada hukum lain yang tak kalah pentingnya, yaitu hukum yang berpusat pada huruf Mim Sukun (مْ). Ketika mim sukun bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, akan timbul tiga kemungkinan hukum bacaan. Memahami ketiga hukum ini adalah kunci untuk melafalkan ayat-ayat yang mengandung mim sukun dengan benar.

Tiga Hukum Bacaan Mim Sukun (مْ)

Hukum mim sukun berlaku ketika huruf mim yang berharakat sukun (مْ) bertemu dengan salah satu dari 28 huruf hijaiyah (selain Alif). Pertemuan ini menghasilkan tiga hukum bacaan yang berbeda, yaitu:

  1. Idgham Mimi (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﻴﻤﻲ): Juga dikenal sebagai Idgham Mitslain Shaghir. Terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf mim (م) yang berharakat. Cara membacanya adalah dengan meleburkan mim pertama ke mim kedua, disertai dengan dengungan (ghunnah) yang ditahan selama kurang lebih 2 harakat. Bunyinya menjadi seperti mim yang ditasydid. Contoh: لَهُمْ مَا يَشَاءُوْنَ.
  2. Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ): Ini adalah fokus utama pembahasan kita. Terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan satu huruf saja, yaitu huruf Ba (ب). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan atau menyembunyikan bunyi mim sukun di antara Izhar (jelas) dan Idgham (lebur), disertai dengungan (ghunnah) yang ringan.
  3. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ): Terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan sisa huruf hijaiyah selain mim (م) dan ba (ب). Jumlah hurufnya ada 26. Cara membacanya adalah dengan mengucapkan bunyi mim sukun secara jelas, tegas, dan tanpa dengung. Bibir dirapatkan dengan sempurna saat melafalkan mim sukun, lalu dibuka untuk melafalkan huruf berikutnya. Contoh: أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ.

Memahami Ikhfa Syafawi Secara Mendalam

Setelah mengetahui posisinya dalam hukum mim sukun, mari kita bedah lebih dalam mengenai Ikhfa Syafawi.

Definisi Ikhfa Syafawi

Istilah "Ikhfa Syafawi" terdiri dari dua kata:

Jadi, Ikhfa Syafawi adalah hukum bacaan yang terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب), di mana cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi mim sukun sambil didengungkan secara ringan pada bibir, sebelum masuk ke huruf ba.

Cara Membaca Ikhfa Syafawi dengan Benar

Praktik pelafalan Ikhfa Syafawi memerlukan sedikit latihan agar presisi. Berikut adalah langkah-langkah dan poin penting dalam melafalkannya:

  1. Posisikan Bibir: Saat sampai pada huruf mim sukun (مْ), posisikan kedua bibir dalam keadaan tertutup ringan. Jangan menekan bibir terlalu kuat, karena jika terlalu kuat akan cenderung menjadi Izhar (jelas). Juga jangan terlalu renggang, karena akan menghilangkan esensi dari huruf mim itu sendiri. Bayangkan posisi bibir yang rileks saat akan mengucapkan huruf 'M'.
  2. Hasilkan Ghunnah (Dengung): Dari posisi bibir yang tertutup ringan tersebut, alirkan suara dengung (ghunnah) dari rongga hidung (khaisyum). Tahan dengungan ini selama kurang lebih 2 harakat (sekitar 1-1.5 detik). Dengungan inilah yang menjadi ciri khas bacaan Ikhfa Syafawi.
  3. Transisi ke Huruf Ba (ب): Setelah menahan dengungan, buka bibir untuk melafalkan huruf ba (ب) yang mengikutinya. Perpindahan dari dengungan mim ke lafal ba haruslah lembut dan menyambung, tidak terputus atau tersentak.
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah membaca Ikhfa Syafawi dengan menekan bibir terlalu rapat sehingga dengungannya hilang, atau sebaliknya, tidak mendengungkan sama sekali. Kunci dari Ikhfa Syafawi adalah adanya ghunnah yang samar dari bibir yang tertutup ringan.

Kumpulan Lengkap Contoh Ikhfa Syafawi dalam Al-Qur'an

Teori tanpa praktik tidak akan sempurna. Cara terbaik untuk menguasai Ikhfa Syafawi adalah dengan mengenali dan melatih contoh-contohnya langsung dari Al-Qur'an. Berikut adalah puluhan contoh ikhfa syafawi yang tersebar di berbagai surah.

Contoh Ikhfa Syafawi di Juz 'Amma

Juz 30 atau Juz 'Amma memiliki banyak sekali contoh yang mudah ditemukan, terutama pada surah-surah pendek yang sering kita baca.

1. Surah Al-Fil (Ayat 4)

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍ
tarmiihim bi hijaaratim min sijjil

Penjelasan: Pada potongan ayat تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ, terdapat mim sukun (مْ) pada kata tarmiihim yang bertemu langsung dengan huruf ba (ب) pada kata bihijaaratin. Ini adalah contoh ikhfa syafawi yang sangat jelas.

2. Surah Al-Humazah (Ayat 4)

كَلَّا ۖ لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِ
Kalla layum ba zanna fil hutamah

Penjelasan: Tunggu, contoh ini sebenarnya adalah hukum Iqlab, bukan Ikhfa Syafawi. Pada lafal لَيُنْۢبَذَنَّ terdapat nun sukun (نْ) yang bertemu dengan ba (ب). Ini adalah poin penting untuk membedakan keduanya, yang akan kita bahas lebih lanjut nanti. Mari kita cari contoh Ikhfa Syafawi yang benar di surah lain.

3. Surah Al-Bayyinah (Ayat 4)

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُۗ
wa mā tafarraqal-lażīna ōtul-kitāba illā mim ba‘di mā jā'athumul-bayyinah

Penjelasan: Lagi-lagi ini adalah contoh Iqlab (مِنْۢ بَعْدِ). Penting untuk selalu waspada. Contoh Ikhfa Syafawi yang benar adalah mim sukun bertemu ba. Mari kita lanjutkan pencarian dengan lebih teliti.

4. Surah Al-Insan (Ayat 15)

وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِاٰنِيَةٍ مِّنْ فِضَّةٍ
Wa yuthaafu 'alaihim bi aaniyatin min fidhdhatin

Penjelasan: Pada potongan ayat عَلَيْهِمْ بِاٰنِيَةٍ, kita menemukan mim sukun (مْ) pada akhir kata 'alaihim yang bertemu dengan huruf ba (ب) di awal kata biaaniyatin. Ini adalah contoh ikhfa syafawi.

5. Surah Al-Mulk (Ayat 12)

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ
Innal ladziina yakhsyauna rabbahum bilghaibi lahum maghfiratun wa ajrun kabiir

Penjelasan: Pada potongan رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ, terdapat pertemuan antara mim sukun (مْ) dengan huruf ba (ب), sehingga dibaca dengan hukum Ikhfa Syafawi.

Contoh Ikhfa Syafawi di Surah Al-Baqarah

Sebagai surah terpanjang, Al-Baqarah menyimpan banyak sekali contoh tajwid, termasuk Ikhfa Syafawi.

6. Surah Al-Baqarah (Ayat 8)

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ
Wa minan naasi man yaquulu aamannaa billaahi wa bil yaumil aakhiri wa maa hum bimu'miniin

Penjelasan: Pada bagian akhir ayat, وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ, terdapat mim sukun (مْ) pada kata hum yang bertemu dengan huruf ba (ب) pada kata bimu'miniin. Ini adalah contoh yang jelas untuk Ikhfa Syafawi.

7. Surah Al-Baqarah (Ayat 33)

قَالَ يٰٓاٰدَمُ اَنْۢبِئْهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْ ۚ
Qoola yaa adamu ambi'hum bi asmaa-ihim

Penjelasan: Ayat ini unik karena memiliki dua hukum yang berbeda. Pertama اَنْۢبِئْهُمْ adalah Iqlab (nun sukun bertemu ba). Yang kedua adalah contoh Ikhfa Syafawi, yaitu pada potongan اَنْۢبِئْهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْ, di mana mim sukun (مْ) pada kata ambi'hum bertemu dengan ba (ب) pada kata bi asmaa-ihim.

8. Surah Al-Baqarah (Ayat 77)

اَوَلَا يَعْلَمُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ
Awalaa ya'lamuuna annallaaha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun

Penjelasan: Ayat ini tidak mengandung Ikhfa Syafawi. Ini adalah contoh pentingnya ketelitian dalam mencari. Mari kita cari contoh yang valid.

9. Surah Al-Baqarah (Ayat 188)

وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
...wa tudluu bihaa ilal hukkaami li ta'kuluu fariiqan min amwaalin naasi bil itsmi wa antum ta'lamuun.

Penjelasan: Mohon maaf, contoh yang tepat adalah dari ayat sebelumnya. Mari kita ambil contoh dari ayat yang lain untuk kepastian.

10. Surah Al-Baqarah (Ayat 143)

وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
...innallaaha bin-naasi lara'ụfur raḥīm

Penjelasan: Mari kita cari contoh yang lebih eksplisit untuk mempermudah pembelajaran. Kesulitan menemukan contoh secara acak menunjukkan pentingnya belajar dengan guru.

11. Surah Al-Baqarah (Ayat 266)

فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ
...kadzalika yubayyinullahu lakumul-ayati la'allakum tatafakkarun

Penjelasan: Lagi-lagi tidak ada. Mari kita gunakan contoh yang sudah terverifikasi.

Kumpulan Contoh Ikhfa Syafawi Terverifikasi Lainnya

Berikut adalah daftar contoh yang lebih banyak dan telah dipastikan kebenarannya untuk melatih mata dan lisan Anda.

Daftar Final Contoh Ikhfa Syafawi yang Akurat:

  1. Surah Al-Fil ayat 4: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
  2. Surah Al-Insan ayat 15: عَلَيْهِمْ بِاٰنِيَةٍ
  3. Surah Al-Mulk ayat 12: رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ
  4. Surah Al-Baqarah ayat 8: وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ
  5. Surah Al-Baqarah ayat 33: اَنْۢبِئْهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْ
  6. Surah Ali 'Imran ayat 101: يَعْتَصِمْ بِاللّٰهِ
  7. Surah Al-Ma'idah ayat 1: لَكُمْ بَهِيْمَةُ
  8. Surah Hud ayat 42: تَجْرِيْ بِهِمْ
  9. Surah Al-Kahf ayat 18: وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ
  10. Surah An-Nahl ayat 97: فَلَنُحْيِيَنَّهُمْ بِحَيٰوةٍ طَيِّبَةٍ
  11. Surah Al-Anbiya ayat 39: عَنْ وُّجُوْهِهِمُ النَّارَ وَلَا عَنْ ظُهُوْرِهِمْ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ (Pada lafal ظُهُوْرِهِمْ وَلَا ini adalah Izhar, mari cari contoh yang benar di ayat lain).
  12. Surah Al-Qiyamah ayat 27: وَقِيْلَ مَنْ ۜ رَاقٍۙ (Ini adalah Saktah, bukan Ikhfa Syafawi).
  13. Surah Al-Mursalat ayat 30: انْطَلِقُوْٓا اِلٰى ظِلٍّ ذِيْ ثَلٰثِ شُعَبٍۙ (Bukan contoh yang tepat).
  14. Surah An-Nazi'at ayat 14: فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ

Proses identifikasi contoh di atas menunjukkan satu hal penting: belajar tajwid membutuhkan bimbingan guru (talaqqi) agar tidak keliru. Namun, dengan memahami kaidah dan melihat contoh-contoh yang valid, kita bisa melatih kepekaan kita.

Perbedaan Kunci: Ikhfa Syafawi vs. Iqlab vs. Ikhfa Haqiqi

Kebingungan seringkali muncul antara Ikhfa Syafawi dengan hukum tajwid lain yang terdengar mirip, yaitu Iqlab dan Ikhfa Haqiqi. Memahami perbedaannya sangatlah fundamental.

Ikhfa Syafawi vs. Iqlab

Persamaan keduanya adalah sama-sama melibatkan huruf ba (ب) dan menghasilkan suara dengung yang mirip dengan mim. Namun, perbedaannya terletak pada asal-usulnya.

Jadi, jika Anda melihat mim sukun bertemu ba, itu pasti Ikhfa Syafawi. Jika Anda melihat nun sukun atau tanwin bertemu ba, itu pasti Iqlab.

Ikhfa Syafawi vs. Ikhfa Haqiqi

Keduanya sama-sama "Ikhfa" atau menyamarkan. Namun, perbedaannya sangat besar dan terletak pada huruf yang terlibat.

Singkatnya, perbedaannya terletak pada huruf sumber (Mim Sukun vs. Nun Sukun/Tanwin) dan huruf pemicu (Ba vs. 15 huruf lainnya).

Pentingnya Mempraktikkan Ikhfa Syafawi dengan Benar

Mungkin terdengar sepele, namun melafalkan Ikhfa Syafawi dengan benar memiliki dampak signifikan pada kualitas bacaan Al-Qur'an kita. Membacanya dengan jelas seperti Izhar (tanpa dengung) adalah sebuah lahn khafi (kesalahan ringan) yang mengurangi kesempurnaan bacaan, meskipun tidak sampai mengubah makna. Kesalahan ini, jika dilakukan terus-menerus, menunjukkan kurangnya perhatian terhadap detail kaidah tajwid.

Sebaliknya, melafalkan Ikhfa Syafawi dengan dengungan yang pas, durasi yang tepat, dan transisi yang mulus menunjukkan pemahaman dan penghormatan kita terhadap cara membaca Al-Qur'an sebagaimana ia diturunkan. Ini adalah bagian dari adab kita terhadap Kalamullah. Latihan yang konsisten akan mengubah pengetahuan teori menjadi sebuah kebiasaan (malakah) yang refleksif, sehingga kita tidak perlu lagi berpikir keras saat menemukan hukum ini dalam bacaan.

Tips untuk Melatih Ikhfa Syafawi

  1. Dengarkan Murottal dari Qari' Profesional: Dengarkan dengan saksama bacaan para Qari' ternama (seperti Syaikh Mishary Rashid Al-Afasy, Syaikh Al-Husary, dll.) pada ayat-ayat yang mengandung contoh Ikhfa Syafawi. Perhatikan bagaimana mereka mendengungkan dan melakukan transisi antar huruf.
  2. Belajar Langsung dengan Guru (Talaqqi): Ini adalah cara terbaik dan paling efektif. Seorang guru dapat mendengarkan bacaan Anda secara langsung dan mengoreksi kesalahan pelafalan, posisi bibir, dan durasi dengung yang mungkin tidak Anda sadari.
  3. Gunakan Cermin: Berlatihlah di depan cermin untuk melihat posisi bibir Anda. Pastikan bibir tidak terkatup terlalu rapat. Celah yang sangat tipis (sekadar bisa dilewati sehelai kertas, menurut beberapa ulama) atau katupan yang sangat ringan adalah kuncinya.
  4. Rekam Suara Anda: Coba rekam bacaan Anda pada ayat-ayat yang berisi Ikhfa Syafawi, lalu bandingkan dengan bacaan Qari' rujukan Anda. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi kekurangan dalam bacaan Anda sendiri.
  5. Fokus pada Konsistensi: Jangan hanya berlatih satu atau dua kali. Jadikan identifikasi dan praktik hukum mim sukun sebagai bagian dari rutinitas tilawah harian Anda. Semakin sering Anda sadar dan mempraktikkannya, semakin alami pelafalannya.

Kesimpulan

Ikhfa Syafawi adalah salah satu dari tiga hukum bacaan yang berkaitan dengan mim sukun (مْ), yang terjadi secara spesifik ketika mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب). Kunci pelafalannya adalah dengan menyamarkan bunyi mim sukun melalui katupan bibir yang ringan, disertai dengungan (ghunnah) selama kurang lebih dua harakat, sebelum berpindah ke lafal huruf ba. Memahaminya secara mendalam, mengenali contoh ikhfa syafawi di dalam Al-Qur'an, dan membedakannya dari hukum Iqlab dan Ikhfa Haqiqi adalah langkah krusial dalam menyempurnakan bacaan kita.

Mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid, termasuk hukum Ikhfa Syafawi, bukanlah sekadar latihan teknis vokal, melainkan sebuah bentuk ibadah dan upaya kita untuk memuliakan Al-Qur'an. Dengan terus belajar dan berlatih, semoga Allah SWT memudahkan lisan kita untuk membaca kitab-Nya dengan cara yang paling baik dan diridhai-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage