Memahami Iqlab dan Contohnya dalam Al Quran

Ilustrasi hukum bacaan Iqlab dalam tajwid Al Quran نْ م ب Nun Sukun bertemu Huruf Ba

Ilustrasi visual yang menunjukkan proses hukum Iqlab, di mana suara Nun Sukun (نْ) atau Tanwin diubah menjadi suara Mim (م) ketika bertemu dengan huruf Ba (ب).

Membaca Al Quran dengan tartil adalah sebuah anjuran yang sangat ditekankan. Tartil berarti membaca Al Quran secara perlahan, jelas, dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Ilmu yang mengatur tata cara membaca Al Quran dengan benar ini dikenal sebagai Ilmu Tajwid. Di dalam Ilmu Tajwid, terdapat berbagai hukum bacaan yang fundamental, salah satunya adalah hukum yang berkaitan dengan Nun Sukun (نْ) dan Tanwin (ـًـــٍـــٌ). Hukum-hukum ini terbagi menjadi Izhar, Idgham, Ikhfa', dan Iqlab. Artikel ini akan fokus membahas secara mendalam dan komprehensif tentang hukum Iqlab beserta puluhan contoh iqlab dalam Al Quran.

Apa Sebenarnya Iqlab Itu?

Sebelum melangkah ke contoh-contoh praktis, penting untuk memahami esensi dari Iqlab itu sendiri. Memahami definisi akan membangun fondasi yang kokoh untuk penerapan yang benar.

1. Definisi Secara Bahasa dan Istilah

Secara etimologi (bahasa), kata Iqlab (إِقْلَاب) berasal dari bahasa Arab yang berarti "mengubah", "menukar", atau "mengganti sesuatu dari bentuk aslinya". Konsep ini sangat relevan dengan praktiknya dalam ilmu tajwid.

Secara terminologi (istilah ilmu tajwid), Iqlab adalah hukum bacaan yang terjadi apabila Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (fathatain, kasratain, dhammatain) bertemu dengan satu-satunya huruf Iqlab, yaitu huruf Ba (ب). Ketika pertemuan ini terjadi, suara Nun Sukun atau Tanwin tersebut diubah atau digantikan menjadi suara huruf Mim (م) yang disembunyikan (disertai ghunnah/dengung), dengan kondisi bibir atas dan bawah dirapatkan secara ringan.

2. Huruf Iqlab: Hanya Satu

Salah satu hal yang membuat Iqlab relatif mudah diidentifikasi adalah karena hurufnya hanya ada satu, yaitu Ba (ب). Jadi, kapan pun kita menemukan Nun Sukun atau Tanwin yang diikuti langsung oleh huruf Ba, baik dalam satu kata maupun di antara dua kata, maka di situlah hukum Iqlab berlaku.

3. Cara Membaca Iqlab yang Benar

Mekanisme membaca Iqlab memerlukan tiga langkah utama yang harus dilakukan secara simultan:

Dalam mushaf Al Quran standar (seperti Rasm Utsmani), hukum Iqlab biasanya ditandai dengan huruf Mim kecil (م) yang diletakkan di atas Nun Sukun atau menggantikan salah satu harakat Tanwin. Tanda ini berfungsi sebagai pengingat visual bagi pembaca.

Kumpulan Contoh Iqlab dalam Al Quran

Untuk memahami hukum ini secara praktis, cara terbaik adalah dengan melihat langsung penerapannya di dalam ayat-ayat Al Quran. Berikut adalah kumpulan contoh iqlab dalam Al Quran yang dikelompokkan berdasarkan jenis pertemuannya untuk memudahkan pemahaman.

Kategori 1: Nun Sukun (نْ) Bertemu Ba (ب)

Kategori ini terbagi lagi menjadi dua: pertemuan dalam satu kata dan pertemuan di antara dua kata yang berbeda.

A. Nun Sukun Bertemu Ba dalam Satu Kata

Meskipun tidak sebanyak pertemuan antar kata, contoh ini menunjukkan bahwa Iqlab bisa terjadi di dalam satu lafaz yang sama.

أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ

Am-bi'hum bi'asmā'ihim...

Lokasi: Surah Al-Baqarah, Ayat 33.
Penjelasan: Pada lafaz أَنْبِئْهُمْ, terdapat Nun Sukun (نْ) yang bertemu dengan huruf Ba (ب) dalam satu kata. Cara membacanya bukan 'an-bi'hum', melainkan suara Nun diubah menjadi Mim dan didengungkan menjadi 'am-bi'hum'. Bibir dirapatkan ringan saat mengucapkan 'm' lalu langsung masuk ke huruf 'b'.

فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا

fan-mbajasat min-hutsnatā 'asyrata 'ainā

Lokasi: Surah Al-A'raf, Ayat 160.
Penjelasan: Dalam kata فَانْبَجَسَتْ, Nun Sukun (نْ) bertemu dengan huruf Ba (ب). Maka, dibaca dengan mengubah Nun menjadi Mim disertai ghunnah: 'fam-bajasat'.

وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ

wash-shāḥibi bil-jam-bi

Lokasi: Surah An-Nisa, Ayat 36.
Penjelasan: Pada lafaz الْجَنْبِ, Nun Sukun bertemu Ba. Suara 'n' pada 'jan' diubah menjadi 'm' dengan dengung sehingga dibaca 'bil-jam-bi'.

B. Nun Sukun Bertemu Ba di Antara Dua Kata

Ini adalah bentuk Iqlab yang paling sering dijumpai dalam Al Quran, di mana Nun Sukun berada di akhir satu kata dan huruf Ba berada di awal kata berikutnya.

مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ

mim ba'di mā jā'athumul-bayyināt

Lokasi: Surah Al-Baqarah, Ayat 213.
Penjelasan: Di sini, Nun Sukun pada kata مِنْ bertemu dengan huruf Ba pada kata بَعْدِ. Cara membacanya adalah 'mim ba'di', dengan suara 'm' yang didengungkan selama dua harakat sebelum melanjutkan ke 'ba'di'.

وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ

wallāhu muḥīṭum bil-kāfirīn (Contoh Tanwin)

Lokasi: Surah Al-Baqarah, Ayat 19.
Penjelasan: Ini adalah contoh untuk tanwin, namun untuk Nun Sukun, contoh yang relevan adalah:

كَلَّا ۖ لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ

kallā la'il lam yantahi lanasfa'am bin-nāṣiyah

Lokasi: Surah Al-'Alaq, Ayat 15.
Penjelasan: Terdapat tanwin fathah pada لَنَسْفَعًا yang bertemu dengan Ba. Namun jika kita fokus pada Nun Sukun, mari kita cari contoh lain yang lebih tepat.

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ

wa ammā mam bakhila wastaghnā

Lokasi: Surah Al-Lail, Ayat 8.
Penjelasan: Nun Sukun pada kata مَنْ bertemu dengan huruf Ba pada kata بَخِلَ. Dibaca dengan dengung menjadi 'mam bakhila'.

فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا

fa kānat habā'am mum-batstsā

Lokasi: Surah Al-Waqi'ah, Ayat 6.
Penjelasan: Pada kata مُنْبَثًّا, Nun Sukun bertemu dengan Ba. Suara Nun diganti menjadi Mim sehingga dibaca 'mum-batstsā', bukan 'mun-batstsā'.

Kategori 2: Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu Ba (ب)

Hukum Iqlab juga berlaku penuh ketika harakat Tanwin (baik fathatain, kasratain, maupun dhammatain) bertemu dengan huruf Ba.

A. Fathatain (ـً) Bertemu Ba (ب)

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

...saddan wamin khalfihim saddam fa aghsyaināhum...

Lokasi: Surah Yasin, Ayat 9. (Contoh ini kurang tepat, mari cari yang lebih jelas).

وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا

wallāhu am-batakum minal-arḍi nabātā

Lokasi: Surah Nuh, Ayat 17.
Penjelasan: Dalam lafaz أَنْبَتَكُمْ, terdapat Nun Sukun bertemu Ba. Contoh yang sangat jelas untuk pertemuan dalam satu kata.

وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

wa kānallāhu samī'am baṣīrā

Lokasi: Surah An-Nisa, Ayat 134.
Penjelasan: Tanwin fathah (fathatain) pada kata سَمِيعًا bertemu dengan huruf Ba pada kata بَصِيرًا. Maka, suara tanwin 'an' diubah menjadi 'am' dan didengungkan. Dibaca 'samī'am baṣīrā'.

جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

jazā'am bimā kānū ya'malūn

Lokasi: Surah Al-Waqi'ah, Ayat 24.
Penjelasan: Harakat fathatain pada akhir kata جَزَاءً bertemu dengan huruf Ba di awal kata بِمَا. Dibaca 'jazā'am bimā' dengan ghunnah pada suara 'm'.

B. Kasratain (ـٍ) Bertemu Ba (ب)

فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ

fa bi'ayyi ḥadītsim ba'dahū yu'minūn

Lokasi: Surah Al-Mursalat, Ayat 50.
Penjelasan: Tanwin kasrah (kasratain) pada kata حَدِيثٍ bertemu dengan huruf Ba pada kata بَعْدَهُ. Suara tanwin 'in' diubah menjadi 'im' yang didengungkan, sehingga dibaca 'ḥadītsim ba'dahū'.

كِرَامٍ بَرَرَةٍ

kirāmim bararah

Lokasi: Surah 'Abasa, Ayat 16.
Penjelasan: Kasratain pada akhir kata كِرَامٍ bertemu dengan huruf Ba di awal kata بَرَرَةٍ. Cara membacanya adalah 'kirāmim bararah' dengan menahan dengung pada suara 'm' sebelum melafalkan 'bararah'.

C. Dhammatain (ـٌ) Bertemu Ba (ب)

إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

innallāha 'alīmum bidzātish-shudūr

Lokasi: Surah Luqman, Ayat 23.
Penjelasan: Tanwin dhammah (dhammatain) pada kata عَلِيمٌ bertemu dengan huruf Ba pada kata بِذَاتِ. Suara tanwin 'un' diubah menjadi suara 'um' dan didengungkan. Dibaca: ''alīmum bidzātish-shudūr'.

وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ

wallāhu muḥīṭum bil-kāfirīn

Lokasi: Surah Al-Baqarah, Ayat 19.
Penjelasan: Dhammatain pada kata مُحِيطٌ bertemu dengan huruf Ba di awal kata بِالْكَافِرِينَ. Cara membacanya adalah dengan mengubah bunyi tanwin menjadi Mim disertai dengung, yaitu 'muḥīṭum bil-kāfirīn'.

صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ

ṣummum bukmun 'umyun...

Lokasi: Surah Al-Baqarah, Ayat 18.
Penjelasan: Di ayat ini ada dua contoh Iqlab. Pertama, dhammatain pada صُمٌّ bertemu Ba pada بُكْمٌ, dibaca 'ṣummum bukmun'. Kedua, dhammatain pada بُكْمٌ bertemu 'Ain, yang merupakan hukum Izhar (dibaca jelas 'bukmun 'umyun'). Fokus kita pada contoh pertama.

Analisis Mendalam: Hikmah di Balik Hukum Iqlab

Setiap aturan dalam Ilmu Tajwid tidaklah dibuat tanpa alasan. Ada hikmah dan kemudahan yang terkandung di dalamnya, termasuk pada hukum Iqlab. Para ulama qira'at menjelaskan beberapa alasan mengapa suara Nun diubah menjadi Mim ketika bertemu Ba.

1. Kemudahan Pengucapan (Faktor Fonetik)

Alasan utama di balik hukum Iqlab adalah untuk kemudahan (tas-hil) dalam pelafalan. Coba Anda ucapkan "an-ba" secara cepat dan berulang. Akan terasa ada jeda singkat dan sedikit kesulitan saat transisi dari makhraj (tempat keluar huruf) Nun ke makhraj Ba.

Karena huruf Mim (م) dan Ba (ب) memiliki makhraj yang sama (keduanya huruf bibir/syafawiyah), maka mengubah suara Nun menjadi Mim sebelum mengucapkan Ba akan membuat aliran suara menjadi jauh lebih lancar, mulus, dan tanpa jeda yang canggung. Transisi dari 'm' ke 'b' secara fonetik jauh lebih alami daripada dari 'n' ke 'b'.

2. Kesinambungan Suara dan Keindahan Bacaan

Selain kemudahan, Iqlab juga menciptakan harmoni dan kesinambungan suara. Penambahan ghunnah (dengung) pada suara Mim yang diubah memberikan alunan yang indah pada bacaan. Tanpa Iqlab, bacaan akan terdengar lebih terputus-putus. Dengan Iqlab, ayat-ayat Al Quran mengalir dengan lebih merdu dan menyentuh hati pendengarnya, yang merupakan salah satu tujuan dari membaca dengan tartil.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari saat Membaca Iqlab

Dalam praktik, beberapa pembaca pemula sering melakukan kesalahan saat menerapkan hukum Iqlab. Mengetahui kesalahan-kesalahan ini akan membantu kita untuk lebih waspada dan memperbaikinya.

  1. Merapatkan Bibir Terlalu Kuat: Kesalahan paling umum adalah menekan bibir terlalu kuat saat mengucapkan Mim. Ini akan menghasilkan suara Mim yang murni dan jelas tanpa dengung, yang mirip dengan hukum Izhar Syafawi. Seharusnya, bibir dirapatkan dengan sangat ringan, sekadar bersentuhan, sehingga masih ada sedikit celah bagi suara dengung untuk mengalir.
  2. Tidak Mendengung (Ghunnah): Beberapa orang hanya mengubah suara Nun menjadi Mim, tetapi lupa menahannya dengan dengung. Misalnya, membaca "mim ba'di" dengan cepat tanpa menahan suara 'm' selama dua harakat. Ini mengurangi kesempurnaan bacaan Iqlab.
  3. Durasi Ghunnah yang Tidak Tepat: Ghunnah pada Iqlab memiliki durasi standar, yaitu sekitar dua harakat (dua ketukan). Membacanya terlalu singkat (kurang dari dua harakat) atau terlalu panjang (lebih dari dua harakat) adalah praktik yang kurang tepat.
  4. Meninggalkan Celah pada Bibir (Furjah): Ada sebagian kecil pendapat yang menyarankan untuk menyisakan sedikit celah (furjah) di antara bibir saat Iqlab. Namun, pendapat mayoritas ulama tajwid yang lebih kuat (rajih) adalah bibir dirapatkan dengan ringan tanpa celah, karena suara Mim secara alami keluar dari bibir yang tertutup. Mengikuti pendapat mayoritas lebih dianjurkan untuk keseragaman bacaan.
  5. Mengubah Suara Secara Tidak Sempurna: Kadang-kadang, masih ada sisa-sisa suara 'N' yang terdengar sebelum beralih ke suara 'M'. Perubahan dari Nun ke Mim haruslah terjadi secara total dan sempurna.

Kesimpulan: Menguasai Iqlab untuk Bacaan yang Sempurna

Iqlab, dengan satu hurufnya (Ba), adalah salah satu hukum tajwid yang paling khas dan fundamental terkait Nun Sukun dan Tanwin. Ia bukan sekadar aturan perubahan huruf, melainkan sebuah mekanisme untuk memfasilitasi pelafalan yang lebih mudah, menciptakan alunan bacaan yang indah, dan menjaga otentisitas cara membaca Al Quran sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui Malaikat Jibril.

Memahami definisi, mengetahui cara membacanya, dan sering berlatih dengan melihat berbagai contoh iqlab dalam Al Quran adalah kunci untuk menguasainya. Dengan memperhatikan detail seperti kerapatan bibir yang ringan dan durasi ghunnah yang tepat, setiap Muslim dapat meningkatkan kualitas bacaan Al Qurannya, menjadikannya lebih tartil, lebih merdu, dan lebih dekat dengan kesempurnaan.

🏠 Kembali ke Homepage