Sholat adalah tiang agama Islam dan merupakan kewajiban utama bagi setiap Muslim. Melaksanakannya dengan benar bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi juga merupakan inti dari hubungan seorang hamba dengan Penciptanya, Allah SWT. Memahami cara sholat yang benar adalah kunci untuk meraih kekhusyu'an dan memastikan ibadah kita diterima. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan terperinci, langkah demi langkah, mengenai tata cara sholat yang sempurna, mulai dari persiapan hingga selesai.
Sebelum kita membahas gerakan dan bacaan, sangat penting untuk memenuhi syarat-syarat sahnya sholat. Tanpa terpenuhinya syarat-syarat ini, sholat yang dikerjakan tidak akan sah. Ibarat membangun sebuah rumah, ini adalah fondasi yang harus kokoh.
Kebersihan ritual adalah hal yang mutlak. Hadas kecil dihilangkan dengan berwudhu, sedangkan hadas besar dihilangkan dengan mandi wajib (ghusl). Jika tidak ada air atau berhalangan menggunakan air, keduanya bisa digantikan dengan tayamum.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu wa rasuuluh. Allaahummaj'alnii minat tawwaabiina waj'alnii minal mutathahhiriin.
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri."
Pastikan tubuh, pakaian yang dikenakan, dan area tempat kita akan sholat (misalnya sajadah atau lantai) bersih dari segala bentuk najis, seperti air kencing, kotoran, darah, dan bangkai.
Aurat harus ditutup dengan sempurna selama sholat. Batasan aurat bagi laki-laki adalah dari pusar hingga lutut. Sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Sholat harus dikerjakan pada waktunya masing-masing. Sholat yang dikerjakan sebelum waktunya masuk atau setelah waktunya habis (tanpa uzur syar'i) tidaklah sah. Gunakan jadwal sholat yang terpercaya atau perhatikan tanda-tanda alam seperti posisi matahari.
Setiap Muslim wajib menghadap ke arah Ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, saat melaksanakan sholat fardhu. Jika tidak mengetahui arah kiblat, berusahalah semaksimal mungkin untuk menentukannya (berijtihad) dan sholatlah sesuai keyakinan arah tersebut.
Rukun sholat adalah bagian inti dari sholat. Jika salah satu rukun ini tertinggal dengan sengaja atau tidak sengaja (dan tidak diganti), maka sholatnya batal. Rukun-rukun ini harus dilakukan secara berurutan (tertib).
Niat adalah rukun pertama dan paling fundamental. Tempatnya di dalam hati, bersamaan dengan gerakan pertama sholat, yaitu Takbiratul Ihram. Niat berisi tiga unsur:
Takbiratul Ihram adalah ucapan "Allahu Akbar" yang menandai dimulainya sholat. Disebut "ihram" karena setelah mengucapkannya, segala hal yang membatalkan sholat menjadi haram untuk dilakukan. Caranya adalah dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu atau telinga, dengan telapak tangan menghadap kiblat, sambil mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
"Allah Maha Besar"
Pandangan mata lurus ke arah tempat sujud.
Berdiri tegak adalah rukun dalam sholat fardhu bagi orang yang sehat dan mampu. Jika tidak mampu berdiri, boleh sholat sambil duduk. Jika tidak mampu duduk, boleh sambil berbaring. Posisi berdiri harus tegak lurus, tidak membungkuk atau bersandar tanpa alasan yang dibenarkan.
Membaca Al-Fatihah adalah rukun qauli (ucapan) yang wajib dibaca pada setiap rakaat, baik bagi imam, makmum, maupun yang sholat sendirian. Bacaan harus jelas, tartil, dan sesuai dengan kaidah tajwid.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ.
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Ruku' adalah gerakan membungkukkan badan hingga punggung lurus sejajar dengan lantai. Kedua telapak tangan memegang lutut dengan jari-jari direnggangkan. Tuma'ninah adalah bagian penting dari rukun ini, yaitu berhenti sejenak dalam posisi ruku' hingga seluruh anggota badan tenang, kira-kira selama waktu yang cukup untuk membaca "Subhanallah". Bacaan saat ruku':
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih (3 kali)
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
I'tidal adalah gerakan bangkit dari ruku' dan kembali ke posisi berdiri tegak. Saat bangkit, ucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allaahu liman hamidah
"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."
Setelah berdiri tegak sempurna (tuma'ninah), lanjutkan dengan membaca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.
"Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
Sujud adalah puncak ketundukan seorang hamba. Gerakannya adalah menempelkan tujuh anggota badan ke lantai: dahi (dan hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Pastikan dahi terbuka (tidak terhalang peci atau rambut) dan jari-jari kaki menghadap kiblat. Lakukan sujud dengan tuma'ninah. Bacaan saat sujud:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih (3 kali)
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
Setelah sujud pertama, bangkitlah untuk duduk sejenak sebelum melakukan sujud kedua. Posisi duduk ini disebut duduk iftirasy, yaitu dengan menduduki telapak kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari menghadap kiblat. Letakkan kedua tangan di atas paha. Duduklah dengan tuma'ninah dan baca:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii, wa'fu 'annii.
"Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
Setelah itu, lakukan sujud kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama seperti sujud pertama.
Ini adalah duduk di akhir sholat sebelum salam. Posisinya berbeda, disebut duduk tawarruk. Caranya, kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan pantat duduk langsung di lantai. Telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari menghadap kiblat. Pada saat duduk ini, dibacakan tasyahud akhir secara lengkap.
Bacaan ini adalah rukun qauli yang wajib dilafalkan. Berikut bacaannya:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rosuulullaah.
"Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
Setelah membaca tasyahud, rukun selanjutnya adalah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bacaan minimalnya adalah "Allahumma sholli 'ala Muhammad". Namun, yang lebih sempurna adalah membaca Shalawat Ibrahimiyah:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad, kamaa shollaita 'alaa sayyidinaa ibroohiim, wa 'alaa aali sayyidinaa ibroohiim, wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad, kamaa baarokta 'alaa sayyidinaa ibroohiim, wa 'alaa aali sayyidinaa ibroohiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau limpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Salam yang menjadi rukun adalah salam yang pertama, yaitu menoleh ke kanan sambil mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu 'alaikum wa rohmatullaah
"Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah kepada kalian."
Menoleh ke kiri untuk salam kedua hukumnya sunnah.
Rukun terakhir adalah melaksanakan semua rukun di atas secara berurutan, dari niat hingga salam. Tidak boleh ada urutan yang terbalik, karena akan membatalkan sholat.
Selain rukun yang wajib, terdapat banyak amalan sunnah yang jika dikerjakan akan menambah pahala dan kesempurnaan sholat. Sunnah sholat terbagi menjadi dua: sunnah ab'adh dan sunnah hai'at.
Ini adalah sunnah yang jika terlupakan, dianjurkan untuk menggantinya dengan sujud sahwi sebelum salam. Di antaranya adalah:
Ini adalah sunnah-sunnah berupa gerakan atau bacaan yang jika terlupakan, tidak perlu diganti dengan sujud sahwi, namun mengurangi kesempurnaan sholat. Jumlahnya sangat banyak, di antaranya:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
Allaahu akbar kabiirow walhamdulillaahi katsiiroo, wa subhaanallaahi bukrotaw wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardho haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."
Untuk menjaga keabsahan sholat, kita juga harus mengetahui hal-hal yang dapat membatalkannya. Hindari perbuatan berikut saat sedang sholat:
Mempelajari cara sholat yang benar adalah sebuah perjalanan seumur hidup. Ini bukan sekadar menghafal gerakan dan bacaan, tetapi juga memahami makna di setiap lafaz dan hikmah di setiap gerakan. Dengan melaksanakan semua syarat, rukun, dan menyempurnakannya dengan amalan-amalan sunnah, kita membuka pintu untuk meraih kekhusyu'an—hadirnya hati bersama Allah dalam sholat.
Semoga panduan terperinci ini dapat membantu kita semua untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sholat kita, menjadikannya bukan lagi sebagai beban kewajiban, melainkan sebagai kebutuhan ruhani, momen istimewa untuk berdialog dengan Sang Pencipta, dan sumber ketenangan sejati dalam kehidupan. Teruslah belajar, berlatih, dan berdoa agar Allah senantiasa membimbing kita di jalan yang lurus.