Panduan Lengkap Cara Shalat Tarawih Sendiri di Rumah

Ilustrasi Shalat Tarawih Ilustrasi siluet seseorang sedang shalat di atas sajadah di malam hari dengan latar belakang langit berbintang dan bulan sabit.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan, di mana setiap Muslim berlomba-lomba dalam kebaikan. Salah satu ibadah yang paling identik dengan bulan suci ini adalah shalat Tarawih. Dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isya, shalat Tarawih menjadi momen istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, terkadang ada kondisi yang membuat kita tidak dapat melaksanakannya secara berjamaah di masjid, seperti sakit, kesibukan pekerjaan, atau halangan lainnya. Untungnya, Islam memberikan kemudahan. Mengetahui cara shalat Tarawih sendiri di rumah adalah solusi yang sangat berharga. Melaksanakannya secara munfarid (sendirian) tidak mengurangi esensi dan pahalanya, bahkan bisa menjadi sarana untuk meraih kekhusyukan yang lebih mendalam.

Artikel ini akan menjadi panduan yang menyeluruh dan mendetail, membahas tuntas segala aspek yang perlu Anda ketahui untuk dapat melaksanakan shalat Tarawih dan Witir sendirian di rumah dengan benar dan penuh keyakinan. Mari kita mulai perjalanan spiritual ini dengan niat yang tulus karena Allah SWT semata.

1. Memahami Hakikat dan Keutamaan Shalat Tarawih

Sebelum melangkah ke panduan praktis, penting bagi kita untuk memahami dasar dan keistimewaan dari ibadah yang akan kita laksanakan. Memahami fondasinya akan membangun motivasi dan kekhusyukan yang lebih kuat dalam setiap gerakan dan bacaan shalat kita.

Apa itu Shalat Tarawih?

Kata "Tarawih" berasal dari bahasa Arab, merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah, yang berarti 'istirahat' atau 'santai'. Penamaan ini merujuk pada praktik para sahabat dan generasi setelahnya yang beristirahat sejenak setelah setiap empat rakaat shalat. Ini menandakan bahwa shalat ini dilakukan dengan tenang, tidak tergesa-gesa (tuma'ninah), memberikan ruang untuk berdzikir dan merenung di sela-selanya.

Secara syariat, shalat Tarawih adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) yang dikerjakan khusus pada malam-malam bulan Ramadhan. Waktunya terbentang setelah pelaksanaan shalat Isya hingga sebelum terbit fajar (masuk waktu Subuh).

Landasan Hukum dan Sejarahnya

Meskipun shalat Tarawih secara berjamaah seperti yang kita kenal sekarang dipopulerkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, akarnya telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakannya di masjid selama beberapa malam. Melihat antusiasme para sahabat yang begitu besar, beliau kemudian memilih untuk melaksanakannya di rumah. Hal ini bukan karena beliau melarangnya, melainkan karena rasa kasih sayang beliau yang khawatir ibadah ini akan diwajibkan atas umatnya, sehingga memberatkan mereka di kemudian hari.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam shalat di masjid, lalu shalatlah bersama beliau beberapa orang. Kemudian beliau shalat pada malam berikutnya, maka manusia semakin banyak. Kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau keempat, namun Rasulullah SAW tidak keluar menemui mereka. Ketika pagi harinya, beliau bersabda: 'Sungguh aku telah melihat apa yang kalian lakukan, dan tidak ada yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir (shalat ini) akan diwajibkan atas kalian.' Dan itu terjadi di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan legitimasi shalat Tarawih dan alasan mengapa pelaksanaannya secara berjamaah tidak dirutinkan oleh Nabi SAW. Kemudian, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, beliau melihat umat Islam shalat secara terpisah-pisah di masjid. Beliau pun berinisiatif untuk menyatukan mereka dalam satu jamaah di belakang seorang imam, yaitu Ubay bin Ka'ab. Sejak saat itulah, shalat Tarawih berjamaah menjadi syiar yang agung di bulan Ramadhan.

Keutamaan yang Luar Biasa

Shalat Tarawih menyimpan keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dijanjikan oleh Rasulullah SAW. Ibadah ini adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa yang telah lalu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadhan (shalat Tarawih) karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi motivasi terbesar kita. Setiap rakaat yang kita kerjakan, setiap ayat yang kita lantunkan, adalah langkah menuju ampunan Allah. Melaksanakannya di rumah dengan tulus tidak akan mengurangi janji agung ini.

2. Persiapan Sebelum Memulai Shalat Tarawih Sendiri

Persiapan yang baik adalah kunci menuju ibadah yang berkualitas. Sama seperti hendak bertemu dengan tamu agung, kita perlu mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk "bertemu" dengan Allah SWT dalam shalat kita. Persiapan ini terbagi menjadi dua aspek utama: spiritual dan fisik.

Persiapan Spiritual (Batin)

Persiapan Fisik (Lahir)

3. Panduan Detail Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri

Kini kita tiba pada bagian inti dari panduan ini. Pelaksanaan shalat Tarawih sendiri pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya, dikerjakan dua rakaat salam, dua rakaat salam. Perbedaannya terletak pada niat, jumlah rakaat, dan waktu pelaksanaannya.

A. Niat Shalat Tarawih Sendiri

Niat adalah rukun shalat yang letaknya di dalam hati. Namun, melafalkan niat (talaffuzh) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati. Berikut adalah lafal niat shalat Tarawih untuk dua rakaat yang dilakukan sendiri.

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مُنْفَرِدًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati munfaridan lillāhi ta‘ālā.

Artinya: "Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat, menghadap kiblat, sendirian karena Allah Ta'ala."

Niat ini diucapkan di dalam hati bersamaan dengan saat Anda melakukan takbiratul ihram (mengangkat tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar").

B. Jumlah Rakaat: 8 atau 20?

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih. Dalam khazanah fiqih, terdapat dua pendapat yang populer dan keduanya memiliki landasan yang kuat. Sebagai orang yang shalat sendiri, Anda memiliki fleksibilitas untuk memilih salah satunya sesuai dengan keyakinan dan kemampuan Anda.

'Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya tentang shalat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Ia menjawab: "Beliau tidak pernah menambah (shalat malam) di bulan Ramadhan dan tidak pula di bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan kau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, jangan kau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat (Witir)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits ini, banyak ulama berpendapat bahwa shalat Tarawih adalah 8 rakaat, kemudian ditutup dengan 3 rakaat shalat Witir, sehingga totalnya menjadi 11 rakaat. Pelaksanaannya adalah 2 rakaat salam, diulang 4 kali, lalu ditutup shalat Witir.

Kesimpulan: Kedua pendapat tersebut sama-sama sah dan memiliki dasar yang kuat. Yang terpenting bukanlah perdebatan jumlahnya, melainkan kualitas pelaksanaan shalat itu sendiri. Pilihlah jumlah yang paling memungkinkan Anda untuk melakukannya dengan khusyuk, tuma'ninah (tenang), dan konsisten sepanjang Ramadhan. Jika Anda memiliki waktu dan energi, 20 rakaat adalah sangat baik. Jika Anda memiliki keterbatasan, 8 rakaat juga merupakan pilihan yang mulia dan sesuai dengan sunnah.

C. Rincian Gerakan dan Bacaan per Dua Rakaat

Berikut adalah urutan langkah demi langkah untuk melaksanakan setiap dua rakaat shalat Tarawih:

Rakaat Pertama

  1. Takbiratul Ihram: Berdiri tegak menghadap kiblat. Ucapkan niat di dalam hati, lalu angkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Setelah itu, sedekapkan tangan di antara dada dan pusar.
  2. Membaca Doa Iftitah: Ini adalah sunnah. Anda bisa membaca doa iftitah yang biasa Anda hafal. Salah satu yang paling umum adalah:

    اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً...

    Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi kathīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā...

  3. Membaca Ta'awudz dan Al-Fatihah: Baca "A'udzu billahi minasy syaithanir rajim" lalu lanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah secara lengkap dengan tartil (jelas dan perlahan). Membaca Al-Fatihah adalah rukun shalat.
  4. Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, bacalah surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Karena Anda shalat sendiri, Anda bebas memilih surat apa pun yang Anda hafal. Akan lebih baik jika Anda bisa membaca surat-surat secara berurutan seperti dalam mushaf. Namun, jika hafalan terbatas, tidak masalah membaca surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, atau surat-surat lain dari Juz 'Amma.
  5. Ruku': Angkat tangan (jika Anda mengikuti pendapat ini), lalu ucapkan "Allahu Akbar" dan bungkukkan badan. Pastikan punggung lurus, pandangan ke tempat sujud. Baca tasbih ruku' minimal 3 kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

    Subhaana rabbiyal 'azhiimi wa bihamdih.

  6. I'tidal: Bangun dari ruku' sambil mengangkat tangan dan membaca:

    سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

    Sami'allaahu liman hamidah.

    Setelah berdiri tegak, baca:

    رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

    Rabbanaa lakal hamdu mil'as-samaawaati wa mil-al ardhi wa mil'a maa syi'ta min syai'in ba'du.

  7. Sujud Pertama: Ucapkan "Allahu Akbar" lalu turun untuk sujud. Pastikan 7 anggota tubuh menyentuh lantai: dahi (dan hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud minimal 3 kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

    Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih.

  8. Duduk di Antara Dua Sujud: Bangun dari sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri, dan menegakkan telapak kaki kanan). Baca doa:

    رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

    Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa 'aafinii, wa'fu 'annii.

  9. Sujud Kedua: Ucapkan "Allahu Akbar" dan lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.
  10. Berdiri untuk Rakaat Kedua: Bangun dari sujud kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar" untuk langsung berdiri memulai rakaat kedua.

Rakaat Kedua

  1. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek: Sama seperti rakaat pertama, awali dengan membaca Al-Fatihah, lalu dilanjutkan dengan surat pendek dari Al-Qur'an. Dianjurkan membaca surat yang berbeda dari rakaat pertama.
  2. Ruku', I'tidal, Sujud: Lakukan gerakan ruku', i'tidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua persis sama seperti pada rakaat pertama, lengkap dengan bacaannya.
  3. Duduk Tasyahud (Tahiyat) Akhir: Setelah sujud kedua, bangun sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di lantai). Baca bacaan tasyahud akhir secara lengkap:

    التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ... اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

  4. Salam: Setelah selesai tasyahud akhir, palingkan wajah ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah", kemudian palingkan wajah ke kiri dan ucapkan salam yang sama.

Dengan selesainya salam, Anda telah menyelesaikan dua rakaat shalat Tarawih. Ulangi seluruh proses ini dari niat hingga salam sebanyak yang Anda inginkan (misalnya, 4 kali untuk 8 rakaat, atau 10 kali untuk 20 rakaat).

D. Istirahat dan Dzikir di Antara Rakaat

Sesuai dengan namanya, tarwihah (istirahat), disunnahkan untuk beristirahat sejenak setelah setiap empat rakaat (dua kali salam). Waktu istirahat ini bisa diisi dengan dzikir, doa, atau membaca shalawat. Meskipun tidak ada bacaan khusus yang diwajibkan, ada beberapa bacaan yang populer dibaca di masyarakat, seperti:

Subhanal malikil quddus. Subhanal malikil ma'bud. Subhanal malikil maujud. Subhanal malikil hayyil ladzi la yanamu wa la yamutu wa la yafut abada. Subbuhun quddusun rabbuna wa rabbul malaikati war ruh. Subhanallahi wal hamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar. Wa la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim.

Anda juga bisa beristighfar, membaca shalawat Nabi, atau berdoa apa saja sesuai hajat dan keinginan Anda. Ini adalah waktu yang baik untuk refleksi sebelum melanjutkan ke empat rakaat berikutnya.

4. Menutup dengan Shalat Witir

Shalat Witir adalah penutup shalat malam. Hukumnya juga sunnah mu'akkadah dan sangat dianjurkan untuk tidak ditinggalkan. Jumlah rakaatnya ganjil, bisa 1, 3, 5, atau lebih, namun yang paling umum dilakukan adalah 3 rakaat. Rasulullah SAW bersabda, "Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat Witir." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ada dua cara umum untuk melaksanakan shalat Witir 3 rakaat:

  1. Dua Rakaat lalu Satu Rakaat: Anda shalat dua rakaat terlebih dahulu dengan satu salam, kemudian berdiri lagi untuk shalat satu rakaat dengan satu salam. Ini cara yang paling sering dipraktikkan.
  2. Tiga Rakaat Sekaligus: Anda shalat tiga rakaat langsung dengan satu tasyahud akhir dan satu salam, tanpa duduk tasyahud awal di rakaat kedua. Cara ini dilakukan agar tidak menyerupai shalat Maghrib.

Niat Shalat Witir

Berikut adalah niat untuk masing-masing cara:

Niat Shalat Witir 2 Rakaat (sebagai bagian dari 3)

أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مُنْفَرِدًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal witri rak'ataini mustaqbilal qiblati munfaridan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat shalat sunnah bagian dari Witir dua rakaat, menghadap kiblat, sendirian karena Allah Ta'ala."

Niat Shalat Witir 1 Rakaat (sebagai bagian dari 3)

أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مُنْفَرِدًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati munfaridan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat shalat sunnah Witir satu rakaat, menghadap kiblat, sendirian karena Allah Ta'ala."

Bacaan Surat dalam Shalat Witir

Disunnahkan untuk membaca surat-surat tertentu dalam shalat Witir 3 rakaat:

Tentu saja, jika Anda tidak hafal surat-surat tersebut, Anda boleh membaca surat lain yang Anda hafal.

Doa Qunut pada Rakaat Terakhir Witir

Membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat Witir, terutama pada pertengahan kedua bulan Ramadhan, adalah amalan yang dianjurkan dalam mazhab Syafi'i. Doa ini dibaca setelah i'tidal (bangun dari ruku') sebelum turun untuk sujud. Berikut bacaannya:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Jika Anda tidak hafal doa qunut yang panjang, Anda boleh membaca doa yang lebih pendek seperti "Allahummaghfirli" atau doa sapu jagat "Rabbana atina fid-dunya hasanah...".

Dzikir dan Doa Setelah Shalat Witir

Setelah menyelesaikan shalat Witir dengan salam, jangan langsung beranjak. Disunnahkan untuk membaca dzikir berikut:

Setelah itu, Anda bebas memanjatkan doa pribadi, memohon ampunan, rahmat, dan segala kebaikan dunia dan akhirat. Inilah waktu mustajab untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT.

5. Tips Meraih Kekhusyukan Shalat Tarawih di Rumah

Shalat sendiri di rumah memiliki tantangan tersendiri, yaitu menjaga fokus dan kekhusyukan tanpa suasana jamaah. Namun, di sisi lain, ini adalah kesempatan emas untuk melatih konsentrasi dan membangun hubungan yang lebih personal dengan Allah.

Melaksanakan shalat Tarawih sendiri di rumah bukanlah sebuah kekurangan, melainkan sebuah pilihan ibadah yang mulia dan penuh pahala. Ini adalah kesempatan untuk menjadikan rumah kita sebagai surga kecil yang dipenuhi cahaya ibadah, dzikir, dan lantunan ayat suci Al-Qur'an. Dengan mengikuti panduan lengkap cara shalat Tarawih sendiri ini, semoga kita semua dapat mengisi malam-malam Ramadhan dengan ibadah terbaik, meraih ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selamat beribadah.

🏠 Kembali ke Homepage