Panduan Lengkap Bacaan Tahlil dan Surat Yasin

Dalam kehidupan seorang Muslim, zikir dan doa merupakan napas spiritual yang tak terpisahkan. Keduanya adalah jembatan yang menghubungkan hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Di antara sekian banyak amalan yang dianjurkan, membaca Surat Yasin dan rangkaian zikir Tahlil memiliki tempat yang istimewa, khususnya dalam tradisi Muslim di Nusantara. Praktik ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah manifestasi cinta, penghormatan, dan harapan yang mendalam.

Tahlilan dan pembacaan Surat Yasin seringkali dilaksanakan dalam berbagai kesempatan, baik untuk mendoakan arwah orang-orang yang telah berpulang, memohon kelancaran dalam suatu hajat, maupun sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di dalamnya terkandung ayat-ayat suci Al-Qur'an, pujian kepada Allah (tahmid), pengesaan Allah (tahlil), penyucian Allah (tasbih), permohonan ampun (istighfar), serta selawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Artikel ini akan menyajikan panduan lengkap mengenai bacaan Surat Yasin dan Tahlil, disertai tulisan Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia agar mudah dipahami dan diamalkan.

Surat Yasin: Jantung Al-Qur'an

Surat Yasin merupakan surat ke-36 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 83 ayat. Surat ini diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan memiliki kedudukan yang sangat mulia. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menyebut Surat Yasin sebagai "jantungnya Al-Qur'an" (Qalbul Qur'an). Sebagaimana jantung yang menjadi pusat kehidupan fisik, Surat Yasin mengandung pokok-pokok ajaran Islam yang fundamental, seperti keimanan kepada Allah, tanda-tanda kebesaran-Nya, kisah para rasul, peringatan tentang hari kiamat, surga, dan neraka.

Membaca Surat Yasin diyakini memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah untuk memohon ampunan dari Allah, memberikan ketenangan jiwa bagi yang membacanya, serta memudahkan segala urusan. Banyak umat Islam yang membacanya secara rutin, terutama pada malam Jumat atau ketika menghadapi kesulitan, serta saat mendoakan mereka yang sedang sakit atau telah meninggal dunia.

Bacaan Lengkap Surat Yasin (Ayat 1-83)

Ayat 1-10

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

يسۤ ﴿١﴾

Yā Sīn.

1. Yaa siin

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ ﴿٢﴾

Wal-Qur'ānil-ḥakīm.

2. Demi Al Quran yang penuh hikmah,

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ ﴿٣﴾

Innaka laminal-mursalīn.

3. sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ ﴿٤﴾

'Alā ṣirāṭim mustaqīm.

4. (yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ ﴿٥﴾

Tanzīlal-'azīzir-raḥīm.

5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ ﴿٦﴾

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn.

6. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ﴿٧﴾

Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fahum lā yu'minūn.

7. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ ﴿٨﴾

Innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn.

8. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ ﴿٩﴾

Wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn.

9. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ﴿١٠﴾

Wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn.

10. Dan sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

Ayat 11-20

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ ﴿١١﴾

Innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm.

11. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ ﴿١٢﴾

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.

12. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ ﴿١٣﴾

Waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā'ahal-mursalūn.

13. Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ ﴿١٤﴾

Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalūn.

14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang diutus kepadamu".

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ ﴿١٥﴾

Qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in in antum illā takżibụn.

15. Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ ﴿١٦﴾

Qālụ rabbunā ya'lamu innā ilaikum lamursalūn.

16. Mereka berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu".

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ﴿١٧﴾

Wa mā 'alainā illal-balāgul-mubīn.

17. Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ ﴿١٨﴾

Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun alīm.

18. Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ﴿١٩﴾

Qālụ ṭā'irukum ma'akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn.

19. Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas".

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ ﴿٢٠﴾

Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi'ul-mursalīn.

20. Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".

Ayat 21-30

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ ﴿٢١﴾

Ittabi'ụ mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadụn.

21. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ﴿٢٢﴾

Wa mā liya lā a'budul-lażī faṭaranī wa ilaihi turja'ụn.

22. Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang kepada-Nya-lah kamu semua akan dikembalikan?

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ ﴿٢٣﴾

A attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni 'annī syafā'atuhum syai'aw wa lā yunqiżụn.

23. Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ﴿٢٤﴾

Innī iżal lafī ḍalālim mubīn.

24. Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ ﴿٢٥﴾

Innī āamantu birabbikum fasma'ụn.

25. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ ﴿٢٦﴾

Qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya'lamụn.

26. Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui.

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ﴿٢٧﴾

Bimā gafara lī rabbī wa ja'alanī minal-mukramīn.

27. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".

وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ﴿٢٨﴾

Wa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn.

28. Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ ﴿٢٩﴾

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidụn.

29. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ﴿٣٠﴾

Yā ḥasratan 'alal-'ibād, mā ya'tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi'ụn.

30. Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

Ayat 31-40

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ ﴿٣١﴾

Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji'ụn.

31. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka.

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ ﴿٣٢﴾

Wa in kullul lammā jamī'ul ladainā muḥḍarụn.

32. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada kami.

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ ﴿٣٣﴾

Wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya'kulụn.

33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ ﴿٣٤﴾

Wa ja'alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a'nābiw wa fajjarnā fīhā minal-'uyụn.

34. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ ﴿٣٥﴾

Liya'kulụ min ṡamarihī wa mā 'amilat-hu aidīhim, afalā yasykurụn.

35. supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ ﴿٣٦﴾

Sub-ḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamụn.

36. Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ ﴿٣٧﴾

Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa'iżā hum muẓlimụn.

37. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ ﴿٣٨﴾

Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm.

38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ ﴿٣٩﴾

Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjụnil-qadīm.

39. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ﴿٤٠﴾

Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn.

40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

Ayat 41-50

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ ﴿٤١﴾

Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn.

41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ ﴿٤٢﴾

Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabụn.

42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ ﴿٤٣﴾

Wa in nasya' nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażụn.

43. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ ﴿٤٤﴾

Illā raḥmatam minnā wa matā'an ilā ḥīn.

44. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ﴿٤٥﴾

Wa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la'allakum tur-ḥamụn.

45. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling).

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ ﴿٤٦﴾

Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīn.

46. Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ﴿٤٧﴾

Wa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālal-lażīna kafarụ lil-lażīna āmanū anuṭ'imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ'amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn.

47. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu", maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata".

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ﴿٤٨﴾

Wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du in kuntum ṣādiqīn.

48. Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?".

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ ﴿٤٩﴾

Mā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimụn.

49. Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ ﴿٥٠﴾

Fa lā yastaṭī'ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji'ụn.

50. lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.

Ayat 51-60

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ ﴿٥١﴾

Wa nufikha fiṣ-ṣụri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụn.

51. Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ ﴿٥٢﴾

Qālụ yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụn.

52. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ﴿٥٣﴾

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamī'ul ladainā muḥḍarụn.

53. Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ﴿٥٤﴾

Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta'malụn.

54. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ ﴿٥٥﴾

Inna aṣ-ḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihụn.

55. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ ﴿٥٦﴾

Hum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā'iki muttaki'ụn.

56. Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ ﴿٥٧﴾

Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda'ụn.

57. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ ﴿٥٨﴾

Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm.

58. (Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ ﴿٥٩﴾

Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụn.

59. Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.

اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ﴿٦٠﴾

Alam a'had ilaikum yā banī ādama al lā ta'budusy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn.

60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu".

Ayat 61-70

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ ﴿٦١﴾

Wa ani'budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm.

61. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ ﴿٦٢﴾

Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrā, afalam takụnụ ta'qilụn.

62. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?.

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ﴿٦٣﴾

Hāżihī jahannamul-latī kuntum tụ'adụn.

63. Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya).

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ﴿٦٤﴾

Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurụn.

64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ﴿٦٥﴾

Al-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụn.

65. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ ﴿٦٦﴾

Walau nasyā'u laṭamasnā 'alā a'yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirụn.

66. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat(nya).

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ ﴿٦٧﴾

Walau nasyā'u lamasakhnāhum 'alā makānatihim famastaṭā'ụ muḍiyyaw wa lā yarji'ụn.

67. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ ﴿٦٨﴾

Wa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, afalā ya'qilụn.

68. Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?.

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ ﴿٦٩﴾

Wa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn.

69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ﴿٧٠﴾

Liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kāfirīn.

70. supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.

Ayat 71-83

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ ﴿٧١﴾

Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā 'amilat aidīnā an'āman fa hum lahā mālikụn.

71. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?.

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ ﴿٧٢﴾

Wa żallalnāhā lahum fa min-hā rakụbuhum wa min-hā ya'kulụn.

72. Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ ﴿٧٣﴾

Wa lahum fīhā manāfi'u wa masyārib, afalā yasykurụn.

73. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?.

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ ﴿٧٤﴾

Wattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarụn.

74. Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ ﴿٧٥﴾

Lā yastaṭī'ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụn.

75. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ﴿٧٦﴾

Fa lā yaḥzungka qauluhum, innā na'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụn.

76. Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ ﴿٧٧﴾

Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn.

77. Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!.

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ ﴿٧٨﴾

Wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-'iẓāma wa hiya ramīm.

78. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?".

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ ﴿٧٩﴾

Qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alīm.

79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًا فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ ﴿٨٠﴾

Allażī ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa'iżā antum min-hu tụqidụn.

80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ ﴿٨١﴾

Awalaisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīm.

81. Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ﴿٨٢﴾

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn.

82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ ﴿٨٣﴾

Fa sub-ḥānal-lażī biyadihī malakụtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ụn.

83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Doa Setelah Membaca Surat Yasin

Setelah selesai membaca Surat Yasin, dianjurkan untuk membaca doa berikut sebagai penyempurna amalan.

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ اَدْيَانَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَهْلَنَا وَاَوْلَادَنَا وَاَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِى عَيْنٍ وَذِى بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّٰهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلَامَةِ وَحَقِّقْنَا بِالتَّقْوٰى وَالْاِسْتِقَامَةِ وَاَعِذْنَا مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَامَةِ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِاَوْلَادِنَا وَمَشَايِخِنَا وَلِاِخْوَانِنَا فِى الدِّيْنِ وَلِاَصْحَابِنَا وَاَحْبَابِنَا وَلِمَنْ اَحَبَّنَا فِيْكَ وَلِمَنْ اَحْسَنَ اِلَيْنَا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. وَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِى عَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allahumma inna nastahfidzhuka wa nastaudi'uka adyanana wa anfusana wa ahlana wa auladana wa amwalana wa kulla syai'in a'thaitana. Allahummaj'alna wa iyyahum fi kanafika wa amanika wa jiwarika wa 'iyadzika min kulli syaithanim marid wa jabbarin 'anid wa dzi 'ainin wa dzi baghyin wa min syarri kulli dzi syarrin innaka 'ala kulli syai'in qadir. Allahumma jammilna bil 'afiyati was salamah, wa haqqiqna bit taqwa wal istiqamah, wa a'idzna min mujibatin nadamah, innaka sami'ud du'a. Allahummaghfirlana wa liwalidina wa liauladina wa masyayikhina wa liikhwanina fiddin wa liashhabina wa ahbabina wa liman ahabbana fika wa liman ahsana ilaina wal lil mukminina wal mukminat wal muslimina wal muslimat ya rabbal 'alamin. Washalli 'ala 'abdika wa rasulika sayyidina wa maulana muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallim. Warzuqna kamalal mutaba'ati lahu dzahiran wa bathinan fi 'afiyatin wa salamatin birahmatika ya arhamar rahimin.

"Ya Allah, kami memohon penjagaan-Mu dan kami menitipkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta kami, dan segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dan mereka dalam pemeliharaan-Mu, keamanan-Mu, perlindungan-Mu dari setiap setan yang durhaka, orang yang kejam, pemilik mata jahat, dan pelaku kezaliman, serta dari kejahatan setiap yang memiliki kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, hiasilah kami dengan kesehatan dan keselamatan, dan wujudkanlah kami dengan takwa dan istiqamah. Lindungilah kami dari hal-hal yang menyebabkan penyesalan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara kami seagama, sahabat-sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami karena-Mu, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, serta kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, wahai Tuhan semesta alam. Limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada hamba-Mu dan utusan-Mu, junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan anugerahkanlah kepada kami kesempurnaan dalam mengikutinya, baik secara lahir maupun batin, dalam keadaan sehat dan selamat, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."

Tahlil: Rangkaian Zikir dan Doa untuk Sesama

Tahlil adalah serangkaian bacaan yang terdiri dari ayat-ayat Al-Qur'an, kalimah thayyibah, istighfar, dan doa yang dibaca bersama-sama. Istilah "Tahlil" sendiri berasal dari kata kerja "hallala" (هَلَّلَ), yang berarti mengucapkan kalimat tauhid "La ilaha illallah" (لَا إِلَٰهَ إِلَّا الله), yang merupakan inti dari zikir ini. Tujuan utama dari tahlil adalah untuk berzikir kepada Allah dan mengirimkan pahala bacaan tersebut kepada arwah kaum muslimin, khususnya keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia.

Susunan bacaan tahlil bisa bervariasi di berbagai daerah, namun pada dasarnya memiliki kerangka yang sama. Berikut ini adalah susunan bacaan tahlil yang umum diamalkan, disusun secara runtut agar mudah diikuti.

Susunan Lengkap Bacaan Tahlil

1. Pengantar Al-Fatihah (Ila Hadhratin)

Sebelum memulai, biasanya dibacakan pengantar untuk menghadiahkan bacaan Al-Fatihah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, para ulama, dan arwah yang dituju.

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهٖ وَاَزْوَاجِهٖ وَاَوْلَادِهٖ وَذُرِّيَّاتِهٖ، اَلْفَاتِحَةْ

Ilaa hadhratin-nabiyyil-musthofaa sayyidinaa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa azwaajihii wa aulaadihii wa dzurriyyaatihii, al-faatihah.

"Untuk hadirat Nabi terpilih, junjungan kita Muhammad SAW, beserta keluarga, istri, anak, dan keturunannya. Al-Fatihah..."

ثُمَّ اِلَى حَضْرَةِ اِخْوَانِهٖ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، اَلْفَاتِحَةْ

Tsumma ilaa hadhrati ikhwaanihii minal-anbiyaa-i wal-mursaliin, wal-auliyaa-i wasy-syuhadaa-i wash-shoolihiin, wash-shohaabati wat-taabi'iin, wal-'ulamaa-il-'aamiliin, wal-mushonnifiinal-mukhlisiin, wa jamii'il-malaa-ikatil-muqorrobiin, khushuushon sayyidinaasy-syaikhi 'abdil-qoodiril-jailanii, al-faatihah.

"Kemudian kepada hadirat saudara-saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat dengan Allah, khususnya Sayyidina Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Al-Fatihah..."

ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اٰبَاءَنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهٖ، اَلْفَاتِحَةْ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil-qubuuri minal-muslimiina wal-muslimaat, wal-mu'miniina wal-mu'minaat, min masyaariqil-ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon aabaa-anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa, wa masyaayikhonaa wa masyaayikho masyaayikhinaa, wa limanijtama'naa haahunaa bisababih, al-faatihah.

"Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, dan guru dari guru-guru kami, serta kepada arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Al-Fatihah..."

2. Membaca Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اٰمِيْن.

Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Alhamdu lillaahi robbil-'aalamiin. Ar-rohmaanir-rohiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shiroothol-mustaqiim. Shiroothol-ladziina an'amta 'alaihim ghoiril-maghdhuubi 'alaihim waladh-dhoolliin. Aamiin.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Amin."

3. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 Kali)

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.

Qul huwalloohu ahad. Alloohush-shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad. (Dibaca 3x)

"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia'." (Dibaca 3x)

4. Membaca Tahlil dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

5. Membaca Surat Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.

Qul a'uudzu birobbil-falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki'."

6. Membaca Tahlil dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

7. Membaca Surat An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Qul a'uudzu birobbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas.

"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

8. Membaca Tahlil dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

9. Membaca Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ... (hingga akhir surat)

Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Alhamdu lillaahi robbil-'aalamiin... (sampai akhir)

10. Membaca Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)

الۤمّۤ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.

Alif laam miim. Dzaalikal-kitaabu laa roiba fiih, hudal lil-muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil-ghoibi wa yuqiimuunash-sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qoblik, wa bil-aakhiroti hum yuuqinuun. Ulaa-ika 'alaa hudam mir-robbihim wa ulaa-ika humul-muflihuun.

"Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

11. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah Ayat 255)

اَللهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ. لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ. لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ. وَلَا يَؤُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Alloohu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi-idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim.

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

12. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)

لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ.

Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah, fayaghfiru limay yasyaa-u wa yu'adzdzibu may yasyaa', wallaahu 'alaa kulli syai-in qodiir. Aamanar-rosuulu bimaa unzila ilaihi mir-robbihii wal-mu'minuun, kullun aamana billaahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir-rusulih, wa qooluu sami'naa wa atho'naa ghufronaka robbanaa wa ilaikal-masyiir. Laa yukallifulloohu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, robbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa au akhtho'naa, robbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishron kamaa hamaltahuu 'alal-ladziina min qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thooqota lanaa bih, wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal-qoumil-kaafiriin.

"Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah akan memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir'."

13. Bacaan Istighfar (3 Kali)

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirulloohal-'azhiim (3x)

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung." (3x)

14. Bacaan Tahlil

Inti dari tahlil adalah mengulang-ulang kalimat tauhid. Biasanya dibaca sebanyak 33 kali, 100 kali, atau sesuai kemampuan jamaah.

لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallooh (33x atau 100x)

"Tiada Tuhan selain Allah."

15. Bacaan Tahlil Penutup dan Takbir

لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallooh, Muhammadur rosuululloh shollalloohu 'alaihi wa sallam.

"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepadanya."

16. Bacaan Shalawat Nabi (Beberapa Kali)

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, allohumma sholli 'alaihi wa sallim.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan atasnya."

17. Bacaan Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهٖ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhaanalloohi wa bihamdih, subhaanalloohil-'azhiim.

"Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

18. Doa Tahlil (Doa Arwah)

Sebagai penutup rangkaian tahlil, dibacakan doa khusus untuk memohon ampunan dan rahmat bagi arwah yang didoakan.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا نَاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهٖ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ. ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى اٰبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِاَجْلِهِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ...

Alhamdu lillaahi robbil-'aalamiin, hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi-u maziidah, yaa robbanaa lakal-hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal-kariimi wa 'azhiimi sulthoonik. Allohumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Allohumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal-qur'aanil-'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas-taghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhroti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal-anbiyaa-i wal-mursaliin, wal-auliyaa-i wasy-syuhadaa-i wash-shoolihiin, wash-shohaabati wat-taabi'iin, wal-'ulamaa-il-'aamiliin, wal-mushonnifiinal-mukhlisiin, wa jamii'il-mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil-'aalamiin, wal-malaa-ikatil-muqorrobiin. Tsumma ilaa jamii'i ahlil-qubuuri minal-muslimiina wal-muslimaat, wal-mu'miniina wal-mu'minaat, min masyaariqil-ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon ilaa aabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa nakhushshu khushuushon manijtama'naa haahunaa bisababihii wa li-ajlih. Allohummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allohumma anzilir-rohmata wal-maghfirota 'alaa ahlil-qubuuri min ahli laa ilaaha illallooh muhammadur rosuululloh. Robbanaa arinal-haqqo haqqon warzuqnat-tibaa'ah, wa arinal-baathila baathilan warzuqnaj-tinaabah. Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar. Subhaana robbika robbil-'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal-mursaliin, wal-hamdu lillaahi robbil-'aalamiin. Al-Faatihah...

"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layak bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala bacaan Al-Qur'an kami, zikir tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan selawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang tersambung, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar, kepada kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah, Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat (dengan-Mu). Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur hingga barat, di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, dan kami khususkan lagi kepada arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'La ilaha illallah Muhammadur rasulullah'. Wahai Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah..."

Demikianlah panduan lengkap bacaan Surat Yasin dan Tahlil. Semoga amalan zikir dan doa yang kita panjatkan diterima oleh Allah SWT, menjadi cahaya bagi kita di dunia dan akhirat, serta menjadi wasilah tersampaikannya rahmat dan ampunan bagi arwah yang kita doakan. Mengamalkannya secara rutin tidak hanya bermanfaat bagi yang telah tiada, tetapi juga menjadi penyejuk hati dan penguat iman bagi kita yang masih hidup.

🏠 Kembali ke Homepage