Memahami Makna dan Keistimewaan Sholat Dhuha
Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dilaksanakan pada waktu pagi hari, ketika matahari mulai naik sepenggalah hingga menjelang waktu Dzuhur, sholat ini dikenal sebagai sholatnya orang-orang yang kembali taat (awwabin). Sholat Dhuha bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan sebuah bentuk komunikasi intim seorang hamba dengan Rabb-nya di awal hari, sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat kehidupan, kesehatan, dan kesempatan yang diberikan.
Disebut sebagai "sedekah bagi seluruh persendian tubuh", Sholat Dhuha menjadi cara kita bersyukur atas setiap fungsi organ tubuh yang Allah karuniakan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setiap pagi, setiap ruas tulang manusia wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan melaksanakan dua rakaat sholat Dhuha. Ini menunjukkan betapa agungnya nilai sholat ini di sisi Allah SWT.
Selain sebagai wujud syukur, Sholat Dhuha juga seringkali dihubungkan dengan kelancaran rezeki. Meskipun rezeki tidak melulu soal materi, janji Allah bagi mereka yang menjaga sholat ini adalah kecukupan. Kecukupan di sini memiliki makna yang luas, bisa berupa ketenangan hati, kesehatan, kemudahan dalam urusan, hingga terbukanya pintu-pintu rezeki yang tidak disangka-sangka. Ia adalah amalan pembuka gerbang rahmat Allah di pagi hari, saat manusia memulai aktivitasnya untuk mencari karunia-Nya. Dengan memulai hari melalui sujud kepada-Nya, seorang hamba telah memasrahkan segala urusannya kepada Sang Maha Pengatur.
Waktu Terbaik Pelaksanaan Sholat Dhuha
Mengetahui waktu pelaksanaan Sholat Dhuha sangatlah penting agar ibadah yang kita lakukan sah dan mendapatkan keutamaan yang maksimal. Waktu Dhuha terbentang cukup panjang, memberikan fleksibilitas bagi umat Islam untuk melaksanakannya di tengah kesibukan.
Awal Waktu Dhuha
Waktu awal Sholat Dhuha dimulai ketika matahari telah terbit dan naik setinggi tombak. Para ulama memperkirakan ini sekitar 15 hingga 20 menit setelah waktu syuruq (terbitnya matahari). Waktu syuruq sendiri bisa dilihat di jadwal sholat harian. Menunggu sejenak setelah matahari terbit bertujuan untuk menghindari waktu yang dilarang untuk sholat, yaitu tepat saat matahari terbit.
Waktu Paling Utama (Afdhal)
Meskipun waktu Dhuha panjang, terdapat waktu yang paling utama atau afdhal untuk melaksanakannya. Waktu terbaik ini adalah ketika matahari sudah mulai terasa panas dan padang pasir mulai terik. Dalam sebuah hadits dari Zaid bin Arqam, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sholatnya orang-orang yang kembali taat (awwabin) adalah ketika anak unta mulai kepanasan." Para ulama menafsirkan ini sebagai waktu menjelang pertengahan hari, kira-kira satu atau dua jam sebelum waktu Dzuhur tiba. Di waktu ini, banyak orang sedang sibuk dengan puncak aktivitas duniawi, sehingga melaksanakan sholat di waktu tersebut menunjukkan prioritas seorang hamba kepada akhiratnya.
Akhir Waktu Dhuha
Batas akhir waktu Sholat Dhuha adalah sesaat sebelum matahari berada tepat di tengah-tengah langit (istiwa'), yaitu sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Ini adalah waktu yang diharamkan untuk sholat. Sebagai bentuk kehati-hatian, dianjurkan untuk menyelesaikan Sholat Dhuha setidaknya 10-15 menit sebelum adzan Dzuhur berkumandang.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha
Pelaksanaan Sholat Dhuha pada dasarnya sama seperti sholat sunnah lainnya, yang membedakan adalah niat, waktu, dan bacaan surat yang dianjurkan. Sholat ini dilaksanakan minimal dua rakaat dan bisa dikerjakan hingga dua belas rakaat, dengan salam pada setiap dua rakaat.
1. Niat Sholat Dhuha
Niat adalah pondasi dari setiap amalan. Niat Sholat Dhuha diucapkan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Meskipun melafalkan niat tidak diwajibkan, hal itu dapat membantu memantapkan hati. Berikut adalah lafal niatnya:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta'aalaa.
"Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
2. Rakaat Pertama
Setelah berniat dan melakukan Takbiratul Ihram (mengangkat tangan sambil mengucap "Allahu Akbar"), dilanjutkan dengan membaca Doa Iftitah.
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
Allahu akbar kabira walhamdu lillahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifan musliman wa ma ana minal musyrikin. Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin. La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.
"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."
Setelah membaca Doa Iftitah, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca pada setiap rakaat.
Selesai membaca Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surat pendek dari Al-Qur'an. Untuk Sholat Dhuha, ada beberapa surat yang sangat dianjurkan. Pada rakaat pertama, sangat baik membaca Surat Asy-Syams.
3. Rakaat Kedua
Pada rakaat kedua, setelah berdiri dari sujud, langsung membaca Surat Al-Fatihah. Setelah selesai, dianjurkan membaca Surat Ad-Dhuha. Kombinasi Surat Asy-Syams dan Ad-Dhuha sangat serasi karena keduanya berbicara tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta dan nikmat-Nya di waktu pagi.
4. Gerakan dan Bacaan Lainnya
Gerakan dan bacaan lainnya seperti ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan tasyahud (tahiyat) akhir adalah sama seperti bacaan dalam sholat fardhu maupun sholat sunnah lainnya.
- Bacaan Ruku': Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih. (3x)
- Bacaan I'tidal: Sami'allaahu liman hamidah. Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.
- Bacaan Sujud: Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih. (3x)
- Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud: Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
- Bacaan Tasyahud Akhir: Sama seperti bacaan tasyahud akhir pada sholat wajib.
5. Salam
Sholat diakhiri dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Jika ingin melanjutkan ke dua rakaat berikutnya (misalnya untuk sholat 4, 6, 8 rakaat atau lebih), maka setelah salam, berdiri lagi dan memulai sholat dua rakaat yang baru dengan niat yang sama.
Bacaan Surat-Surat Pilihan dalam Sholat Dhuha
Memilih surat yang tepat saat Sholat Dhuha dapat menambah kekhusyukan dan pemahaman kita akan makna sholat itu sendiri. Para ulama menganjurkan beberapa surat yang kandungannya sangat relevan dengan waktu Dhuha.
Surat Asy-Syams (Matahari) - Rakaat Pertama
Surat ini sangat indah, dimulai dengan sumpah Allah atas berbagai ciptaan-Nya, termasuk matahari di waktu dhuha. Ini menjadi pengingat agung akan kekuasaan Allah yang terpampang di alam semesta.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ (١) وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ (٢) وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ (٣) وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ (٤) وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ (٥) وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ (٦) وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ (٧) فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ (٨) قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ (٩) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ (١٠) كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ (١١) اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ (١٢) فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ (١٣) فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ (١٤) وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ (١٥)
1. Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā. 2. Wal-qamari iżā talāhā. 3. Wan-nahāri iżā jallāhā. 4. Wal-laili iżā yagsyāhā. 5. Was-samā'i wa mā banāhā. 6. Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā. 7. Wa nafsiw wa mā sawwāhā. 8. Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā. 9. Qad aflaḥa man zakkāhā. 10. Wa qad khāba man dassāhā. 11. Każżabat tsamūdu biṭagwāhā. 12. Iżimba'atsa asyqāhā. 13. Fa qāla lahum rasūlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā. 14. Fa każżabūhu fa 'aqarūhā fa damdama 'alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā. 15. Wa lā yakhāfu 'uqbāhā.
1. Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, 2. demi bulan apabila mengiringinya, 3. demi siang apabila menampakkannya, 4. demi malam apabila menutupinya, 5. demi langit serta pembinaannya, 6. demi bumi serta penghamparannya, 7. dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, 8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, 9. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), 10. dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. 11. (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, 12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, 13. lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya." 14. Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah), 15. dan Dia tidak takut terhadap akibatnya.
Surat Ad-Dhuha (Waktu Dhuha) - Rakaat Kedua
Surat ini adalah surat yang namanya menjadi nama sholat ini. Kandungannya sangat menenangkan, berisi penegasan Allah bahwa Dia tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, serta pengingat akan nikmat-nikmat yang telah diberikan.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالضُّحٰىۙ (١) وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ (٣) وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ (٥) اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ (٦) وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ (٧) وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ (٨) فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ (٩) وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْۗ (١٠) وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ (١١)
1. Waḍ-ḍuḥā. 2. Wal-laili iżā sajā. 3. Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā. 4. Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā. 5. Wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā. 6. Alam yajidka yatīman fa āwā. 7. Wa wajadaka ḍāllan fa hadā. 8. Wa wajadaka 'ā'ilan fa agnā. 9. Fa ammal-yatīma fa lā taqhar. 10. Wa ammas-sā'ila fa lā tanhar. 11. Wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ.
1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), 2. dan demi malam apabila telah sunyi, 3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, 4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. 5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. 6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? 7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? 8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. 9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. 10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya). 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
Alternatif Surat untuk Rakaat Berikutnya
Jika melaksanakan Sholat Dhuha lebih dari dua rakaat, pada dua rakaat berikutnya bisa membaca surat lain. Kombinasi yang juga sering dianjurkan adalah Surat Al-Kafirun pada rakaat ketiga dan Surat Al-Ikhlas pada rakaat keempat. Namun, pada dasarnya diperbolehkan membaca surat apa pun yang dihafal setelah Al-Fatihah.
Doa Setelah Sholat Dhuha: Permohonan Penuh Kepasrahan
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian sholat, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Ambillah waktu sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa. Terdapat satu doa khusus yang ma'tsur (populer) dan dianjurkan untuk dibaca setelah Sholat Dhuha. Doa ini mengandung pengakuan total atas keagungan dan kepemilikan Allah SWT atas segala sesuatu, serta permohonan rezeki yang halal dan berkah.
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
Allahumma innad dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ishmata 'ishmatuka. Allahumma in kaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'siran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash shalihiin.
"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah, dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Membedah Makna Doa Setelah Sholat Dhuha
Doa ini bukanlah sekadar untaian kata, melainkan sebuah dialog yang mendalam. Mari kita coba resapi maknanya bait demi bait:
- "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu...": Ini adalah bentuk pengakuan. Kita memulai doa dengan mengembalikan segala sesuatu kepada pemilik-Nya yang hakiki. Waktu pagi yang cerah ini, keindahan alam, kekuatan yang ada pada diri kita, semuanya adalah milik Allah. Ini mengajarkan kita untuk rendah hati dan tidak sombong atas apa pun yang kita miliki.
- "Apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah...": Ini adalah permohonan atas rezeki yang bersifat rahmat, seperti hujan yang menyuburkan, atau ilham dan ide-ide cemerlang yang datangnya dari Allah.
- "Apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah...": Ini adalah permohonan agar Allah memudahkan kita untuk mendapatkan hasil dari usaha di bumi, seperti hasil panen, barang tambang, atau keuntungan dari perniagaan dan pekerjaan.
- "Apabila sukar maka mudahkanlah...": Sebuah pengakuan bahwa setiap kesulitan hanya bisa diatasi dengan pertolongan Allah. Kita memohon agar segala urusan yang terasa berat dan berliku menjadi ringan dan lancar.
- "Apabila haram maka sucikanlah...": Ini adalah permohonan yang sangat penting. Kita tidak hanya meminta rezeki, tetapi memohon rezeki yang halal dan bersih. Kita meminta perlindungan agar tidak terjerumus dalam pendapatan yang syubhat apalagi haram, dan jika sudah terlanjur, kita memohon pengampunan dan penyucian dari-Nya.
- "Apabila jauh maka dekatkanlah...": Rezeki bisa jadi terasa jauh dan sulit dijangkau. Dengan kalimat ini, kita memohon agar Allah mendekatkan kesempatan-kesempatan baik, mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat, dan membuka jalan yang sebelumnya tertutup.
- "Dengan kebenaran dhuha-Mu... berikanlah kepadaku...": Ini disebut tawasul, yaitu menjadikan amal shalih atau sifat-sifat Allah sebagai perantara dalam berdoa. Kita bertawasul dengan keagungan waktu Dhuha dan sifat-sifat mulia Allah, memohon agar kita diberikan karunia sebagaimana yang telah Dia berikan kepada para hamba-Nya yang shalih.
Keutamaan Agung di Balik Sholat Dhuha
Meluangkan sedikit waktu di pagi hari untuk Sholat Dhuha akan mendatangkan berbagai keutamaan luar biasa, baik di dunia maupun di akhirat. Memahami keutamaan-keutamaan ini akan semakin memotivasi kita untuk istiqamah menjalankannya.
1. Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keutamaan ini didasarkan pada hadits riwayat Muslim. Tubuh manusia memiliki 360 sendi, dan setiap sendi tersebut wajib disedekahi setiap harinya sebagai bentuk syukur. Sholat Dhuha dua rakaat sudah mencukupi semua kewajiban sedekah tersebut. Ini adalah cara bersyukur yang paling praktis dan agung atas nikmat fisik yang Allah berikan.
2. Dicukupkan Rezekinya
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi). Janji "kecukupan" dari Allah ini sangatlah luas. Bukan hanya materi, tetapi juga rasa cukup di hati (qana'ah), kesehatan, kemudahan urusan, dan perlindungan dari segala mara bahaya.
3. Dibangunkan Istana di Surga
Bagi mereka yang rutin dan konsisten (istiqamah) dalam menjalankan Sholat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, Rasulullah SAW memberikan kabar gembira yang luar biasa. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan bangunkan untuknya istana dari emas di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Ini adalah motivasi besar untuk menjadikan Sholat Dhuha sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
4. Pengampunan Dosa
Setiap manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Sholat Dhuha menjadi salah satu wasilah (sarana) untuk memohon ampunan kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi). Ini menunjukkan betapa besar rahmat dan ampunan Allah bagi hamba-Nya yang mau mendekatkan diri kepada-Nya di waktu pagi.
5. Status sebagai Awwabin (Orang yang Kembali Taat)
Sholat Dhuha disebut juga sebagai Sholatul Awwabin. Awwabin adalah sebutan bagi orang-orang yang senantiasa bertaubat dan kembali kepada Allah. Melaksanakan sholat ini di saat orang lain sibuk dengan urusan dunia menunjukkan bahwa seorang hamba memprioritaskan hubungannya dengan Allah di atas segalanya, menjadikannya layak menyandang gelar mulia ini.
Menjadikan Sholat Dhuha sebagai kebiasaan pagi adalah investasi terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Ia adalah sumber ketenangan, pembuka pintu rezeki, pembersih dosa, dan wujud syukur tertinggi. Dengan memahami setiap bacaan sholat dhuha, dari niat hingga doa penutupnya, semoga ibadah kita menjadi lebih khusyuk, bermakna, dan diterima di sisi Allah SWT. Mari kita mulai hari dengan sujud, agar sepanjang hari kita berada dalam naungan dan pertolongan-Nya.