Panduan Lengkap Bacaan Sesudah Sholat Dhuha
Ketika mentari pagi mulai meninggi, memancarkan cahaya keemasannya yang hangat, ada satu waktu istimewa yang Allah SWT sediakan bagi hamba-Nya untuk berdialog, memohon, dan mendekatkan diri. Itulah waktu Dhuha. Sholat Dhuha bukan sekadar rutinitas ibadah sunnah, melainkan sebuah oase spiritual di tengah kesibukan duniawi yang mulai menggeliat. Ia adalah sumber ketenangan, pembuka pintu rezeki, dan penghapus dosa.
Setelah selesai melaksanakan sholat Dhuha dengan khusyuk, momen tersebut belum berakhir. Justru, saat itulah pintu langit terbuka lebar, menjadi waktu yang mustajab untuk memanjatkan dzikir dan doa. Momen setelah salam adalah saat-saat emas untuk menyempurnakan ibadah kita. Rangkaian bacaan sesudah sholat dhuha yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan dan penghayatan akan menjadi penyambung lidah hati kita kepada Sang Maha Pemberi.
Artikel ini akan memandu Anda secara mendalam, tidak hanya tentang apa yang dibaca, tetapi juga mengapa kita membacanya. Kita akan menyelami makna di balik setiap lafaz dzikir dan untaian doa, agar ibadah Dhuha kita menjadi lebih berkualitas, penuh makna, dan Insya Allah, lebih mustajab.
Memahami Pondasi: Keutamaan Agung Sholat Dhuha
Sebelum kita melangkah ke inti pembahasan mengenai bacaan sesudah sholat dhuha, sangat penting untuk memperkuat keyakinan kita dengan memahami kembali betapa agungnya keutamaan sholat sunnah ini. Mengetahui fadhilahnya akan menumbuhkan semangat dan kekhusyukan dalam melaksanakannya.
1. Sedekah untuk Setiap Ruas Tulang
Tubuh manusia adalah sebuah anugerah luar biasa yang terdiri dari ratusan sendi dan ruas tulang. Setiap hari, kita wajib bersyukur atas nikmat ini. Sholat Dhuha menjadi cara termudah untuk menunaikan hak syukur tersebut. Rasulullah SAW bersabda:
"Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa istimewanya sholat Dhuha. Dengan hanya dua rakaat yang ringan, kita telah menunaikan kewajiban sedekah untuk 360 sendi dalam tubuh kita. Ini adalah kemurahan Allah yang tiada tara.
2. Kunci Pembuka Pintu Rezeki
Sholat Dhuha sering kali disebut sebagai sholatnya para pencari rezeki. Ini bukan tanpa alasan. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
"Wahai anak Adam, janganlah engkau malas untuk mengerjakan empat rakaat pada awal siang (waktu Dhuha), nanti Aku akan cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya." (HR. Tirmidzi)
Janji Allah ini sangat jelas. Dengan memulai hari melalui "investasi" empat rakaat Dhuha, kita seakan-akan menyerahkan segala urusan rezeki kita kepada-Nya. Allah akan menjamin kecukupan, baik dalam bentuk materi, kesehatan, ketenangan jiwa, maupun kemudahan dalam segala urusan sepanjang hari itu.
3. Penggugur Dosa-Dosa
Sebagai manusia, kita tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa. Sholat Dhuha menjadi salah satu sarana efektif untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa tersebut. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi)
Betapa luasnya ampunan Allah! Dosa yang diibaratkan sebanyak buih di lautan, yang tak terhitung jumlahnya, dapat terhapus dengan izin Allah melalui wasilah konsistensi dalam menjaga sholat Dhuha. Ini adalah kesempatan emas untuk selalu memperbaharui taubat dan kembali suci di hadapan-Nya.
4. Sholatnya Orang-Orang yang Taat (Awwabin)
Sholat Dhuha memiliki julukan khusus, yaitu Shalatul Awwabin, yang berarti sholatnya orang-orang yang kembali taat kepada Allah. Ini karena waktu Dhuha adalah saat di mana kebanyakan orang mulai sibuk dengan urusan duniawi mereka. Mereka yang memilih untuk berhenti sejenak dan menghadap Allah di waktu ini menunjukkan prioritas dan ketaatan yang luar biasa.
"Sholat Awwabin (orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan." (HR. Muslim)
Ini adalah kiasan untuk waktu Dhuha yang sudah agak siang, ketika pasir mulai terasa panas. Di saat itulah, orang-orang yang taat memilih untuk "mendinginkan" hati mereka dengan bermunajat kepada Allah.
Rangkaian Inti: Bacaan Sesudah Sholat Dhuha yang Mustajab
Setelah menyelesaikan sholat Dhuha dengan salam, janganlah terburu-buru beranjak. Duduklah dengan tenang, pusatkan hati dan pikiran, karena inilah saatnya untuk menyempurnakan ibadah dengan untaian dzikir dan doa. Berikut adalah rangkaian bacaan yang dianjurkan.
Langkah Pertama: Memohon Ampunan dengan Istighfar
Langkah awal yang paling fundamental setelah ibadah apapun adalah beristighfar. Mengapa? Karena kita menyadari bahwa ibadah yang kita lakukan mungkin masih jauh dari sempurna, mungkin ada kelalaian atau kekurangkhusyukan di dalamnya. Dengan beristighfar, kita memohon ampunan dan mengakui kelemahan kita di hadapan Allah Yang Maha Sempurna. Dianjurkan untuk membacanya sebanyak 3 kali, atau lebih baik lagi sebanyak 100 kali.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Langkah Kedua: Membasahi Lisan dengan Dzikir Utama
Setelah memohon ampun, lanjutkan dengan dzikir-dzikir ringan yang memiliki bobot pahala yang sangat berat di sisi Allah. Dzikir ini adalah bentuk pujian dan pengagungan kepada-Nya. Bacalah masing-masing sebanyak 33 kali, atau sesuai kemampuan.
1. Tasbih (Mensucikan Allah)
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah.
"Maha Suci Allah."
2. Tahmid (Memuji Allah)
الْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillah.
"Segala puji bagi Allah."
3. Takbir (Mengagungkan Allah)
اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar.
"Allah Maha Besar."
4. Tahlil (Meng-esakan Allah), sebagai penutup rangkaian dzikir ini.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
La ilaha illallahu wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Langkah Ketiga: Memanjatkan Doa Khusus Sholat Dhuha
Inilah puncak dari rangkaian bacaan sesudah sholat dhuha. Sebuah doa yang sangat indah, komprehensif, dan penuh dengan pengakuan atas kebesaran Allah serta permohonan yang mendalam, terutama terkait rezeki dan kemudahan urusan. Bacalah doa ini dengan perlahan, resapi setiap katanya, dan yakini bahwa Allah Maha Mendengar.
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَآءَ بَهَآؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka, wal bahaa'a bahaa'uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ismata 'ismatuka.
"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu."
اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَآئِكَ وَبَهَآئِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
Allahumma in kaana rizqi fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa aataita 'ibaadakash-shalihin.
"Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah, dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Menyelami Samudra Makna dalam Doa Dhuha
Doa di atas bukan sekadar permintaan. Ia adalah sebuah deklarasi tauhid dan kepasrahan total. Mari kita bedah makna mendalam di setiap bagiannya.
Bagian Pertama: Pengakuan Mutlak atas Sifat Allah
"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu."
Bagian awal ini adalah adab tertinggi dalam berdoa. Sebelum meminta, kita memuji dan mengakui sumber dari segala sesuatu. Kita menyatakan bahwa cahaya pagi yang indah ini bukanlah milik alam, melainkan milik Allah. Keindahan yang kita lihat, kekuatan yang kita rasakan, semua adalah manifestasi dari sifat-sifat-Nya. Pengakuan ini melembutkan hati, menumbuhkan rasa rendah diri, dan menyadarkan kita bahwa kita tidak memiliki daya dan upaya apapun kecuali atas izin dan pertolongan-Nya. Ini adalah fondasi dari tawakal yang benar.
Bagian Kedua: Permohonan Komprehensif tentang Rezeki
Bagian kedua adalah inti dari permohonan, yang mencakup segala kemungkinan kondisi rezeki kita. Ini menunjukkan betapa luasnya ilmu kita tentang cara kerja rezeki, dan betapa kita menyerahkan sepenuhnya kepada Allah untuk mengaturnya.
- "Jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah." Ini adalah permohonan untuk rezeki yang belum terlihat, yang masih dalam ranah ghaib, yang mungkin datang dari arah yang tak disangka-sangka. Seperti hujan yang turun membawa kehidupan, kita memohon agar Allah menurunkan berkah-Nya dari 'langit' kemurahan-Nya.
- "Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah." Ini adalah permohonan untuk rezeki yang membutuhkan ikhtiar dan usaha. Seperti petani yang mencangkul tanah atau penambang yang menggali hasil bumi, kita memohon agar Allah memudahkan usaha kita untuk 'mengeluarkan' rezeki yang sudah ada di hadapan kita namun masih tersembunyi.
- "Jika sulit, maka mudahkanlah." Kita mengakui bahwa seringkali jalan mencari rezeki penuh dengan tantangan, rintangan, dan kesulitan. Dalam kalimat ini, kita memohon campur tangan Allah untuk melancarkan setiap proses, membuka jalan yang buntu, dan menghilangkan segala hambatan.
- "Jika haram, maka sucikanlah." Ini adalah permohonan yang sangat penting. Kita tidak hanya meminta rezeki yang banyak, tetapi yang paling utama adalah rezeki yang halal dan berkah. Kita berlindung kepada Allah dari sumber-sumber yang syubhat (samar) apalagi yang haram, dan memohon agar rezeki yang sampai kepada kita adalah rezeki yang bersih dan membawa kebaikan.
- "Jika jauh, maka dekatkanlah." Rezeki bisa jadi berada di tempat yang jauh, membutuhkan perjalanan atau proses yang panjang. Dengan doa ini, kita memohon agar Allah 'memendekkan' jarak tersebut, baik secara fisik maupun metaforis, sehingga rezeki itu menjadi mudah kita jangkau.
Bagian Penutup: Bertawasul dengan Sifat Allah
"...dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Di bagian akhir, kita bertawasul atau menjadikan sifat-sifat mulia Allah sebagai perantara doa kita. Ini adalah cara yang diajarkan untuk menunjukkan betapa kita mengagungkan-Nya. Kita memohon "demi" keagungan dan kekuasaan-Nya, agar doa kita dikabulkan. Dan permintaan puncaknya adalah agar kita diberikan anugerah sebagaimana yang telah Allah berikan kepada para hamba-Nya yang shalih. Ini bukan hanya soal materi, tetapi juga anugerah keimanan, ketaqwaan, ilmu yang bermanfaat, dan akhir yang baik (husnul khatimah).
Amalan Pelengkap untuk Menyempurnakan Dzikir
Selain rangkaian inti di atas, ada beberapa amalan tambahan yang sangat baik untuk dibaca setelah sholat Dhuha guna menambah pundi-pundi pahala dan memperkuat benteng spiritual kita.
Membaca Ayat Kursi
Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Membacanya setelah sholat, termasuk sholat Dhuha, memiliki keutamaan luar biasa, di antaranya adalah perlindungan dari gangguan setan hingga sholat berikutnya dan menjadi salah satu kunci masuk surga.
Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
Tiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat perlindungan. Membacanya secara rutin adalah sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW untuk membentengi diri dari segala macam keburukan, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, seperti sihir, 'ain (pandangan mata jahat), dan was-was dari setan.
Memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Shalawat adalah bentuk cinta dan penghormatan kita kepada Rasulullah SAW. Bershalawat adalah perintah langsung dari Allah. Sebuah doa yang di dalamnya diselipkan shalawat akan lebih berpotensi untuk dikabulkan. Perbanyaklah membaca shalawat setelah berdzikir sebagai penutup yang indah.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
Menghayati Ibadah Dhuha dalam Kehidupan Sehari-hari
Ibadah Dhuha beserta rangkaian bacaan sesudah sholat dhuha tidak seharusnya berhenti sebagai ritual belaka. Makna dan semangatnya harus kita bawa dalam setiap langkah kehidupan kita.
Konsistensi (Istiqamah) adalah Kunci. Melakukan sholat Dhuha dua rakaat setiap hari jauh lebih baik daripada melakukan dua belas rakaat tetapi hanya sesekali. Istiqamah dalam amalan kecil akan membangun gunung pahala dan membentuk karakter spiritual yang kokoh.
Hubungkan Doa dengan Ikhtiar. Doa Dhuha yang memohon kelancaran rezeki harus diiringi dengan usaha (ikhtiar) yang sungguh-sungguh dan halal. Sholat Dhuha memberikan kita energi spiritual dan keyakinan bahwa Allah bersama kita, sementara ikhtiar adalah wujud nyata dari ketaatan kita dalam menjemput rezeki yang telah Allah tetapkan.
Jadikan Dhuha Sebagai Momen "Recharge". Anggaplah sholat Dhuha sebagai jeda suci di pagi hari. Saat pikiran mulai penat dengan urusan pekerjaan atau rutinitas, ambillah wudhu, hamparkan sajadah, dan "recharge" energi spiritual Anda. Ketenangan yang didapat akan membuat Anda lebih fokus, produktif, dan sabar dalam menjalani sisa hari.
Pada akhirnya, sholat Dhuha dan wirid sesudahnya adalah paket lengkap untuk memulai hari dengan cara terbaik. Ia adalah bentuk syukur, permohonan ampun, permintaan rezeki, dan penyerahan diri secara total kepada Allah SWT. Dengan memahami dan menghayati setiap bacaan sesudah sholat dhuha, kita tidak hanya akan merasakan manfaat duniawi berupa kelancaran urusan, tetapi yang lebih penting adalah ketenangan batin dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua untuk senantiasa istiqamah dalam mengamalkannya.