Panduan Lengkap Sholat Qobliyah Subuh

Di antara hamparan waktu yang Allah sediakan, ada satu momen singkat sebelum fajar menyingsing yang menyimpan keutamaan tak terhingga. Momen tersebut adalah waktu pelaksanaan Sholat Sunnah Qobliyah Subuh atau yang juga dikenal dengan sebutan Sholat Fajar. Ibadah ringan yang terdiri dari dua rakaat ini memiliki ganjaran yang begitu besar, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkannya lebih baik dari dunia dan seisinya. Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif bagi Anda untuk memahami, menghafal niat, serta melaksanakan ibadah mulia ini dengan khusyuk dan benar.

Memahami Hakikat Sholat Qobliyah Subuh

Sholat Qobliyah Subuh adalah sholat sunnah dua rakaat yang dikerjakan setelah berkumandangnya adzan Subuh dan sebelum pelaksanaan sholat fardhu Subuh. Sholat ini termasuk dalam kategori sunnah mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik ketika beliau sedang di rumah maupun dalam perjalanan (safar).

Penyebutannya seringkali bergantian antara "Qobliyah Subuh" dan "Sholat Fajar". Keduanya merujuk pada ibadah yang sama. Istilah "Qobliyah Subuh" menekankan pada waktunya, yaitu 'sebelum' (qobla) sholat Subuh. Sementara itu, istilah "Sholat Fajar" merujuk pada waktu pelaksanaannya yang bertepatan dengan terbitnya fajar shadiq.

Keutamaan Agung di Balik Dua Rakaat Ringan

Mengapa ibadah ini begitu istimewa? Jawabannya terletak pada berbagai hadits shahih yang menjelaskan keutamaannya yang luar biasa. Memahami keutamaan ini akan menjadi pendorong semangat terbesar bagi kita untuk senantiasa menjaganya.

1. Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya

Ini adalah keutamaan paling masyhur dan paling menggugah jiwa. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
"Dua rakaat fajar (sholat sunnah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim)

Mari kita renungkan sejenak. Apa yang ada di dunia ini? Harta, tahta, jabatan, keluarga, kemewahan, dan segala kenikmatan fana lainnya. Semua itu, jika dikumpulkan menjadi satu, nilainya masih kalah dibandingkan pahala dua rakaat sholat sunnah fajar. Ini menunjukkan betapa besarnya ganjaran yang Allah sediakan bagi hamba-Nya yang meluangkan sedikit waktu di awal pagi untuk beribadah kepada-Nya.

2. Cerminan Mengikuti Sunnah Nabi

Salah satu bukti cinta terbesar kepada Rasulullah adalah dengan mengikuti jejak dan ajarannya (ittiba'us sunnah). Sholat Qobliyah Subuh adalah salah satu sunnah yang paling dijaga oleh beliau. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga berkata:

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih beliau perhatikan daripada dua rakaat sholat fajar." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan melaksanakannya, kita tidak hanya meraih pahala, tetapi juga menunjukkan kesungguhan kita dalam meneladani pribadi agung, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

3. Penambal Kekurangan Sholat Wajib

Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dalam sholat fardhu kita, seringkali ada kekurangan, baik dalam hal kekhusyukan, bacaan, maupun gerakan. Sholat-sholat sunnah, termasuk qobliyah subuh, berfungsi sebagai penyempurna dan penambal kekurangan tersebut di hari perhitungan kelak. Amalan sunnah akan melengkapi timbangan amal ibadah wajib kita di hadapan Allah Ta'ala.

4. Dibangunkan Rumah di Surga

Menjaga sholat sunnah rawatib secara konsisten, termasuk di dalamnya qobliyah subuh, merupakan salah satu sebab dibangunkan rumah di surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa mengerjakan sholat sunnah dalam sehari semalam sebanyak dua belas rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga." (HR. Muslim)

Dua belas rakaat tersebut dirinci dalam riwayat lain, yaitu: 4 rakaat sebelum Dzuhur, 2 rakaat setelah Dzuhur, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah Isya, dan 2 rakaat sebelum Subuh.

Bacaan Niat Sholat Qobliyah Subuh yang Benar

Inti dari segala ibadah adalah niat. Niat adalah pekerjaan hati yang menegaskan tujuan kita melakukan suatu amalan semata-mata karena Allah. Meskipun tempatnya di hati, melafalkan niat (talaffudz) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati dan mengusir keraguan.

Niat dalam Bahasa Arab

أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى

Transliterasi Latin

Ushalli sunnatas shubhi rak'ataini qabliyyatan lillāhi ta'ālā.

Artinya dalam Bahasa Indonesia

"Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Yang terpenting dari niat adalah keikhlasan dan kesadaran dalam hati bahwa kita sedang melaksanakan sholat sunnah dua rakaat sebelum fardhu Subuh. Lafal di atas adalah panduan untuk membantu kita fokus pada tujuan ibadah tersebut.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Qobliyah Subuh

Pelaksanaan sholat sunnah ini sangatlah mudah dan ringkas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan untuk melaksanakannya dengan ringan, namun tetap menjaga tuma'ninah (tenang dalam setiap gerakan). Berikut adalah panduan langkah demi langkahnya:

  1. Berdiri dan Menghadap Kiblat dengan Niat
    Berdirilah dengan tegak menghadap kiblat. Mantapkan niat di dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah qobliyah subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala.
  2. Takbiratul Ihram
    Angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan:

    اللهُ أَكْبَرُ

    Allāhu Akbar

    "Allah Maha Besar"

    Setelah itu, sedekapkan tangan di dada (tangan kanan di atas tangan kiri).
  3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
    Dianjurkan membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah, salah satu yang paling umum adalah:

    اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

    Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī fatharas samāwāti wal ardha hanīfan musliman wa mā anā minal musyrikīn. Inna shalātī, wa nusukī, wa mahyāya, wa mamātī lillāhi rabbil ‘ālamīn. Lā syarīka lahu wa bidzālika umirtu wa anā minal muslimīn.

  4. Membaca Surah Al-Fatihah
    Membaca surah Al-Fatihah secara lengkap, yang merupakan rukun dalam setiap rakaat sholat.
  5. Membaca Surah Pendek (Rakaat Pertama)
    Setelah Al-Fatihah, dianjurkan (sunnah) untuk membaca surah pendek. Sesuai tuntunan Rasulullah, pada rakaat pertama Sholat Qobliyah Subuh, beliau sering membaca Surah Al-Kafirun.
  6. Ruku' dengan Tuma'ninah
    Angkat tangan untuk takbir, kemudian membungkuk untuk ruku'. Pastikan punggung lurus sejajar dengan lantai. Baca tasbih ruku' minimal tiga kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

    Subhāna rabbiyal 'azhīmi wa bihamdih.

  7. I'tidal dengan Tuma'ninah
    Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan membaca:

    سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

    Sami'allāhu liman hamidah.

    Setelah berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca:

    رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

    Rabbanā lakal hamdu mil'as samāwāti wa mil'al ardhi wa mil'a mā syi'ta min syai'in ba'du.

  8. Sujud Pertama
    Turun untuk sujud sambil bertakbir. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud minimal tiga kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

    Subhāna rabbiyal a'lā wa bihamdih.

  9. Duduk di Antara Dua Sujud
    Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy sambil bertakbir. Baca doa berikut:

    رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

    Rabbighfirlī, warhamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī.

  10. Sujud Kedua
    Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.
  11. Bangkit untuk Rakaat Kedua
    Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir untuk memulai rakaat kedua. Lakukan seperti rakaat pertama, dimulai dari membaca Surah Al-Fatihah.
  12. Membaca Surah Pendek (Rakaat Kedua)
    Setelah Al-Fatihah, sunnahnya adalah membaca Surah Al-Ikhlas. Kombinasi Surah Al-Kafirun di rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua merupakan praktik yang sering dilakukan Nabi. Keduanya adalah surah yang memurnikan tauhid dan keimanan.
  13. Tasyahud Akhir
    Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduklah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacalah doa tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah.

    التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّdِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  14. Salam
    Akhiri sholat dengan mengucapkan salam, menoleh ke kanan terlebih dahulu, kemudian ke kiri.

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

    Assalāmu 'alaikum wa rahmatullāh.

Amalan Setelah Sholat Qobliyah Subuh

Ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan setelah selesai melaksanakan sholat sunnah fajar sambil menunggu iqamah untuk sholat Subuh.

1. Berbaring Miring ke Kanan

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, "Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari sholat dua rakaat fajar, beliau berbaring pada sisi tubuhnya yang kanan." (HR. Bukhari dan Muslim). Amalan ini bersifat sunnah, tujuannya untuk mengistirahatkan tubuh sejenak setelah bangun malam dan sebelum memulai sholat fardhu yang menjadi pilar utama.

2. Memperbanyak Dzikir dan Doa

Waktu antara adzan dan iqamah adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Manfaatkan jeda singkat ini untuk berdzikir, memohon ampunan (istighfar), dan memanjatkan doa-doa terbaik kepada Allah. Ini adalah saat yang tepat untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat, kesehatan, rezeki yang berkah, dan segala hajat pribadi.

Salah satu dzikir yang bisa dibaca adalah:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
"Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata."

Pertanyaan yang Sering Muncul (FAQ)

Kapan batas waktu pelaksanaan Sholat Qobliyah Subuh?

Waktunya dimulai sejak masuk waktu Subuh (ditandai dengan adzan Subuh) dan berakhir ketika iqamah untuk sholat fardhu Subuh dikumandangkan. Waktu terbaik adalah di awal waktu setelah adzan, dan dilaksanakan secara ringkas.

Bagaimana jika saya bangun kesiangan dan waktu sholat Subuh hampir habis?

Jika Anda bangun dan khawatir waktu sholat Subuh akan habis, maka prioritaskan sholat fardhu Subuh. Dahulukan yang wajib. Sholat Qobliyah Subuh yang terlewat bisa di-qadha' (diganti) setelah sholat Subuh selesai atau setelah matahari terbit.

Bolehkah meng-qadha' Sholat Qobliyah Subuh jika terlewat?

Ya, boleh. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, "Barangsiapa yang belum sholat dua rakaat fajar, maka sholatlah ketika matahari telah terbit." (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan adanya kelonggaran untuk menggantinya.

Apakah harus membaca Surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas?

Membaca kedua surah tersebut adalah sunnah yang dicontohkan Nabi, sehingga sangat dianjurkan. Namun, jika Anda belum hafal, Anda boleh membaca surah atau ayat lain dari Al-Qur'an yang Anda hafal. Sholat Anda tetap sah.

Apakah sholat ini lebih baik dilakukan di rumah atau di masjid?

Pada dasarnya, sholat sunnah lebih utama dikerjakan di rumah untuk menghidupkan rumah dengan ibadah dan menghindari riya'. Namun, jika Anda khawatir akan tertinggal jamaah sholat Subuh di masjid jika melakukannya di rumah, maka lebih baik mengerjakannya di masjid setibanya Anda di sana, di tempat yang tidak mengganggu lalu lintas jamaah lain.

Kesimpulan: Meraih Harta Karun di Waktu Fajar

Sholat Qobliyah Subuh adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ibadah yang ringan, singkat, namun sarat dengan pahala dan keberkahan. Ia adalah pembuka hari yang sempurna, sebuah deklarasi ketaatan sebelum memulai aktivitas duniawi. Menjadikannya sebagai kebiasaan rutin adalah investasi akhirat yang nilainya jauh melampaui segala kekayaan materi yang bisa kita kumpulkan di dunia.

Semoga panduan ini dapat membantu kita semua untuk lebih memahami, mencintai, dan menjaga amalan mulia ini. Mari kita niatkan dengan tulus untuk memulai setiap pagi kita dengan dua rakaat yang lebih baik dari dunia dan seisinya, semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

🏠 Kembali ke Homepage