Panduan Terlengkap Niat Sholat Tahajud dan Pelaksanaannya
Di keheningan malam, saat sebagian besar insan terlelap dalam buaian mimpi, ada sebuah panggilan sunyi yang ditujukan bagi jiwa-jiwa yang rindu. Panggilan untuk berdiri, berdialog, dan bersimpuh di hadapan Sang Pencipta. Inilah Sholat Tahajud, sebuah ibadah istimewa yang menjadi jembatan emas antara seorang hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sholat ini bukan sekadar rangkaian gerakan, melainkan sebuah manifestasi cinta, harapan, dan pengaduan yang tulus di waktu yang paling mustajab.
Melaksanakan Sholat Tahajud adalah sebuah kehormatan. Ia adalah kebiasaan orang-orang shalih terdahulu, tanda ketakwaan, dan sarana untuk meraih derajat yang mulia di sisi-Nya. Namun, seperti semua ibadah dalam Islam, kunci utama yang membuka pintu penerimaannya adalah niat. Niat yang lurus, jernih, dan tulus semata-mata karena Allah. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan bacaan niat sholat Tahajud, mulai dari maknanya yang mendalam, lafaznya yang benar, hingga implementasinya dalam tata cara sholat yang sempurna.
Memahami Hakikat dan Kedudukan Agung Sholat Tahajud
Sebelum kita menyelami lafaz niat, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu Sholat Tahajud dan mengapa ia menempati posisi yang begitu terhormat dalam Islam. Kata "Tahajud" berasal dari akar kata Arab hajada, yang berarti tidur. Istilah ini kemudian berkembang menjadi makna "bangun dari tidur" untuk melaksanakan sholat di malam hari. Inilah yang membedakannya dari sholat sunnah malam lainnya; Tahajud secara spesifik adalah sholat yang dikerjakan setelah seseorang tidur terlebih dahulu, meskipun tidurnya hanya sejenak.
Dalil dan Landasan Hukum
Sholat Tahajud memiliki landasan yang sangat kuat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Hukumnya adalah sunnah mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan dan pahala yang terkandung di dalamnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman secara langsung kepada Nabi-Nya, yang juga menjadi anjuran bagi seluruh umatnya:
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra': 79)
Ayat ini secara eksplisit menyebutkan perintah untuk bertahajud dan mengaitkannya dengan sebuah ganjaran yang luar biasa: "maqaman mahmuda" atau tempat yang terpuji. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa ini adalah kedudukan mulia di dunia dan akhirat, termasuk kemuliaan berupa syafaat al-'uzhma (syafaat terbesar) yang akan diberikan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di hari kiamat. Bagi umatnya, ini adalah janji kemuliaan, pertolongan, dan ketinggian derajat.
Allah juga memuji hamba-hamba-Nya yang menghidupkan malam dengan ibadah dalam firman-Nya:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 16-17)
Ayat ini melukiskan dengan indah bagaimana orang-orang shalih rela meninggalkan kenyamanan kasur dan kehangatan selimut mereka. Mereka menukar tidur lelapnya dengan dialog mesra bersama Allah, diliputi rasa takut akan azab-Nya dan harapan besar akan rahmat-Nya. Balasannya pun dirahasiakan, menunjukkan betapa agung dan tak terbayangkannya nikmat yang menanti mereka di surga kelak.
Dari hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam." (HR. Muslim)
Hadits ini menempatkan sholat malam (termasuk Tahajud di dalamnya) pada peringkat tertinggi di antara semua sholat sunnah. Ini adalah penegasan yang tidak meninggalkan keraguan sedikit pun tentang status dan keutamaannya. Ia adalah amalan terbaik yang dapat dilakukan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-nya setelah menunaikan kewajiban-kewajiban pokok.
Fokus Utama: Membedah Bacaan Niat Sholat Tahajud
Setelah memahami kedudukannya yang agung, kini saatnya kita memusatkan perhatian pada fondasi dari sholat ini, yaitu niat. Niat adalah ruh dari setiap amal. Tanpa niat, sebuah gerakan sholat hanyalah senam tanpa makna, dan sebuah ibadah kehilangan nilainya di sisi Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menjadi kaidah emas dalam setiap perbuatan:
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Niat membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lainnya. Niat membedakan antara sholat fardhu Subuh dengan sholat sunnah qabliyah Subuh, meskipun keduanya sama-sama dua rakaat. Demikian pula, niatlah yang mengkhususkan sholat yang kita kerjakan di sepertiga malam sebagai Sholat Tahajud, bukan sekadar sholat sunnah mutlak biasa.
Tempat Niat: Di Dalam Hati
Para ulama sepakat (ijma') bahwa letak niat yang sesungguhnya adalah di dalam hati (al-qalbu). Hati adalah pusat kendali dari seluruh tindakan manusia. Ketika di dalam hati telah terbesit keinginan kuat dan kesadaran penuh untuk melaksanakan Sholat Tahajud karena Allah, maka sahlah niat tersebut.
Adapun melafazkan niat (talaffuzh binniyyah) dengan lisan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama, terutama dari mazhab Syafi'i, berpendapat bahwa melafazkan niat hukumnya sunnah atau dianjurkan. Tujuannya adalah untuk membantu lisan menegaskan apa yang ada di dalam hati, sehingga konsentrasi menjadi lebih penuh dan terhindar dari was-was. Namun, ulama lain berpendapat bahwa hal ini tidak dicontohkan oleh Nabi sehingga sebaiknya ditinggalkan. Pilihan yang paling aman dan disepakati oleh semua adalah menghadirkan niat dengan mantap di dalam hati. Jika seseorang ingin melafazkannya untuk membantu fokus, hal itu dipandang sebagai sebuah kelonggaran, selama ia tidak meyakini bahwa pelafazan itu adalah syarat sahnya niat.
Lafaz Niat Sholat Tahajud
Berikut adalah bacaan niat Sholat Tahajud yang umum diamalkan, disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tahajjudi rak'ataini lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Memaknai Setiap Kata dalam Niat
Untuk mencapai kekhusyukan yang lebih dalam, mari kita bedah makna dari setiap komponen lafaz niat tersebut:
- أُصَلِّى (Ushalli): Artinya "Aku sholat" atau "Aku niat sholat". Kata ini merupakan penegasan dari sebuah perbuatan yang akan segera dimulai. Ia adalah deklarasi hati dan lisan bahwa kita sedang menghadapkan diri kepada Allah dalam sebuah ibadah spesifik, yaitu sholat.
- سُنَّةَ التَّهَجُّدِ (Sunnatat tahajjudi): Artinya "Sunnah Tahajud". Bagian ini berfungsi sebagai ta'yin atau penentu jenis sholat yang dikerjakan. Kita menegaskan bahwa sholat ini bukanlah sholat fardhu, bukan sholat hajat, bukan pula sholat istikharah, melainkan secara khusus adalah Sholat Sunnah Tahajud. Ini penting untuk membedakannya dari ibadah lain.
- رَكْعَتَيْنِ (Rak'ataini): Artinya "dua rakaat". Ini adalah penentu jumlah rakaat yang akan kita kerjakan dalam satu kali salam. Sholat Tahajud memang dikerjakan dalam satuan dua rakaat, kemudian salam, lalu dilanjutkan lagi dua rakaat jika ingin menambah, dan seterusnya.
- لِلّٰهِ تَعَالَى (Lillāhi ta'ālā): Artinya "karena Allah Ta'ala". Inilah inti dan ruh dari niat, yaitu ikhlas. Kalimat ini adalah penegasan bahwa seluruh ibadah yang kita lakukan, setiap gerakan, setiap bacaan, setiap detik waktu yang kita korbankan, semuanya murni kita persembahkan hanya untuk Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi. Bukan karena ingin dilihat manusia, bukan karena mengharap pujian, bukan pula karena tujuan duniawi lainnya. Bagian inilah yang akan menentukan nilai amal kita di hadapan Allah.
Niat ini dihadirkan di dalam hati persis saat kita mengangkat tangan untuk takbiratul ihram (mengucapkan "Allahu Akbar" pertama kali). Momen antara mengangkat tangan hingga takbir selesai diucapkan adalah waktu emas untuk memantapkan niat ini di dalam sanubari. Hati berazam, lisan bertakbir, dan anggota tubuh memulai gerakan sholat. Ketiganya harus sinkron dalam satu tarikan napas pengabdian.
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Tahajud dari Awal Hingga Akhir
Melaksanakan Sholat Tahajud dengan benar sesuai tuntunan akan menyempurnakan ibadah kita. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang detail dan mudah diikuti.1. Waktu Pelaksanaan yang Paling Utama
Waktu untuk Sholat Tahajud terbentang luas, yaitu setelah sholat Isya hingga terbit fajar (masuk waktu Subuh). Namun, ada syarat penting: harus dikerjakan setelah tidur, walau hanya sekejap. Para ulama membagi malam menjadi tiga bagian untuk menentukan waktu yang paling afdhal:
- Sepertiga Malam Pertama: Kira-kira dari setelah Isya hingga pukul 22.00. Melaksanakan Tahajud pada waktu ini sudah baik dan mendapatkan keutamaannya.
- Sepertiga Malam Kedua: Kira-kira dari pukul 22.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Waktu ini lebih utama dari yang pertama karena suasana lebih hening dan godaan untuk tetap tidur lebih besar.
- Sepertiga Malam Terakhir: Kira-kira dari pukul 01.00 dini hari hingga masuk waktu Subuh. Inilah waktu yang paling utama dan paling mustajab. Pada waktu inilah, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih, Allah Subhanahu wa Ta'ala turun ke langit dunia dan berfirman, "Siapakah yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapakah yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapakah yang memohon ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah kesempatan emas yang tidak ternilai harganya.
2. Persiapan Sebelum Sholat
Persiapan yang baik akan membantu meningkatkan kualitas dan kekhusyukan sholat kita.
- Niat Kuat Sebelum Tidur: Tanamkan azam yang kuat di dalam hati untuk bangun malam. Jika perlu, pasang alarm dan berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk bangun.
- Membaca Doa Bangun Tidur: Begitu terjaga, jangan langsung beranjak. Ucapkan doa bangun tidur sebagai bentuk rasa syukur: "Alhamdulillahilladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur."
- Bersiwak: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menekankan penggunaan siwak (atau sikat gigi) ketika bangun untuk sholat malam. Ini membersihkan mulut dan membuat bacaan Al-Qur'an menjadi lebih segar dan nikmat.
- Berwudhu dengan Sempurna: Lakukan wudhu dengan tenang, tidak terburu-buru, dan menyempurnakan setiap rukun dan sunnahnya. Wudhu yang sempurna akan menggugurkan dosa-dosa kecil dan mempersiapkan jiwa untuk menghadap Allah.
- Mencari Tempat yang Tenang: Pilihlah sudut rumah yang paling bersih, tenang, dan minim gangguan agar dapat fokus sepenuhnya dalam sholat.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Sholat (Dua Rakaat)
Sholat Tahajud dilaksanakan minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas, namun dikerjakan dua rakaat salam, dua rakaat salam.
Rakaat Pertama:
- Berdiri dan Niat: Berdiri tegak menghadap kiblat. Hadirkan niat di dalam hati seperti yang telah dijelaskan di atas.
- Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pandangan mata tertuju ke tempat sujud.
- Membaca Doa Iftitah: Baca doa iftitah yang dihafal. Contohnya: "Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila..." atau doa iftitah versi lainnya.
- Membaca Al-Fatihah: Baca surat Al-Fatihah dengan tartil, jelas, dan meresapi setiap ayatnya. Ini adalah rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan.
- Membaca Surat Al-Qur'an: Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Dalam sholat Tahajud, dianjurkan untuk membaca bacaan yang panjang jika mampu dan tidak terburu-buru. Namun, membaca surat-surat pendek pun sudah sah dan baik.
- Ruku': Angkat tangan, bertakbir "Allahu Akbar", lalu membungkuk untuk ruku'. Punggung lurus sejajar, pandangan ke tempat sujud. Baca tasbih ruku': "Subhana rabbiyal 'azimi wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya) minimal tiga kali.
- I'tidal: Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan membaca "Sami'allahu liman hamidah" (Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya). Setelah berdiri tegak, baca "Rabbana wa lakal hamd, hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih".
- Sujud Pertama: Bertakbir "Allahu Akbar" lalu turun untuk sujud. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud: "Subhana rabbiyal a'la wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya) minimal tiga kali. Perbanyaklah doa di dalam hati saat sujud, karena ini adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud sambil bertakbir "Allahu Akbar", lalu duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan). Baca doa: "Rabbighfirli, warhamni, wajburni, warfa'ni, warzuqni, wahdini, wa'afini, wa'fu 'anni."
- Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud yang pertama.
Rakaat Kedua:
- Bangkit dari Sujud: Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir "Allahu Akbar" untuk berdiri mengerjakan rakaat kedua.
- Ulangi Gerakan: Lakukan gerakan seperti pada rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah, membaca surat, ruku', i'tidal, hingga dua kali sujud.
- Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduklah untuk tasyahud akhir dengan posisi duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan).
- Membaca Bacaan Tasyahud: Baca bacaan tasyahud (tahiyat) akhir dengan lengkap, yang meliputi pujian kepada Allah, salam kepada Nabi, syahadat, shalawat Ibrahimiyyah, dan doa memohon perlindungan dari empat perkara (siksa neraka, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, serta fitnah Dajjal).
- Salam: Ucapkan salam dengan menoleh ke kanan terlebih dahulu: "Assalamualaikum wa rahmatullah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Dengan selesainya salam, maka telah tuntas pelaksanaan Sholat Tahajud dua rakaat. Jika ingin melanjutkan, berdirilah kembali, niat, dan lakukan dua rakaat berikutnya dengan cara yang sama.
4. Menutup dengan Sholat Witir
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat Witir." (HR. Bukhari dan Muslim). Witir berarti ganjil. Sangat dianjurkan untuk menutup rangkaian sholat malam dengan sholat Witir, yang bisa dikerjakan satu rakaat, tiga rakaat, atau jumlah ganjil lainnya. Jika melakukan tiga rakaat, bisa dengan dua rakaat salam lalu ditambah satu rakaat, atau tiga rakaat langsung dengan satu tasyahud di akhir.
Untaian Doa dan Dzikir Setelah Sholat Tahajud
Momen setelah salam dari Sholat Tahajud adalah waktu yang sangat berharga. Jangan terburu-buru beranjak. Gunakan waktu ini untuk berdzikir, beristighfar, dan memanjatkan doa-doa terbaik. Langit sedang terbuka, dan Allah sedang menanti rintihan hamba-Nya.Dzikir Pembuka
Mulailah dengan memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas segala dosa dan kelalaian.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
"Astaghfirullahal 'azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih."
Kemudian lanjutkan dengan dzikir-dzikir ma'tsurat seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar), masing-masing 33 kali atau 100 kali.
Doa Agung dari Rasulullah
Terdapat sebuah doa yang sangat indah dan lengkap yang biasa dibaca oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam setelah sholat Tahajud. Menghafal dan mengamalkan doa ini adalah sebuah keutamaan yang besar.
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ.
اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ, وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fihinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fihinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fihinna. Wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa'dukal haqqu, wa liqa'uka haqqun, wa qauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naru haqqun, wan nabiyyuna haqqun, wa muhammadun shallallahu 'alaihi wa sallama haqqun, was sa'atu haqqun.
Allahumma laka aslamtu, wa bika amantu, wa 'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khashamtu, wa ilaika hakamtu, faghfirli ma qaddamtu wa ma akhkhartu wa ma asrartu wa ma a'lantu, antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru, la ilaha illa anta.
"Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkaulah Penegak langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Raja langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Cahaya langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu benar, dan hari kiamat itu benar.
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya karena-Mu aku berdebat, dan hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah Yang Terdahulu dan Engkaulah Yang Terakhir. Tiada Tuhan selain Engkau."
Memanjatkan Doa Pribadi
Setelah membaca doa ma'tsur, inilah saatnya mencurahkan isi hati. Berdoalah dengan bahasa yang paling Anda kuasai, dengan penuh kerendahan hati dan keyakinan. Sampaikan semua hajat, keluh kesah, permohonan ampun, permintaan petunjuk, dan harapan-harapan Anda. Mintalah kebaikan dunia dan akhirat untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, sahabat, dan seluruh kaum muslimin. Inilah inti dari munajat, sebuah dialog privat yang paling intim antara seorang hamba dengan Rabb-nya.
Penutup: Meraih Kemuliaan di Keheningan Malam
Sholat Tahajud adalah sebuah madrasah (sekolah) ruhani. Ia melatih kita untuk mengalahkan hawa nafsu, mengorbankan kesenangan sesaat demi kebahagiaan abadi, dan membangun hubungan yang kokoh dengan Allah. Kuncinya terletak pada niat yang tulus, yang terpatri di hati saat kita memulai ibadah mulia ini. Bacaan niat "Ushalli sunnatat tahajjudi rak'ataini lillāhi ta'ālā" bukan sekadar kalimat hafalan, melainkan sebuah ikrar suci yang mengarahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya.
Jangan pernah merasa berat untuk memulainya. Jika delapan rakaat terasa sulit, mulailah dengan dua rakaat yang khusyuk. Konsistensi dalam sedikit amal jauh lebih dicintai Allah daripada banyak amal namun terputus-putus. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita kekuatan, taufik, dan hidayah untuk dapat menjadi ahli Tahajud, para kekasih-Nya yang senantiasa merindukan perjumpaan di sepertiga malam terakhir, meraih ampunan, rahmat, dan tempat terpuji yang telah dijanjikan-Nya.