Membuka Pintu Rezeki: Kekuatan Sholawat Agar Dapat Arisan
Setiap kocokan nama dalam arisan membawa debaran tersendiri. Ada harapan, ada doa, dan ada keinginan agar nama kitalah yang keluar sebagai pemenang. Ini adalah fenomena yang sangat manusiawi. Namun, di balik debaran itu, tersembunyi sebuah dimensi spiritual yang sering terlupakan: kekuatan ikhtiar batin melalui lantunan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam tentang bagaimana amalan sholawat agar dapat arisan bukan sekadar harapan kosong, melainkan sebuah bentuk ikhtiar langit yang didasari oleh keyakinan, keikhlasan, dan pemahaman yang benar tentang konsep rezeki dalam Islam. Kita akan mengupas tuntas mulai dari hakikat rezeki, keutamaan sholawat yang luar biasa, hingga tata cara dan adab dalam mengamalkannya agar hajat kita, termasuk memenangkan arisan, diijabah oleh Allah SWT.
Bab 1: Membedah Konsep Arisan dan Rezeki dalam Kacamata Spiritual
Sebelum kita melangkah lebih jauh ke dalam amalan sholawat, sangat penting untuk menyamakan persepsi kita tentang dua hal fundamental: arisan dan rezeki. Tanpa pemahaman yang benar, amalan kita bisa jadi hanya sebatas ritual tanpa ruh, dan niat kita bisa melenceng dari tujuan yang diridhoi.
Arisan, pada dasarnya, adalah sebuah sistem gotong royong dalam bentuk tabungan dan pinjaman secara bergilir. Ia bukan judi. Di dalamnya ada unsur silaturahmi, saling percaya (amanah), dan tolong-menolong. Dari sudut pandang syariat, selama tidak ada unsur riba, gharar (ketidakjelasan), atau maysir (perjudian), arisan adalah muamalah yang diperbolehkan. Namun, kita perlu melihatnya lebih dari sekadar transaksi finansial. Arisan adalah wadah rezeki yang berputar. Setiap anggota berikhtiar dengan menyisihkan sebagian hartanya, lalu bertawakal menanti giliran. Momen penentuan siapa yang "dapat" adalah cerminan kecil dari takdir Allah yang berlaku dalam pembagian rezeki.
Di sinilah konsep rezeki menjadi krusial. Dalam Islam, rezeki adalah segala sesuatu yang Allah berikan kepada makhluk-Nya untuk menopang kehidupan, baik berupa materi maupun non-materi. Uang arisan adalah rezeki materi. Namun, kesehatan untuk bisa bekerja dan membayar iuran, ketenangan hati saat menunggu giliran, dan hubungan baik dengan anggota arisan lainnya adalah rezeki non-materi yang tak kalah berharganya. Rezeki bukanlah sesuatu yang bisa kita rebut atau kita paksakan. Ia adalah ketetapan dari Sang Maha Pemberi Rezeki, Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya." (QS. Hud: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa rezeki setiap makhluk sudah dijamin. Tugas kita sebagai manusia adalah melakukan dua jenis ikhtiar: Ikhtiar Lahir dan Ikhtiar Batin. Ikhtiar lahir adalah usaha fisik yang kita lakukan. Dalam konteks arisan, ikhtiar lahir adalah bekerja mencari nafkah, menyisihkan uang, dan membayar iuran tepat waktu. Tanpa ikhtiar lahir, mustahil kita bisa ikut serta.
Namun, banyak orang berhenti sampai di sini. Mereka lupa ada komponen kedua yang sama pentingnya, bahkan bisa menjadi penentu, yaitu ikhtiar batin. Ikhtiar batin adalah usaha spiritual yang kita tujukan kepada Sang Pemilik Rezeki. Inilah ranah doa, dzikir, sedekah, dan tentu saja, sholawat. Mengamalkan sholawat agar dapat arisan adalah bentuk ikhtiar batin tingkat tinggi. Kita tidak sedang "memaksa" Tuhan, melainkan kita sedang "merayu-Nya" dengan cara yang paling Dia sukai: memuji kekasih-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Dengan memahami ini, kita menempatkan keinginan memenangkan arisan dalam bingkai yang benar. Bukan lagi soal untung-untungan atau adu nasib, melainkan soal permohonan seorang hamba kepada Rabb-nya, menggunakan wasilah (perantara) amalan yang agung. Kemenangan dalam arisan kemudian kita maknai bukan sebagai hasil keberuntungan semata, melainkan sebagai buah dari perpaduan ikhtiar lahir dan batin yang dikabulkan oleh Allah SWT.
Bab 2: Keajaiban Sholawat, Kunci Pembuka Gerbang Langit
Sholawat adalah permata dalam khazanah amalan Islam. Ia adalah ibadah yang unik. Jika sholat, puasa, atau zakat bisa saja ditolak karena riya' atau kekurangan lainnya, para ulama berpendapat bahwa sholawat adalah amalan yang pasti diterima di sisi Allah. Mengapa? Karena sholawat adalah doa yang kita panjatkan untuk makhluk termulia, Nabi Muhammad SAW, dan Allah sendiri telah memerintahkan kita untuk melakukannya.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Perhatikanlah betapa istimewanya amalan ini. Allah SWT, Sang Pencipta, dan para malaikat-Nya yang suci, semuanya bersholawat kepada Nabi. Kemudian, kita sebagai hamba yang beriman diperintahkan untuk mengikuti jejak-Nya. Ini menunjukkan betapa tinggi kedudukan Nabi Muhammad SAW dan betapa bernilainya amalan sholawat itu sendiri.
Lalu, apa hubungannya dengan rezeki dan hajat seperti memenangkan arisan? Hubungannya sangat erat dan mendalam. Mari kita urai beberapa keutamaan sholawat yang relevan dengan tujuan kita:
- Mendapat Balasan Sholawat dari Allah: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim). Sholawat dari Allah kepada hamba-Nya memiliki makna yang luar biasa: curahan rahmat, ampunan, berkah, dan pengangkatan derajat. Ketika Allah sudah mencurahkan rahmat-Nya, apalah artinya sebuah hajat duniawi seperti arisan? Tentu akan menjadi sangat mudah bagi-Nya untuk mengabulkan.
- Menjadi Sebab Dikabulkannya Doa: Sebuah doa yang tidak diawali dan diakhiri dengan sholawat ibaratnya tergantung antara langit dan bumi. Sholawat berfungsi sebagai "pengantar" dan "penutup" yang memastikan doa kita sampai ke hadirat Allah. Imam Asy-Syafi'i menyatakan bahwa doa itu terhenti di antara langit dan bumi hingga orang yang berdoa itu bersholawat kepada Nabi. Jadi, saat kita berdoa secara spesifik untuk memenangkan arisan, pastikan doa itu dibungkus dengan sholawat yang tulus.
- Menghapus Dosa dan Kesulitan: Banyak hadis yang menyebutkan bahwa sholawat dapat menghapus dosa-dosa kecil dan mengangkat kesulitan hidup. Ubay bin Ka'ab pernah bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku banyak bershalawat kepadamu, lalu seberapa banyak aku jadikan shalawatku itu untukmu dari doaku?" Rasulullah menjawab, "Terserah engkau." Ubay terus menaikkan porsinya hingga ia berkata, "Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk bershalawat kepadamu." Maka Rasulullah bersabda, "Jika demikian, maka akan dicukupkan keinginanmu dan diampuni dosamu." (HR. Tirmidzi). Hadis ini adalah landasan kuat. Ketika kita fokus bersholawat, maka Allah sendiri yang akan mengambil alih urusan dan hajat kita. Kesulitan finansial yang membuat kita berharap pada arisan akan diatasi, dan dosa-dosa yang mungkin menjadi penghalang rezeki akan diampuni.
- Mendatangkan Keberkahan: Berkah atau barakah berarti "ziyadatul khair" atau bertambahnya kebaikan. Sholawat mendatangkan berkah dalam segala hal: pada waktu, tenaga, keluarga, dan tentu saja, harta. Harta yang didapat dari arisan, jika didasari oleh amalan sholawat, insyaAllah akan menjadi harta yang berkah. Artinya, uang tersebut akan membawa kebaikan, cukup untuk memenuhi kebutuhan, dan digunakan untuk hal-hal yang positif, bukan malah mendatangkan masalah baru. Inilah esensi dari amalan sholawat agar dapat arisan; kita tidak hanya mengejar nominalnya, tetapi juga keberkahannya.
Melihat keutamaan-keutamaan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa sholawat bukanlah mantra ajaib. Ia adalah mekanisme spiritual yang bekerja dengan cara memperbaiki hubungan kita dengan Allah melalui kecintaan kepada Rasulullah. Ketika hubungan ini baik, "saluran" rezeki dan pertolongan dari Allah akan terbuka lebar. Keinginan untuk memenangkan arisan menjadi semacam "efek samping" positif dari amalan agung yang kita lakukan.
Bab 3: Panduan Praktis Amalan Sholawat Agar Dapat Arisan
Setelah memahami landasan teoritis dan spiritualnya, kini saatnya kita membahas bagaimana cara mengamalkannya secara praktis. Perlu diingat, kunci dari setiap amalan adalah niat yang lurus dan konsistensi (istiqomah).
1. Luruskan Niat (At-Tashihun Niyyah)
Ini adalah langkah pertama dan paling fundamental. Sebelum melantunkan satu sholawat pun, tatalah hati Anda. Niatkan amalan sholawat ini pertama-tama untuk menaati perintah Allah dan sebagai bentuk cinta serta penghormatan kepada Rasulullah SAW. Setelah itu, barulah sertakan hajat Anda sebagai wasilah.
Contoh niat dalam hati: "Ya Allah, hamba bersholawat kepada Nabi-Mu Muhammad SAW sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan hamba kepada-Mu dan Rasul-Mu. Dengan wasilah dan berkah sholawat ini, jika memang memenangkan arisan ini membawa kebaikan bagi hamba, keluarga, dan agama hamba, maka mudahkanlah jalan hamba untuk mendapatkannya. Namun jika tidak, berikanlah ganti yang lebih baik menurut ilmu-Mu."
Niat seperti ini menjaga kita dari sikap "menuntut" dan menempatkan kita pada posisi hamba yang berserah diri, yang mana ini lebih dicintai oleh Allah.
2. Pilih Jenis Sholawat yang Sesuai
Ada banyak sekali redaksi sholawat yang diajarkan oleh para ulama. Semuanya baik, namun beberapa di antaranya memiliki fadhilah (keutamaan) khusus yang berkaitan dengan kelapangan rezeki dan terkabulnya hajat. Berikut beberapa pilihan yang bisa diamalkan:
-
Sholawat Jibril: Ini adalah salah satu sholawat yang paling singkat, padat, dan dikenal mujarab untuk membuka pintu rezeki. Lafadznya sangat sederhana:
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد
"Shallallahu 'ala Muhammad"
(Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad)
Amalkan sholawat ini secara istiqomah, misalnya 100 kali setelah sholat fardhu, atau 1000 kali setiap hari di waktu luang. Karena singkat, ia mudah diucapkan kapan saja dan di mana saja. - Sholawat Nariyah (Tafrijiyah): Sholawat ini dikenal sebagai "kunci gudang mustajab" atau pelepas segala kesulitan. Redaksinya lebih panjang dan berisi pujian serta tawasul yang sangat mendalam. Banyak ulama menyarankan untuk membacanya sebanyak 4444 kali untuk hajat yang sangat besar dan mendesak, atau bisa juga dibaca 11 kali atau 41 kali setiap selesai sholat secara rutin.
- Sholawat Munjiyat: Namanya berasal dari kata "munjiyat" yang berarti "penyelamat". Sholawat ini sangat baik dibaca untuk memohon pertolongan Allah dari segala kesulitan dan agar semua hajat kita diangkat dan dikabulkan oleh-Nya. Bisa diamalkan 7 kali atau 11 kali setelah sholat.
- Sholawat Ibrahimiyah: Ini adalah sholawat yang paling afdhal (utama) karena redaksinya adalah yang kita baca dalam tasyahud akhir setiap sholat. Memperbanyak sholawat ini di luar sholat memiliki keutamaan yang sangat besar.
Pilihlah salah satu atau beberapa sholawat di atas yang Anda merasa paling mantap di hati. Kuncinya bukan pada banyaknya jenis yang dibaca, melainkan pada kekhusyukan dan konsistensi dalam mengamalkan satu atau dua jenis sholawat.
3. Perhatikan Adab dan Waktu Terbaik
Agar amalan sholawat agar dapat arisan ini lebih powerful, perhatikan adab dan waktu-waktu mustajab untuk berdoa:
- Bersuci: Usahakan selalu dalam keadaan berwudhu saat bersholawat, meskipun ini bukan syarat wajib. Kesucian lahiriah membantu mencapai kesucian batin.
- Menghadap Kiblat: Ini membantu meningkatkan fokus dan kekhusyukan.
- Waktu Mustajab: Manfaatkan waktu-waktu terbaik untuk berdoa, seperti sepertiga malam terakhir, di antara adzan dan iqamah, saat turun hujan, dan terutama pada hari Jumat. Hari Jumat adalah hari yang paling dianjurkan untuk memperbanyak sholawat.
- Istiqomah: Ini adalah ruh dari segala amalan. Mengamalkan 100 sholawat setiap hari secara rutin jauh lebih baik daripada 5000 sholawat sekali lalu berhenti total. Tetapkan target harian yang realistis dan berusahalah untuk menepatinya.
4. Kombinasikan dengan Amalan Pendukung
Sholawat akan semakin dahsyat dampaknya jika diiringi dengan amalan-amalan pendukung lainnya. Anggap ini sebagai "booster" untuk ikhtiar batin Anda:
- Istighfar: Dosa adalah salah satu penghalang utama turunnya rezeki dan terkabulnya doa. Perbanyaklah istighfar (memohon ampun) sebelum memulai wirid sholawat. Bersihkan wadah terlebih dahulu sebelum mengisinya dengan air rahmat.
- Sedekah: Sedekah adalah "pemancing" rezeki yang paling ampuh. Rasulullah bersabda, "Obatilah orang-orang sakit kalian dengan sedekah, bentengilah harta kalian dengan zakat, dan siapkanlah untuk bala' (bencana) dengan doa." Dalam riwayat lain disebutkan sedekah dapat menolak bala dan memadamkan murka Tuhan. Bersedekahlah secara rutin, meskipun dengan jumlah kecil, dengan niat agar Allah memudahkan hajat Anda.
- Sholat Hajat dan Tahajud: Bangunlah di sepertiga malam terakhir, lakukan sholat sunnah Tahajud dan Hajat. Setelah itu, tenggelamkan diri Anda dalam lautan sholawat dan panjatkan doa spesifik Anda mengenai arisan tersebut. Ini adalah waktu "prime time" untuk berkomunikasi dengan Allah.
Bab 4: Membangun Pola Pikir yang Benar: Tawakal dan Husnuzan
Bagian ini mungkin adalah bagian terpenting dari seluruh artikel. Sebab, tanpa pola pikir yang benar, amalan yang kita lakukan bisa menjadi pedang bermata dua. Kita bisa jatuh ke dalam kekecewaan, prasangka buruk kepada Allah, atau bahkan merasa bahwa amalan ini tidak "manjur".
Sholawat Bukan Mantra, Ini Adalah Ibadah
Penting untuk menggarisbawahi bahwa sholawat agar dapat arisan bukanlah mantra sihir atau formula "get rich quick". Ia bukan transaksi matematis di mana jika kita membaca 1000 kali maka pasti akan keluar nama kita. Sholawat adalah ibadah, sebuah bentuk penghambaan, cinta, dan pengagungan. Hasil akhirnya mutlak berada di tangan Allah SWT. Dia Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Tugas kita adalah beribadah dan berikhtiar dengan cara terbaik. Perkara hasil, itu adalah domain-Nya. Menanamkan mindset ini akan membebaskan kita dari beban ekspektasi yang berlebihan dan membuat kita lebih menikmati proses bersholawat itu sendiri.
Bagaimana Jika Nama Kita Tidak Keluar?
Ini adalah pertanyaan yang sangat mungkin muncul. Kita sudah rutin bersholawat, beristighfar, dan bersedekah, namun saat pengundian, ternyata nama orang lain yang keluar. Apa artinya ini? Di sinilah kualitas keimanan kita diuji. Di sinilah pentingnya Husnuzan (berprasangka baik) kepada Allah.
Ada beberapa kemungkinan hikmah di balik "kegagalan" ini, yang sejatinya bukanlah kegagalan:
- Allah Menunda untuk Waktu yang Lebih Baik: Mungkin jika kita mendapatkan uang arisan saat ini, uang itu justru tidak akan membawa maslahat. Mungkin akan habis untuk hal yang sia-sia atau bahkan maksiat. Allah, dengan Ilmu-Nya yang Maha Luas, tahu kapan waktu terbaik bagi kita untuk menerima rezeki tersebut.
- Allah Mengganti dengan yang Lebih Baik: Boleh jadi, sebagai ganti dari arisan yang tidak kita dapatkan, Allah menyelamatkan kita dari sebuah musibah. Mungkin anak kita yang seharusnya sakit parah menjadi hanya demam ringan. Mungkin kita yang seharusnya kecelakaan di jalan, Allah selamatkan. Atau mungkin Allah bukakan pintu rezeki lain yang tidak terduga, yang nilainya jauh lebih besar dan berkah daripada uang arisan tersebut. Pahala sholawat kita tidak pernah sia-sia, ia hanya dialihkan oleh Allah ke pos yang lebih kita butuhkan.
- Allah Rindu Mendengar Doa Kita: Terkadang, Allah menunda pengabulan doa seorang hamba karena Allah cinta mendengar rintihan dan munajatnya. Allah ingin kita terus mendekat, terus bersholawat, terus meminta. Karena dalam proses meminta itulah terletak kenikmatan ibadah dan kedekatan dengan-Nya, yang nilainya jauh melampaui materi duniawi.
- Pahala Sholawat Disimpan untuk Akhirat: Ini adalah kemungkinan terbaik. Setiap sholawat yang kita lantunkan menjadi tabungan pahala yang akan kita nikmati di akhirat kelak, menjadi pemberat timbangan amal baik, dan yang terpenting, menjadi sebab kita mendapatkan syafaat (pertolongan) dari Rasulullah SAW. Dibandingkan syafaat beliau, apalah artinya arisan dunia?
Fokus pada Proses, Nikmati Kedamaiannya
Oleh karena itu, ubahlah fokus kita. Jangan terlalu terpaku pada hasil akhir (menang arisan). Sebaliknya, fokuslah pada prosesnya. Nikmatilah setiap lantunan sholawat. Rasakan ketenangan yang menjalari hati saat lisan dan pikiran kita sibuk memuji Sang Kekasih Allah. Jadikan keinginan memenangkan arisan sebagai "bahan bakar" awal untuk memulai sebuah kebiasaan agung yang akan terus kita bawa seumur hidup.
Jika kita berhasil melakukan ini, maka menang atau tidaknya arisan tidak akan lagi menjadi masalah besar. Menang kita bersyukur, tidak menang pun kita tetap bersyukur. Karena hadiah utamanya, yaitu ketenangan batin, kedekatan dengan Allah, dan pahala yang melimpah, sudah pasti kita dapatkan dari amalan sholawat itu sendiri.
Kesimpulan: Mengetuk Pintu Langit dengan Kunci Bernama Sholawat
Keinginan untuk mendapatkan arisan adalah sebuah hajat yang wajar dan manusiawi. Islam tidak melarang umatnya untuk memiliki harapan duniawi, selama harapan itu dibingkai dalam koridor syariat dan diusahakan dengan cara yang baik. Mengamalkan sholawat agar dapat arisan adalah salah satu bentuk ikhtiar batin yang paling elegan dan penuh berkah.
Kita telah belajar bahwa kunci utamanya terletak pada pemahaman yang benar tentang rezeki, niat yang lurus karena Allah, konsistensi dalam beramal, serta pola pikir yang dilandasi oleh tawakal dan husnuzan. Sholawat bukanlah jalan pintas magis, melainkan sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan kita dengan sumber segala rezeki, Allah SWT, melalui pintu kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Jadikanlah harapan untuk memenangkan arisan sebagai titik awal Anda untuk jatuh cinta pada amalan sholawat. Lakukan dengan tulus, istiqomah, dan penuh keyakinan. Percayalah, bahkan jika bukan arisan yang Anda dapatkan, Allah pasti telah menyiapkan ganti yang jauh lebih indah dan berharga, entah di dunia maupun di akhirat.
Teruslah basahi lisan Anda dengan sholawat, maka Anda akan menyaksikan bagaimana pintu-pintu kebaikan, ketenangan, dan rezeki yang tak terduga akan terbuka satu per satu dalam hidup Anda. Semoga Allah SWT meridhoi setiap ikhtiar lahir dan batin kita, dan mengabulkan segala hajat kita yang membawa kebaikan. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.