Panduan Membaca Al-Quran Juz 1 Sampai 30
Sebuah panduan untuk memahami kandungan setiap juz Al-Quran.
Al-Quran, kitab suci umat Islam, merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Membaca, memahami, dan mengamalkan isinya adalah pilar penting dalam kehidupan seorang Muslim. Al-Quran terdiri dari 114 surah yang terbagi ke dalam 30 juz. Pembagian menjadi 30 juz ini bukanlah bagian dari wahyu, melainkan sebuah ijtihad para ulama di masa lalu untuk memudahkan kaum Muslimin dalam membaca dan menghatamkan Al-Quran, terutama selama bulan suci Ramadan.
Setiap juz memiliki panjang yang kurang lebih sama, memungkinkan seorang pembaca untuk menargetkan bacaan satu juz setiap hari agar dapat menyelesaikan keseluruhan Al-Quran dalam sebulan. Memahami tema utama dan ringkasan dari setiap juz dapat memperkaya pengalaman spiritual saat membacanya, mengubah interaksi dari sekadar pelafalan menjadi sebuah perenungan yang mendalam (tadabbur). Artikel ini akan memandu Anda melalui perjalanan dari Juz 1 hingga Juz 30, menguraikan cakupan surah dan ayat serta menyoroti pokok-pokok kandungan di dalamnya.
Juz 1: Alif Lam Mim
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Fatihah ayat 1 hingga Surah Al-Baqarah ayat 141.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz pertama ini meletakkan fondasi keimanan dan petunjuk bagi manusia. Dimulai dengan Surah Al-Fatihah, "pembukaan" yang merangkum seluruh esensi ajaran Al-Quran: tauhid, pengabdian, dan permohonan akan jalan yang lurus. Bagian terbesar dari juz ini adalah awal Surah Al-Baqarah, surah terpanjang dalam Al-Quran. Di sini, Allah SWT mengklasifikasikan manusia ke dalam tiga golongan berdasarkan respons mereka terhadap petunjuk: orang-orang bertakwa (muttaqin), orang-orang kafir, dan orang-orang munafik. Kisah penciptaan Nabi Adam AS dan Iblis dipaparkan sebagai pelajaran tentang ketaatan dan kesombongan. Sebagian besar narasi kemudian berfokus pada sejarah Bani Israil, mulai dari nikmat yang mereka terima, pembangkangan mereka terhadap para nabi, hingga penyimpangan yang mereka lakukan. Kisah-kisah ini bukan sekadar cerita sejarah, melainkan cerminan bagi umat manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Juz 2: Sayaqul
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Baqarah ayat 142 hingga Surah Al-Baqarah ayat 252.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz kedua melanjutkan Surah Al-Baqarah dan fokus pada pembentukan identitas dan hukum syariat bagi komunitas Muslim yang baru terbentuk di Madinah. Salah satu peristiwa penting yang dibahas adalah pemindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Ka'bah di Makkah. Peristiwa ini menjadi ujian keimanan dan ketaatan. Selanjutnya, juz ini menguraikan berbagai pilar hukum Islam (fiqh), seperti aturan tentang makanan halal dan haram, hukum qisas (balasan setimpal), wasiat, puasa di bulan Ramadan, haji, dan jihad di jalan Allah. Terdapat pula pembahasan mengenai hukum keluarga, seperti pernikahan, perceraian, dan iddah. Kisah Talut dan Jalut (Goliath) disajikan sebagai inspirasi bahwa kemenangan datang dari Allah kepada golongan yang kecil namun sabar dan beriman.
Juz 3: Tilka ar-Rusul
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Baqarah ayat 253 hingga Surah Ali 'Imran ayat 92.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini diawali dengan ayat yang sangat agung, yaitu Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255), yang menegaskan kebesaran, kekuasaan, dan pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu. Ayat ini menjadi jantung dari Surah Al-Baqarah dan merupakan ayat yang paling mulia dalam Al-Quran. Tema keimanan dan kekuasaan Allah dilanjutkan dengan kisah perdebatan Nabi Ibrahim AS dengan Raja Namrud dan kisah orang yang dihidupkan kembali setelah mati seratus tahun. Bagian akhir Surah Al-Baqarah membahas pentingnya infak, bahaya riba, dan aturan tentang utang-piutang. Juz ini kemudian beralih ke awal Surah Ali 'Imran, yang banyak membahas tentang akidah, terutama menjawab keraguan dan klaim dari kaum Nasrani mengenai ketuhanan Nabi Isa AS. Kisah kelahiran Maryam dan Nabi Isa AS dipaparkan dengan indah untuk menegaskan statusnya sebagai hamba dan utusan Allah.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan не tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Juz 4: Lan Tanalu
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Ali 'Imran ayat 93 hingga Surah An-Nisa' ayat 23.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz keempat melanjutkan Surah Ali 'Imran dengan menekankan pentingnya mencapai kebaikan sejati melalui infak dari harta yang dicintai. Sejarah Ka'bah sebagai rumah ibadah pertama ditegaskan. Porsi signifikan dari juz ini menceritakan Perang Uhud, memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya ketaatan kepada pemimpin, bahaya cinta dunia, dan bagaimana menghadapi kekalahan. Allah menghibur kaum Muslimin dan mengingatkan bahwa kemenangan dan kekalahan adalah ujian. Juz ini kemudian masuk ke awal Surah An-Nisa', yang secara harfiah berarti "Wanita". Surah ini banyak membahas hukum-hukum sosial, terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan, anak yatim, dan pembagian warisan. Keadilan dalam keluarga dan masyarakat menjadi tema sentral, menunjukkan betapa Islam mengangkat derajat perempuan dan melindungi kaum yang lemah.
Juz 5: Wal-Muhsanat
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah An-Nisa' ayat 24 hingga Surah An-Nisa' ayat 147.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah An-Nisa', juz kelima menguraikan lebih lanjut tentang hukum pernikahan, termasuk wanita-wanita yang haram dinikahi. Isu kepemimpinan dalam rumah tangga (qawamah) dibahas dengan penekanan pada tanggung jawab suami untuk menafkahi dan melindungi keluarga. Keadilan tetap menjadi benang merah, baik dalam konteks poligami maupun dalam penyelesaian sengketa rumah tangga. Juz ini juga membahas pentingnya ketaatan kepada Allah, Rasul, dan pemimpin (ulil amri). Perintah untuk berhijrah dari negeri kafir ke negeri Islam jika tidak mampu menjalankan agama dengan bebas juga disebutkan. Karakteristik orang munafik kembali diekspos secara mendalam, memperingatkan kaum beriman akan bahaya mereka yang berpura-pura dalam beragama. Allah menegaskan bahwa orang munafik akan ditempatkan di kerak neraka yang paling bawah.
Juz 6: La Yuhibbullah
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah An-Nisa' ayat 148 hingga Surah Al-Ma'idah ayat 81.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini dimulai dengan bagian akhir Surah An-Nisa', yang melarang ucapan buruk yang diucapkan secara terang-terangan kecuali oleh orang yang dianiaya. Pembahasan tentang Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) dilanjutkan, menyoroti klaim berlebihan mereka terhadap para nabi. Kemudian, juz ini masuk ke Surah Al-Ma'idah, yang berarti "Hidangan". Surah ini banyak berisi tentang hukum-hukum, perjanjian, dan kesetiaan. Di awal surah, Allah memerintahkan untuk memenuhi janji dan akad. Hukum tentang makanan halal, tata cara wudu, tayamum, dan hukum hudud (seperti pencurian dan perampokan) dijelaskan. Kisah dua putra Adam (Habil dan Qabil) diceritakan sebagai pelajaran tentang bahaya iri hati dan dampak dari pembunuhan pertama di muka bumi. Hubungan dengan Ahlul Kitab diatur, termasuk kebolehan menikahi wanita mereka dan memakan sembelihan mereka, sambil tetap mengingatkan untuk tidak menjadikan mereka pemimpin yang setia.
Juz 7: Wa Iza Sami'u
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Ma'idah ayat 82 hingga Surah Al-An'am ayat 110.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ketujuh melanjutkan Surah Al-Ma'idah dengan membahas hukum sumpah dan kafaratnya, serta larangan keras terhadap khamr (minuman keras), judi, berhala, dan mengundi nasib. Aturan mengenai berburu saat ihram juga dijelaskan. Salah satu bagian paling menyentuh adalah doa Nabi Isa AS setelah peristiwa hidangan dari langit, yang menunjukkan kerendahan hati dan ketundukannya kepada Allah. Juz ini kemudian beralih ke Surah Al-An'am ("Binatang Ternak"), sebuah surah Makkiyah yang fokus utamanya adalah pemurnian akidah dan penegasan tauhid. Surah ini membantah berbagai bentuk kesyirikan kaum musyrikin Quraisy, termasuk takhayul mereka terkait binatang ternak. Argumen-argumen rasional dan dalil dari alam semesta disajikan untuk membuktikan keesaan dan kekuasaan Allah. Kisah Nabi Ibrahim AS dalam pencariannya akan Tuhan sejati menjadi contoh bagaimana fitrah manusia yang lurus akan selalu condong kepada tauhid.
Juz 8: Walau Annana
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-An'am ayat 111 hingga Surah Al-A'raf ayat 87.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Al-An'am, juz kedelapan mengkritik sikap keras kepala kaum kafir yang terus meminta mukjizat fisik meskipun Al-Quran sudah cukup sebagai bukti. Allah menegaskan bahwa hidayah ada di tangan-Nya. Aturan tentang penyembelihan hewan dengan menyebut nama Allah ditekankan sebagai bagian dari tauhid. Perbedaan antara jalan Allah yang lurus dan jalan-jalan lain yang menyesatkan digambarkan dengan jelas. Juz ini kemudian masuk ke Surah Al-A'raf ("Tempat Tertinggi"), yang melanjutkan tema perjuangan antara kebenaran dan kebatilan melalui serangkaian kisah para nabi. Dimulai dari kisah Iblis yang menolak sujud kepada Adam karena kesombongan, surah ini kemudian menceritakan dakwah Nabi Nuh, Hud, Saleh, Luth, dan Syu'aib kepada kaum mereka masing-masing. Pola yang berulang terlihat jelas: para nabi mengajak kepada tauhid, kaumnya menolak dengan sombong, dan akhirnya azab Allah menimpa mereka. Ini menjadi peringatan keras bagi kaum Quraisy dan seluruh umat manusia.
Juz 9: Qalal Mala'u
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-A'raf ayat 88 hingga Surah Al-Anfal ayat 40.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini melanjutkan kisah para nabi dalam Surah Al-A'raf dengan narasi yang sangat detail tentang Nabi Musa AS dan Firaun. Perjuangan Nabi Musa dalam membebaskan Bani Israil, mukjizat-mukjizat yang diturunkan, kesombongan Firaun, hingga akhirnya penenggelamannya di Laut Merah dipaparkan secara rinci. Setelah diselamatkan, perilaku Bani Israil yang suka membangkang, termasuk penyembahan anak sapi, kembali disorot. Juz ini kemudian masuk ke Surah Al-Anfal ("Harta Rampasan Perang"), yang turun setelah Perang Badar. Surah ini membahas hukum seputar pembagian harta rampasan perang, tetapi lebih dari itu, ia mengupas tuntas aspek spiritual dan strategis dari perang. Sifat-sifat orang beriman sejati disebutkan, dan pertolongan Allah yang nyata dalam Perang Badar (seperti turunnya malaikat dan hujan) dikisahkan untuk menguatkan hati kaum Muslimin.
Juz 10: Wa'lamu
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Anfal ayat 41 hingga Surah At-Taubah ayat 92.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Al-Anfal, juz kesepuluh memberikan instruksi tentang persiapan perang, pentingnya menjaga perjanjian, dan bagaimana menghadapi pengkhianatan musuh. Kaum Muslimin diingatkan untuk tidak gentar menghadapi jumlah musuh yang lebih besar, karena kekuatan sejati berasal dari Allah. Juz ini kemudian beralih ke Surah At-Taubah ("Pengampunan"), satu-satunya surah dalam Al-Quran yang tidak diawali dengan basmalah. Ini menandakan ketegasan isinya, yang banyak berbicara tentang perang dan pemutusan hubungan dengan kaum musyrikin yang terus-menerus melanggar perjanjian. Surah ini turun menjelang akhir periode Madinah dan berisi deklarasi pemutusan hubungan diplomatik dan militer dengan kaum musyrikin penyembah berhala di Jazirah Arab. Peristiwa Perang Tabuk melawan Romawi menjadi latar belakang utama, di mana karakter kaum munafik yang mencari-cari alasan untuk tidak ikut berperang diekspos habis-habisan.
Juz 11: Ya'tazirun
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah At-Taubah ayat 93 hingga Surah Hud ayat 5.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz kesebelas melanjutkan Surah At-Taubah dengan membongkar alasan-alasan palsu kaum munafik yang tidak ikut Perang Tabuk. Sebaliknya, kondisi kaum Muslimin yang miskin tetapi memiliki semangat jihad yang tinggi dipuji. Ayat-ayat tentang zakat dan distribusinya kepada delapan golongan (asnaf) juga terdapat di sini. Di akhir surah, Allah menyanjung Nabi Muhammad SAW atas kasih sayangnya yang luar biasa kepada umatnya. Juz ini kemudian berlanjut dengan Surah Yunus dan sebagian awal Surah Hud. Kedua surah ini, bersama dengan surah-surah berikutnya, kembali menekankan pada tema-tema pokok akidah, seperti keesaan Allah, kebenaran wahyu, dan keniscayaan hari kebangkitan. Kisah Nabi Yunus dan kaumnya yang bertaubat dan akhirnya diselamatkan dari azab menjadi pelajaran penting tentang rahmat Allah. Surah Hud memulai narasinya dengan tantangan untuk membuat karya yang serupa dengan Al-Quran, sebagai bukti kebenarannya.
Juz 12: Wa Ma Min Dabbah
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Hud ayat 6 hingga Surah Yusuf ayat 52.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini dibuka dengan penegasan bahwa rezeki setiap makhluk di bumi dijamin oleh Allah. Surah Hud kemudian menyajikan serangkaian kisah para nabi (Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Luth, Syu'aib, dan Musa) dengan penekanan pada dialog antara mereka dan kaumnya yang menentang. Kisah banjir besar Nabi Nuh yang menenggelamkan putranya sendiri menjadi pelajaran tragis tentang fanatisme pada kekafiran. Juz ini kemudian masuk ke Surah Yusuf secara keseluruhan, salah satu surah yang paling unik dan indah dalam Al-Quran. Berbeda dari surah lain yang menceritakan kisah para nabi secara terpisah-pisah, Surah Yusuf menyajikan kisah Nabi Yusuf AS dari awal hingga akhir dalam satu narasi yang utuh dan kronologis. Kisah ini, yang disebut sebagai "ahsanul qasas" (kisah terbaik), adalah drama yang sarat dengan pelajaran tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan, memaafkan, menjaga kehormatan diri, dan keyakinan pada rencana Allah yang pada akhirnya akan membawa kebaikan.
Juz 13: Wa Ma Ubarri'u
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Yusuf ayat 53 hingga Surah Ibrahim ayat 52.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ketiga belas melanjutkan bagian akhir dari kisah Nabi Yusuf, di mana ia dibebaskan dari penjara, diangkat menjadi bendahara negara Mesir, dan akhirnya bertemu kembali dengan saudara-saudara dan ayahnya. Momen pemaafan Yusuf kepada saudara-saudaranya menjadi puncak dari kisah ini. Selanjutnya adalah Surah Ar-Ra'd ("Guruh"), yang memadukan keindahan fenomena alam seperti guruh dan kilat sebagai tanda-tanda kebesaran Allah dengan argumen tentang kebenaran wahyu. Surah ini menekankan bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Terakhir, juz ini mencakup Surah Ibrahim secara keseluruhan. Surah ini berpusat pada doa Nabi Ibrahim AS yang indah saat ia meninggalkan istri dan anaknya di lembah Makkah yang tandus. Doa ini menjadi simbol tawakal dan visi jangka panjang. Surah ini juga berisi perumpamaan yang kuat tentang "kalimat yang baik" (seperti pohon yang baik) dan "kalimat yang buruk" (seperti pohon yang buruk), yang melambangkan iman dan kekafiran.
Juz 14: Rubama
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Hijr ayat 1 hingga Surah An-Nahl ayat 128.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini diawali dengan Surah Al-Hijr, yang menegaskan bahwa Al-Quran adalah kitab yang dijaga oleh Allah dari segala bentuk perubahan. Kisah penciptaan Adam dan kesombongan Iblis kembali diulang dengan penekanan pada penangguhan hukuman Iblis hingga hari kiamat untuk menggoda manusia. Kisah kaum Nabi Luth dan kaum Nabi Syu'aib juga disebutkan sebagai peringatan. Juz ini kemudian mencakup seluruh Surah An-Nahl ("Lebah"). Dinamakan demikian karena di dalamnya terdapat ayat yang menjelaskan tentang lebah, makhluk kecil yang bekerja dengan keteraturan luar biasa atas ilham dari Allah. Surah ini dikenal sebagai "surah nikmat" karena begitu banyak menyebutkan berbagai nikmat Allah, mulai dari hujan, tanaman, hewan ternak, hingga lautan. Manusia diajak untuk merenungkan nikmat-nikmat ini sebagai bukti kekuasaan Allah dan alasan untuk bersyukur, bukan kufur.
Juz 15: Subhanallazi
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Isra' ayat 1 hingga Surah Al-Kahf ayat 74.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz kelima belas dimulai dengan Surah Al-Isra', yang mengabadikan peristiwa agung Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian ke Sidratul Muntaha. Surah ini juga mengisahkan sejarah Bani Israil yang dua kali membuat kerusakan di muka bumi dan dua kali pula mereka dihancurkan. Berbagai perintah moral yang luhur disampaikan, seperti berbakti kepada orang tua, menyantuni kerabat dan fakir miskin, serta larangan membunuh, berzina, dan berlaku sombong. Juz ini kemudian masuk ke Surah Al-Kahf ("Gua"), sebuah surah yang sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari Jumat. Surah ini berisi empat kisah utama yang sarat dengan pelajaran untuk menghadapi fitnah akhir zaman: (1) Kisah Ashabul Kahfi (fitnah akidah), (2) Kisah pemilik dua kebun (fitnah harta), (3) Kisah Nabi Musa dan Khidir (fitnah ilmu), dan (4) Kisah Dzulqarnain (fitnah kekuasaan). Setiap kisah menawarkan solusi dan cara pandang untuk selamat dari ujian-ujian tersebut.
Juz 16: Qala Alam
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Kahf ayat 75 hingga Surah Ta-Ha ayat 135.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Al-Kahf, juz ini menyelesaikan kisah perjalanan Nabi Musa dan Khidir, di mana Khidir menjelaskan hikmah di balik tindakan-tindakannya yang aneh. Kisah Dzulqarnain dan perjalanannya membangun dinding untuk menghalau Ya'juj dan Ma'juj menjadi penutup surah. Selanjutnya, juz ini mencakup Surah Maryam, yang dengan gaya bahasa yang sangat indah dan menyentuh menceritakan kisah mukjizat kelahiran Nabi Zakaria dan putranya, Yahya, di usia senja. Puncaknya adalah kisah Maryam dan kelahiran Nabi Isa AS tanpa seorang ayah. Surah ini membantah keras keyakinan trinitas dan menegaskan bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah. Terakhir, juz ini mencakup seluruh Surah Ta-Ha. Surah ini diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW dan menegaskan bahwa Al-Quran bukanlah untuk menyusahkan. Kisah Nabi Musa AS diceritakan lagi dengan sangat detail, terutama dialognya dengan Allah di Lembah Tuwa dan perjuangannya menghadapi Firaun dan penyihirnya.
Juz 17: Iqtaraba Linnas
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Anbiya' ayat 1 hingga Surah Al-Hajj ayat 78.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini dimulai dengan Surah Al-Anbiya' ("Para Nabi"), yang dibuka dengan peringatan bahwa hari perhitungan semakin dekat, sementara manusia masih lalai. Surah ini, sesuai namanya, menyebutkan kisah singkat dari banyak nabi, termasuk Ibrahim, Luth, Ishaq, Ya'qub, Nuh, Dawud, Sulaiman, Ayyub, Ismail, Idris, Dzulkifli, Yunus, Zakaria, dan Yahya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa risalah semua nabi adalah sama: menyembah Allah Yang Esa. Doa-doa para nabi saat menghadapi kesulitan juga diabadikan, seperti doa Nabi Ayyub saat sakit dan doa Nabi Yunus di dalam perut ikan. Juz ini kemudian mencakup seluruh Surah Al-Hajj ("Haji"). Surah ini memiliki keunikan karena mengandung ayat-ayat yang turun di Makkah dan Madinah. Dimulai dengan gambaran dahsyatnya hari kiamat, surah ini kemudian membahas tentang ibadah haji, sejarah Ka'bah, izin untuk berperang bagi kaum yang terzalimi, dan perumpamaan tentang orang yang beribadah di tepi (tidak sepenuh hati). Surah ini diakhiri dengan seruan untuk rukuk, sujud, menyembah Allah, dan berbuat kebaikan.
Juz 18: Qad Aflaha
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Mu'minun ayat 1 hingga Surah Al-Furqan ayat 20.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz kedelapan belas dibuka dengan Surah Al-Mu'minun ("Orang-orang yang Beriman"), yang dimulai dengan deklarasi kemenangan bagi orang beriman dan menyebutkan sifat-sifat mereka: khusyuk dalam salat, menjauhi perbuatan sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan, dan memelihara amanah. Proses penciptaan manusia dari saripati tanah hingga menjadi makhluk yang sempurna dipaparkan sebagai bukti kekuasaan Allah. Kisah beberapa nabi kembali disebutkan untuk menegaskan nasib kaum yang mendustakan. Juz ini dilanjutkan dengan Surah An-Nur ("Cahaya"), sebuah surah Madaniyah yang fokus pada tatanan sosial dan etika dalam masyarakat Islam. Di dalamnya terdapat hukum hudud bagi pezina, larangan menuduh wanita baik-baik tanpa saksi (qazaf), etika meminta izin saat memasuki rumah, perintah menundukkan pandangan, dan kewajiban mengenakan hijab bagi wanita. Puncak surah ini adalah "Ayat Cahaya" (An-Nur: 35), sebuah perumpamaan indah tentang Allah sebagai cahaya langit dan bumi. Terakhir, juz ini memasuki awal Surah Al-Furqan ("Pembeda"), yang menegaskan fungsi Al-Quran sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil.
Juz 19: Wa Qalal Lazina
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Furqan ayat 21 hingga Surah An-Naml ayat 55.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Al-Furqan, juz ini membahas tuduhan-tuduhan kaum kafir terhadap Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW, seperti mengapa malaikat tidak diturunkan atau mengapa Rasul ini makan dan berjalan di pasar. Allah menjawab semua keraguan tersebut. Di akhir surah, terdapat deskripsi yang indah tentang hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih ('Ibadurrahman), yang memiliki sifat-sifat mulia seperti rendah hati, sabar, dan rajin beribadah di malam hari. Selanjutnya adalah Surah Asy-Syu'ara' ("Para Penyair"), yang sebagian besar isinya menceritakan kisah para nabi (Musa, Ibrahim, Nuh, Hud, Saleh, Luth, dan Syu'aib) dengan pola yang sama untuk menghibur Nabi Muhammad SAW dan mengingatkan kaum Quraisy akan nasib para pendusta. Surah ini diakhiri dengan membantah tuduhan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang penyair. Terakhir, juz ini memulai Surah An-Naml ("Semut"), yang dibuka dengan kisah Nabi Musa dan kemudian menyajikan kisah Nabi Sulaiman dengan sangat detail, termasuk kerajaannya yang megah, pasukannya yang terdiri dari jin, manusia, dan burung, serta dialognya dengan semut dan burung hud-hud, hingga interaksinya dengan Ratu Balqis dari negeri Saba'.
Juz 20: Amman Khalaqa
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah An-Naml ayat 56 hingga Surah Al-'Ankabut ayat 45.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini menyelesaikan Surah An-Naml dengan kisah Ratu Balqis yang akhirnya tunduk dan beriman kepada Allah bersama Nabi Sulaiman. Kisah kaum Nabi Saleh dan Luth juga disebutkan. Surah ini ditutup dengan penegasan kekuasaan Allah yang mutlak. Juz ini dilanjutkan dengan Surah Al-Qasas ("Kisah-kisah"), yang kembali menceritakan kisah Nabi Musa AS dari kelahirannya hingga perjuangannya melawan Firaun, namun dengan sudut pandang dan detail yang berbeda dari surah-surah sebelumnya. Kisah ini menyoroti perlindungan Allah kepada Musa sejak bayi. Di akhir surah, diceritakan pula kisah Qarun, seorang kaya raya dari kaum Musa yang sombong dengan hartanya dan akhirnya dibenamkan ke dalam bumi. Ini menjadi pelajaran tentang bahaya kesombongan karena harta. Terakhir, juz ini memasuki awal Surah Al-'Ankabut ("Laba-laba"), yang membahas tentang ujian dan cobaan sebagai konsekuensi dari pernyataan iman. Perumpamaan tentang orang-orang musyrik yang berlindung kepada selain Allah diibaratkan seperti laba-laba yang berlindung di sarangnya yang rapuh.
Juz 21: Utlu Ma Uhiya
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-'Ankabut ayat 46 hingga Surah Al-Ahzab ayat 30.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Al-'Ankabut, juz ini memerintahkan untuk tidak berdebat dengan Ahlul Kitab kecuali dengan cara yang baik dan menekankan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah membaca kitab apapun sebelumnya, sebagai bukti bahwa Al-Quran adalah wahyu. Selanjutnya adalah Surah Ar-Rum ("Bangsa Romawi"), yang dibuka dengan nubuat tentang kemenangan Bangsa Romawi (yang beragama Nasrani) atas Persia (penyembah api) setelah sebelumnya kalah. Ini menjadi bukti kebenaran Al-Quran. Surah ini mengajak manusia merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta, seperti penciptaan pasangan, perbedaan bahasa dan warna kulit, serta tidur di malam hari. Juz ini dilanjutkan dengan Surah Luqman, yang berisi nasihat-nasihat bijak dari Luqman al-Hakim kepada anaknya, yang mencakup larangan syirik, perintah berbakti kepada orang tua, dan adab-adab mulia lainnya. Kemudian Surah As-Sajdah, yang menekankan kebenaran Al-Quran dan hari kebangkitan. Terakhir, juz ini memulai Surah Al-Ahzab ("Golongan-golongan yang Bersekutu"), yang membahas peristiwa Perang Khandaq (parit) dan menguji keimanan kaum Muslimin.
Juz 22: Wa Man Yaqnut
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Ahzab ayat 31 hingga Surah Yasin ayat 27.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini melanjutkan Surah Al-Ahzab dengan memberikan petunjuk khusus kepada istri-istri Nabi SAW sebagai teladan bagi para wanita. Peristiwa pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Zainab binti Jahsy dijelaskan untuk menghapus adat adopsi jahiliyah. Perintah untuk berselawat kepada Nabi juga terdapat dalam surah ini. Selanjutnya adalah Surah Saba', yang membantah pengingkaran kaum musyrikin terhadap hari kiamat. Kisah Nabi Dawud dan Sulaiman serta kisah kaum Saba' yang kufur nikmat disajikan sebagai pelajaran. Setelah itu, Surah Fatir ("Pencipta"), yang menggambarkan keagungan Allah sebagai pencipta langit dan bumi. Perbedaan antara orang beriman dan orang kafir diibaratkan seperti orang yang melihat dan orang buta. Terakhir, juz ini memasuki Surah Yasin, yang sering disebut sebagai "jantung Al-Quran". Surah ini dengan kuat menegaskan tiga pilar akidah: tauhid, risalah (kenabian), dan hari kebangkitan. Kisah penduduk sebuah kota yang mendustakan tiga rasul menjadi inti dari bagian awal surah ini.
Juz 23: Wa Mali
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Yasin ayat 28 hingga Surah Az-Zumar ayat 31.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Yasin, juz ini menyajikan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta, seperti bumi yang mati lalu dihidupkan, malam dan siang, serta matahari dan bulan yang beredar pada orbitnya. Gambaran tentang hari kiamat, tiupan sangkakala, dan kondisi penghuni surga dan neraka dipaparkan dengan jelas. Selanjutnya adalah Surah As-Saffat ("Yang Bersaf-saf"), yang dimulai dengan sumpah demi para malaikat. Surah ini membantah klaim kaum musyrikin bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Kisah para nabi, terutama kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail, diceritakan dengan menyentuh. Juz ini dilanjutkan dengan Surah Sad, yang dibuka dengan tantangan terhadap kesombongan kaum Quraisy. Kisah Nabi Dawud dan Sulaiman kembali disebut, dengan fokus pada kebijaksanaan dan ujian yang mereka hadapi. Kisah Nabi Ayyub yang sabar juga disebutkan. Terakhir, juz ini memasuki awal Surah Az-Zumar ("Rombongan-rombongan"), yang menekankan pentingnya ikhlas dalam beribadah hanya kepada Allah.
Juz 24: Faman Azlamu
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Az-Zumar ayat 32 hingga Surah Fussilat ayat 46.
Ringkasan dan Tema Utama: Melanjutkan Surah Az-Zumar, juz ini menggambarkan pemandangan hari kiamat ketika orang-orang kafir dan orang-orang bertakwa digiring dalam rombongan menuju neraka dan surga. Ayat-ayatnya sangat menggugah, menekankan rahmat Allah yang luas dan ajakan untuk tidak berputus asa serta segera bertaubat. Selanjutnya adalah Surah Ghafir ("Yang Mengampuni"), juga dikenal sebagai Al-Mu'min. Surah ini dibuka dengan sifat-sifat Allah, termasuk pengampun dosa. Kisah seorang lelaki beriman dari keluarga Firaun yang menyembunyikan imannya dan membela Nabi Musa menjadi bagian sentral dari surah ini. Juz ini dilanjutkan dengan Surah Fussilat ("Yang Dijelaskan"), yang dimulai dengan penegasan bahwa Al-Quran diturunkan dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Surah ini menantang kaum musyrikin dengan argumen tentang penciptaan langit dan bumi. Terdapat pula deskripsi tentang bagaimana kulit, mata, dan telinga manusia akan menjadi saksi atas perbuatan mereka di hari kiamat.
Juz 25: Ilaihi Yuraddu
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Fussilat ayat 47 hingga Surah Al-Jathiyah ayat 37.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini menyelesaikan Surah Fussilat dengan menekankan pentingnya dakwah dengan cara yang baik dan kesabaran dalam menghadapi penolakan. Selanjutnya adalah Surah Asy-Syura ("Musyawarah"), yang menyoroti salah satu prinsip penting dalam Islam, yaitu menyelesaikan urusan melalui musyawarah. Kesatuan risalah para nabi besar (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad) ditegaskan. Juz ini dilanjutkan dengan Surah Az-Zukhruf ("Perhiasan"), yang mengkritik keras pandangan materialistis kaum kafir yang mengukur kebenaran dengan kekayaan dan kemewahan dunia. Kemudian Surah Ad-Dukhan ("Kabut"), yang menggambarkan salah satu tanda kiamat yaitu munculnya kabut atau asap yang menyelimuti bumi. Kisah Firaun kembali diulang sebagai contoh kesombongan yang berakhir dengan kehancuran. Terakhir, juz ini mencakup Surah Al-Jathiyah ("Yang Berlutut"), yang menggambarkan pemandangan di hari kiamat di mana setiap umat akan dipanggil dan berlutut untuk menerima catatan amalnya.
Juz 26: Ha Mim
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Ahqaf ayat 1 hingga Surah Adz-Dzariyat ayat 30.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini dimulai dengan Surah Al-Ahqaf ("Bukit-bukit Pasir"), yang menegaskan bahwa penciptaan langit dan bumi bukanlah main-main. Perintah untuk berbakti kepada orang tua ditekankan dengan sangat kuat. Kisah kaum 'Ad yang mendustakan Nabi Hud di bukit-bukit pasir disebutkan sebagai peringatan. Terdapat pula kisah sekelompok jin yang mendengarkan bacaan Al-Quran dan kemudian beriman serta berdakwah kepada kaumnya. Selanjutnya adalah Surah Muhammad, juga dikenal sebagai Al-Qital ("Peperangan"), yang berisi instruksi-instruksi tegas mengenai perang melawan kaum kafir yang memusuhi Islam. Surah ini dengan jelas membedakan nasib orang beriman dan orang kafir. Dilanjutkan dengan Surah Al-Fath ("Kemenangan"), yang turun setelah Perjanjian Hudaibiyah. Meskipun secara lahiriah perjanjian itu merugikan, Allah menyebutnya sebagai kemenangan yang nyata karena membuka jalan bagi dakwah Islam secara damai. Kemudian Surah Al-Hujurat ("Kamar-kamar"), yang merupakan surah tentang etika dan adab sosial, seperti larangan menggunjing, berburuk sangka, dan mencari-cari kesalahan orang lain. Terakhir, juz ini memulai Surah Qaf dan Adz-Dzariyat, yang keduanya menegaskan tentang hari kebangkitan.
Juz 27: Qala Fama Khatbukum
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Adz-Dzariyat ayat 31 hingga Surah Al-Hadid ayat 29.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini melanjutkan Surah Adz-Dzariyat, At-Tur, An-Najm, dan Al-Qamar. Keempat surah ini memiliki tema yang kuat tentang keniscayaan hari kiamat dan pembalasan, sering kali dimulai dengan sumpah demi ciptaan Allah. Gambaran surga dan neraka dilukiskan dengan sangat hidup untuk memotivasi dan memberi peringatan. Surah An-Najm mengklarifikasi peristiwa Isra' Mi'raj dan membantah tuduhan bahwa Nabi berbicara menurut hawa nafsunya. Surah Al-Qamar menyoroti mukjizat terbelahnya bulan dan mengulang kisah kaum-kaum terdahulu yang dibinasakan. Selanjutnya adalah Surah Ar-Rahman, yang dikenal sebagai "pengantin Al-Quran". Dengan ritme yang indah dan pengulangan ayat "Fabiayyi ala'i Rabbikuma tukazziban" (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?), surah ini mengajak manusia dan jin untuk merenungi nikmat Allah yang tak terhingga. Kemudian Surah Al-Waqi'ah ("Hari Kiamat"), yang menggambarkan kejadian kiamat dan membagi manusia menjadi tiga golongan. Terakhir, Surah Al-Hadid ("Besi"), yang menekankan kekuasaan mutlak Allah dan mengajak untuk berinfak di jalan-Nya, serta mengibaratkan kehidupan dunia hanya seperti permainan yang melalaikan.
Juz 28: Qad Sami'allah
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Mujadilah ayat 1 hingga Surah At-Tahrim ayat 12.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz kedua puluh delapan berisi surah-surah Madaniyah yang mayoritas membahas hukum dan interaksi sosial. Dimulai dengan Surah Al-Mujadilah ("Wanita yang Mengajukan Gugatan"), yang turun berkenaan dengan seorang wanita yang mengadukan praktik zihar suaminya kepada Nabi. Surah ini menetapkan hukum tentang zihar dan menekankan pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu. Dilanjutkan dengan Surah Al-Hasyr ("Pengusiran"), yang menceritakan pengusiran suku Yahudi Bani Nadhir dari Madinah karena pengkhianatan mereka. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang agung tentang Asmaul Husna. Kemudian Surah Al-Mumtahanah ("Wanita yang Diuji"), yang mengatur hubungan antara Muslim dengan non-Muslim, terutama terkait wanita yang berhijrah dari Makkah ke Madinah. Surah As-Saff ("Barisan") memotivasi kaum Muslimin untuk berjihad di jalan Allah dalam barisan yang teratur. Surah Al-Jumu'ah ("Hari Jumat") berisi perintah untuk segera melaksanakan salat Jumat dan meninggalkan jual beli. Surah Al-Munafiqun membongkar sifat-sifat orang munafik. Surah At-Taghabun membahas tentang hari di mana akan terungkap segala kesalahan. Terakhir, Surah At-Talaq ("Talak") dan At-Tahrim ("Mengharamkan") memberikan panduan rinci mengenai hukum perceraian dan isu-isu dalam rumah tangga Nabi.
Juz 29: Tabarakallazi
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah Al-Mulk ayat 1 hingga Surah Al-Mursalat ayat 50.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz ini, dikenal juga sebagai Juz Tabarak, berisi sebelas surah Makkiyah. Temanya sangat fokus pada keimanan, kekuasaan Allah, hari kiamat, dan pembentukan karakter dasar seorang Muslim. Dimulai dengan Surah Al-Mulk ("Kerajaan"), yang menegaskan kekuasaan mutlak Allah atas alam semesta dan menantang manusia untuk mencari cacat dalam ciptaan-Nya. Surah Al-Qalam ("Pena") membela akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Surah Al-Haqqah ("Hari Kiamat"), Al-Ma'arij ("Tempat-tempat Naik"), Nuh, dan Al-Jinn semuanya mengupas tentang realitas hari pembalasan dan pentingnya beriman kepada risalah para nabi. Surah Nuh menceritakan dakwah Nabi Nuh yang tak kenal lelah selama 950 tahun. Surah Al-Muzzammil ("Orang yang Berselimut") dan Al-Muddassir ("Orang yang Berkemul") adalah surah-surah awal yang turun, berisi perintah kepada Nabi untuk bangun malam untuk beribadah dan mulai berdakwah secara terang-terangan. Surah Al-Qiyamah ("Hari Kiamat"), Al-Insan ("Manusia"), dan Al-Mursalat ("Malaikat-malaikat yang Diutus") semuanya menggambarkan dengan detail dan kuat tentang peristiwa kiamat, kebangkitan, dan pembalasan yang akan diterima manusia.
Juz 30: 'Amma
Cakupan Surah dan Ayat: Dimulai dari Surah An-Naba' ayat 1 hingga Surah An-Nas ayat 6.
Ringkasan dan Tema Utama: Juz terakhir ini, yang paling terkenal dan sering dihafal, dikenal sebagai Juz 'Amma. Terdiri dari 37 surah pendek, yang mayoritasnya adalah surah Makkiyah. Gaya bahasanya sangat puitis, ritmis, dan menggugah jiwa. Tema utamanya berkisar pada penegasan akan adanya hari kiamat (An-Naba', An-Nazi'at), keesaan Allah (Al-Ikhlas), dan deskripsi tentang surga dan neraka (Al-Ghashiyah, Al-Mutaffifin). Banyak surah yang mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah sebagai bukti kekuasaan-Nya ('Abasa, At-Tariq). Beberapa surah menceritakan peristiwa sejarah penting (Al-Fil, Quraisy). Surah-surah penutup seperti Al-Kafirun menegaskan batas toleransi akidah, An-Nasr mengabarkan datangnya kemenangan Islam, dan Al-Ikhlas, Al-Falaq, serta An-Nas (Al-Mu'awwidzatain) menjadi doa perlindungan bagi setiap Muslim. Juz 'Amma berfungsi sebagai rangkuman padat dari pesan-pesan inti Al-Quran, menjadikannya pengingat yang kuat dan penutup yang sempurna bagi perjalanan membaca kitab suci ini.