Futsal adalah olahraga yang dinamis, cepat, dan menuntut ketepatan teknis serta pemahaman taktis yang mendalam. Namun, jantung dari setiap pertandingan futsal yang adil dan terstruktur adalah kepatuhan terhadap Aturan Main (Laws of the Game) yang ditetapkan secara resmi oleh badan sepak bola dunia. Aturan-aturan ini memastikan integritas kompetisi, keselamatan pemain, dan konsistensi dalam pengambilan keputusan di lapangan.
Berbeda dengan sepak bola lapangan besar, futsal memiliki serangkaian regulasi yang unik, terutama terkait dengan pergantian pemain (substitusi terbang), batasan waktu penguasaan bola oleh kiper, dan sistem pelanggaran akumulasi. Memahami secara mendalam setiap pasal dari 17 Hukum Futsal adalah kunci bagi pemain, pelatih, wasit, maupun penggemar untuk benar-benar menguasai olahraga ini.
Berikut adalah penjelasan terperinci dan menyeluruh mengenai 17 Aturan Main Futsal, yang diperkaya dengan interpretasi dan aplikasi praktis di lapangan.
Hukum 1: Lapangan Permainan (The Pitch)
Lapangan futsal harus berbentuk persegi panjang dan dibatasi oleh garis-garis penanda. Semua garis harus memiliki lebar yang sama, maksimal 8 cm, dan menjadi bagian integral dari area yang mereka batasi (misalnya, jika bola menyentuh garis, itu masih dianggap "in play").
Dimensi Lapangan
- Panjang Garis Samping (Touchline): Minimum 25 meter, Maksimum 42 meter.
- Lebar Garis Gawang (Goal Line): Minimum 16 meter, Maksimum 25 meter.
Untuk pertandingan internasional, dimensi lapangan lebih ketat, yaitu panjang 38-42 meter dan lebar 20-25 meter. Kedua garis gawang harus lebih pendek dari garis samping.
Marka Lapangan Utama
Garis Tengah dan Titik Pusat: Garis tengah membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama. Di tengah garis ini terdapat Titik Pusat, tempat tendangan permulaan dilakukan.
Area Penalti: Area penalti ditandai dengan busur seperempat lingkaran yang ditarik dari tiang gawang, masing-masing dengan radius 6 meter, dan dihubungkan oleh garis paralel ke garis gawang. Pelanggaran yang dilakukan oleh tim bertahan di area ini berujung pada tendangan penalti.
Titik Penalti Pertama: Terletak 6 meter dari titik tengah garis gawang.
Titik Penalti Kedua: Terletak 10 meter dari titik tengah garis gawang. Titik ini digunakan untuk mengeksekusi tendangan bebas langsung setelah tim mencapai batas lima pelanggaran akumulasi.
Area Teknis: Zona di luar garis samping tempat pelatih, ofisial tim, dan pemain pengganti duduk. Zona ini biasanya berjarak 1 meter di kedua sisi garis tengah, mencakup area bangku cadangan.
Ilustrasi Lapangan Futsal
Hukum 2: Bola (The Ball)
Bola futsal harus memenuhi spesifikasi tertentu untuk memastikan permainan berjalan sesuai karakter cepat olahraga ini. Bola harus terbuat dari bahan yang sesuai, umumnya kulit atau bahan lain yang disetujui, dan memiliki keliling antara 62 cm dan 64 cm.
Spesifikasi Teknis
Berat bola harus antara 400 gram dan 440 gram pada awal pertandingan. Pembeda utama futsal adalah pantulan bola. Saat dijatuhkan dari ketinggian 2 meter, pantulan pertama tidak boleh melebihi 65 cm dan tidak boleh kurang dari 50 cm. Ini dikenal sebagai ‘low bounce’ untuk menjaga bola tetap dekat dengan permukaan lapangan dan mempromosikan permainan kaki yang cepat.
Penggantian Bola yang Cacat: Jika bola pecah atau rusak selama pertandingan (misalnya, karena tekanan udara berkurang signifikan atau robek), permainan harus dihentikan. Permainan dilanjutkan dengan menjatuhkan bola (dropped ball) di tempat bola menjadi rusak, kecuali jika hal itu terjadi di dalam area penalti, dalam hal ini bola dijatuhkan di garis area penalti yang terdekat.
Hukum 3: Pemain (The Players)
Futsal dimainkan oleh dua tim, masing-masing terdiri dari maksimal 5 pemain, salah satunya adalah penjaga gawang.
Jumlah Pemain dan Pergantian (Substitusi)
- Jumlah Minimum: Sebuah tim tidak boleh bermain jika jumlah pemainnya kurang dari 3 orang. Jika sebuah tim kehilangan pemain hingga hanya tersisa dua (termasuk kiper) akibat cedera atau pengusiran, pertandingan dihentikan.
- Pergantian Terbang (Flying Substitutions): Futsal mengizinkan pergantian pemain yang tidak terbatas, kapan saja, dan tanpa pemberitahuan kepada wasit. Pemain yang keluar harus meninggalkan lapangan melalui zona pergantian timnya sendiri. Pemain pengganti hanya boleh masuk setelah pemain yang digantikan benar-benar meninggalkan lapangan.
- Pelanggaran Prosedur Substitusi: Jika pemain pengganti masuk sebelum pemain yang digantikan keluar, permainan dihentikan. Pemain yang melanggar akan diberikan kartu kuning (peringatan), dan permainan dilanjutkan dengan tendangan bebas tidak langsung (TBT) dari tempat bola berada.
Aturan Kiper Tambahan (Power Play)
Kiper dapat diganti oleh pemain lapangan. Pemain lapangan yang mengambil peran kiper harus memakai baju yang membedakannya dari pemain lain dan wasit. Strategi ini sering digunakan pada menit-menit akhir pertandingan ketika tim tertinggal, untuk menambah daya serang (disebut Power Play).
Hukum 4: Perlengkapan Pemain (The Players' Equipment)
Perlengkapan dasar yang wajib dikenakan pemain futsal meliputi:
- Kaus atau jersey dengan lengan.
- Celana pendek (jika memakai celana ketat di bawahnya, warnanya harus sama dengan warna celana pendek).
- Kaus kaki (sock) dan pelindung tulang kering (shin guard) yang tertutup oleh kaus kaki.
- Alas kaki yang disetujui (biasanya sepatu futsal dengan sol datar).
Pemeriksaan Perlengkapan: Pemain dilarang mengenakan perlengkapan apa pun yang berbahaya, termasuk perhiasan. Wasit berhak memeriksa perlengkapan pemain dan meminta pemain yang melanggar untuk segera memperbaikinya atau meninggalkan lapangan.
Warna Kiper: Penjaga gawang harus mengenakan warna yang dengan jelas membedakannya dari pemain lain, wasit, dan penjaga gawang lawan.
Hukum 5: Wasit (The Referees)
Setiap pertandingan dikendalikan oleh dua orang wasit yang memiliki kewenangan penuh untuk menegakkan Aturan Main.
Kewenangan dan Tugas
- Pengambil Keputusan Akhir: Keputusan wasit mengenai fakta yang berkaitan dengan permainan, termasuk apakah gol telah dicetak dan hasil pertandingan, bersifat final.
- Disiplin: Wasit memiliki otoritas untuk mengambil tindakan disipliner, mulai dari memberikan peringatan lisan hingga mengeluarkan kartu kuning (peringatan) atau kartu merah (pengusiran).
- Cedera: Wasit harus memastikan pemain yang cedera parah segera mendapat pertolongan dan, jika perlu, meninggalkan lapangan untuk perawatan (kecuali cedera kiper).
Hukum 6: Petugas Pertandingan Lain (Other Match Officials)
Tiga petugas tambahan biasanya hadir untuk membantu wasit, memastikan manajemen waktu dan catatan pelanggaran berjalan akurat.
- Wasit Ketiga (Third Referee): Membantu wasit utama dalam mengawasi pemain pengganti, mengontrol area teknis, dan mencatat pelanggaran akumulasi serta insiden disipliner.
- Pencatat Waktu (Timekeeper): Bertanggung jawab penuh untuk mengontrol waktu pertandingan, termasuk waktu jeda (time-out) dan durasi interval. Mereka juga mencatat jumlah pelanggaran akumulasi tim.
Dalam futsal modern, pencatat waktu memainkan peran krusial karena waktu pertandingan harus dihentikan setiap kali bola keluar lapangan atau terjadi tendangan bebas/pelanggaran. Pengelolaan waktu yang tepat adalah kunci perbedaan dengan sepak bola.
Hukum 7: Durasi Pertandingan (Duration of the Match)
Pertandingan futsal terdiri dari dua babak yang masing-masing berdurasi 20 menit ‘waktu bersih’ (actual playing time). Waktu akan dihentikan setiap kali bola keluar dari permainan.
Ketentuan Waktu
- Waktu Istirahat (Interval): Maksimal 15 menit antara babak pertama dan kedua.
- Jeda Waktu (Time-out): Setiap tim berhak meminta satu kali time-out selama 1 menit di setiap babak. Time-out hanya bisa diminta ketika tim yang meminta sedang menguasai bola dan bola sedang keluar dari permainan. Jika sebuah tim tidak mengambil time-out di babak pertama, hak tersebut hangus dan tidak dapat dibawa ke babak kedua.
- Perpanjangan Waktu: Jika waktu tambahan diperlukan (misalnya pada babak gugur), biasanya dimainkan dua periode tambahan 5 menit (dengan jeda 1 menit) tanpa time-out tambahan.
Hukum 8: Memulai dan Memulai Kembali Permainan (The Start and Restart of Play)
Permainan dimulai dengan tendangan permulaan dan dilanjutkan setelah jeda melalui prosedur yang sama.
- Kick-off (Tendangan Permulaan): Dilakukan dari titik pusat lapangan. Semua pemain lawan harus berada di luar lingkaran tengah (minimal 3 meter dari bola). Gol dapat dicetak langsung dari tendangan permulaan ini.
- Dropped Ball (Bola Dijatuhkan): Digunakan untuk memulai kembali permainan setelah penghentian sementara yang tidak disebabkan oleh pelanggaran atau bola keluar (misalnya, cedera, masalah peralatan). Bola dijatuhkan kepada satu pemain di posisi bola dihentikan.
Hukum 9: Bola di Dalam dan di Luar Permainan (The Ball In and Out of Play)
Bola dianggap di luar permainan (out of play) ketika:
- Bola sepenuhnya melewati garis gawang atau garis samping, baik di udara maupun di darat.
- Permainan dihentikan oleh wasit.
- Bola menyentuh langit-langit atau atap yang berada di atas lapangan.
Aturan Langit-langit: Jika bola menyentuh langit-langit, permainan dilanjutkan dengan tendangan ke dalam (kick-in) yang diberikan kepada tim lawan di bawah titik di mana bola menyentuh langit-langit.
Hukum 10: Menentukan Hasil Pertandingan (Determining the Outcome of a Match)
Sebuah gol tercipta ketika seluruh bagian bola melewati garis gawang, di antara tiang gawang dan di bawah mistar gawang, asalkan tim penyerang tidak melakukan pelanggaran Aturan Main.
Tendangan Penalti dari Titik Kedua (KAPT): Jika pertandingan berakhir seri dalam format gugur, wasit dapat menerapkan tendangan penalti (Kicks from the Second Penalty Mark/KAPT) untuk menentukan pemenang, sesuai prosedur yang mirip dengan adu penalti standar.
Hukum 11: Offside
Perlu dicatat secara tegas bahwa TIDAK ADA ATURAN OFFSIDE dalam futsal. Pemain dapat berada di posisi manapun di lapangan tanpa dianggap melanggar aturan, membuat dinamika serangan dan pertahanan menjadi sangat intens.
Hukum 12: Pelanggaran dan Perilaku Buruk (Fouls and Misconduct)
Hukum 12 adalah bagian paling rumit dan mendalam karena mencakup semua jenis pelanggaran, hukuman, dan manajemen disipliner, termasuk sistem akumulasi pelanggaran yang menjadi ciri khas futsal.
Tendangan Bebas Langsung (TBD)
Tendangan bebas langsung diberikan jika pemain melakukan salah satu dari pelanggaran berikut dengan cara yang dianggap ceroboh (careless), sembrono (reckless), atau menggunakan kekuatan berlebihan (excessive force) terhadap lawan:
- Menendang atau mencoba menendang lawan.
- Mengganjal atau mencoba mengganjal lawan.
- Melompat ke arah lawan.
- Menerjang lawan (charging).
- Memukul atau mencoba memukul lawan.
- Mendorong lawan.
- Melakukan tekel dengan cara yang berbahaya atau sembrono.
- Menahan lawan.
Pelanggaran Bola Tangan (Handling): Tendangan bebas langsung juga diberikan jika seorang pemain sengaja menyentuh bola dengan tangan atau lengan (kecuali kiper di area penaltinya sendiri), termasuk gerakan yang memperluas tubuh secara tidak wajar untuk menghalangi bola.
Hukuman: Semua pelanggaran di atas menghasilkan Tendangan Bebas Langsung (TBD). Jika dilakukan di dalam area penalti tim yang melanggar, hadiahnya adalah tendangan penalti.
Tendangan Bebas Tidak Langsung (TBT)
Tendangan bebas tidak langsung diberikan jika seorang pemain melakukan pelanggaran yang tidak memerlukan kontak fisik, seperti:
- Menghalangi pergerakan lawan tanpa ada upaya untuk memainkan bola (impeding).
- Menghalangi kiper lawan untuk melepaskan bola dari tangan.
- Melanggar batasan kiper (seperti 4-detik rule atau back-pass rule).
- Melakukan perilaku yang dianggap tidak sportif (misconduct) oleh wasit, namun tidak termasuk dalam kategori TBD.
Aturan Krusial Kiper Futsal
Kiper futsal tunduk pada dua batasan waktu dan area yang ketat:
- Aturan 4 Detik (Goal Clearance/Kick-in): Kiper hanya diizinkan menguasai bola (baik di tangan maupun di kaki) di dalam area penaltinya selama maksimal 4 detik. Pelanggaran aturan ini menghasilkan TBT untuk tim lawan di garis area penalti yang terdekat.
- Aturan Pengembalian Bola (Back-pass): Kiper tidak boleh menerima bola kembali dari rekan satu tim, kecuali bola tersebut sebelumnya telah menyentuh pemain lawan. Jika bola dikembalikan langsung ke kiper, ia tidak boleh menyentuhnya dengan tangan. Jika kiper melanggar ini (menyentuh dengan tangan), hadiahnya adalah TBT.
- Saat Berada di Luar Area Penalti: Kiper diperlakukan seperti pemain lapangan biasa. Batasan 4 detik tidak berlaku jika kiper berada di luar area penalti.
Pelanggaran Akumulasi (Accumulated Fouls)
Ini adalah aspek paling khas dari Futsal. Wasit (atau petugas waktu) mencatat setiap pelanggaran TBD yang dilakukan oleh setiap tim di setiap babak.
- Foul ke-1 hingga ke-5: Setiap pelanggaran TBD dihukum dengan tendangan bebas langsung, dengan pagar betis diizinkan (jarak pagar betis minimal 5 meter).
- Foul ke-6 dan Seterusnya: Mulai dari pelanggaran ke-6 dalam satu babak, tim yang melanggar dihukum dengan Tendangan Bebas Langsung Tanpa Pagar Betis (Direct Free Kick without Wall).
- Titik Eksekusi Pelanggaran ke-6: Tendangan ini diambil dari Titik Penalti Kedua (10 meter). Jika pelanggaran ke-6 (atau berikutnya) terjadi lebih dekat ke gawang daripada titik 10 meter (namun di luar area penalti), tim penyerang memiliki opsi untuk menendang dari tempat pelanggaran atau dari titik 10 meter.
- Prosedur Eksekusi Ke-6: Pemain yang menendang harus diidentifikasi. Tidak boleh ada pemain lain, kecuali kiper bertahan, yang menghalangi garis pandang. Kiper harus tetap berada di area penaltinya, setidaknya 5 meter dari bola.
Tindakan Disipliner (Kartu Kuning dan Merah)
Kartu kuning (Yellow Card/YC) digunakan untuk peringatan, dan kartu merah (Red Card/RC) untuk pengusiran.
Peringatan (Kartu Kuning)
Seorang pemain diberi kartu kuning jika melakukan salah satu dari tujuh pelanggaran berikut:
- Perilaku tidak sportif (misalnya, simulasi, merayakan gol secara berlebihan).
- Perbedaan pendapat dengan keputusan wasit (protes).
- Melanggar Aturan Main secara berulang (persistent infringement).
- Menunda dimulainya kembali permainan.
- Gagal mematuhi jarak yang ditentukan saat tendangan sudut, kick-in, atau tendangan bebas.
- Masuk atau keluar lapangan tanpa izin wasit (kecuali saat substitusi yang benar).
- Melanggar prosedur substitusi (misalnya, pemain pengganti masuk sebelum pemain yang diganti keluar).
Pengusiran (Kartu Merah)
Seorang pemain dikeluarkan dari lapangan (RC) jika melakukan salah satu dari tujuh pelanggaran serius:
- Bermain kasar serius (serious foul play).
- Perilaku kekerasan (violent conduct).
- Meludahi lawan atau orang lain.
- Mencegah tim lawan mencetak gol atau kesempatan mencetak gol yang jelas melalui pelanggaran tangan (kecuali kiper di area penaltinya).
- Mencegah kesempatan mencetak gol yang jelas bagi lawan yang bergerak ke arah gawang melalui pelanggaran yang dapat dihukum dengan TBD atau tendangan penalti.
- Menggunakan bahasa yang kasar, menghina, atau menghasut.
- Menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan yang sama.
Konsekuensi Kartu Merah (Pengusiran)
Pemain yang diusir harus meninggalkan lapangan dan area teknis. Tim yang pemainnya dikeluarkan hanya boleh bermain dengan empat pemain selama 2 menit waktu bermain efektif setelah pengusiran. Setelah 2 menit, atau segera setelah tim lawan mencetak gol (yang mana terjadi lebih dulu), tim yang kekurangan pemain diizinkan memasukkan pemain pengganti untuk menggenapi kembali jumlah pemain menjadi lima.
Hukum 13: Tendangan Bebas (Free Kicks)
Tendangan bebas dapat berupa tendangan bebas langsung (TBD) atau tidak langsung (TBT).
- Prosedur: Bola harus diam saat ditendang. Penendang tidak boleh menyentuh bola dua kali berturut-turut.
- Jarak Dinding (Pagar Betis): Pemain lawan harus berada minimal 5 meter dari bola sampai bola dimainkan.
- Mencetak Gol: Gol dapat dicetak langsung dari TBD. Gol tidak dapat dicetak langsung dari TBT (bola harus menyentuh pemain lain sebelum masuk gawang).
Hukum 14: Tendangan Penalti (The Penalty Kick)
Tendangan penalti diberikan ketika pemain melakukan pelanggaran yang dapat dihukum dengan TBD di dalam area penalti timnya sendiri. Tendangan ini diambil dari Titik Penalti Pertama (6 meter).
- Penentuan Penendang: Penendang harus diidentifikasi.
- Posisi Kiper: Kiper bertahan harus tetap berada di garis gawang, menghadap penendang, di antara tiang gawang, dan tidak bergerak maju hingga bola ditendang.
- Pemain Lain: Semua pemain lain harus berada di luar area penalti, di belakang atau di samping titik penalti, dan minimal 5 meter dari titik penalti.
Hukum 15: Tendangan Ke Dalam (The Kick-in)
Tendangan ke dalam menggantikan lemparan ke dalam (throw-in) pada sepak bola lapangan besar. Tendangan ke dalam diberikan ketika bola telah sepenuhnya melewati garis samping atau menyentuh langit-langit.
- Prosedur: Bola harus ditendang (bukan dilempar) dari garis samping di tempat bola keluar.
- Batasan Waktu: Pemain hanya memiliki 4 detik untuk mengeksekusi tendangan ke dalam sejak ia siap menendang. Pelanggaran 4 detik ini menghasilkan kick-in bagi tim lawan.
- Jarak Lawan: Pemain lawan harus berdiri minimal 5 meter dari titik kick-in.
- Gol: Gol tidak dapat dicetak secara langsung dari tendangan ke dalam. Jika bola langsung masuk ke gawang lawan, hadiahnya adalah goal clearance bagi lawan. Jika bola langsung masuk ke gawang tim penendang, hadiahnya adalah tendangan sudut bagi lawan.
Prosedur Tendangan Ke Dalam (Kick-in) dan Batas 4 Detik
Hukum 16: Tendangan Gawang (The Goal Clearance)
Tendangan gawang dalam futsal diganti dengan istilah "Pembersihan Gawang" (Goal Clearance). Prosedur ini diberikan ketika bola terakhir disentuh oleh pemain tim penyerang dan telah melewati garis gawang (tidak mencetak gol).
- Prosedur: Bola harus dilempar oleh kiper (bukan ditendang) dari area penalti dengan tangan.
- Batasan Waktu: Kiper hanya memiliki 4 detik untuk melepaskan bola setelah ia siap memainkannya.
- Bola Masuk Lapangan: Bola dianggap dalam permainan ketika bola dilempar dan telah meninggalkan area penalti.
- Kontak Kedua: Kiper tidak boleh menyentuh bola lagi sampai bola disentuh oleh pemain lain (kecuali kiper sudah keluar dari area penalti, di mana aturan back-pass tetap berlaku).
Dalam goal clearance, bola tidak harus menyentuh tanah sebelum garis tengah. Namun, kiper tidak boleh mencetak gol langsung dari goal clearance. Jika bola masuk langsung ke gawang lawan, hadiahnya adalah goal clearance bagi lawan.
Hukum 17: Tendangan Sudut (The Corner Kick)
Tendangan sudut diberikan ketika bola terakhir disentuh oleh pemain tim bertahan dan telah melewati garis gawang (tidak mencetak gol).
- Prosedur: Bola harus diletakkan di dalam sudut seperempat lingkaran terdekat.
- Batasan Waktu: Pemain penyerang memiliki 4 detik untuk mengeksekusi tendangan sudut.
- Jarak Lawan: Pemain lawan harus berdiri minimal 5 meter dari titik tendangan sudut.
- Mencetak Gol: Gol dapat dicetak secara langsung dari tendangan sudut.
Penerapan Hukum yang Mendalam: Skenario Kompleks
Memahami Perbedaan "Ceroboh", "Sembrono", dan "Kekuatan Berlebihan"
Wasit harus mampu membedakan tingkat keparahan pelanggaran saat menentukan apakah akan memberikan kartu atau tidak. Perbedaan ini sangat penting dalam Hukum 12:
1. Ceroboh (Careless): Tindakan yang dilakukan pemain tanpa memperhatikan risiko terhadap lawan. Ini adalah tingkat pelanggaran terendah dan hanya dihukum dengan TBD/Penalti tanpa kartu disipliner.
2. Sembrono (Reckless): Tindakan yang dilakukan pemain dengan mengabaikan risiko bahaya terhadap lawan. Sembrono selalu disertai dengan Kartu Kuning (YC) karena dianggap perilaku tidak sportif yang berbahaya.
3. Kekuatan Berlebihan (Excessive Force): Tindakan yang dilakukan pemain melampaui batas kekuatan yang wajar, sehingga berpotensi atau pasti menyebabkan cedera serius. Pelanggaran ini wajib dihukum dengan Kartu Merah (RC) karena termasuk bermain kasar serius.
Analisis Mendalam Pelanggaran Akumulasi
Pengelolaan pelanggaran akumulasi adalah faktor taktis terbesar dalam futsal. Batas 5 pelanggaran per babak memaksa tim untuk bermain lebih hati-hati di penghujung babak, terutama setelah mencapai pelanggaran ke-4. Semua tim harus mencatat jumlah pelanggaran mereka secara cermat.
Penetapan Ulang (Reset): Pelanggaran akumulasi di-reset (kembali ke nol) pada awal babak kedua. Jika pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu, pelanggaran akumulasi dari babak kedua tidak di-reset; sebaliknya, akumulasi tersebut dibawa ke periode perpanjangan waktu. Namun, pada perpanjangan waktu, batas untuk tendangan bebas tanpa pagar betis menjadi lebih longgar, biasanya setelah tim mencapai pelanggaran ke-4 dalam periode perpanjangan waktu tersebut (meskipun ini dapat bervariasi berdasarkan regulasi turnamen).
Pentingnya Titik 10 Meter: Ancaman eksekusi dari 10 meter setelah pelanggaran ke-6 membuat tim bertahan harus sangat berhati-hati dalam melakukan tekel atau handsball. Tendangan dari 10 meter memiliki probabilitas gol yang sangat tinggi dan seringkali menjadi penentu hasil akhir babak.
Dampak Pengusiran (Kartu Merah) Terhadap Taktik
Situasi kekurangan pemain (4 lawan 5) selama 2 menit adalah momen paling kritis dalam futsal. Tim yang kehilangan pemain harus segera beralih ke formasi bertahan yang kompak (seperti berlian atau kotak) untuk membatasi ruang tembak lawan. Wasit Ketiga atau Pencatat Waktu bertanggung jawab mutlak untuk memastikan waktu 2 menit dihitung dengan akurat dan pemain pengganti hanya masuk pada saat yang tepat (setelah 2 menit atau setelah gol lawan).
Prosedur Setelah Gol: Jika tim lawan mencetak gol sebelum 2 menit berlalu, hukuman pengusiran berakhir, dan tim yang dihukum diizinkan memasukkan pemain pengganti segera setelah gol dicetak (sebelum tendangan permulaan). Pemain pengganti yang masuk tidak harus pemain yang awalnya dikeluarkan; ia bisa pemain cadangan manapun.
Detail Implementasi Aturan Kiper
Aturan kiper sangat ketat untuk mencegah upaya menahan bola berlebihan yang dapat memperlambat tempo permainan, sehingga menjaga kecepatan dan fluiditas futsal.
Konsekuensi Pelanggaran 4 Detik: Jika kiper memegang bola di tangannya lebih dari 4 detik, TBT diberikan di garis area penalti. Jika kiper menguasai bola di kakinya di dalam area penalti lebih dari 4 detik, TBT juga diberikan. Wasit harus menggunakan sinyal tangan yang jelas untuk menghitung 4 detik tersebut, memberikan tekanan visual kepada kiper.
Aturan Kembali (Back-pass Loophole): Pemain lapangan sering mencoba mem-passing bola ke lawan sedikit, sehingga dianggap bola telah 'disentuh' oleh lawan, dan kiper diizinkan menangkap bola dengan tangan. Wasit harus menilai apakah sentuhan lawan benar-benar signifikan atau hanya upaya untuk mengakali aturan.
Keselamatan dan Fair Play
Pengelolaan Cedera
Wasit memiliki kewenangan untuk menghentikan permainan jika ada cedera parah. Jika pemain yang cedera dirawat di lapangan (kecuali kiper, atau cedera yang disebabkan oleh pelanggaran yang dihukum kartu merah, atau jika kedua tim bertabrakan), pemain tersebut harus meninggalkan lapangan untuk perawatan dan hanya boleh kembali setelah permainan dimulai kembali dan mendapat izin dari wasit.
Peralatan yang Benar
Pentingnya pelindung tulang kering (shin guard) tidak dapat diabaikan. Meskipun futsal adalah permainan yang relatif tidak terlalu fisik dibandingkan sepak bola, tekel yang rendah dan cepat sering terjadi. Shin guard harus benar-benar tertutup oleh kaus kaki, memastikan perlindungan maksimal dan kepatuhan terhadap Hukum 4.
Ringkasan Prosedur Restart Khusus
Agar kejelasan aturan futsal tercapai, berikut adalah ringkasan kapan dan bagaimana permainan dimulai kembali:
| Situasi | Restart | Batasan Waktu |
|---|---|---|
| Bola keluar garis samping/langit-langit | Tendangan Ke Dalam (Kick-in) | 4 Detik |
| Bola keluar garis gawang (sentuh pemain bertahan) | Tendangan Sudut (Corner Kick) | 4 Detik |
| Bola keluar garis gawang (sentuh pemain penyerang) | Pembersihan Gawang (Goal Clearance) | 4 Detik (Kiper melempar) |
| Pelanggaran TBD (Foul 1-5) | Tendangan Bebas Langsung | 4 Detik |
| Pelanggaran TBD (Foul 6+) | Tendangan Bebas dari Titik 10m (atau tempat pelanggaran) | 4 Detik |
| Pelanggaran TBT (Kiper 4 detik, Back-pass) | Tendangan Bebas Tidak Langsung | 4 Detik |
Mematuhi dan memahami semua aturan ini adalah fondasi untuk menikmati futsal dalam bentuknya yang paling murni: cepat, teknis, dan sangat taktikal. Pemahaman yang menyeluruh tidak hanya meningkatkan kualitas permainan tetapi juga meminimalkan friksi di lapangan, memungkinkan fokus penuh pada keterampilan dan strategi yang membuat olahraga ini begitu menarik.