Mini soccer, sebagai bentuk adaptasi dari sepak bola konvensional, telah berkembang menjadi salah satu olahraga rekreasi dan kompetitif yang paling populer di seluruh dunia. Permainan ini dirancang untuk memaksimalkan intensitas, sentuhan bola, dan kecepatan pengambilan keputusan dalam area yang lebih terbatas. Meskipun memiliki kesamaan fundamental dengan sepak bola lapangan besar, mini soccer diatur oleh seperangkat aturan spesifik yang bertujuan menyeimbangkan aspek fisik dan teknis, sekaligus memastikan fluiditas permainan yang tinggi.
Filosofi utama dari aturan mini soccer adalah mendorong permainan terbuka, mengurangi jeda, dan menekankan pada keterampilan individu serta kerjasama tim dalam ruang sempit. Perbedaan mendasar terletak pada jumlah pemain, dimensi lapangan, dan interpretasi beberapa pelanggaran kunci, terutama yang berkaitan dengan bola mati dan peran penjaga gawang.
Mini soccer adalah pertandingan yang dimainkan antara dua tim, masing-masing terdiri dari sejumlah pemain yang lebih sedikit (biasanya 6 hingga 9 pemain, termasuk penjaga gawang). Permainan ini dilakukan di atas lapangan yang lebih kecil, baik rumput sintetis maupun alami, dengan durasi pertandingan yang disesuaikan agar sesuai dengan intensitas tinggi yang dihasilkan dari dimensi lapangan yang ringkas. Aturan ini akan menguraikan secara rinci 17 peraturan utama yang diadaptasi dari Hukum Permainan (Laws of the Game) FIFA, disesuaikan untuk format mini soccer.
Standar lapangan adalah elemen krusial yang mendefinisikan sifat fisik permainan mini soccer. Dimensi lapangan secara langsung mempengaruhi taktik, kecepatan transisi, dan tingkat kelelahan pemain. Pengaturan yang tepat menjamin keadilan kompetisi dan keselamatan pemain.
Tidak seperti lapangan besar yang memiliki standar tunggal, mini soccer memiliki variasi dimensi yang diizinkan, tetapi harus berada dalam batas minimum dan maksimum tertentu. Lapangan harus berbentuk persegi panjang.
Semua garis penanda harus jelas, memiliki lebar yang tidak lebih dari 12 sentimeter, dan merupakan bagian dari area yang mereka batasi. Garis-garis utama meliputi:
Alt text: Diagram skematis lapangan mini soccer dengan garis-garis pembatas, garis tengah, lingkaran tengah, dan dua area penalti di kedua ujung.
Gawang harus ditempatkan di tengah setiap garis gawang dan harus terpasang dengan aman. Ukurannya lebih kecil dari gawang sepak bola standar:
Bola yang digunakan harus memenuhi standar kualitas dan keamanan FIFA. Mini soccer biasanya menggunakan Bola Ukuran 5, sama seperti sepak bola konvensional, namun beberapa liga mungkin mengizinkan Bola Ukuran 4 untuk memfasilitasi kontrol bola yang lebih cepat di lapangan kecil. Tekanan udara harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Aturan mengenai jumlah pemain dan prosedur pergantian sangat ketat untuk memastikan integritas dan ritme permainan yang dinamis.
Jumlah pemain di lapangan bervariasi, namun format yang paling umum adalah 6 lawan 6 atau 7 lawan 7, termasuk penjaga gawang.
Mini soccer hampir selalu menggunakan sistem pergantian pemain 'flying substitution' atau 'pergantian bergulir', yang memungkinkan pergantian dilakukan tanpa menghentikan permainan, mirip futsal, tetapi dengan prosedur yang lebih spesifik.
Intensitas fisik yang tinggi di lapangan kecil menuntut penyesuaian durasi waktu dibandingkan sepak bola 90 menit.
Pertandingan dibagi menjadi dua babak yang sama panjang. Durasi standar adalah:
Dalam pertandingan yang harus menentukan pemenang (fase gugur), jika skor imbang di akhir waktu normal, ada dua prosedur yang mungkin diterapkan, sesuai regulasi turnamen:
Meskipun mini soccer lebih cepat, wasit harus sangat teliti dalam menghitung waktu yang terbuang, terutama saat terjadi pergantian yang disengaja lambat, penanganan cedera, atau perselisihan. Keputusan untuk menambah waktu adalah diskresi penuh wasit, dan keputusan tersebut tidak dapat diganggu gugat.
Prosedur memulai dan melanjutkan permainan harus dilakukan dengan cepat untuk mempertahankan ritme. Ada beberapa prosedur utama yang diatur secara ketat.
Kick-off digunakan untuk memulai pertandingan, memulai babak kedua, dan melanjutkan permainan setelah gol dicetak.
Gol tercipta jika keseluruhan bola telah melewati garis gawang, di antara tiang gawang, dan di bawah mistar gawang, asalkan tidak ada pelanggaran aturan yang dilakukan oleh tim yang mencetak gol.
Mini soccer, karena ukurannya yang lebih kecil, seringkali menghasilkan gol yang lebih sering. Wasit harus memastikan visibilitas penuh terhadap garis gawang saat terjadinya potensi gol. Ketika terjadi gol, permainan dilanjutkan dengan kick-off oleh tim yang kebobolan.
Drop ball digunakan untuk melanjutkan permainan ketika wasit menghentikan permainan sementara untuk alasan yang tidak tercakup dalam aturan lainnya (misalnya, gangguan eksternal, bola kempes, atau cedera pemain yang tidak memerlukan sanksi).
Prosedur standar drop ball melibatkan wasit menjatuhkan bola di tempat bola berada saat permainan dihentikan, kecuali di dalam area gawang, di mana bola dijatuhkan di garis area gawang yang sejajar dengan lokasi penghentian. Semua pemain lain harus berada minimal 4 meter dari bola hingga bola menyentuh tanah.
Kapan bola dianggap keluar dan bagaimana cara melanjutkan permainan setelah bola meninggalkan lapangan adalah aturan yang membedakan mini soccer dari sepak bola konvensional, terutama terkait penggunaan tendangan samping (kick-in) versus lemparan ke dalam (throw-in).
Bola dianggap keluar dari permainan ketika:
Banyak liga mini soccer, mengikuti model futsal dan beberapa format sepak bola 7v7, menggunakan Tendangan ke Dalam (Kick-In) alih-alih Lemparan ke Dalam (Throw-In).
(Catatan: Beberapa kompetisi mini soccer yang lebih konservatif mungkin masih menggunakan Throw-In standar, di mana pemain harus melempar bola dengan kedua tangan dari belakang kepala.)
Tendangan gawang diberikan ketika bola terakhir disentuh oleh pemain penyerang dan keseluruhan bola melewati garis gawang.
Tendangan sudut diberikan jika bola terakhir disentuh oleh pemain bertahan dan keseluruhan bola melewati garis gawang mereka.
Kategori pelanggaran dalam mini soccer serupa dengan sepak bola, tetapi interpretasi wasit harus memperhitungkan kecepatan dan kontak yang lebih dekat dalam ruang terbatas. Pelanggaran dibagi menjadi dua kategori utama: yang menghasilkan tendangan bebas langsung (TBD) atau tendangan bebas tidak langsung (TBTD).
TBD diberikan jika pemain melakukan salah satu dari sepuluh pelanggaran yang dianggap ceroboh, sembrono, atau menggunakan kekuatan berlebihan. Pelanggaran yang paling sering terjadi meliputi:
Jika salah satu dari pelanggaran di atas dilakukan oleh pemain bertahan di dalam area penalti mereka, maka sanksinya adalah Tendangan Penalti.
TBTD diberikan untuk pelanggaran yang lebih teknis atau tidak melibatkan kontak fisik keras, sering kali melibatkan penjaga gawang atau tindakan menghalangi permainan.
Mini soccer menggunakan sistem kartu yang sama seperti sepak bola (Kuning = Peringatan, Merah = Pengusiran). Karena intensitas yang lebih tinggi, wasit harus tegas dalam penerapan sanksi disiplin.
Pemain yang dikeluarkan harus meninggalkan area teknis dan lapangan permainan. Tim yang pemainnya dikeluarkan harus bermain dengan kekurangan satu pemain selama 5 menit penuh. Setelah 5 menit, tim tersebut dapat memasukkan pemain pengganti, kecuali jika regulasi liga mengizinkan pemain pengganti masuk hanya setelah gol tercipta (sistem pinalti yang lebih ketat).
Tendangan bebas adalah cara paling umum untuk memulai kembali permainan setelah pelanggaran. Aturan mengenai jarak dan pelaksanaan harus dipatuhi secara ketat.
Pemain lawan harus berada minimal 5 meter (atau 7 yard, tergantung standar liga) dari bola hingga bola ditendang dan bergerak.
Jika wasit memberikan TBTD, ia harus mengangkat tangan di atas kepala dan tetap dalam posisi tersebut sampai bola disentuh pemain lain atau bola keluar dari permainan. Gol tidak dapat dicetak langsung dari TBTD; bola harus menyentuh setidaknya satu pemain lain sebelum melewati gawang agar gol sah.
Jika TBTD diberikan di dalam area penalti tim bertahan, tendangan harus diambil dari garis area penalti yang paling dekat dengan lokasi pelanggaran.
Tendangan penalti adalah sanksi tertinggi dalam permainan, diberikan ketika TBD dilakukan oleh pemain bertahan di dalam area penalti mereka.
Jika terjadi pelanggaran aturan selama tendangan penalti, keputusan wasit tergantung pada tim mana yang melanggar dan apakah gol tercipta:
Jika pertandingan berakhir imbang dan harus ada pemenang, adu penalti dilakukan dengan aturan berikut:
Salah satu perbedaan paling signifikan antara sepak bola lapangan besar dan mini soccer adalah penerapan aturan offside. Untuk mendorong serangan yang cepat dan mengurangi jeda, banyak kompetisi mini soccer profesional menghilangkan aturan offside sepenuhnya.
Namun, jika aturan offside diterapkan (yang biasanya terjadi pada format 9v9 atau yang menggunakan dimensi lapangan mendekati maksimum 70x50 meter), penerapannya harus dimodifikasi untuk mencerminkan ukuran lapangan yang lebih kecil. Dalam kasus ini, seringkali hanya berlaku 'garis offside' yang ditentukan, misalnya, di garis tengah lapangan atau di luar zona 15 meter terakhir dari gawang.
Mayoritas kompetisi 6v6 atau 7v7 modern mini soccer tidak memberlakukan aturan offside sama sekali. Pemain diperbolehkan berada di dekat gawang lawan setiap saat, yang menghasilkan permainan yang jauh lebih terbuka dan lebih banyak peluang mencetak gol. Wasit harus mengklarifikasi aturan offside ini sebelum pertandingan dimulai.
Wasit memiliki kewenangan penuh untuk menegakkan Aturan Permainan sehubungan dengan pertandingan yang ditunjuk. Keputusan wasit mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan permainan, termasuk apakah gol telah dicetak atau hasil pertandingan, adalah final.
Alt text: Ilustrasi dua kartu, kuning (peringatan) dan merah (pengusiran), yang digunakan oleh wasit sebagai sanksi disiplin.
Peran penjaga gawang dalam mini soccer memiliki batasan yang lebih ketat daripada sepak bola 11v11, dirancang untuk mencegah penghamburan waktu dan mendorong permainan yang cepat.
Dalam banyak format mini soccer, ketika penjaga gawang menguasai bola di area penalti, baik dengan tangan atau kaki, ia hanya diperbolehkan menahan bola selama maksimum 4 detik. Batasan ini berlaku untuk:
Pelanggaran aturan 4 detik ini akan menghasilkan TBTD untuk tim lawan, diambil dari garis area penalti yang terdekat.
Seperti yang telah disebutkan, back-pass kepada penjaga gawang dan kemudian bola dipegang dengan tangan di dalam area penalti adalah pelanggaran. Namun, mini soccer seringkali menerapkan batasan yang lebih jauh:
Larangan Bermain Ulang: Penjaga gawang, setelah melepaskan bola ke lapangan (misalnya melalui lemparan atau tendangan gawang), tidak boleh menerima bola kembali dari rekan satu tim kecuali bola telah melewati garis tengah lapangan atau disentuh oleh pemain lawan. Jika ini terjadi, TBTD diberikan.
Penjaga gawang dapat bergerak bebas di luar area penalti dan dianggap sebagai pemain lapangan. Namun, jika mereka menyentuh bola dengan tangan di luar area penalti, mereka dikenai sanksi handball seperti pemain lapangan lainnya (TBD atau potensi kartu jika DOGSO).
Mini soccer sering dimainkan dalam format turnamen dengan aturan yang sedikit dimodifikasi untuk kecepatan dan efisiensi. Wasit dan pemain harus menyadari variasi ini.
Meskipun sebagian besar liga menggunakan waktu berjalan (running clock), beberapa turnamen elite mungkin menerapkan 'stop clock', di mana waktu dihentikan setiap kali bola keluar dari permainan atau terjadi pelanggaran, mirip dengan futsal. Ini menjamin bahwa waktu bermain yang murni benar-benar terpenuhi, meningkatkan total durasi efektif permainan.
Format 5v5 atau 8v8: Jika format 5v5 digunakan (mirip futsal), seluruh aturan, termasuk tendangan bebas dan area penalti, akan diperkecil secara proporsional. Sebaliknya, 8v8 akan menggunakan aturan yang lebih mendekati sepak bola konvensional, mungkin dengan penerapan offside yang lebih longgar.
Dalam fase gugur, aturan penentuan pemenang dapat berbeda:
Keberhasilan mini soccer bergantung pada kepatuhan terhadap aturan dan menjunjung tinggi etika olahraga. Permainan ini harus dipertahankan sebagai olahraga yang cepat, teknis, dan adil.
Pemain diwajibkan menggunakan perlengkapan dasar:
Semua peserta, termasuk pemain pengganti, pelatih, dan ofisial tim, harus menghormati keputusan wasit. Dalam lingkungan permainan yang cepat, kesalahan interpretasi dapat terjadi, tetapi keputusan wasit di lapangan bersifat mutlak dan tidak dapat dibantah. Protes yang berlebihan terhadap keputusan wasit merupakan pelanggaran disiplin yang dapat dihukum kartu kuning atau bahkan kartu merah.
Mini soccer sangat menekankan pada fair play (permainan adil). Ini mencakup membantu lawan yang cedera, mengakui bola keluar yang tidak terlihat wasit, dan menghindari simulasi (diving) untuk mendapatkan keuntungan. Semangat ini penting karena mini soccer sering dimainkan di lingkungan komunitas yang lebih dekat.
Mini soccer adalah tentang kecepatan. Aturan yang mengatur tendangan bebas, kick-in, dan distribusi penjaga gawang dirancang untuk meminimalkan jeda. Pemain harus selalu siap untuk melanjutkan permainan secepat mungkin setelah bola mati untuk menjaga fluiditas dan intensitas pertandingan. Penundaan yang disengaja akan selalu dikenai sanksi disiplin yang tegas.
Untuk menekankan pentingnya batasan ini, kita akan mengulas kembali aturan distribusi bola oleh penjaga gawang, yang sering menjadi sumber perselisihan dan kesalahpahaman. Aturan ini, yang membatasi penjaga gawang melempar atau menendang bola melewati garis tengah tanpa sentuhan, bertujuan untuk mengeliminasi permainan langsung 'sepak bola panjang' dan memaksa tim untuk membangun serangan melalui operan pendek dan menengah.
Skenario Pelanggaran Distribusi Jarak Jauh:
Pengecualian: Jika bola menyentuh pemain di area tim sendiri sebelum melewati garis tengah, atau jika bola menyentuh tanah di area tim sendiri, distribusi dianggap sah, dan bola kemudian dapat bergerak ke mana saja di lapangan.
Pemahaman yang mendalam mengenai batasan ini sangat penting, terutama bagi tim yang beralih dari sepak bola konvensional. Pelatih harus menginstruksikan penjaga gawang untuk selalu menggunakan lemparan atau tendangan yang landai dan terarah, memastikan kontak di area sendiri.
Aturan back-pass mencegah penjaga gawang mengambil keuntungan dari area penalti untuk mengulur waktu atau melindungi diri dari tekanan. Aturan ini berlaku jika:
Jika pemain menggunakan bagian tubuh selain kaki (kepala, dada, lutut) untuk mengembalikan bola kepada penjaga gawang, penjaga gawang diperbolehkan menggunakan tangan. Ini memaksa pemain untuk menggunakan keterampilan kontrol bola yang lebih tinggi saat berada di bawah tekanan di area pertahanan mereka.
Kriteria DOGSO di mini soccer lebih mudah dipenuhi karena jarak gawang yang lebih pendek. Peluang mencetak gol yang jelas dinilai berdasarkan empat faktor:
Jika pemain bertahan melakukan pelanggaran TBD (seperti menarik atau menjegal) yang mencegah gol yang jelas, sanksinya adalah Kartu Merah (pengusiran) dan Tendangan Penalti. Pengecualian modern (Tripple Punishment) berlaku: jika pelanggaran DOGSO terjadi di dalam kotak penalti dan pemain mencoba memainkan bola, Kartu Merah dapat digantikan Kartu Kuning, tetapi sanksi Penalti tetap diberikan.
Dalam mini soccer, wasit sering berinteraksi lebih dekat dengan pemain. Konsistensi dalam memberikan sanksi disiplin sangat penting. Contoh skenario yang sering memerlukan kartu:
Kajian mendalam ini menegaskan bahwa aturan mini soccer, meskipun tampak sederhana, memerlukan pemahaman yang kompleks tentang interaksi pemain dan batasan ruang yang ketat. Setiap aspek dari 17 aturan permainan telah dimodifikasi dan diperkuat untuk menjaga kecepatan, teknik, dan semangat kompetisi yang unik pada format ini.