Al-Matsurat Pagi

Kumpulan Zikir dan Doa Pilihan Imam Hasan al-Banna

Di tengah kesibukan dunia yang tak pernah berhenti, jiwa manusia merindukan ketenangan dan kekuatan. Pagi hari adalah gerbang pembuka segala aktivitas, momen krusial yang menentukan warna dan kualitas sepanjang hari. Islam, sebagai agama yang paripurna, memberikan panduan indah untuk memulai pagi dengan penuh keberkahan melalui amalan zikir. Salah satu rangkaian zikir pagi yang paling populer dan diamalkan secara luas adalah Al-Matsurat Pagi, yang disusun oleh seorang ulama dan pemikir besar, Imam Hasan al-Banna.

Al-Matsurat bukanlah sekadar kumpulan doa, melainkan sebuah wirid, sebuah benteng spiritual yang kokoh. Dinamakan Al-Ma'tsurat karena sumbernya ma'tsur, yaitu berasal dari Al-Qur'an dan hadis-hadis shahih Rasulullah ﷺ. Imam Hasan al-Banna dengan cermat memilih dan menyusun zikir-zikir ini menjadi satu rangkaian yang harmonis, mudah dihafal, dan sarat makna. Tujuannya adalah untuk membekali setiap Muslim dengan perisai iman, sumber ketenangan, dan energi positif untuk menghadapi segala tantangan kehidupan.

Mengamalkan Al-Matsurat di waktu pagi adalah laksana seorang prajurit yang mengenakan baju zirahnya sebelum melangkah ke medan perang. Ia adalah deklarasi tauhid, permohonan perlindungan, ungkapan syukur, dan penyerahan diri secara total kepada Allah, Sang Penguasa alam semesta. Dengan lisan yang basah oleh zikir, hati menjadi tenteram, pikiran menjadi jernih, dan langkah kaki menjadi lebih mantap karena meyakini bahwa segala urusan berada dalam genggaman-Nya.

Pembukaan: Memohon Perlindungan

1. Ta'awudz

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Setiap amalan agung dimulai dengan permohonan perlindungan kepada Allah. Ini adalah adab fundamental seorang hamba. Sebelum lisan memuji dan mengagungkan-Nya, kita terlebih dahulu menyadari adanya musuh abadi yang senantiasa berusaha memalingkan kita dari kebaikan, yaitu setan. Dengan mengucapkan ta'awudz, kita secara sadar menyatakan kelemahan diri dan mengakui bahwa satu-satunya sumber perlindungan sejati hanyalah Allah. Ini adalah langkah pertama untuk membersihkan niat dan memfokuskan hati, memastikan bahwa zikir yang akan kita lantunkan murni untuk-Nya, bebas dari bisikan dan was-was yang menyesatkan.

2. Basmalah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Setelah memohon perlindungan, kita memulai segala sesuatu dengan menyebut Asma Allah. Kalimat ini adalah kunci pembuka segala keberkahan. Mengucapkan basmalah berarti kita menisbatkan seluruh perbuatan kita, termasuk zikir ini, kepada Allah semata. Kita melakukannya atas nama-Nya, dengan kekuatan-Nya, dan untuk mencari ridha-Nya. Dua sifat agung yang disebut—Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang)—mengingatkan kita akan luasnya rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu. Ini menanamkan optimisme dan harapan di awal hari, bahwa apa pun yang kita hadapi, kita selalu berada di bawah naungan kasih sayang-Nya.

3. Surah Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Alḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Al-Fatihah, sang Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), adalah intisari dari seluruh ajaran Islam. Membuka zikir pagi dengannya adalah sebuah langkah yang sangat mendalam. Surah ini adalah dialog sempurna antara hamba dan Rabb-nya. Paruh pertama adalah pujian dan pengagungan murni kepada Allah: mengakui-Nya sebagai Rabb semesta alam, menyanjung sifat Rahman dan Rahim-Nya, serta mengimani-Nya sebagai Penguasa Hari Akhir. Paruh kedua adalah deklarasi total seorang hamba: pernyataan komitmen untuk hanya beribadah kepada-Nya (Iyyāka na'budu) dan pengakuan bahwa segala pertolongan hanya datang dari-Nya (wa iyyāka nasta'īn). Puncaknya adalah permohonan terpenting dalam hidup seorang mukmin: permintaan untuk senantiasa dibimbing di atas jalan yang lurus (Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm). Membacanya di pagi hari adalah memperbarui perjanjian kita dengan Allah, memohon petunjuk untuk setiap langkah, keputusan, dan ucapan yang akan kita lakukan sepanjang hari.

Benteng Perlindungan dari Al-Qur'an

4. Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung.

Ayat Kursi adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an. Kandungannya merupakan penjelasan paling komprehensif tentang keesaan (tauhid) dan keagungan sifat-sifat Allah. Membacanya di pagi hari seolah-olah kita sedang mendeklarasikan manifesto keimanan kita. Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki kehidupan sempurna (Al-Hayyu) dan yang berdiri sendiri serta mengurus segala sesuatu (Al-Qayyum). Dia tidak memiliki kelemahan sedikit pun, tidak seperti makhluk-Nya yang butuh istirahat. Kepemilikan-Nya mutlak, ilmu-Nya meliputi segala zaman (masa lalu, kini, dan mendatang), dan kekuasaan-Nya (yang dilambangkan dengan 'Kursi') mencakup seluruh langit dan bumi. Dengan merenungi makna ini, hati menjadi tenang. Kita menyerahkan hari kita kepada Dzat Yang Maha Agung, Maha Mengetahui, dan Maha Kuasa, yang tidak pernah lalai sedikit pun dalam menjaga ciptaan-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa yang membacanya di pagi hari, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari.

5. Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah (285-286)

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّnَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir-rabbihii wal-mu'minuun. Kullun aamana billaahi wa malaa'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir-rusulih. Wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal-mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tu'aakhidznaa in-nasiinaa au akhtha'naa. Rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal-ladziina min qablinaa. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih. Wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal-qaumil-kaafiriin.

Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali." Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."

Dua ayat penutup surah Al-Baqarah ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Diriwayatkan dalam hadis bahwa barangsiapa membacanya pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya. Para ulama menafsirkan kata 'mencukupinya' dengan makna yang luas: cukup sebagai pelindung dari segala keburukan, cukup sebagai pengganti qiyamul lail, dan cukup dalam memberikan ketenangan jiwa. Membacanya di pagi hari membawa semangat yang sama. Ayat pertama adalah penegasan kembali pilar-pilar keimanan dan sikap seorang mukmin sejati: "sami'na wa atha'na" (kami dengar dan kami taat). Ini adalah komitmen untuk menjalani hari dengan kepatuhan total kepada syariat Allah. Ayat kedua adalah untaian doa yang penuh kerendahan hati. Kita mengakui bahwa Allah tidak membebani di luar kemampuan kita, sebuah prinsip yang memberikan kekuatan mental untuk menghadapi tugas seberat apa pun. Lalu kita memohon ampunan atas kelalaian, keringanan dari beban berat, dan pertolongan dari Allah, Pelindung kita satu-satunya. Doa ini sangat relevan untuk mengawali hari, memohon agar Allah memudahkan semua urusan dan menolong kita dalam setiap kesulitan.

6. Tiga Surah Pelindung (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) Dibaca 3x

Ketiga surah ini, yang dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surah-surah perlindungan), merupakan resep nabawi yang sangat ampuh untuk membentengi diri dari berbagai macam kejahatan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Surah Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Membaca Surah Al-Ikhlas tiga kali di pagi hari setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an. Surah ini adalah inti dari ajaran tauhid, memurnikan keyakinan kita hanya kepada Allah. Ia menolak segala bentuk syirik, baik dalam konsep ketuhanan (menolak tuhan lain, trinitas) maupun dalam sifat-Nya (menolak konsep anak atau orang tua bagi Tuhan). Allah adalah "Ahad", unik dalam keesaan-Nya. Dia adalah "As-Shamad", satu-satunya tujuan dan sandaran bagi seluruh makhluk. Dengan mengulanginya, kita memperkokoh fondasi iman kita di awal hari. Kita menegaskan bahwa hanya kepada Allah-lah segala harapan dan permohonan kita tujukan, dan tidak ada kekuatan lain yang sebanding dengan-Nya.

Surah Al-Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."

Surah Al-Falaq adalah doa spesifik untuk memohon perlindungan dari kejahatan yang datang dari luar diri kita. Kita berlindung kepada "Rabbil Falaq", Tuhan yang menguasai fajar. Ini memberikan harapan: sebagaimana Allah mampu menyingkap kegelapan malam dengan cahaya fajar, Dia pun mampu menyingkap segala kejahatan yang mengancam kita. Permohonan perlindungannya sangat komprehensif: (1) Dari kejahatan semua makhluk ciptaan-Nya secara umum. (2) Dari kejahatan malam yang gelap, waktu di mana keburukan seringkali terjadi. (3) Dari kejahatan sihir dan praktik ilmu hitam. (4) Dari kejahatan hasad atau dengki dari orang lain. Dengan membacanya, kita menyerahkan perlindungan diri dari segala ancaman eksternal kepada Allah.

Surah An-Nas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."

Jika Al-Falaq adalah perlindungan dari kejahatan eksternal, maka An-Nas adalah perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan jahat (was-was) yang menyusup ke dalam hati. Kita berlindung kepada Allah dengan tiga sifat-Nya yang agung: sebagai Rabb (Pemelihara), Malik (Raja), dan Ilah (Sembahan) manusia. Ini menunjukkan bahwa hanya Dia yang memiliki otoritas penuh atas diri kita. Musuh yang kita hadapi adalah "Al-Waswasil-Khannas", pembisik yang bersembunyi, yang datang saat kita lalai dan mundur saat kita berzikir. Bisikan ini bisa berasal dari jin maupun dari manusia yang berwatak setan. Membaca surah ini di pagi hari adalah upaya preventif untuk menjaga kesehatan mental dan spiritual, memohon agar hati kita dibersihkan dari keraguan, ketakutan, dan niat buruk yang dibisikkan oleh musuh tak terlihat.

Zikir Pagi: Ikrar dan Penyerahan Diri

7. Ikrar Memasuki Waktu Pagi

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ashbahnaa wa ashbahal mulku lillaah, walhamdu lillaah, laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khaira maa fii haadzal yaumi wa khaira maa ba'dahu, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaumi wa syarri maa ba'dahu. Rabbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin naari wa 'adzaabin fil qabri.

Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur.

Ini adalah doa pagi yang sangat komprehensif dan menjadi salah satu inti dari wirid Al-Matsurat. Doa ini terbagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama adalah deklarasi tauhid dan pengagungan. Saat kita bangun dan mendapati dunia masih berputar, kita menegaskan kembali bahwa kekuasaan absolut ("al-mulk") atas diri kita dan seluruh alam semesta ini hanyalah milik Allah. Semua pujian kembali kepada-Nya atas nikmat kehidupan yang kembali diberikan. Ini adalah cara untuk meluruskan perspektif, bahwa kita memulai hari bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan karena izin dan kekuasaan Allah.

Bagian kedua adalah rangkaian permohonan. Kita meminta "kebaikan hari ini", yang mencakup segala hal: rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima, kesehatan, kemudahan dalam urusan, dan hubungan yang baik dengan sesama. Sekaligus, kita memohon perlindungan dari "kejahatan hari ini", seperti musibah, fitnah, maksiat, dan gangguan dari makhluk lain. Doa ini juga melihat jauh ke depan, memohon perlindungan dari penyakit-penyakit kronis dalam kehidupan: kemalasan (al-kasal) yang menghalangi produktivitas dan ibadah, serta kejelekan masa tua (suu-il kibar) seperti pikun dan menjadi beban bagi orang lain. Puncaknya, kita memohon perlindungan dari azab di dua alam: neraka dan kubur, mengingatkan kita bahwa tujuan akhir dari setiap aktivitas harian kita adalah keselamatan di akhirat.

8. Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar)

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fa-innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.

Rasulullah ﷺ menjuluki doa ini sebagai "Sayyidul Istighfar" atau rajanya permohonan ampun. Keagungannya terletak pada totalitas pengakuan dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Rabb-nya. Doa ini dimulai dengan pengakuan rububiyah dan uluhiyah Allah. Kemudian, kita mengakui status kita sebagai hamba ('abduka) yang diciptakan-Nya. Kalimat "aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku" adalah komitmen untuk taat sesuai kapasitas kita sebagai manusia yang lemah. Bagian terpenting adalah pengakuan ganda: kita mengakui limpahan nikmat Allah yang tak terhitung ("abuu-u laka bini'matika") dan pada saat yang sama mengakui dosa-dosa kita ("wa abuu-u bi dzanbii"). Kombinasi antara pengakuan nikmat dan pengakuan dosa inilah yang menjadi kunci terkabulnya sebuah permohonan ampun. Dengan membacanya di pagi hari, kita membersihkan diri dari dosa-dosa yang mungkin dilakukan di masa lalu, memulai hari dengan lembaran yang bersih, dan berharap rahmat serta ampunan Allah senantiasa menyertai. Rasulullah ﷺ menjanjikan surga bagi siapa saja yang membacanya dengan yakin di pagi hari lalu ia meninggal pada hari itu.

Ungkapan Syukur dan Tauhid

9. Zikir Persaksian Dibaca 4x

اللَّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ

Allaahumma innii ashbahtu usyhiduka wa usyhidu hamalata 'arsyika, wa malaa-ikataka wa jamii'a khalqika, annaka antallaahu laa ilaaha illaa anta wahdaka laa syariika laka, wa anna muhammadan 'abduka wa rasuuluk.

Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, para malaikat pemikul 'Arsy-Mu, para malaikat-Mu, dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.

Zikir ini adalah sebuah proklamasi iman yang agung. Kita tidak hanya beriman dalam hati, tetapi kita mengumumkannya di hadapan para saksi termulia: Allah sendiri, para malaikat pembawa 'Arsy, seluruh malaikat, dan semua makhluk ciptaan-Nya. Ini memberikan bobot yang sangat besar pada syahadat kita. Seolah-olah di setiap pagi, kita memperbarui bai'at (janji setia) kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan mengulanginya sebanyak empat kali, kita menguatkan ikrar ini dalam jiwa. Keutamaan zikir ini disebutkan dalam hadis, bahwa barangsiapa mengucapkannya empat kali di pagi hari, maka Allah akan membebaskannya dari api neraka. Ini adalah cara yang indah untuk memulai hari, dengan menegaskan kembali identitas kita sebagai seorang Muslim yang bersaksi atas keesaan Allah dan kerasulan Muhammad ﷺ di hadapan seluruh alam semesta.

10. Zikir Syukur Nikmat

اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ

Allaahumma maa ashbaha bii min ni'matin au bi-ahadin min khalqika fa minka wahdaka laa syariika lak, falakal hamdu wa lakasy syukr.

Ya Allah, nikmat apapun yang ada padaku di pagi ini atau pada salah seorang dari makhluk-Mu, maka itu semua berasal dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala syukur.

Ini adalah zikir yang secara spesifik mengajarkan kita hakikat syukur. Seringkali kita lupa bahwa setiap detail kenikmatan—napas yang masih berhembus, mata yang bisa melihat, jantung yang berdetak, keamanan, keluarga, bahkan hidayah iman—semuanya murni berasal dari Allah. Zikir ini melatih kita untuk menisbatkan semua nikmat, baik yang kita rasakan pada diri sendiri maupun yang kita lihat pada orang lain, hanya kepada Allah. Tidak ada campur tangan kekuatan lain, tidak juga karena usaha kita semata. Pengakuan ini adalah inti dari syukur. Setelah mengakui sumber nikmat, kita langsung membalasnya dengan pujian (al-hamd) dan syukur (asy-syukr). Rasulullah ﷺ bersabda bahwa barangsiapa mengucapkan zikir ini di pagi hari, maka ia telah menunaikan syukurnya untuk hari itu. Ini adalah cara sederhana namun mendalam untuk membingkai hari kita dengan mentalitas positif dan rasa terima kasih yang tulus kepada Sang Pemberi Nikmat.

11. Zikir Memohon Kesehatan Dibaca 3x

اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta.

Ya Allah, berikanlah kesehatan pada badanku. Ya Allah, berikanlah kesehatan pada pendengaranku. Ya Allah, berikanlah kesehatan pada penglihatanku. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.

Setelah bersyukur atas nikmat, kita memohon kelangsungannya. Doa ini berfokus pada nikmat terbesar setelah iman, yaitu kesehatan ('afiyah). Kita meminta kesehatan secara umum pada seluruh tubuh ("fii badanii"), lalu secara spesifik pada dua indra terpenting: pendengaran ("fii sam'ii") dan penglihatan ("fii basharii"). Keduanya adalah gerbang utama ilmu dan interaksi dengan dunia. Dengan pendengaran yang sehat, kita bisa mendengar ayat Al-Qur'an, nasihat baik, dan panggilan azan. Dengan penglihatan yang sehat, kita bisa membaca Al-Qur'an, melihat keagungan ciptaan Allah, dan bekerja mencari nafkah. Memohon 'afiyah bukan hanya berarti bebas dari penyakit fisik, tetapi juga memohon agar organ-organ tubuh ini difungsikan dalam ketaatan, bukan kemaksiatan. Diulang tiga kali menunjukkan betapa pentingnya nikmat ini dan kesungguhan kita dalam memohonnya.

12. Zikir Berlindung dari Kufur dan Kefakiran Dibaca 3x

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqr, wa a'uudzu bika min 'adzaabil qabr, laa ilaaha illaa anta.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.

Doa ini menyusul permohonan kesehatan, menunjukkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Kita memohon perlindungan dari dua hal yang sangat berbahaya. Pertama, kekufuran (al-kufr), yaitu bencana terbesar yang bisa menimpa ruhani seseorang, yang menghapus semua amal dan menyebabkan kekekalan di neraka. Kedua, kefakiran (al-faqr), yang dapat mendekatkan seseorang kepada kekufuran. Kefakiran yang dimaksud di sini bukan sekadar miskin harta, tetapi kondisi kemiskinan yang membuat seseorang putus asa, mengeluh pada takdir, atau bahkan melakukan perbuatan haram. Rasulullah ﷺ menggandengkan keduanya untuk menunjukkan betapa berbahayanya kefakiran bagi keimanan seseorang. Kemudian, kita kembali memohon perlindungan dari azab kubur, sebagai pengingat akan realitas kehidupan setelah mati. Ini adalah doa untuk menjaga kesehatan iman dan kecukupan duniawi agar kita bisa beribadah dengan tenang.

Pujian Agung dan Tawakal Sempurna

13. Tasbih dengan Jumlah Terbanyak Dibaca 3x

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhaanallaahi wa bihamdih, 'adada khalqih, wa ridhaa nafsih, wa zinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih.

Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, sebanyak jumlah makhluk-Nya, sesuai keridhaan diri-Nya, seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Nya.

Zikir ini diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada istri beliau, Juwairiyah binti al-Harits, yang berzikir sangat lama. Rasulullah ﷺ memberitahukan bahwa empat kalimat ini jika ditimbang pahalanya, akan setara dengan zikir yang beliau lakukan dari subuh hingga dhuha. Ini adalah zikir yang ringkas namun memiliki bobot makna dan pahala yang luar biasa. Kita menyucikan Allah dengan pujian-Nya, namun dengan empat parameter yang tak terhingga: (1) Sebanyak jumlah makhluk-Nya: meliputi manusia, jin, malaikat, hewan, tumbuhan, hingga partikel terkecil yang tak terhitung jumlahnya. (2) Sesuai keridhaan-Nya: sebuah tingkatan pujian tertinggi, karena keridhaan Allah tidak memiliki batas. (3) Seberat 'Arsy-Nya: 'Arsy adalah makhluk Allah yang paling besar dan agung, kita memuji-Nya dengan pujian yang seberat itu. (4) Sebanyak tinta kalimat-Nya: kalimat Allah (ilmu dan takdir-Nya) tidak akan pernah habis meskipun seluruh lautan dijadikan tintanya. Zikir ini mengajarkan kita untuk memuji Allah dengan pujian yang melampaui batas imajinasi manusia, sebagai bentuk pengakuan atas keagungan-Nya yang tak terbatas.

14. Perlindungan dengan Nama Allah Dibaca 3x

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillaahilladzii laa yadhurru ma'asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i wa huwas samii'ul 'aliim.

Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ini adalah doa perlindungan total. Kita memulai dengan "Bismillah", memohon perlindungan dengan Asma Allah yang agung. Keyakinan penuh kita letakkan pada kekuatan nama-Nya, bahwa selama kita berada di bawah naungan-Nya, tidak ada satu pun marabahaya, baik yang berasal dari bumi (seperti hewan berbisa, orang jahat, penyakit) maupun dari langit (seperti petir, musibah tak terduga), yang dapat menimpa kita. Tentu ini harus diiringi dengan keyakinan yang kuat. Kita menutup doa dengan menyebut dua nama-Nya: As-Sami' (Maha Mendengar doa kita) dan Al-'Alim (Maha Mengetahui kondisi dan ketakutan kita). Kombinasi ini memberikan ketenangan yang luar biasa. Diriwayatkan dalam hadis bahwa barangsiapa yang membacanya tiga kali di pagi hari, ia tidak akan ditimpa musibah yang datang tiba-tiba hingga sore hari.

15. Zikir Ridha kepada Allah, Islam, dan Muhammad ﷺ Dibaca 3x

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billaahi rabbaa, wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama nabiyyaa.

Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad ﷺ sebagai Nabiku.

Keridhaan (ridha) adalah tingkatan iman yang tinggi. Zikir ini bukan sekadar pengakuan, tetapi pernyataan kepuasan dan kebahagiaan hati atas tiga pilar utama kehidupan seorang Muslim. "Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku" berarti aku menerima dengan lapang dada segala takdir, hukum, dan aturan-Nya. "Aku ridha Islam sebagai agamaku" berarti aku meyakini Islam sebagai satu-satunya jalan hidup yang sempurna dan menyelamatkan, tanpa ada keraguan sedikit pun. "Aku ridha Muhammad ﷺ sebagai Nabiku" berarti aku menerima beliau sebagai teladan utama, mengikuti sunnahnya, dan mencintainya. Mengucapkan ini di pagi hari adalah cara untuk menanamkan kepuasan batin dan menolak segala bentuk keluh kesah terhadap takdir Allah atau keraguan terhadap ajaran agama. Keutamaannya, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali di pagi hari, maka menjadi hak bagi Allah untuk meridhoinya di Hari Kiamat.

16. Permohonan Pertolongan dengan Rahmat-Nya

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa Hayyu Yaa Qayyuum, birahmatika astaghiits, ashlih lii sya'nii kullahu, wa laa takilnii ilaa nafsii tharfata 'ain.

Wahai Dzat Yang Maha Hidup, wahai Dzat Yang Berdiri Sendiri (mengurus makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah seluruh urusanku dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata.

Doa ini adalah puncak dari tawakal dan penyerahan diri. Kita memanggil Allah dengan dua nama-Nya yang agung, Al-Hayyu dan Al-Qayyum, yang juga terdapat dalam Ayat Kursi. Bertawasul dengan rahmat-Nya ("birahmatika astaghiits"), kita memohon pertolongan dalam kondisi yang paling membutuhkan. Permohonannya ada dua: pertama, "perbaikilah seluruh urusanku", sebuah permintaan yang sangat luas mencakup urusan dunia, agama, keluarga, pekerjaan, dan akhirat. Kedua, "jangan serahkan aku kepada diriku sendiri walau sekejap mata". Ini adalah pengakuan total akan kelemahan diri. Kita sadar bahwa jika Allah melepaskan kita sedetik saja, kita pasti akan jatuh dalam kesalahan, kelalaian, dan dosa. Kita memohon agar Allah senantiasa membimbing, menolong, dan mengarahkan setiap langkah kita sepanjang hari. Ini adalah doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada putrinya, Fatimah, untuk dibaca setiap pagi dan petang.

Penutup dan Penguatan Komitmen

17. Ikrar Pagi di Atas Fitrah Islam

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِينِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِينَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Ashbahnaa 'alaa fithratil islaam, wa 'alaa kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibraahiima haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin.

Kami memasuki pagi hari di atas fitrah Islam, di atas kalimat ikhlas (kalimat tauhid), di atas agama Nabi kami Muhammad ﷺ, dan di atas millah (ajaran) bapak kami Ibrahim yang lurus, seorang muslim dan bukanlah dia termasuk orang-orang musyrik.

Zikir penutup ini merangkum seluruh identitas keislaman kita. Kita menyatakan bahwa kita memulai hari dengan memegang teguh empat pilar. Pertama, fitrah Islam, yaitu kecenderungan alami manusia untuk mengakui Tuhan Yang Esa. Kedua, kalimat ikhlas, yaitu kalimat syahadat "Laa ilaaha illallah". Ketiga, agama Nabi Muhammad ﷺ, yaitu syariat yang beliau bawa. Keempat, ajaran Nabi Ibrahim, bapak para nabi, yang hanif (lurus) dan menolak segala bentuk kemusyrikan. Zikir ini menghubungkan kita dengan mata rantai tauhid yang panjang, dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah penegasan kembali bahwa jalan yang kita tempuh hari ini adalah jalan yang lurus, jalan yang telah dilalui oleh para nabi dan orang-orang saleh, jalan yang murni dari segala kesyirikan. Ini memberikan rasa percaya diri dan kemantapan ideologi dalam menjalani hari.

18. Tasbih dan Tahlil

Bagian akhir dari Al-Matsurat biasanya diisi dengan memperbanyak tasbih, tahlil, dan istighfar sebagai pelengkap dan penyempurna.

Tasbih Dibaca 100x

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaanallaahi wa bihamdih.

Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya.

Kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman. Membacanya seratus kali di pagi hari memiliki keutamaan yang dahsyat. Di antaranya, akan dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan, dan tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih baik darinya kecuali orang yang membaca sepertinya atau lebih banyak. Ini adalah investasi akhirat yang sangat mudah dilakukan.

Tahlil Dibaca 10x

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.

Ini adalah kalimat tauhid terbaik. Membacanya sepuluh kali setelah shalat subuh akan mendapatkan pahala seperti memerdekakan empat budak dari keturunan Nabi Ismail, dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapus sepuluh keburukan, diangkat sepuluh derajat, dan menjadi pelindung dari setan hingga sore hari. Ini adalah peneguhan kembali inti dari seluruh zikir yang telah dibaca sebelumnya.

Doa Penutup Pagi

19. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Allaahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.

Setelah membentengi diri dengan zikir, kita menutupnya dengan doa yang berisi tiga permintaan paling esensial untuk menjalani hari. (1) Ilmu yang bermanfaat ('ilman naafi'an): bukan sekadar pengetahuan, tetapi ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah dan membawa maslahat bagi diri sendiri dan orang lain. (2) Rezeki yang baik (rizqan thayyiban): bukan sekadar banyak, tetapi rezeki yang halal, berkah, dan digunakan untuk kebaikan. (3) Amalan yang diterima ('amalan mutaqabbalan): ini adalah puncak dari segalanya, karena percuma semua usaha dan ibadah jika tidak diterima di sisi Allah. Doa ini adalah orientasi kita untuk sepanjang hari: segala aktivitas yang akan kita lakukan, kita niatkan untuk mencari tiga hal ini.

20. Istighfar dan Salawat

Sebagai penutup sempurna, dianjurkan memperbanyak istighfar dan salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Istighfar Dibaca 100x

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaah wa atuubu ilaih.

Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.

Rasulullah ﷺ yang ma'shum (terjaga dari dosa) pun beristighfar lebih dari seratus kali dalam sehari. Ini mengajarkan kita untuk senantiasa merasa butuh akan ampunan Allah. Istighfar membuka pintu rezeki, mendatangkan ketenangan, dan membersihkan hati dari noda-noda dosa.

Salawat Dibaca 10x

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad.

Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad.

Bersalawat kepada Nabi ﷺ di pagi hari adalah salah satu sebab terpenuhinya hajat kita di dunia dan akhirat. Barangsiapa bersalawat sekali, Allah akan bersalawat kepadanya sepuluh kali. Ini adalah bentuk cinta dan terima kasih kita kepada Rasulullah ﷺ yang telah membawa kita kepada cahaya Islam.

🏠 Kembali ke Homepage