Panduan Terlengkap: Bacaan Sholat Witir 1 Rakaat
Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Witir
Sholat Witir merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki kedudukan sangat istimewa dalam Islam. Namanya, "Witir", secara harfiah berarti ganjil. Hal ini merujuk pada jumlah rakaatnya yang selalu ganjil, seperti satu, tiga, lima, dan seterusnya. Sholat ini dikerjakan sebagai penutup dari rangkaian sholat malam (qiyamul lail), termasuk sholat tarawih di bulan Ramadhan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menganjurkan dan hampir tidak pernah meninggalkannya, baik saat sedang di rumah maupun dalam perjalanan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sholat witir bagi seorang muslim sebagai penyempurna ibadah malamnya.
Hukum sholat witir adalah sunnah mu'akkadah, yang artinya sunnah yang sangat ditekankan. Sebagian besar ulama dari mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hanbali berpendapat demikian. Sementara itu, ulama dari mazhab Hanafi berpendapat hukumnya wajib, namun bukan fardhu seperti sholat lima waktu. Perbedaan ini menunjukkan betapa para ulama salaf sangat memandang tinggi amalan ini. Witir adalah cerminan dari kecintaan Allah kepada sesuatu yang ganjil, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, "Sesungguhnya Allah itu Witir (Maha Ganjil) dan Dia mencintai yang ganjil." Oleh karena itu, melaksanakannya adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri dan meraih cinta-Nya.
Waktu Pelaksanaan Sholat Witir
Waktu untuk melaksanakan sholat witir memiliki rentang yang cukup panjang, memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk menunaikannya. Waktu terbaiknya dimulai setelah selesai melaksanakan sholat Isya dan berakhir hingga terbit fajar atau masuknya waktu sholat Subuh.
- Awal Waktu: Langsung setelah sholat Isya dan sholat sunnah ba'diyah Isya. Ini adalah pilihan bagi mereka yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam.
- Pertengahan Waktu: Di sepertiga malam kedua.
- Akhir Waktu (Paling Utama): Di sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu yang paling afdhal (utama) karena merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa, saat Allah turun ke langit dunia. Bagi mereka yang yakin bisa bangun, menunda witir hingga akhir malam adalah pilihan terbaik.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat witir." Hadits ini menjadi landasan utama bahwa witir berfungsi sebagai penutup. Namun, jika seseorang telah melaksanakan sholat witir di awal malam lalu terbangun dan ingin melaksanakan sholat tahajud, hal itu diperbolehkan. Hanya saja, ia tidak perlu mengulang sholat witir lagi, karena ada hadits lain yang menyatakan, "Tidak ada dua witir dalam satu malam."
Fokus Utama: Tata Cara dan Bacaan Sholat Witir 1 Rakaat
Melaksanakan sholat witir sebanyak satu rakaat adalah cara yang paling ringkas dan sah. Ini merupakan rukhsah atau kemudahan yang diberikan dalam syariat, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kondisi fisik. Meskipun ringkas, kekhusyukan dan kesempurnaan gerakan serta bacaan tetap menjadi prioritas. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang sangat terperinci.
1. Niat Sholat Witir 1 Rakaat
Niat adalah rukun pertama dan paling fundamental dalam setiap ibadah. Niat bertempat di dalam hati, namun melafalkannya (talaffuzh) dapat membantu memantapkan hati. Niat sholat witir 1 rakaat dibaca di dalam hati sesaat sebelum takbiratul ihram.
Niat Sebagai Imam atau Sholat Sendiri (Munfarid):
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan minal witri rak'atan lillâhi ta'âlâ."Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta'ala."
Niat Sebagai Makmum:
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan minal witri rak'atan ma'mûman lillâhi ta'âlâ."Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat sebagai makmum karena Allah ta'ala."
2. Takbiratul Ihram
Setelah niat terpatri di dalam hati, angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau sejajar dengan bahu (bagi perempuan) sambil mengucapkan takbir:
اللهُ أَكْبَرُ
Allâhu Akbar."Allah Maha Besar."
Setelah takbir, letakkan tangan di antara dada dan pusar (sedekap), dengan tangan kanan di atas tangan kiri. Pandangan mata diarahkan ke tempat sujud untuk menjaga kekhusyukan.
3. Membaca Doa Iftitah
Membaca doa iftitah hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan untuk menambah kesempurnaan sholat. Ada beberapa versi doa iftitah yang diajarkan Rasulullah. Salah satu yang paling umum adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
Allaahu akbar kabîran, walhamdulillâhi katsîran, wa subhânallâhi bukratan wa ashîlâ. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan musliman wa mâ ana minal musyrikîn. Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn. Lâ syarîka lahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn."Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."
4. Membaca Surat Al-Fatihah
Setelah doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca ta'awudz secara lirih, lalu membaca surat Al-Fatihah. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca di setiap rakaat.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, ucapkan "Aamiin".
5. Membaca Surat Pendek
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Dalam sholat witir, terutama jika dilaksanakan tiga rakaat, Rasulullah sering membaca surat-surat tertentu. Untuk satu rakaat, kita bisa memilih salah satu surat yang dianjurkan, seperti tiga surat terakhir Al-Qur'an (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas). Membaca ketiganya secara berurutan dalam satu rakaat juga diperbolehkan dan baik.
a. Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.
"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
b. Surat Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"
c. Surat An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
6. Ruku' dengan Tuma'ninah
Setelah selesai membaca surat, angkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar", lalu membungkuk untuk ruku'. Pastikan punggung lurus sejajar dengan kepala, dan kedua telapak tangan memegang lutut. Dalam posisi ini, bacalah tasbih ruku' sebanyak tiga kali atau lebih dalam hitungan ganjil.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhâna rabbiyal 'azhîmi wa bihamdih. (3x)"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
7. I'tidal dengan Tuma'ninah
Bangkit dari ruku' untuk berdiri tegak (i'tidal) sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allâhu liman hamidah."Allah mendengar orang yang memuji-Nya."
Setelah berdiri tegak sempurna, lanjutkan dengan membaca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanâ lakal hamdu mil'as-samâwâti wa mil'al ardhi wa mil'a mâ syi'ta min syai'in ba'du."Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
8. Sujud Pertama
Turun untuk sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Renggangkan lengan dari lambung (bagi laki-laki) dan rapatkan (bagi perempuan). Baca tasbih sujud sebanyak tiga kali atau lebih.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhâna rabbiyal a'lâ wa bihamdih. (3x)"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
9. Duduk di Antara Dua Sujud
Bangkit dari sujud untuk duduk (duduk iftirasy) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Duduk dengan menegakkan telapak kaki kanan dan menduduki telapak kaki kiri. Dalam posisi ini, bacalah doa berikut:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlî, warhamnî, wajburnî, warfa'nî, warzuqnî, wahdinî, wa 'âfinî, wa'fu 'annî."Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
10. Sujud Kedua
Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, sambil mengucapkan "Allahu Akbar" saat turun. Baca kembali tasbih sujud yang sama sebanyak tiga kali.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhâna rabbiyal a'lâ wa bihamdih. (3x)"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
11. Tasyahud (Tahiyat) Akhir
Bangkit dari sujud kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar" untuk duduk tasyahud akhir (duduk tawarruk). Posisinya adalah dengan memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan dan duduk di atas lantai, sementara telapak kaki kanan ditegakkan. Letakkan kedua tangan di atas paha, dan jari telunjuk tangan kanan menunjuk ke arah kiblat saat membaca syahadat. Bacaan tasyahud akhir adalah sebagai berikut:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ. السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
At-tahiyyâtul mubârakâtush shalawâtut thayyibâtu lillâh. As-salâmu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh. As-salâmu 'alainâ wa 'alâ 'ibâdillâhish shâlihîn. Asyhadu an lâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh.
Allâhumma shalli 'alâ sayyidinâ Muhammad wa 'alâ âli sayyidinâ Muhammad. Kamâ shallaita 'alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa 'alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm. Wa bârik 'alâ sayyidinâ Muhammad wa 'alâ âli sayyidinâ Muhammad. Kamâ bârakta 'alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa 'alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm, fil 'âlamîna innaka hamîdum majîd."Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
12. Salam
Setelah menyelesaikan tasyahud akhir, dan disunnahkan membaca doa perlindungan dari empat perkara, sholat diakhiri dengan salam. Menoleh ke kanan terlebih dahulu sambil mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
As-salâmu 'alaikum wa rahmatullâh."Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu."
Kemudian menoleh ke kiri sambil mengucapkan salam yang sama. Dengan demikian, selesailah pelaksanaan sholat witir satu rakaat.
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Witir
Setelah menyelesaikan sholat witir, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak, melainkan meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa. Ada beberapa amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dzikir Singkat Penuh Makna
Dzikir yang paling utama dibaca setelah salam sholat witir adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhânal malikil quddûs. (3x)"Maha Suci Raja Yang Maha Suci."
Dzikir ini dibaca sebanyak tiga kali. Pada bacaan yang ketiga, dianjurkan untuk memanjangkan dan mengeraskan suara sedikit, sambil membaca tambahan: رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ (Rabbil malâikati war rûh), yang artinya "Tuhan para malaikat dan ruh (Jibril)."
Doa Kamil Setelah Sholat Witir
Terdapat sebuah doa panjang yang ma'tsur (diriwayatkan) dan biasa dibaca oleh para ulama setelah sholat witir, terutama saat witir berjamaah di bulan Ramadhan. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, dan berbagai kebaikan dunia dan akhirat.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ.
اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang langgeng, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas nikmat afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan sehingga tidak bergantung pada manusia."
"Ya Allah, Tuhan kami, terimalah sholat kami, puasa kami, sholat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih. Semoga shalawat Allah tercurah kepada junjungan kami Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Pembahasan Fiqih Terkait Sholat Witir 1 Rakaat
Ada beberapa pertanyaan dan pembahasan fiqih yang sering muncul terkait pelaksanaan sholat witir, khususnya yang satu rakaat. Memahaminya akan menambah keyakinan kita dalam beribadah.
Apakah Sah Witir Hanya Satu Rakaat?
Ya, sangat sah. Pelaksanaan sholat witir satu rakaat memiliki dasar yang kuat dari hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah bersabda, "Witir itu satu rakaat di akhir malam." Ini adalah bentuk paling minimalis dari sholat witir dan menjadi dalil yang jelas akan kebolehannya.
Apakah Perlu Didahului Sholat Sunnah Lain?
Idealnya, sholat witir berfungsi sebagai penutup. Maka, sangat baik jika ia didahului oleh sholat-sholat sunnah malam lainnya, seperti sholat tahajud atau sholat tarawih. Namun, jika seseorang karena suatu udzur hanya mampu atau hanya ingin melaksanakan sholat witir satu rakaat saja setelah sholat Isya tanpa didahului sholat sunnah lain, maka sholatnya tetap sah dan ia tetap mendapatkan keutamaan sholat witir.
Bagaimana dengan Doa Qunut dalam Witir 1 Rakaat?
Doa Qunut adalah doa yang dibaca setelah i'tidal dan sebelum sujud pada rakaat terakhir sholat witir. Menurut mazhab Syafi'i, disunnahkan membaca doa qunut pada sholat witir di separuh akhir bulan Ramadhan (mulai malam ke-16).
Jika Anda melaksanakan sholat witir 1 rakaat pada periode tersebut, maka disunnahkan untuk membaca doa qunut setelah bangkit dari ruku' (i'tidal). Setelah membaca "Rabbana lakal hamdu...", Anda mengangkat kedua tangan dan membaca doa qunut. Bacaan doa qunut yang masyhur adalah:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku sebagaimana orang yang telah Engkau pimpin. Berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku. Lindungilah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang dihukum. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau bela. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Bagi-Mu segala puji atas apa yang Engkau takdirkan. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, nabi yang ummi, beserta keluarga dan sahabatnya."
Setelah selesai membaca doa qunut, langsung turun untuk sujud tanpa perlu mengangkat tangan untuk takbir lagi.
Keutamaan Menjaga Sholat Witir
Menjaga sholat witir secara rutin, meskipun hanya satu rakaat, membawa banyak keutamaan dan keberkahan dalam hidup seorang muslim.
- Dicintai oleh Allah: Sebagaimana hadits yang telah disebutkan, "Sesungguhnya Allah itu Witir dan mencintai yang ganjil." Melaksanakan amalan yang dicintai Allah adalah salah satu jalan tercepat untuk meraih ridha-Nya.
- Meneladani Sunnah Nabi: Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata bahwa Rasulullah sholat malam hingga bengkak kakinya, dan beliau selalu menutupnya dengan witir. Mengikuti jejak beliau adalah bukti cinta kita kepadanya.
- Penyempurna Ibadah Malam: Witir menyempurnakan dan mengunci seluruh ibadah yang kita lakukan di malam hari. Ia ibarat stempel penutup yang menjadikan rangkaian ibadah malam kita menjadi utuh dan bernilai lebih di sisi Allah.
- Lebih Baik dari Unta Merah: Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda bahwa satu rakaat witir lebih baik dari unta merah, yaitu harta yang paling berharga di kalangan bangsa Arab saat itu. Ini menunjukkan betapa tingginya nilai sholat witir.
Sholat witir satu rakaat adalah sebuah kemudahan yang luar biasa dari Allah. Ia membuktikan bahwa Islam adalah agama yang tidak memberatkan. Dengan tata cara yang ringkas dan bacaan yang mudah dihafal, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk meninggalkannya. Jadikanlah ia sebagai kebiasaan baik, sebagai penutup hari yang indah, dan sebagai jembatan untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta di keheningan malam. Semoga panduan ini bermanfaat dan kita semua dimudahkan untuk senantiasa istiqamah dalam menjalankannya.