Panduan Urutan Bacaan Sholat Jenazah yang Lengkap dan Mendalam
Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi oleh setiap makhluk yang bernyawa. Dalam ajaran Islam, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah gerbang transisi menuju kehidupan abadi di akhirat. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, kepedulian, dan doa bagi seorang Muslim yang telah wafat, syariat Islam menetapkan sebuah ibadah agung yang disebut Sholat Jenazah. Ibadah ini memiliki hukum fardhu kifayah, yang berarti kewajiban ini gugur bagi seluruh Muslim di suatu wilayah jika sebagian dari mereka telah melaksanakannya.
Melaksanakan sholat jenazah bukan sekadar ritual, tetapi merupakan manifestasi dari ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dan sebuah kesempatan berharga bagi yang hidup untuk mendoakan almarhum atau almarhumah serta merenungi hakikat kehidupan. Keunikan sholat jenazah terletak pada tata caranya yang berbeda dari sholat fardhu lainnya; tidak ada gerakan ruku', sujud, maupun i'tidal. Inti dari sholat ini adalah untaian doa yang dipanjatkan melalui empat kali takbir. Oleh karena itu, memahami urutan bacaan sholat jenazah dengan benar adalah kunci untuk melaksanakan ibadah ini secara sah dan khusyuk.
Artikel ini akan menguraikan secara terperinci, langkah demi langkah, urutan bacaan dalam sholat jenazah, mulai dari niat hingga salam. Pembahasan akan disertai dengan teks Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan pelafalan, terjemahan dalam Bahasa Indonesia, serta penjelasan mendalam mengenai makna yang terkandung dalam setiap doa. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya hafal bacaannya, tetapi juga meresapi setiap permohonan yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk sang jenazah.
Persiapan dan Syarat Sah Sholat Jenazah
Sebelum memasuki inti pembahasan mengenai bacaan, penting untuk memahami terlebih dahulu syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sholat jenazah dianggap sah. Syarat-syarat ini terbagi menjadi dua: syarat bagi orang yang menyolatkan dan syarat bagi jenazah yang disholatkan.
Syarat Bagi Orang yang Melaksanakan Sholat (Mushalli)
Sama seperti sholat pada umumnya, orang yang hendak melaksanakan sholat jenazah harus memenuhi syarat-syarat berikut:
- Beragama Islam: Sholat adalah ibadah khusus bagi umat Islam.
- Suci dari Hadas Besar dan Kecil: Seseorang harus dalam keadaan berwudhu. Jika dalam kondisi junub, ia wajib mandi besar terlebih dahulu.
- Suci Badan, Pakaian, dan Tempat: Kebersihan adalah bagian dari iman dan syarat mutlak dalam beribadah.
- Menutup Aurat: Batasan aurat bagi laki-laki dan perempuan berlaku sebagaimana dalam sholat biasa.
- Menghadap Kiblat: Arah sholat harus menghadap ke Ka'bah di Makkah.
Syarat Bagi Jenazah yang Disholatkan
Tidak semua jenazah dapat disholatkan. Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh jenazah:
- Beragama Islam: Sholat jenazah adalah doa permohonan ampun, dan ini dikhususkan bagi jenazah Muslim.
- Jenazah Telah Dimandikan dan Dikafani: Prosesi tajhizul janazah (pengurusan jenazah) harus diselesaikan terlebih dahulu, yaitu memandikan jenazah hingga suci dan membungkusnya dengan kain kafan.
- Letak Jenazah di Depan Jamaah: Jenazah harus berada di arah kiblat di hadapan imam dan para jamaah. Pengecualian berlaku untuk Sholat Ghaib, di mana jenazah tidak hadir secara fisik.
Rukun dan Inti Sholat Jenazah
Rukun sholat adalah bagian-bagian inti yang jika salah satunya ditinggalkan, maka sholatnya menjadi tidak sah. Sholat jenazah memiliki rukun yang lebih ringkas dibandingkan sholat lainnya.
- Niat: Menghadirkan niat di dalam hati untuk melaksanakan sholat jenazah karena Allah Ta'ala.
- Berdiri bagi yang Mampu: Sholat ini harus dilaksanakan sambil berdiri, kecuali jika ada uzur syar'i seperti sakit.
- Melakukan Empat Kali Takbir: Termasuk takbiratul ihram. Setiap takbir menjadi penanda dimulainya segmen bacaan doa yang berbeda.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Dibaca setelah takbir pertama.
- Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW: Dibaca setelah takbir kedua.
- Mendoakan Jenazah: Dibaca setelah takbir ketiga, ini adalah doa utama dalam sholat jenazah.
- Membaca Doa untuk Jenazah dan Kaum Muslimin: Dibaca setelah takbir keempat.
- Salam: Mengakhiri sholat dengan mengucapkan salam.
Posisi imam juga memiliki aturan. Jika jenazahnya laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah. Jika jenazahnya perempuan, imam berdiri sejajar dengan bagian tengah tubuh (pinggang) jenazah. Hal ini didasarkan pada praktik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Urutan Bacaan Sholat Jenazah Secara Rinci
Berikut adalah urutan lengkap bacaan sholat jenazah dari takbir pertama hingga salam, yang merupakan inti dari ibadah ini.
1. Niat Sholat Jenazah
Niat dilafalkan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (takbir pertama). Meskipun melafalkannya (talaffudz) tidak wajib, banyak ulama menganjurkannya untuk membantu memantapkan hati. Bacaan niat berbeda tergantung pada jenis kelamin jenazah dan posisi kita sebagai imam atau makmum.
Niat untuk Jenazah Laki-laki (sebagai makmum)
أُصَلِّى عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُومًا لِلّهِ تَعَالَى
Usholli ‘ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardhol kifayati ma’muman lillahi ta’ala.
"Aku berniat sholat atas jenazah laki-laki ini empat takbir fardhu kifayah sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat untuk Jenazah Perempuan (sebagai makmum)
أُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُومًا لِلّهِ تَعَالَى
Usholli ‘ala hadzihil mayyitati arba’a takbirotin fardhol kifayati ma’muman lillahi ta’ala.
"Aku berniat sholat atas jenazah perempuan ini empat takbir fardhu kifayah sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Jika menjadi imam, kata "ma'muman" (مَأْمُومًا) diganti dengan "imaman" (إِمَامًا).
2. Bacaan Setelah Takbir Pertama (Takbiratul Ihram)
Setelah mengangkat tangan dan mengucapkan takbir pertama "Allahu Akbar" sambil berniat di dalam hati, tangan disedekapkan di antara pusar dan dada. Bacaan yang dibaca setelah takbir pertama adalah Surat Al-Fatihah. Sebagian ulama berpendapat membacanya secara sirr (pelan), meskipun imam mengeraskan suara takbir.
Membaca Al-Fatihah di sini memiliki makna yang sangat dalam. Surat ini adalah "Ummul Qur'an" (induk Al-Qur'an) yang berisi pujian kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, permohonan pertolongan, dan doa untuk senantiasa berada di jalan yang lurus. Dalam konteks sholat jenazah, kita seolah-olah membuka dialog dengan Allah, Sang Pemilik Kehidupan dan Kematian, dengan pujian dan pengagungan yang paling sempurna sebelum memohonkan ampunan bagi sang jenazah.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّۤالِّيْنَ
Bismillahir-rahmanir-rahim. Al-hamdu lillahi rabbil-'alamin. Ar-rahmanir-rahim. Maliki yaumid-din. Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in. Ihdinas-siratal-mustaqim. Siratal-ladzina an'amta 'alaihim ghairil-maghdubi 'alaihim wa lad-dallin.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
3. Bacaan Setelah Takbir Kedua
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, imam akan bertakbir untuk kedua kalinya. Makmum mengikutinya dengan mengucapkan "Allahu Akbar". Pada takbir kedua ini, kita dianjurkan untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sama seperti shalawat yang dibaca saat tasyahud akhir dalam sholat biasa, yang dikenal sebagai Shalawat Ibrahimiyyah.
Mengapa kita bershalawat kepada Nabi di tengah doa untuk jenazah? Ini adalah bentuk tawasul (menjadikan sesuatu sebagai perantara) yang disyariatkan. Dengan memuji dan mendoakan kekasih Allah yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad SAW, kita berharap doa kita untuk jenazah menjadi lebih mustajab dan lebih layak untuk diterima oleh Allah SWT. Ini juga sebagai pengakuan bahwa syafaat (pertolongan) dari beliau adalah hal yang sangat kita harapkan, baik untuk diri kita maupun untuk jenazah.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali sayyidina Ibrahim, wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad, kama barokta ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali sayyidina Ibrahim, fil ‘alamina innaka hamidum majid.
"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan berikanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Boleh juga membaca shalawat dalam versi yang lebih ringkas, seperti: "Allahumma sholli ‘ala Muhammad." Namun, membaca versi lengkap (Ibrahimiyyah) adalah yang paling utama.
4. Bacaan Setelah Takbir Ketiga
Setelah takbir ketiga, inilah saatnya kita memanjatkan doa khusus yang ditujukan langsung untuk jenazah. Ini adalah puncak dan inti dari sholat jenazah. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, dan berbagai kebaikan di alam kubur dan akhirat bagi almarhum/almarhumah. Bacaan doa ini berbeda tergantung pada jenis kelamin jenazah.
Doa untuk Jenazah Laki-laki Dewasa
Kata ganti yang digunakan adalah "-hu" yang berarti "dia (laki-laki)".
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkholahu, waghsilhu bil ma'i wats tsalji wal barod, wa naqqihi minal khotoya kama yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilhu daron khoiron min darihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzabil qobri wa 'adzabin nar.
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, sejahterakanlah dia, maafkanlah kesalahannya, muliakanlah tempat kedatangannya, luaskanlah tempat masuknya (kuburnya), mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."
Doa untuk Jenazah Perempuan Dewasa
Kata ganti "-hu" diganti menjadi "-ha" yang berarti "dia (perempuan)".
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlaha warhamha wa 'afiha wa'fu anha, wa akrim nuzulaha, wa wassi' mudkholaha, waghsilha bil ma'i wats tsalji wal barod, wa naqqiha minal khotoya kama yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilha daran khoiron min dariha, wa ahlan khoiron min ahliha, wa zaujan khoiron min zaujiha, wa adkhilhal jannata, wa a'idzha min 'adzabil qobri wa 'adzabin nar.
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, sejahterakanlah dia, maafkanlah kesalahannya, muliakanlah tempat kedatangannya, luaskanlah tempat masuknya (kuburnya), mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."
5. Bacaan Setelah Takbir Keempat
Setelah imam bertakbir untuk keempat kalinya, kita membaca doa penutup. Doa ini tidak hanya untuk jenazah, tetapi juga untuk diri kita sendiri dan kaum Muslimin yang masih hidup. Doa ini berisi permohonan agar kita tidak dihalangi dari pahala menyolatkan jenazah, tidak mendapat fitnah sepeninggalnya, dan memohon ampunan bagi kita semua.
Doa untuk Jenazah Laki-laki
اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allahumma la tahrimna ajrohu wa la taftinna ba'dahu waghfirlana walahu.
"Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia."
Doa untuk Jenazah Perempuan
اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allahumma la tahrimna ajroha wa la taftinna ba'daha waghfirlana walaha.
"Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia."
Setelah membaca doa ini, sebagian orang diam sejenak sebelum imam mengucapkan salam. Ini memberikan kesempatan bagi makmum yang mungkin tertinggal untuk menyelesaikan bacaannya.
6. Salam
Sholat jenazah diakhiri dengan salam, sama seperti sholat lainnya. Imam mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan. Umumnya, dalam sholat jenazah, salam hanya dilakukan sekali ke arah kanan dengan lafal:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
"Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepada kalian."
Meskipun ada juga pendapat yang membolehkan dua kali salam (ke kanan dan ke kiri), praktik yang lebih umum dan sering dijumpai adalah satu kali salam. Dengan diucapkannya salam, maka selesailah rangkaian ibadah sholat jenazah.
Keutamaan dan Hikmah Sholat Jenazah
Melaksanakan sholat jenazah memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
"Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qirath. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qirath." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qirath?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, "Seperti dua gunung yang besar." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pahala sebesar gunung ini menunjukkan betapa Allah SWT sangat menghargai amalan ini. Selain pahala, ada banyak hikmah yang bisa kita petik:
- Pengingat Kematian (Dzikrul Maut): Berdiri di hadapan jenazah adalah pengingat paling kuat bahwa kita pun akan mengalami hal yang sama. Ini mendorong kita untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal ibadah.
- Memperkuat Ukhuwah Islamiyah: Sholat jenazah adalah wujud nyata kepedulian dan solidaritas antar sesama Muslim, baik kepada yang telah meninggal maupun kepada keluarga yang ditinggalkan.
- Doa Kolektif: Semakin banyak orang yang mendoakan, semakin besar harapan doa tersebut akan dikabulkan oleh Allah SWT. Ini adalah hak seorang Muslim atas Muslim lainnya.
- Meneladani Sunnah Nabi: Melaksanakan sholat jenazah adalah bagian dari mengikuti ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW dalam memuliakan sesama Muslim.
Kesimpulan
Sholat jenazah adalah ibadah yang agung, ringkas, namun sarat akan makna. Inti dari pelaksanaannya terletak pada keikhlasan niat dan kekhusyukan dalam memanjatkan doa-doa yang terkandung dalam setiap urutan takbirnya. Dimulai dari niat yang tulus, dilanjutkan dengan pembacaan Al-Fatihah sebagai pembuka komunikasi dengan Sang Khaliq, disusul dengan shalawat sebagai wasilah keberkahan, kemudian doa inti yang memohonkan ampunan dan rahmat bagi jenazah, dan diakhiri dengan doa bagi kita yang masih hidup serta salam penutup.
Memahami setiap detail urutan bacaan sholat jenazah dan meresapi maknanya akan menjadikan ibadah kita lebih berkualitas. Ini bukan hanya tentang menunaikan kewajiban, tetapi tentang mengirimkan hadiah terbaik berupa doa bagi saudara kita yang telah mendahului, seraya mengambil pelajaran berharga bagi perjalanan hidup kita sendiri menuju pertemuan dengan Allah SWT.