Panduan Lengkap Urutan Bacaan Tahlil

Tahlil merupakan sebuah rangkaian doa, dzikir, dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi spiritual masyarakat Muslim, khususnya di Nusantara. Praktik ini umumnya diselenggarakan untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal dunia, memohonkan ampunan bagi mereka, serta sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rangkaian bacaan ini memiliki urutan yang khas, di mana setiap bagian memiliki makna dan keutamaan tersendiri.

Memahami urutan bacaan tahlil secara lengkap beserta maknanya akan menambah kekhusyukan dan kedalaman spiritual kita saat mengamalkannya. Artikel ini akan memaparkan secara rinci dan sistematis setiap tahapan dalam majelis tahlil, mulai dari pembukaan hingga doa penutup. Semoga panduan ini dapat menjadi rujukan yang bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mempelajari dan mengamalkan tahlil dengan lebih baik.


Tahap 1: Pengantar dan Hadiah Al-Fatihah (Tawassul)

Majelis tahlil senantiasa diawali dengan mengirimkan doa dan menghadiahkan pahala bacaan Al-Fatihah kepada sosok-sosok mulia. Proses ini dikenal sebagai tawassul, yaitu menjadikan amal saleh sebagai perantara agar doa kita lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Ini bukanlah meminta kepada selain Allah, melainkan bertawasul dengan kemuliaan para kekasih-Nya.

Makna Tawassul dalam Tahlil: Tawassul dalam pembukaan tahlil adalah bentuk adab atau tata krama dalam berdoa. Kita memulai dengan menyebut nama-nama yang paling dicintai Allah, yaitu para nabi, rasul, sahabat, ulama, dan waliyullah. Dengan melakukan ini, kita berharap doa yang kita panjatkan untuk almarhum/almarhumah dinaungi oleh keberkahan dan rahmat yang Allah limpahkan kepada hamba-hamba pilihan-Nya tersebut. Ini adalah manifestasi dari rasa hormat dan cinta kepada para pendahulu yang saleh.

A. Kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ أَجْمَعِيْنَ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadratin-nabiyyil mushthafaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa azwaajihii wa dzurriyyatihii ajma'iin, syai'un lillaahi lahumul-faatihah.

Artinya: "Teruntuk junjungan Nabi yang terpilih, Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, sahabat, istri, dan keturunannya. Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah."

B. Kepada Para Nabi, Sahabat, Ulama, dan Auliya

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، الْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa hadrati ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin, wal auliyaa'i wasy-syuhadaa'i wash-shaalihiin, wash-shahaabati wat-taabi'iin, wal 'ulamaa'il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il malaa'ikatil muqarrabiin, khushuushan sayyidinaa asy-syaikh 'Abdul Qaadir al-Jailani, al-faatihah.

Artinya: "Kemudian, teruntuk para saudaranya dari golongan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada tuan kita, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Fatihah."

C. Kepada Para Ahli Kubur Muslimin dan Muslimat

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ، الْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan aabaa'anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa, wa nakhushshu khushuushan ilaa manijtama'naa haahunaa bisababihii, al-faatihah.

Artinya: "Kemudian, kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, dan nenek-nenek kami. Dan kami khususkan (pahalanya) kepada orang yang menjadi sebab kami berkumpul di sini, Al-Fatihah."

Setelah setiap pengantar ini diucapkan, jamaah bersama-sama membaca Surat Al-Fatihah satu kali.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اٰمِيْنَ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Ar-rahmaanir-rahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shiraathal-mustaqiim. Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim ghairil-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhaalliin. Aamiin.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kabulkanlah."

Keutamaan Surat Al-Fatihah: Surat ini disebut sebagai Ummul Qur'an atau induknya Al-Qur'an karena mengandung seluruh pokok ajaran Islam: tauhid, iman kepada hari akhir, serta prinsip ibadah dan permohonan. Membacanya adalah sebuah dialog langsung dengan Allah. Setiap ayat yang kita baca dijawab oleh Allah SWT. Oleh karena itu, menghadiahkan Al-Fatihah adalah seperti menghadiahkan inti sari Al-Qur'an yang penuh berkah kepada arwah yang kita doakan.

Tahap 2: Pembacaan Ayat-Ayat dan Surat-Surat Pendek

Setelah menghadiahkan Al-Fatihah, rangkaian dilanjutkan dengan membaca beberapa surat pendek dari Al-Qur'an. Surat-surat ini dipilih karena keutamaannya yang agung dalam menegaskan keesaan Allah dan memohon perlindungan-Nya.

A. Surat Al-Ikhlas (Dibaca 3 kali)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush-shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"

Makna dan Keutamaan Al-Ikhlas: Surat Al-Ikhlas adalah deklarasi murni tentang Tauhid, yaitu keesaan Allah SWT. Surat ini menolak segala bentuk penyekutuan terhadap Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan bahwa membaca Surat Al-Ikhlas tiga kali pahalanya setara dengan mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an. Dengan membacanya, kita meneguhkan kembali fondasi iman kita dan menghadiahkan pahala yang sangat besar kepada almarhum, seolah-olah kita menghadiahkan pahala khatam Al-Qur'an.

B. Surat Al-Falaq (Dibaca 1 kali)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul a'uudzu birabbil-falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"

Fungsi Perlindungan Al-Falaq: Surat ini, bersama dengan Surat An-Nas, disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan). Al-Falaq secara spesifik mengajarkan kita untuk memohon perlindungan Allah dari segala kejahatan yang datang dari luar diri kita, seperti kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian. Dalam konteks tahlil, kita memohon agar Allah melindungi almarhum dari segala siksa dan fitnah kubur.

C. Surat An-Nas (Dibaca 1 kali)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul a'uudzu birabbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"

Fungsi Perlindungan An-Nas: Jika Al-Falaq fokus pada kejahatan eksternal, An-Nas fokus pada perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan was-was dari setan yang tersembunyi. Bisikan ini dapat menggoyahkan iman dan ketenangan. Dengan membacanya, kita memohon perlindungan bagi diri kita dan bagi almarhum dari segala godaan yang dapat mengurangi timbangan amal baik.

D. Awal Surat Al-Baqarah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alif laam miim. Dzaalikal-kitaabu laa raiba fiih, hudal lil-muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablik, wa bil-aakhirati hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaa'ika humul-muflihuun.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Pentingnya Ayat-ayat Awal Al-Baqarah: Ayat-ayat ini merangkum pilar-pilar keimanan seorang Muslim. Ayat ini menegaskan keyakinan pada Al-Qur'an, iman kepada yang gaib (termasuk kehidupan setelah mati), kewajiban shalat, anjuran berinfak, dan keyakinan pada hari akhir. Membacanya dalam tahlil seolah menjadi saksi dan pengingat bahwa almarhum/almarhumah yang didoakan adalah bagian dari golongan orang-orang beriman yang dijelaskan dalam ayat-ayat ini, sehingga layak mendapatkan petunjuk dan keberuntungan dari Allah.

E. Ayat Kursi

وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وَّاحِدٌ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar-rahmaanur-rahiim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim.

Artinya: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

Keagungan Ayat Kursi: Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an. Ayat ini secara komprehensif menjelaskan tentang kekuasaan, kebesaran, ilmu, dan pemeliharaan Allah yang tak terbatas. Membacanya memiliki keutamaan luar biasa, termasuk perlindungan dari gangguan setan. Dalam tahlil, pembacaan Ayat Kursi adalah permohonan agar almarhum senantiasa berada dalam perlindungan dan pengawasan Allah Yang Maha Agung.

Tahap 3: Dzikir Inti (Istighfar, Tahlil, Tasbih)

Ini adalah bagian sentral dari majelis tahlil, di mana lisan dibasahi dengan dzikir memohon ampunan, mengesakan Allah, dan menyucikan-Nya. Setiap kalimat dzikir memiliki bobot dan makna yang sangat dalam.

A. Istighfar (Memohon Ampunan)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullaahal-'azhiim.

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Bacaan ini diulang beberapa kali, seringkali 3 atau 7 kali, dengan penuh penghayatan.

Pentingnya Istighfar: Sebelum memuji dan mengagungkan Allah lebih jauh, kita memulai dengan memohon ampunan. Ini adalah adab seorang hamba. Kita memohon ampunan untuk diri kita sendiri dan, yang terpenting dalam konteks ini, untuk almarhum. Kita berharap Allah menghapus dosa-dosa almarhum, melapangkan kuburnya, dan menerimanya di sisi-Nya dengan penuh rahmat. Istighfar adalah kunci pembuka rahmat Allah.

B. Dzikir Keutamaan bagi Ahli Kubur

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Afdhaludz-dzikri fa'lam annahuu Laa ilaaha illallaah.

Artinya: "Sebaik-baik dzikir, ketahuilah, adalah kalimat 'Tiada tuhan selain Allah'."

C. Kalimat Tahlil (Laa Ilaaha Illallaah)

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallaah.

Artinya: "Tiada tuhan selain Allah."

Kalimat tahlil ini diucapkan berulang kali, biasanya sebanyak 33 kali atau 100 kali, tergantung kebiasaan dan kesepakatan jamaah. Suara dzikir yang menggema menciptakan suasana spiritual yang mendalam.

Jantungnya Tahlilan: Kalimat "Laa ilaaha illallaah" adalah inti dari seluruh ajaran Islam. Ia adalah kalimat tauhid, penegasan mutlak bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Rasulullah SAW bersabda bahwa kalimat ini adalah kunci surga. Dengan menghadiahkan pahala dzikir tahlil ini, kita berharap kalimat tauhid ini menjadi penerang di alam kubur bagi almarhum, menjadi pemberat timbangan amal baiknya, dan menjadi sebab keselamatannya di akhirat kelak.

D. Tahlil dan Takbir

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallaahu Muhammadur rasuulullaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Artinya: "Tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya."

Dua Kalimat Syahadat: Bacaan ini menyempurnakan kalimat tauhid dengan syahadat rasul. Ini adalah penegasan iman yang lengkap, mengakui keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dengan mengucapkannya, kita memperbarui ikrar keislaman kita dan mendoakan agar almarhum wafat dalam keadaan memegang teguh dua kalimat mulia ini.

E. Tasbih dan Tahmid

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil-'azhiim.

Artinya: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

Bacaan ini diulang beberapa kali, seringkali 33 kali.

Dua Kalimat yang Dicintai Allah: Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dua kalimat ini ringan di lisan, berat di timbangan (mizan), dan sangat dicintai oleh Ar-Rahman. "Subhanallah" berarti menyucikan Allah dari segala kekurangan, sedangkan "Alhamdulillah" adalah pujian atas segala kesempurnaan dan nikmat-Nya. Dengan melantunkannya, kita menambah pundi-pundi pahala yang kelak akan kita hadiahkan kepada almarhum.

Tahap 4: Shalawat dan Doa-Doa Pilihan

Setelah berdzikir, rangkaian dilanjutkan dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat adalah perintah langsung dari Allah dan merupakan salah satu amalan yang pasti diterima.

A. Shalawat Nabi

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad, allaahumma sholli 'alaihi wa sallim.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan atasnya."

Dapat juga dibaca dengan versi yang lebih panjang.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ أَجْمَعِيْنَ

Allaahumma sholli 'alaa habiibika sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa baarik wa sallim ajma'iin.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat, berkah, dan keselamatan kepada kekasih-Mu, junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya."

Keutamaan Bershalawat: Bershalawat kepada Nabi adalah bentuk cinta dan penghormatan kita kepada beliau. Setiap satu kali shalawat yang kita ucapkan akan dibalas oleh Allah dengan sepuluh rahmat. Dalam majelis tahlil, shalawat menjadi perantara penting agar doa-doa kita terangkat ke langit. Kita berharap dengan keberkahan shalawat, Nabi Muhammad SAW berkenan memberikan syafaatnya kepada almarhum di hari kiamat.

B. Bacaan Penutup dan Al-Fatihah Terakhir

Sebelum masuk ke doa utama, biasanya dibacakan beberapa lafaz dzikir lagi dan ditutup dengan Al-Fatihah sebagai pengantar doa.


Tahap 5: Doa Tahlil Penutup

Ini adalah puncak dari seluruh rangkaian tahlil, di mana semua pahala bacaan yang telah dilantunkan dari awal dimohonkan kepada Allah untuk disampaikan kepada arwah yang dituju. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, dan kebaikan bagi almarhum.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ، حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin, hamdasy-syaakiriin, hamdan-naa'imiin, hamday yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah, yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhikal-kariimi wa 'azhiimi sulthaanik.

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat. Pujian yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencakup tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

اللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.

Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin wal auliyaa'i wasy-syuhadaa'i wash-shoolihiin wash-shohaabati wat-taabi'iin wal 'ulamaa'il 'aamiliin wal mushonnifiinal mukhlishiin wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil 'aalamiin wal malaa'ikatil muqarrabiin.

Artinya: "Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'an yang agung yang telah kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyeluruh. (Sampaikanlah) kepada junjungan kami, kekasih kami, penolong kami, dan penyejuk mata kami, sayyidina wa maulana Muhammad SAW, serta kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan-Mu."

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى ... (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ...

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat wal mu'miniina wal mu'minaat min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa khushuushon ilaa... (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ...

Artinya: "Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga ke barat, di darat dan di laut, khususnya kepada... (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ..."

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللّٰهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ.

Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir-rahmata wal-maghfirata 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang termasuk ahli 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah'."

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. الْفَاتِحَةُ...

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Al-Faatihah...

Artinya: "Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah..."

Majelis ditutup dengan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi secara bersama-sama.

Intisari Doa Tahlil: Doa ini adalah permohonan yang merangkum keseluruhan acara. Dimulai dengan pujian, dilanjutkan dengan shalawat, kemudian memohon agar pahala semua amalan diterima dan disampaikan. Puncaknya adalah permohonan ampunan (maghfirah) dan kasih sayang (rahmat) secara spesifik bagi arwah yang dituju. Doa ini menunjukkan harapan besar kita sebagai yang masih hidup agar amal ibadah kita dapat menjadi wasilah kebaikan bagi mereka yang telah mendahului.

Dengan berakhirnya doa penutup, maka selesailah seluruh rangkaian urutan bacaan tahlil. Semoga setiap huruf yang dibaca, setiap dzikir yang dilantunkan, dan setiap doa yang dipanjatkan diterima oleh Allah SWT, menjadi cahaya bagi arwah di alam barzakh, dan menjadi pemberat amal kebaikan bagi kita semua.

🏠 Kembali ke Homepage