Panduan Terlengkap Ilmu Tajwid

Ilustrasi kaligrafi Arab untuk ilmu Tajwid عِلْمُ التَّجْوِيدِ عِلْمُ التَّجْوِيدِ

Membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, dan menyempurnakannya dengan bacaan yang benar sesuai kaidah adalah sebuah keharusan. Ilmu yang mengatur tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar disebut Ilmu Tajwid. Mempelajari tajwid membantu kita melafalkan setiap huruf dari tempat keluarnya yang semestinya, memberikan setiap sifatnya, dan menghindari kesalahan yang dapat mengubah makna ayat. Banyak orang mencari panduan tajwid lengkap pdf untuk kemudahan belajar di mana saja. Artikel ini dirancang sebagai sumber referensi komprehensif, layaknya sebuah buku digital, untuk memahami kaidah-kaidah tajwid dari dasar hingga tingkat lanjut.

Tujuan utama dari ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan (lahn) saat membaca kitab suci Al-Qur'an. Kesalahan ini terbagi dua, yaitu lahn jali (kesalahan nyata) yang bisa mengubah makna, dan lahn khafi (kesalahan tersembunyi) yang mengurangi kesempurnaan bacaan. Dengan memahami dan mempraktikkan tajwid, kita berupaya untuk membaca Al-Qur'an sebagaimana ia diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantara Malaikat Jibril.

Bab 1: Pengenalan Dasar Ilmu Tajwid

A. Definisi dan Hukum Mempelajari Tajwid

Secara bahasa (etimologi), tajwid berasal dari kata jawwada-yujawwidu-tajwiidan (جوّد - يجوّد - تجويدًا) yang berarti membuat sesuatu menjadi bagus, elok, atau membaguskan. Sedangkan secara istilah (terminologi), ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan hak-haknya (sifat-sifat asli yang melekat pada huruf) dan mustahaknya (sifat-sifat baru yang timbul dari interaksi antar huruf).

Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, artinya jika sebagian kaum muslimin di suatu wilayah telah mempelajarinya, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, hukum mengamalkan atau mempraktikkan tajwid saat membaca Al-Qur'an adalah fardhu 'ain, yaitu wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang membaca Al-Qur'an, baik dalam shalat maupun di luar shalat.

B. Makharijul Huruf: Tempat Keluarnya Huruf

Makharijul Huruf adalah pilar pertama dalam ilmu tajwid. Mengetahui tempat keluarnya setiap huruf hijaiyah adalah kunci untuk pelafalan yang benar. Secara umum, makhraj terbagi menjadi lima bagian utama:

  1. Al-Jauf (الجوف) - Rongga Mulut dan Tenggorokan
    Ini adalah makhraj untuk huruf-huruf Mad (panjang), yaitu: Alif sukun sebelumnya fathah (ـَ ا), Waw sukun sebelumnya dhammah (ـُ وْ), dan Ya sukun sebelumnya kasrah (ـِ يْ).
  2. Al-Halq (الحلق) - Tenggorokan
    Tenggorokan terbagi menjadi tiga bagian:
    • Pangkal Tenggorokan (أقصى الحلق): Huruf Hamzah (ء) dan Ha (هـ).
    • Tengah Tenggorokan (وسط الحلق): Huruf 'Ain (ع) dan Ha (ح).
    • Ujung Tenggorokan (أدنى الحلق): Huruf Ghain (غ) dan Kha (خ).
  3. Al-Lisan (اللسان) - Lidah
    Ini adalah makhraj yang paling banyak hurufnya, terbagi lagi menjadi beberapa bagian:
    • Pangkal Lidah (أقصى اللسان): Huruf Qaf (ق) dan Kaf (ك).
    • Tengah Lidah (وسط اللسان): Huruf Jim (ج), Syin (ش), dan Ya (ي) (bukan Ya mad).
    • Sisi Lidah (حافة اللسان): Huruf Dhad (ض) dan Lam (ل).
    • Ujung Lidah (طرف اللسان): Menghasilkan banyak huruf seperti Nun (ن), Ra (ر), Tha (ط), Dal (د), Ta (ت), Shad (ص), Sin (س), Zai (ز), Dzal (ذ), Tsa (ث), dan Zha (ظ).
  4. Asy-Syafatain (الشفتان) - Dua Bibir
    Makhraj ini untuk huruf-huruf: Fa (ف), Waw (و) (bukan Waw mad), Ba (ب), dan Mim (م).
  5. Al-Khaisyum (الخيشوم) - Rongga Hidung
    Ini adalah makhraj untuk sifat ghunnah (dengung) yang melekat pada huruf Nun (ن) dan Mim (م), terutama saat bertasydid atau dalam kondisi hukum bacaan tertentu seperti idgham bighunnah dan ikhfa'.

C. Sifatul Huruf: Karakteristik Setiap Huruf

Selain makhraj, setiap huruf memiliki sifat atau karakteristik yang membedakannya dari huruf lain. Sifat ini terbagi menjadi dua: sifat yang memiliki lawan dan yang tidak memiliki lawan.

Sifat yang Memiliki Lawan:

Sifat yang Tidak Memiliki Lawan:

Bab 2: Hukum Nun Sukun dan Tanwin

Ini adalah salah satu bab terpenting dalam ilmu tajwid. Ketika Nun Sukun (نْ) atau Tanwin ( ً , ٍ , ٌ ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, akan timbul empat hukum bacaan. Keempat hukum ini menjadi dasar yang sering dijumpai dalam setiap halaman Al-Qur'an.

1. Idzhar Halqi (إظهار حلقي)

Idzhar artinya jelas, dan Halqi artinya tenggorokan. Idzhar Halqi terjadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqi (huruf tenggorokan). Cara membacanya adalah jelas, terang, dan pendek, tanpa ada dengungan.

Huruf-huruf Idzhar Halqi ada enam: ء , هـ , ع , ح , غ , خ.

Contoh:

مِنْهُمْ (min-hum), عَذَابٌ أَلِيمٌ ('adzābun alīm), سَلَامٌ هِيَ (salāmun hiya)

2. Idgham (إدغام)

Idgham artinya meleburkan atau memasukkan. Dalam konteks ini, suara nun sukun atau tanwin dileburkan ke dalam huruf berikutnya. Idgham terbagi menjadi dua jenis:

a. Idgham Bighunnah (إدغام بغنة)

Bighunnah artinya dengan dengung. Idgham Bighunnah terjadi jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf: ي , ن , م , و (disingkat ينمو - yanmu). Cara membacanya adalah dengan meleburkan suara nun sukun/tanwin ke huruf setelahnya sambil didengungkan selama 2-3 harakat.

Pengecualian: Jika nun sukun bertemu dengan huruf-huruf ini dalam satu kata, maka dibaca Idzhar (jelas) dan disebut Idzhar Muthlaq. Contohnya: الدُّنْيَا (ad-dunyā), قِنْوَانٌ (qinwānun).

Contoh Idgham Bighunnah:

مَنْ يَّقُوْلُ (may yaqūl), خَيْرًا يَّرَهُ (khairay yarah), مِنْ وَالٍ (miw wāl)

b. Idgham Bilaghunnah (إدغام بلا غنة)

Bilaghunnah artinya tanpa dengung. Idgham Bilaghunnah terjadi jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan dua huruf: ل (Lam) dan ر (Ra). Cara membacanya adalah dengan meleburkan suara nun sukun/tanwin secara sempurna ke huruf setelahnya tanpa disertai dengungan.

Contoh Idgham Bilaghunnah:

مِنْ رَّبِّهِمْ (mir rabbihim), هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ (hudal lilmuttaqīn)

3. Iqlab (إقلاب)

Iqlab artinya mengubah atau menukar. Hukum ini terjadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan satu huruf saja, yaitu ب (Ba). Cara membacanya adalah dengan mengubah bunyi nun sukun/tanwin menjadi bunyi mim sukun (مْ) yang samar, disertai dengan dengungan (ghunnah) dan bibir sedikit direnggangkan.

Contoh Iqlab:

مِنْ بَعْدِ (mim ba'di), سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ (samī'um bashīr)

4. Ikhfa' Haqiqi (إخفاء حقيقي)

Ikhfa' artinya menyamarkan. Hukum ini terjadi jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan 15 huruf hijaiyah selain huruf-huruf Idzhar, Idgham, dan Iqlab. Cara membacanya adalah samar-samar antara Idzhar dan Idgham, disertai dengan dengungan (ghunnah).

Kelima belas huruf Ikhfa' adalah: ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك.

Bunyi samar dari Ikhfa' ini bisa menjadi tebal (tafkhim) atau tipis (tarqiq), tergantung huruf setelahnya. Jika bertemu huruf Isti'la' (ص, ض, ط, ظ, ق), maka bunyi dengungannya menjadi tebal. Jika bertemu huruf Istifal (sisanya), bunyinya tipis.

Contoh Ikhfa' Haqiqi:

مِنْ قَبْلِكَ (ming qablik - tebal), أَنْفُسَكُمْ (anfusakum - tipis), وَأَنْتُمْ (wa antum - tipis)

Bab 3: Hukum Mim Sukun

Serupa dengan nun sukun, mim sukun (مْ) juga memiliki hukum-hukum tersendiri ketika bertemu dengan huruf hijaiyah. Ada tiga hukum yang berlaku untuk mim sukun.

1. Ikhfa' Syafawi (إخفاء شفوي)

Syafawi berarti bibir, karena huruf mim dan ba keluar dari bibir. Ikhfa' Syafawi terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ب (Ba). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi mim sukun disertai dengungan (ghunnah), dengan bibir sedikit terbuka (tidak tertutup rapat sempurna).

Contoh Ikhfa' Syafawi:

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ (tarmīhim bihijārah), وَهُمْ بَارِزُوْنَ (wahum bārizūn)

2. Idgham Mitslain / Mimi (إدغام مثلين)

Mitslain berarti dua yang serupa. Idgham Mitslain (atau sering disebut Idgham Mimi) terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf م (Mim) yang berharakat. Cara membacanya adalah dengan meleburkan mim pertama ke mim kedua sehingga menjadi satu mim yang bertasydid, disertai dengungan (ghunnah) yang sempurna.

Contoh Idgham Mitslain:

وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ (walakum mā kasabtum), أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوْعٍ (ath'amahum min jū')

3. Idzhar Syafawi (إظهار شفوي)

Idzhar Syafawi terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan semua huruf hijaiyah selain م (Mim) dan ب (Ba). Cara membacanya adalah dengan melafalkan bunyi mim sukun secara jelas, terang, dan tanpa dengung. Bibir tertutup rapat saat melafalkan mim sukun.

Contoh Idzhar Syafawi:

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (la'allakum tattaqūn), عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ ('alaihim waladh-dhāllīn)

Pembaca harus lebih berhati-hati saat mim sukun bertemu huruf Waw (و) dan Fa (ف) agar tidak terbaca samar.

Bab 4: Hukum Mad (Bacaan Panjang)

Mad secara bahasa berarti menambah atau memanjangkan. Dalam ilmu tajwid, Mad adalah memanjangkan suara pada huruf-huruf tertentu. Secara garis besar, Mad terbagi menjadi dua: Mad Ashli (Thabi'i) dan Mad Far'i.

1. Mad Ashli / Mad Thabi'i (مد أصلي / طبيعي)

Ini adalah mad dasar yang menjadi pokok bagi mad lainnya. Mad Thabi'i terjadi apabila:

Panjang bacaannya adalah 2 harakat atau satu alif.

Contoh Mad Thabi'i:

قَالَ (qāla), يَقُوْلُ (yaqūlu), قِيْلَ (qīla)

2. Mad Far'i (مد فرعي)

Mad Far'i adalah mad cabang yang terjadi karena adanya sebab tertentu, yaitu bertemu dengan huruf hamzah (ء) atau sukun (ـْ).

A. Mad yang Disebabkan Hamzah

B. Mad yang Disebabkan Sukun

Bab 5: Hukum Tambahan yang Penting

Selain hukum-hukum utama di atas, ada beberapa kaidah lain yang sangat penting untuk kesempurnaan bacaan Al-Qur'an. Ini termasuk hukum bacaan Lam, Ra, Qalqalah, serta aturan waqaf dan ibtida'. Mencari materi tajwid lengkap pdf seringkali bertujuan untuk memahami detail-detail ini.

1. Hukum Lam (ل) dan Ra (ر)

Hukum Lam

Hukum Lam terutama berkaitan dengan Lam Ta'rif (ال) dan Lam Jalalah (lafaz Allah).

Hukum Ra

Huruf Ra (ر) bisa dibaca tebal (tafkhim) atau tipis (tarqiq).

2. Qalqalah (قلقلة)

Qalqalah adalah memantulkan suara pada saat huruf-huruf qalqalah dalam keadaan sukun. Hurufnya ada lima: ق , ط , ب , ج , د (disingkat قطب جد - qathbu jadin).

3. Waqaf (الوقف) dan Ibtida' (الإبتداء)

Waqaf adalah berhenti sejenak saat membaca Al-Qur'an, sedangkan Ibtida' adalah memulai kembali bacaan setelah berhenti. Memahami tanda-tanda waqaf sangat penting untuk menjaga keutuhan makna ayat.

Tanda-tanda Waqaf yang Umum:

Mempelajari ilmu tajwid adalah perjalanan seumur hidup. Menguasai teori adalah langkah awal, namun praktik yang konsisten di hadapan seorang guru yang ahli (musyafahah) adalah kunci kesempurnaan. Semoga panduan yang menyerupai format tajwid lengkap pdf ini dapat menjadi bekal berharga bagi siapa saja yang ingin memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur'an-nya, demi meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

🏠 Kembali ke Homepage