Panduan Lengkap Surat dan Doa Setelah Sholat Dhuha
Sholat Dhuha adalah ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dilaksanakan pada pagi hari, sholat ini dikenal sebagai pembuka pintu rezeki dan penghapus dosa. Banyak umat Muslim bertanya-tanya, adakah surat atau amalan khusus yang dibaca setelah menunaikan sholat Dhuha? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai surat-surat yang dianjurkan, doa setelah sholat Dhuha, serta keutamaan-keutamaan agung di baliknya.
Memahami Sholat Dhuha: Waktu dan Keutamaannya
Sebelum membahas bacaan setelah sholat, penting untuk memahami hakikat Sholat Dhuha itu sendiri. Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi, dimulai sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit (waktu syuruq) hingga menjelang waktu zuhur (sekitar 15 menit sebelum masuk waktu zuhur). Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah ketika matahari mulai terasa panas, yang diibaratkan saat anak unta mulai kepanasan.
Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal bisa mencapai dua belas rakaat, dikerjakan dengan salam pada setiap dua rakaat. Keutamaannya sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits. Salah satunya adalah hadits dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat diganti dengan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa dua rakaat sholat Dhuha setara dengan sedekah untuk 360 sendi yang ada di tubuh kita. Ini adalah sebuah anugerah luar biasa dari Allah SWT, sebuah cara mudah untuk menunaikan kewajiban syukur kita setiap hari.
Adakah Surat Wajib Setelah Sholat Dhuha?
Pertanyaan utama yang sering muncul adalah: "Surat apa yang harus dibaca setelah selesai sholat Dhuha?" Jawaban singkatnya adalah tidak ada satu surat pun yang diwajibkan secara khusus untuk dibaca setelah sholat Dhuha. Islam memberikan kemudahan dan kelapangan dalam beribadah. Seorang Muslim boleh membaca surat apa saja dari Al-Quran yang ia hafal dan sukai. Membaca Al-Quran setelah sholat adalah amalan yang sangat dianjurkan secara umum, tidak terbatas pada sholat Dhuha saja.
Namun, meskipun tidak ada kewajiban, para ulama sering kali menganjurkan beberapa surat tertentu berdasarkan kesesuaian maknanya dengan waktu dan keutamaan Dhuha itu sendiri. Surat-surat ini mengandung tema tentang pagi, cahaya, kelapangan, dan nikmat Allah, yang sangat relevan dengan semangat sholat Dhuha. Membacanya dapat membantu kita merenungi dan menghayati makna ibadah yang baru saja kita laksanakan.
Jadi, anggaplah ini sebagai anjuran atau rekomendasi, bukan sebuah kewajiban yang jika ditinggalkan akan mengurangi sahnya sholat. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kekhusyukan kita dalam beribadah dan berdoa setelahnya.
Surat-Surat yang Dianjurkan Dibaca (Beserta Tafsirnya)
Berikut adalah beberapa surat yang sering dianjurkan oleh para ulama untuk dibaca, baik di dalam sholat Dhuha (setelah Al-Fatihah) maupun setelah selesai sholat Dhuha. Kita akan membahasnya secara mendalam beserta kandungan maknanya.
1. Surat Ad-Dhuha (Waktu Dhuha)
Surat ini adalah yang paling identik dengan sholat Dhuha karena namanya sendiri berarti "Waktu Dhuha". Surat ini diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW ketika beliau sempat tidak menerima wahyu untuk beberapa waktu. Isinya penuh dengan penegasan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.
Bacaan Surat Ad-Dhuha
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالضُّحٰىۙ (١) وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ (٣) وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ (٥) اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ (٦) وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ (٧) وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ (٨) فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ (٩) وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْۗ (١٠) وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ (١١)
1. waḍ-ḍuḥā. 2. wal-laili iżā sajā. 3. mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā. 4. wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā. 5. wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā. 6. alam yajidka yatīman fa āwā. 7. wa wajadaka ḍāllan fa hadā. 8. wa wajadaka 'ā'ilan fa agnā. 9. fa ammal-yatīma falā taqhar. 10. wa ammas-sā'ila falā tanhar. 11. wa ammā bi ni'mati rabbika fa ḥaddiṡ.
Artinya:
1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), 2. dan demi malam apabila telah sunyi, 3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, 4. dan sungguh, yang kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu dari yang permulaan (dunia). 5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. 6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? 7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. 9. Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. 10. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya). 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
Tafsir dan Relevansi dengan Sholat Dhuha
Surat ini dibuka dengan sumpah Allah atas dua waktu yang kontras: waktu Dhuha yang terang benderang dan waktu malam yang sunyi. Ini adalah metafora tentang kehidupan yang terkadang terang (penuh nikmat) dan terkadang gelap (penuh ujian). Pesan utamanya ada di ayat ke-3: "Tuhanmu tidak meninggalkan engkau dan tidak pula membencimu." Ini adalah pesan optimisme yang luar biasa untuk memulai hari. Setelah kita beristirahat di malam hari, kita memulai pagi dengan sholat Dhuha, seolah-olah kita diingatkan bahwa setelah kegelapan malam, terbitlah cahaya Dhuha yang penuh harapan dari Allah.
Ayat-ayat selanjutnya mengingatkan kita akan nikmat Allah yang tak terhingga. Allah mengingatkan Nabi (dan kita semua) tentang bagaimana Dia telah melindungi, memberi petunjuk, dan mencukupi. Ini sangat sejalan dengan tujuan sholat Dhuha sebagai wujud syukur atas segala nikmat, terutama nikmat bisa bangun di pagi hari dengan tubuh yang sehat. Surat ini ditutup dengan perintah untuk tidak menzalimi anak yatim, tidak menghardik peminta-minta, dan yang terpenting, menyatakan nikmat Tuhan dengan bersyukur (fa ḥaddiṡ). Sholat Dhuha itu sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk "menceritakan" atau menampakkan nikmat Allah.
2. Surat Asy-Syams (Matahari)
Surat ini juga sangat relevan karena dibuka dengan sumpah demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Kandungannya berfokus pada penyucian jiwa, yang merupakan inti dari setiap ibadah.
Bacaan Surat Asy-Syams
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ (١) وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ (٢) وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ (٣) وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ (٤) وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ (٥) وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ (٦) وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ (٧) فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ (٨) قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ (٩) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ (١٠) كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ (١١) اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ (١٢) فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ (١٣) فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ (١٤) وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ (١٥)
1. wasy-syamsi wa ḍuḥāhā. 2. wal-qamari iżā talāhā. 3. wan-nahāri iżā jallāhā. 4. wal-laili iżā yagsyāhā. 5. was-samā'i wa mā banāhā. 6. wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā. 7. wa nafsiw wa mā sawwāhā. 8. fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā. 9. qad aflaḥa man zakkāhā. 10. wa qad khāba man dassāhā. ... (hingga akhir surat)
Artinya:
1. Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, 2. demi bulan apabila mengiringinya, 3. demi siang apabila menampakkannya, 4. demi malam apabila menutupinya, 5. demi langit serta pembinaannya, 6. demi bumi serta penghamparannya, 7. dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, 9. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), 10. dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. ... (hingga akhir surat)
Tafsir dan Relevansi dengan Sholat Dhuha
Surat ini diawali dengan serangkaian sumpah demi ciptaan-ciptaan Allah yang agung, dimulai dengan matahari dan cahayanya di waktu Dhuha. Ini langsung menghubungkan pembaca dengan waktu pelaksanaan sholat ini. Setelah memaparkan keagungan ciptaan-Nya di alam semesta, Allah beralih ke ciptaan yang paling kompleks: jiwa manusia.
Puncak pesan dari surat ini terletak pada ayat 9 dan 10: "Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." Sholat Dhuha, yang kita kerjakan di pagi hari, adalah salah satu sarana untuk menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs). Kita memulai hari dengan membersihkan diri secara spiritual, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan membaca surat ini setelah sholat Dhuha, kita diingatkan kembali tentang tujuan utama ibadah kita: membersihkan hati dari kotoran dosa dan kesombongan, serta mengisinya dengan takwa. Ini adalah bekal spiritual untuk menghadapi sisa hari yang akan kita jalani.
3. Surat Al-Insyirah (Kelapangan)
Surat ini, sering disebut juga Surat Alam Nasyrah, adalah surat yang penuh dengan janji kelegaan dan kemudahan. Sangat cocok dibaca untuk memohon kelapangan rezeki dan kemudahan dalam segala urusan.
Bacaan Surat Al-Insyirah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ (١) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ (٢) الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ (٣) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ (٤) فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ (٥) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ (٦) فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ (٧) وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ (٨)
1. alam nasyraḥ laka ṣadrak. 2. wa waḍa'nā 'anka wizrak. 3. allażī anqaḍa ẓahrak. 4. wa rafa'nā laka żikrak. 5. fa inna ma'al-'usri yusrā. 6. inna ma'al-'usri yusrā. 7. fa iżā faragta fanṣab. 8. wa ilā rabbika fargab.
Artinya:
1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? 2. dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. 5. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, 6. sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. 7. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), 8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
Tafsir dan Relevansi dengan Sholat Dhuha
Surat ini adalah suntikan motivasi dan optimisme. Ayat pembukanya berbicara tentang "melapangkan dada", sebuah kiasan untuk ketenangan hati, kelegaan dari kesedihan, dan kemudahan dalam menerima petunjuk. Ini adalah sesuatu yang kita harapkan setiap pagi.
Pesan utamanya yang sangat terkenal adalah pengulangan ayat: "Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." Diulang dua kali untuk penegasan yang kuat. Ini mengajarkan kita bahwa tidak ada kesulitan yang abadi. Setelah kegelapan malam, datang terang pagi. Setelah kesempitan, akan datang kelapangan. Sholat Dhuha yang kita kerjakan adalah wujud keyakinan kita akan janji ini. Kita memohon kepada Allah, Sang Pemberi Kemudahan, agar melapangkan jalan kita di hari itu.
Ayat penutupnya memberikan panduan hidup yang luar biasa: "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." Setelah selesai sholat Dhuha (sebagai urusan ibadah), kita diperintahkan untuk kembali bekerja keras (berikhtiar mencari rezeki atau melakukan aktivitas positif lainnya), dan menyandarkan semua harapan hanya kepada Allah. Ini adalah formula sempurna untuk memulai hari: ibadah, ikhtiar, dan tawakal.
Doa Ma'tsur Setelah Sholat Dhuha
Selain membaca surat-surat Al-Quran, ada satu doa yang sangat masyhur dan dianjurkan untuk dibaca setelah selesai sholat Dhuha. Doa ini, meskipun status haditsnya diperdebatkan oleh sebagian ulama (ada yang menganggapnya dhaif), isinya sangat baik, tidak bertentangan dengan syariat, dan telah diamalkan oleh banyak ulama salaf. Memanjatkan doa ini adalah bentuk permohonan yang indah dan komprehensif kepada Allah SWT.
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka, wal bahaa'a bahaa'uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihin.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah. Jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika masih jauh, maka dekatkanlah. Berkat waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh."
Membedah Makna Doa Dhuha
Doa ini memiliki struktur yang sangat indah. Mari kita bedah maknanya:
- Pengakuan Keagungan Allah: Bagian pertama doa adalah bentuk pengakuan total (tauhid) bahwa segala sesuatu yang baik dan agung di alam ini bersumber dari Allah. Waktu Dhuha yang indah, keagungan, keindahan, kekuatan, semua adalah milik-Nya. Ini adalah adab dalam berdoa, yaitu memuji Allah sebelum meminta.
- Permohonan Rezeki yang Komprehensif: Bagian kedua adalah inti permohonan. Doa ini tidak hanya meminta rezeki, tetapi mencakup semua kemungkinan kondisi rezeki kita:
- "Jika di langit, turunkanlah": Memohon rezeki yang belum terlihat, yang masih dalam ketetapan Allah, seperti hujan rahmat, ilham, atau peluang yang tak terduga.
- "Jika di bumi, keluarkanlah": Memohon agar Allah memudahkan kita menemukan rezeki yang sudah ada di dunia, seperti hasil panen, keuntungan dari perniagaan, atau pekerjaan yang layak.
- "Jika sukar, mudahkanlah": Permohonan agar segala rintangan dan kesulitan dalam mencari rezeki diangkat oleh Allah.
- "Jika haram, sucikanlah": Ini adalah permohonan yang sangat penting. Kita tidak hanya meminta banyak rezeki, tetapi meminta rezeki yang halal dan berkah, serta memohon agar dijauhkan dari sumber yang haram.
- "Jika jauh, dekatkanlah": Memohon agar proses mendapatkan rezeki menjadi lebih mudah dan cepat atas izin Allah.
- Tawassul dengan Sifat Allah: Doa ini ditutup dengan bertawassul (menggunakan perantara) dengan sifat-sifat Allah dan keagungan waktu Dhuha itu sendiri. Ini adalah cara memohon dengan penuh kerendahan hati, mengakui bahwa hanya dengan keagungan dan kekuatan-Nyalah permohonan kita bisa terkabul.
Tata Cara Sholat Dhuha dan Bacaannya
Untuk melengkapi panduan ini, mari kita ulas kembali tata cara pelaksanaan sholat Dhuha yang benar agar ibadah kita semakin sempurna.
-
Niat
Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafaz niatnya adalah:"Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
-
Takbiratul Ihram
Mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar". -
Membaca Doa Iftitah
Membaca doa iftitah seperti pada sholat biasa. -
Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat adalah rukun sholat. -
Membaca Surat Pendek
Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat pendek. Pada rakaat pertama, sangat dianjurkan membaca Surat Asy-Syams. Pada rakaat kedua, dianjurkan membaca Surat Ad-Dhuha. Ini berdasarkan beberapa riwayat, meskipun boleh juga membaca surat lain yang kita hafal. -
Rukuk, I'tidal, Sujud, Duduk di Antara Dua Sujud
Melakukan gerakan-gerakan ini dengan tuma'ninah (tenang dan tidak terburu-buru), sama seperti sholat fardhu. -
Tasyahud Akhir dan Salam
Setelah sujud kedua di rakaat kedua, lakukan tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam. -
Mengulang untuk Rakaat Berikutnya
Jika ingin mengerjakan lebih dari dua rakaat (misalnya 4, 6, atau 8 rakaat), ulangi lagi langkah-langkah di atas, dengan salam pada setiap dua rakaat. -
Berdzikir dan Berdoa
Setelah selesai sholat, jangan langsung beranjak. Luangkan waktu untuk berdzikir (membaca tasbih, tahmid, takbir), lalu panjatkan doa setelah sholat Dhuha yang telah dibahas di atas. Ini adalah waktu mustajab untuk memohon segala hajat kita.
Kesimpulan: Menjadikan Dhuha sebagai Kebiasaan Pagi
Membaca surat tertentu atau doa khusus setelah sholat Dhuha bukanlah sebuah kewajiban yang kaku. Inti dari amalan setelah sholat adalah melanjutkan koneksi spiritual yang telah kita bangun. Membaca surat-surat yang dianjurkan seperti Ad-Dhuha, Asy-Syams, dan Al-Insyirah adalah cara yang indah untuk merenungi makna dan hikmah di balik sholat Dhuha itu sendiri. Surat-surat tersebut berfungsi sebagai pengingat akan kasih sayang Allah, janji-Nya akan kemudahan, dan pentingnya menyucikan jiwa.
Dipadukan dengan doa setelah sholat Dhuha yang masyhur, amalan ini menjadi paket spiritual lengkap untuk memulai hari. Kita memuji Allah, mengakui kelemahan diri, dan memohon segala kebaikan, terutama kelancaran rezeki yang halal dan berkah.
Jadikanlah sholat Dhuha bukan sekadar ritual, melainkan sebuah kebutuhan. Sebuah waktu privat antara kita dengan Sang Pencipta, di saat dunia mulai sibuk. Sebuah momen untuk mengisi ulang energi spiritual, menanamkan optimisme, dan menyandarkan seluruh harapan hanya kepada-Nya. Dengan begitu, insyaAllah, hari yang kita jalani akan penuh berkah, kemudahan, dan ketenangan.