Panduan Amalan dan Surat Setelah Sholat Dzuhur

Ilustrasi seseorang sedang berdzikir dan membaca Al-Qur'an setelah sholat. Amalan Setelah Sholat

Sholat Dzuhur adalah salah satu dari lima sholat fardhu yang menjadi tiang agama bagi setiap Muslim. Momen setelah menyelesaikan sholat adalah waktu yang sangat mustajab, penuh ketenangan dan keberkahan. Pada saat inilah seorang hamba merasa paling dekat dengan Rabb-nya, setelah baru saja bermunajat dalam sholat. Banyak yang bertanya, amalan atau surat apa yang sebaiknya dibaca setelah sholat Dzuhur untuk menyempurnakan ibadah dan meraih keutamaan yang lebih besar?

Pada dasarnya, tidak ada satu surat spesifik yang diwajibkan secara khusus untuk dibaca setelah sholat Dzuhur. Rasulullah Muhammad SAW memberikan keleluasaan dalam hal ini, namun beliau mencontohkan serangkaian dzikir dan wirid yang menjadi fondasi amalan setelah sholat. Membaca ayat-ayat atau surat-surat Al-Qur'an setelahnya adalah sebuah anjuran yang mulia dan membawa banyak kebaikan. Artikel ini akan mengupas tuntas amalan-amalan tersebut, mulai dari dzikir yang ma'tsur (berasal dari riwayat yang shahih) hingga surat-surat pilihan yang memiliki keutamaan luar biasa.

Fondasi Utama: Dzikir dan Wirid Sesuai Sunnah

Sebelum melangkah pada pembahasan surat-surat Al-Qur'an, sangat penting untuk memahami dan membiasakan rangkaian dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dzikir ini adalah pondasi yang menguatkan spiritualitas dan menjadi penghubung antara sholat yang baru saja selesai dengan aktivitas duniawi yang akan kembali dihadapi. Rangkaian ini berlaku untuk semua sholat fardhu, termasuk Dzuhur.

1. Istighfar (Memohon Ampunan)

Langkah pertama setelah salam adalah beristighfar sebanyak tiga kali. Ini adalah bentuk kerendahan hati seorang hamba yang menyadari bahwa sholatnya mungkin masih jauh dari sempurna, penuh dengan kekurangan dan kelalaian. Dengan memohon ampun, kita mengakui kelemahan diri di hadapan keagungan Allah SWT.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah

"Aku memohon ampun kepada Allah." (Dibaca 3 kali)

2. Doa Pujian untuk Allah

Setelah istighfar, dilanjutkan dengan membaca doa pujian yang sangat indah, menegaskan bahwa segala keselamatan dan keberkahan berasal dari Allah semata.

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

Allahumma antas-salam, wa minkas-salam, tabarakta ya dzal-jalali wal-ikram.

"Ya Allah, Engkau adalah As-Salam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu-lah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau, wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan."

Doa ini meneguhkan keyakinan bahwa sumber kedamaian sejati hanyalah Allah. Setelah hiruk pikuk dunia yang sering kali membuat hati gelisah, kita kembali menyandarkan segala harapan akan ketenangan hanya kepada-Nya.

3. Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Ini adalah inti dari dzikir setelah sholat yang paling dikenal. Mengucapkan tiga kalimat mulia ini masing-masing sebanyak 33 kali memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits. Amalan ini, meskipun terlihat sederhana, memiliki bobot yang berat di timbangan amal.

4. Penyempurna Dzikir

Untuk menggenapkan hitungan menjadi seratus, rangkaian dzikir di atas ditutup dengan sebuah kalimat tahlil yang agung. Kalimat ini merangkum esensi tauhid, yaitu pengakuan atas keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir.

"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan rangkaian dzikir ini: “Barangsiapa yang berdzikir setelah selesai sholat dengan dzikir (rangkaian di atas), maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim). Ini adalah janji yang luar biasa, sebuah kesempatan emas untuk meraih ampunan Allah dengan amalan yang ringan di lisan namun berat dalam timbangan.

Ayat Paling Agung: Membaca Ayat Kursi

Setelah menyelesaikan rangkaian dzikir dasar, amalan yang sangat dianjurkan berikutnya adalah membaca Ayat Kursi. Ayat ini, yang merupakan ayat ke-255 dari Surat Al-Baqarah, disebut sebagai ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Kandungannya merangkum sifat-sifat kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.

Keutamaan membacanya setelah sholat fardhu sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah setiap sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani). Ini berarti, jika seseorang istiqamah mengamalkannya, maka jaminan surga telah menantinya begitu ia wafat.

Teks dan Makna Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatun wa laa naum. Lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh. Man dzal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi-idznih. Ya'lamu maa baina aydiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa'. Wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh. Wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa. Wa Huwal 'Aliyyul 'Azhiim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Kandungan Agung dalam Ayat Kursi

Merenungkan makna Ayat Kursi akan menambah kekhusyukan dan keyakinan kita. Setiap frasa mengandung pelajaran tauhid yang mendalam:

Membiasakan membaca Ayat Kursi setelah sholat Dzuhur akan menjadi perisai pelindung bagi seorang Muslim hingga datangnya waktu sholat berikutnya. Ini adalah amalan yang sangat berharga dan jangan sampai ditinggalkan.

Tiga Surat Pelindung: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Setelah Ayat Kursi, amalan berikutnya yang juga sangat dianjurkan adalah membaca tiga surat terakhir dalam Al-Qur'an, yang dikenal juga dengan sebutan "Al-Mu'awwidzat" (surat-surat perlindungan) ditambah dengan Surat Al-Ikhlas. Ketiga surat ini, meskipun pendek, memiliki kandungan dan keutamaan yang sangat dahsyat.

Dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Adapun setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali. Ini adalah benteng spiritual yang melindungi seorang Muslim dari berbagai macam keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

1. Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)

Surat ini adalah deklarasi tauhid yang paling murni dan padat. Membacanya setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an karena kandungannya yang fokus pada sifat-sifat keesaan Allah.

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ‎﴿١﴾‏ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ‎﴿٢﴾‏ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ‎﴿٣﴾‏ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ‎﴿٤﴾‏

Qul huwallahu ahad. Allahus-samad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakul lahu kufuwan ahad.

"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."

Dengan membaca Surat Al-Ikhlas, kita memperbarui ikrar tauhid kita, membersihkan hati dari segala bentuk kemusyrikan, dan meneguhkan kembali keyakinan bahwa hanya Allah satu-satunya tempat bergantung.

2. Surat Al-Falaq (Perlindungan dari Kejahatan Makhluk)

Surat ini adalah doa permohonan perlindungan kepada Allah dari berbagai kejahatan yang datang dari luar diri kita.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ ‎﴿١﴾‏ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ‎﴿٢﴾‏ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ‎﴿٣﴾‏ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ ‎﴿٤﴾‏ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ‎﴿٥﴾‏

Qul a'uzu birabbil-falaq. Min syarri ma khalaq. Wa min syarri ghasiqin iza waqab. Wa min syarrin-naffasati fil-'uqad. Wa min syarri hasidin iza hasad.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Surat ini mengajarkan kita untuk selalu waspada dan memohon perlindungan Allah dari:

3. Surat An-Nas (Perlindungan dari Bisikan Jahat)

Jika Al-Falaq adalah perlindungan dari kejahatan eksternal, maka An-Nas adalah permohonan perlindungan dari musuh internal yang paling berbahaya, yaitu bisikan jahat (waswas) dari setan.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ‎﴿١﴾‏ مَلِكِ ٱلنَّاسِ ‎﴿٢﴾‏ إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ ‎﴿٣﴾‏ مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ ‎﴿٤﴾‏ ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ ‎﴿٥﴾‏ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ ‎﴿٦﴾‏

Qul a'uzu birabbin-nas. Malikin-nas. Ilahin-nas. Min syarril-waswasil-khannas. Allazi yuwaswisu fi sudurin-nas. Minal-jinnati wan-nas.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Dalam surat ini, kita berlindung kepada Allah dengan menyebut tiga sifat-Nya (Rabb, Malik, Ilah) untuk menghadapi satu musuh, yaitu Al-Waswas Al-Khannas (pembisik yang bersembunyi). Ini menunjukkan betapa berbahayanya bisikan setan yang dapat merusak iman, menimbulkan keraguan, dan mendorong kepada kemaksiatan. Perlindungan dari bisikan ini sangat penting untuk menjaga kebersihan hati dan keistiqamahan dalam beribadah.

Surat-Surat Pilihan Lainnya untuk Dibaca Setelah Sholat Dzuhur

Setelah menunaikan amalan-amalan inti di atas (dzikir, Ayat Kursi, dan tiga surat pelindung), seorang Muslim memiliki keleluasaan untuk menambah bacaan surat atau ayat Al-Qur'an lainnya. Waktu setelah sholat Dzuhur adalah momen yang baik untuk mencicil hafalan, mengulang hafalan (muraja'ah), atau sekadar membaca beberapa ayat untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Berikut adalah beberapa surat atau bagian dari surat yang memiliki keutamaan khusus dan baik untuk dibiasakan.

1. Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah (Ayat 285-286)

Dua ayat penutup dari surat terpanjang dalam Al-Qur'an ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah pada suatu malam, maka keduanya akan mencukupinya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Para ulama menafsirkan kata "mencukupinya" dengan berbagai makna, seperti mencukupinya dari sholat malam, melindunginya dari gangguan setan, atau melindunginya dari segala keburukan pada malam itu. Meskipun hadits menyebutkan "pada suatu malam", membacanya di waktu lain, termasuk setelah sholat Dzuhur, tetaplah sebuah kebaikan yang agung.

Kandungan dua ayat ini sangat mendalam, mencakup pilar-pilar keimanan dan doa-doa permohonan ampun serta pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh setiap hamba. Ayat ini menjadi penegasan kembali keimanan seorang hamba setelah ia menunaikan sholatnya.

2. Surat Al-Mulk (Kerajaan)

Surat Al-Mulk dikenal sebagai surat yang dapat mencegah dan menyelamatkan pembacanya dari siksa kubur. Rasulullah SAW bersabda: “Ada suatu surat dari Al-Qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafaat bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: Tabaarakalladzii biyadihil mulku…” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah). Beliau tidak akan tidur sebelum membaca surat ini. Walaupun keutamaannya sering dikaitkan dengan waktu malam, tidak ada larangan untuk membacanya di waktu siang, seperti setelah sholat Dzuhur. Menjadikannya sebagai bacaan rutin adalah investasi akhirat yang sangat berharga.

Surat ini mengajak kita merenungkan kebesaran ciptaan Allah di langit dan bumi, mengingatkan tentang kematian dan kehidupan sebagai ujian, serta menggambarkan balasan bagi orang-orang yang beriman dan yang kafir. Membacanya dapat memperkuat iman dan rasa takut kepada Allah.

3. Surat Al-Waqi'ah (Hari Kiamat)

Surat Al-Waqi'ah sering disebut sebagai "surat kekayaan" atau pencegah kefakiran. Terdapat hadits yang menyebutkan, "Barangsiapa membaca surat Al-Waqi'ah setiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya." (HR. Al-Baihaqi). Sekali lagi, meskipun anjurannya adalah pada waktu malam, membacanya di waktu lain tetap merupakan ibadah tilawah yang berpahala. Kandungan utama surat ini adalah deskripsi yang sangat gamblang mengenai peristiwa hari kiamat dan penggolongan manusia menjadi tiga kelompok: golongan kanan, golongan kiri, dan golongan yang terdahulu. Membacanya dapat melembutkan hati, mengingatkan akan akhirat, dan memotivasi untuk menjadi bagian dari golongan kanan yang beruntung.

4. Surat Yasin

Surat Yasin dijuluki sebagai "jantung Al-Qur'an". Membacanya memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah memberikan ketenangan hati dan diampuni dosa-dosa. Walaupun sebagian hadits mengenai keutamaannya bersifat dha'if (lemah), para ulama sepakat bahwa membaca Al-Qur'an, surat apapun itu termasuk Yasin, adalah sebuah ibadah yang mulia. Menjadikan waktu setelah sholat Dzuhur untuk membaca surat Yasin secara penuh adalah pilihan yang sangat baik untuk mengisi waktu dengan amalan yang bermanfaat.

Menjadikan Amalan Setelah Sholat Sebagai Kebiasaan Emas

Kunci dari semua amalan ini adalah istiqamah atau konsistensi. Mungkin pada awalnya terasa berat atau panjang, namun jika dimulai secara bertahap, insyaAllah akan menjadi sebuah kebiasaan yang ringan dan bahkan dirindukan.

  1. Mulai dari yang Pokok: Jika Anda belum terbiasa, mulailah dengan yang paling dasar. Lakukan dzikir tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak 33 kali, lalu tutup dengan kalimat tahlil. Ini adalah fondasi yang tidak boleh ditinggalkan.
  2. Tambahkan Ayat Kursi: Setelah dzikir dasar terasa ringan, tambahkan bacaan Ayat Kursi. Ingatlah keutamaannya yang agung sebagai jaminan surga.
  3. Lengkapi dengan Tiga Surat Pelindung: Kemudian, biasakan diri membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Tiga surat pendek ini adalah benteng perlindungan harian Anda.
  4. Pilih Satu Surat Tambahan: Jika masih ada waktu dan semangat, pilihlah satu surat tambahan untuk dibaca secara rutin, misalnya dua ayat terakhir Al-Baqarah atau Surat Al-Mulk.

Penting untuk tidak tergesa-gesa saat berdzikir dan membaca Al-Qur'an. Hayati setiap kalimat yang diucapkan. Rasakan makna dari "Subhanallah", renungkan keagungan dalam "Allahu Akbar", dan resapi rasa syukur dalam "Alhamdulillah". Ketika membaca ayat-ayat Al-Qur'an, usahakan untuk memahami artinya agar bacaan tersebut tidak hanya sebatas di lisan, tetapi juga meresap ke dalam hati dan memengaruhi perilaku sehari-hari.

Momen setelah sholat Dzuhur adalah jeda berharga di tengah kesibukan hari. Manfaatkanlah waktu ini untuk mengisi kembali energi spiritual, memohon ampunan, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Dengan merutinkan amalan-amalan yang telah diuraikan, insyaAllah sholat kita akan menjadi lebih berkualitas, dan kehidupan kita akan senantiasa berada dalam naungan rahmat dan perlindungan-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage