Bacaan Surat Pendek Sholat Lengkap Arab, Latin & Artinya
Dalam menjalankan ibadah sholat, salah satu rukun qauli (ucapan) yang wajib dipenuhi adalah membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu, pada rakaat pertama dan kedua, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Quran. Membaca surat pendek menjadi pilihan yang paling umum dan dianjurkan, terutama bagi mereka yang baru belajar sholat atau belum memiliki hafalan Al-Quran yang banyak. Surat-surat pendek ini, yang mayoritas berasal dari Juz 'Amma (juz ke-30), memiliki keistimewaan tersendiri. Selain mudah dihafal karena jumlah ayatnya yang sedikit, surat-surat ini juga sarat dengan makna dan pesan-pesan fundamental dalam ajaran Islam.
Menghafal dan memahami kandungan surat-surat pendek ini tidak hanya menyempurnakan bacaan sholat, tetapi juga dapat meningkatkan kekhusyukan. Ketika kita memahami arti dari ayat yang kita lantunkan, hati akan lebih mudah terhubung dengan Allah SWT, meresapi setiap firman-Nya, dan menjadikan sholat bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah dialog spiritual yang mendalam. Artikel ini akan menyajikan kumpulan surat-surat pendek yang sering dibaca dalam sholat, lengkap dengan tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, terjemahan bahasa Indonesia, serta ulasan singkat mengenai kandungan dan keutamaannya.
1. Surat Al-Fatihah (Pembukaan)
Surat ke-1, terdiri dari 7 ayat. Wajib dibaca di setiap rakaat sholat.
Bacaan Surat Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah disebut juga sebagai "Ummul Quran" atau "Ibu dari Al-Quran" karena seluruh inti ajaran Al-Quran terangkum di dalamnya. Surat ini merupakan dialog langsung antara hamba dengan Tuhannya. Dimulai dengan pujian dan pengagungan kepada Allah (ayat 1-4), dilanjutkan dengan ikrar penghambaan dan permohonan pertolongan (ayat 5), dan diakhiri dengan doa terpenting bagi seorang hamba, yaitu permohonan petunjuk ke jalan yang lurus (ayat 6-7). Setiap muslim wajib membacanya dalam sholat, dan tanpanya sholat dianggap tidak sah. Kandungannya mencakup pilar-pilar utama akidah (tauhid, kenabian, hari akhir), ibadah, dan manhaj (metodologi) kehidupan. Memahaminya secara mendalam akan mengubah kualitas sholat seseorang, dari sekadar gerakan fisik menjadi sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna.
2. Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
Surat ke-112, terdiri dari 4 ayat.
Bacaan Surat Al-Ikhlas
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa." Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Ikhlas
Surat Al-Ikhlas adalah deklarasi tauhid yang paling murni dan ringkas dalam Al-Quran. Surat ini turun sebagai jawaban atas pertanyaan kaum musyrik yang meminta Rasulullah SAW untuk menjelaskan sifat-sifat Tuhannya. Setiap ayatnya menolak konsep-konsep ketuhanan yang salah. Ayat pertama menegaskan keesaan Allah (Ahad). Ayat kedua memperkenalkan sifat "As-Shamad", yang berarti Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna, tidak membutuhkan siapapun, sementara seluruh makhluk bergantung kepada-Nya. Ayat ketiga menolak secara tegas keyakinan bahwa Tuhan memiliki anak atau dilahirkan, sebuah sanggahan terhadap keyakinan beberapa agama. Ayat keempat menyempurnakan konsep tauhid dengan menyatakan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang setara, sebanding, atau serupa dengan Allah SWT. Karena kandungannya yang agung ini, Rasulullah SAW menyebut surat ini setara dengan sepertiga Al-Quran.
3. Surat Al-Falaq (Waktu Subuh)
Surat ke-113, terdiri dari 5 ayat.
Bacaan Surat Al-Falaq
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul a'ūżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Falaq
Surat Al-Falaq, bersama Surat An-Nas, dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan). Surat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai macam kejahatan yang datang dari luar diri kita. Dimulai dengan perintah untuk berlindung kepada "Rabbil Falaq" (Tuhan yang menguasai waktu subuh), sebuah metafora kuat bahwa Dzat yang mampu membelah kegelapan malam dengan cahaya fajar, pastilah mampu melindungi hamba-Nya dari segala kegelapan kejahatan. Perlindungan yang diminta mencakup: pertama, kejahatan seluruh makhluk secara umum. Kedua, kejahatan malam yang gelap, di mana keburukan sering terjadi. Ketiga, kejahatan sihir. Dan keempat, kejahatan dari sifat dengki yang terwujud dalam perbuatan. Surat ini adalah doa dan senjata spiritual bagi seorang mukmin untuk menghadapi ancaman-ancaman eksternal.
4. Surat An-Nas (Manusia)
Surat ke-114, terdiri dari 6 ayat.
Bacaan Surat An-Nas
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul a'ūżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat An-Nas
Jika Surat Al-Falaq fokus pada perlindungan dari kejahatan eksternal, maka Surat An-Nas fokus pada perlindungan dari kejahatan internal yang paling berbahaya, yaitu bisikan (was-was) dari setan. Untuk menghadapi musuh yang tak terlihat ini, Allah mengajarkan kita untuk berlindung dengan menyebut tiga sifat-Nya yang agung: sebagai Rabb (Tuhan yang memelihara), Malik (Raja yang berkuasa mutlak), dan Ilah (Sembahan yang satu-satunya berhak diibadahi). Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman bisikan setan. Bisikan ini digambarkan sebagai "Al-Khannas", yaitu yang bersembunyi; ia datang saat kita lalai dan lari saat kita berdzikir kepada Allah. Sumber bisikan ini bisa berasal dari golongan jin (setan) maupun dari manusia yang memiliki sifat seperti setan. Surat ini adalah benteng pertahanan utama bagi hati seorang mukmin dari keraguan, was-was, dan godaan untuk berbuat maksiat.
5. Surat Al-Kafirun (Orang-Orang Kafir)
Surat ke-109, terdiri dari 6 ayat.
Bacaan Surat Al-Kafirun
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ. لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ. وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُ. وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْ. وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُ. لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul yā ayyuhal-kāfirụn. Lā a'budu mā ta'budụn. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud. Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud. Lakum dīnukum wa liya dīn.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Kafirun
Surat Al-Kafirun adalah surat yang menegaskan prinsip toleransi beragama yang sejati dalam Islam. Surat ini turun ketika kaum kafir Quraisy mencoba menawarkan kompromi kepada Nabi Muhammad SAW: mereka akan menyembah Allah selama satu tahun jika Nabi mau menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun berikutnya. Allah SWT dengan tegas menolak kompromi dalam urusan akidah ini. Surat ini berisi pernyataan pembebasan diri (bara'ah) dari segala bentuk peribadatan kaum musyrikin. Pengulangan frasa "aku tidak menyembah apa yang kamu sembah" dan "kamu bukan penyembah apa yang aku sembah" adalah untuk penegasan yang sekuat-kuatnya, memutus segala harapan mereka untuk mencampuradukkan ajaran tauhid dengan syirik. Ayat terakhir, "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku," bukanlah ajakan untuk sinkretisme, melainkan sebuah garis demarkasi yang jelas: tidak ada paksaan dalam beragama, dan tidak ada kompromi dalam hal penyembahan kepada Allah SWT.
6. Surat An-Nasr (Pertolongan)
Surat ke-110, terdiri dari 3 ayat.
Bacaan Surat An-Nasr
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُ. وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ. Wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā. Fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfir-h, innahụ kāna tawwābā.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat An-Nasr
Surat An-Nasr adalah salah satu surat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Surat ini membawa kabar gembira tentang kemenangan besar bagi Islam, yaitu Fathu Makkah (Pembebasan Kota Mekkah), dan akibatnya, manusia dari berbagai kabilah Arab berbondong-bondong memeluk Islam. Namun, di balik kabar gembira ini, terkandung sebuah isyarat bahwa tugas dan risalah Nabi Muhammad SAW di dunia akan segera berakhir. Oleh karena itu, Allah memerintahkan beliau (dan kita semua) untuk melakukan tiga hal saat meraih kemenangan atau kesuksesan: pertama, "Fasabbih" (bertasbih), yaitu menyucikan Allah dari segala kekurangan, sebagai pengingat bahwa kemenangan datang murni dari-Nya, bukan karena kekuatan manusia. Kedua, "Bihamdi Rabbika" (memuji Tuhanmu), sebagai bentuk syukur atas nikmat tersebut. Ketiga, "Wastagfirhu" (memohon ampunan), sebagai wujud kerendahan hati dan pengakuan atas segala kekurangan dalam perjuangan. Surat ini mengajarkan etika kemenangan dalam Islam: yaitu dengan bersyukur, merendah, dan bertaubat.
7. Surat Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak)
Surat ke-108, terdiri dari 3 ayat.
Bacaan Surat Al-Kautsar
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Innā a'ṭainākal-kauṡar. Fa ṣalli lirabbika wan-ḥar. Inna syāni`aka huwal-abtar.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Kautsar
Surat Al-Kautsar adalah surat terpendek dalam Al-Quran, namun memiliki kandungan yang sangat dahsyat. Surat ini turun sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad SAW ketika kaum kafir mengejeknya sebagai "abtar" (terputus keturunan) karena putra-putra beliau wafat di usia muda. Allah SWT membalikkan ejekan tersebut. Ayat pertama menegaskan bahwa Allah telah menganugerahkan "Al-Kautsar" kepada Nabi. "Al-Kautsar" dimaknai sebagai nikmat yang sangat banyak, mencakup telaga Al-Kautsar di surga, kenabian, Al-Quran, dan keturunan yang banyak melalui putrinya, Fatimah RA. Sebagai wujud syukur atas nikmat agung ini, Allah memerintahkan dua ibadah utama pada ayat kedua: "Fashalli" (dirikanlah sholat) dan "Wanhar" (berkurbanlah). Keduanya merupakan simbol ketundukan total, di mana sholat adalah ibadah badan dan doa, sedangkan kurban adalah ibadah harta. Ayat terakhir menegaskan bahwa orang yang membenci dan mencela Nabi-lah yang sesungguhnya "abtar", terputus dari segala kebaikan, rahmat Allah, dan sebutan yang baik di dunia dan akhirat.
8. Surat Al-Ma'un (Barang-barang yang Berguna)
Surat ke-107, terdiri dari 7 ayat.
Bacaan Surat Al-Ma'un
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَرَاَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ. فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ. وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ. فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَ. وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Ara`aitallażī yukażżibu bid-dīn. Fa żālikallażī yadu''ul-yatīm. Wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn. Fa wailul lil-muṣallīn. Allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn. Allażīna hum yurā`ụn. Wa yamna'ụnal-mā'ụn.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, yang berbuat riya, dan enggan (memberikan) bantuan dengan barang-barang yang berguna.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Ma'un
Surat Al-Ma'un memberikan kritik sosial dan spiritual yang sangat tajam. Surat ini mengaitkan keimanan yang sejati dengan kepedulian sosial. Menurut surat ini, ciri orang yang mendustakan agama (hari pembalasan) bukanlah mereka yang tidak sholat, melainkan mereka yang memiliki akhlak buruk terhadap sesama, yaitu menghardik anak yatim dan tidak peduli terhadap nasib orang miskin. Ini menunjukkan bahwa ibadah ritual tidak ada artinya jika tidak berdampak pada kebaikan sosial. Kemudian, surat ini mengancam dengan kata "wail" (celaka) kepada orang-orang yang sholat, namun lalai. Kelalaian ini bisa berarti menunda-nunda waktu sholat, tidak khusyuk, atau tidak memahami makna sholatnya. Puncak dari keburukan mereka adalah "riya" (pamer dalam beribadah) dan "yamna'unal ma'un" (enggan memberikan bantuan kecil yang berguna kepada sesama). Surat ini menjadi pengingat keras bahwa esensi keberagamaan adalah keseimbangan antara hubungan vertikal (hablun minallah) dan hubungan horizontal (hablun minannas).
9. Surat Al-'Asr (Masa/Waktu)
Surat ke-103, terdiri dari 3 ayat.
Bacaan Surat Al-'Asr
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالْعَصْرِ. اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Wal-'aṣr. Innal-insāna lafī khusr. Illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-'Asr
Imam Syafi'i pernah berkata, "Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah kepada makhluk-Nya kecuali surat ini, niscaya surat ini telah mencukupi mereka." Pernyataan ini menunjukkan betapa padat dan komprehensifnya kandungan Surat Al-'Asr. Surat ini dimulai dengan sumpah Allah atas nama waktu ("Al-'Asr"), menunjukkan betapa berharganya waktu sebagai modal utama kehidupan manusia. Kemudian, Allah menyatakan sebuah kaidah umum: bahwa pada dasarnya semua manusia berada dalam kerugian. Waktu terus berjalan, usia berkurang, dan setiap detik yang berlalu tanpa kebaikan adalah kerugian. Namun, ada pengecualian. Ada empat kriteria bagi orang-orang yang selamat dari kerugian tersebut. Keempatnya adalah pilar keselamatan dunia dan akhirat: (1) Beriman, sebagai landasan fundamental. (2) Beramal saleh, sebagai bukti dan manifestasi iman. (3) Saling menasihati dalam kebenaran (Tawaashau bil haq), sebagai bentuk tanggung jawab sosial untuk menyebarkan kebaikan. (4) Saling menasihati dalam kesabaran (Tawaashau bis shabr), sebagai bekal untuk menghadapi ujian dalam beriman, beramal, dan berdakwah. Empat pilar ini harus ada secara bersamaan untuk meraih keberuntungan sejati.
10. Surat Al-Fil (Gajah)
Surat ke-105, terdiri dari 5 ayat.
Bacaan Surat Al-Fil
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِ. اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍ. وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَ. تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍ. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl. Alam yaj'al kaidahum fī taḍlīl. Wa arsala 'alaihim ṭairan abābīl. Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl. Fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Fil
Surat Al-Fil mengisahkan peristiwa bersejarah yang terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Tahun Gajah. Abrahah, gubernur Yaman, datang dengan pasukan gajah yang besar dengan niat untuk menghancurkan Ka'bah di Mekkah. Penduduk Mekkah, yang dipimpin oleh Abdul Muthalib (kakek Nabi), tidak memiliki kekuatan militer untuk melawan. Mereka hanya bisa pasrah dan berdoa. Surat ini menunjukkan kekuasaan Allah yang mutlak. Dengan pertanyaan retoris "Alam tara?" (Tidakkah engkau perhatikan?), Allah mengajak Nabi dan umatnya untuk merenungkan keajaiban ini. Allah menggagalkan rencana jahat Abrahah bukan dengan pasukan manusia, tetapi dengan mengirimkan "thairan ababil" (burung yang berbondong-bondong) yang membawa "hijarah min sijjil" (batu dari neraka/tanah liat yang dibakar). Pasukan yang perkasa itu hancur lebur, diibaratkan seperti "daun-daun yang dimakan ulat". Pesan utama surat ini adalah penegasan bahwa Allah adalah pelindung sejati Baitullah (Ka'bah) dan agama-Nya. Sekuat apa pun tipu daya dan kekuatan musuh, ia tidak akan pernah bisa mengalahkan kekuasaan Allah SWT.
11. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
Surat ke-106, terdiri dari 4 ayat.
Bacaan Surat Quraisy
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ. اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ. فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ. الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Li`īlāfi quraīsy. Īlāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf. Falya'budụ rabba hāżal-baīt. Allażī aṭ'amahum min jụ'iw wa āmanahum min khaụf.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) Rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Quraisy
Surat Quraisy memiliki kaitan yang sangat erat dengan surat sebelumnya, Al-Fil. Peristiwa hancurnya pasukan gajah Abrahah meningkatkan wibawa suku Quraisy dan keamanan di sekitar Ka'bah. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan dagang ("rihlah") dengan aman ke Yaman di musim dingin dan ke Syam di musim panas. Perjalanan ini adalah sumber utama kemakmuran ekonomi mereka. Surat ini mengingatkan suku Quraisy akan dua nikmat terbesar yang Allah berikan kepada mereka: (1) Nikmat ekonomi, yaitu dihilangkan dari kelaparan melalui jalur perdagangan yang aman. (2) Nikmat keamanan, yaitu dihilangkan dari rasa takut, baik dari serangan musuh maupun dari bahaya di perjalanan. Sebagai konsekuensi logis dari dua nikmat besar ini, Allah memerintahkan mereka untuk melakukan satu hal: "Falya'budu Rabba hadzal bait" (Maka sembahlah Tuhan Pemilik Rumah ini). Ini adalah seruan agar mereka mensyukuri nikmat tersebut dengan cara menyembah Allah semata, Tuhan yang telah memberikan mereka makan dan rasa aman, bukan menyembah berhala-berhala yang tidak berdaya.
12. Surat Al-Humazah (Pengumpat)
Surat ke-104, terdiri dari 9 ayat.
Bacaan Surat Al-Humazah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ. الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ. يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ. كَلَّاۗ لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُۗ. نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ. الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ. اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ. فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ
Tulisan Latin
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Wailul likulli humazatil lumazah. Allażī jama'a mālaw wa 'addadah. Yaḥsabu anna mālahū akhladah. Kallā, layumbażanna fil-ḥuṭamah. Wa mā adrāka mal-ḥuṭamah. Nārullāhil-mụqadah. Allatī taṭṭali'u 'alal-af`idah. Innahā 'alaihim mu`ṣadah. Fī 'amadim mumaddadah.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah itu? (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Kandungan dan Tafsir Singkat Surat Al-Humazah
Surat ini memberikan ancaman keras terhadap tiga perilaku buruk yang saling berkaitan. Pertama, "humazah" dan "lumazah", yaitu orang yang suka mengumpat (mencela di belakang) dan mencela (menghina di hadapan). Perilaku ini lahir dari kesombongan. Kedua, kesombongan itu bersumber dari kecintaan berlebihan pada harta, yaitu orang yang sibuk "mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya". Ia merasa superior karena kekayaannya. Ketiga, ia memiliki angan-angan palsu, "mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya" di dunia. Allah membantah angan-angan ini dengan tegas ("Kalla!"). Balasan bagi mereka adalah Neraka Huthamah. Huthamah berarti sesuatu yang menghancur-leburkan. Allah menggambarkan kengeriannya: ia adalah api Allah yang dinyalakan, yang panasnya menembus dada hingga membakar hati (sumber kesombongan dan niat buruk), dan apinya ditutup rapat sehingga tidak ada jalan keluar, di mana mereka terikat pada tiang-tiang yang panjang. Ini adalah gambaran azab yang sangat pedih dan menghinakan, sebagai balasan yang setimpal atas kesombongan mereka di dunia.