Kumpulan Surat Pendek Juz 30 (Juz 'Amma) Lengkap

Juz 30, yang lebih dikenal dengan sebutan Juz 'Amma, adalah bagian terakhir dari Al-Qur'an. Juz ini memiliki tempat istimewa di hati umat Islam di seluruh dunia. Dinamakan Juz 'Amma karena dimulai dengan kata "'amma yatasaa'alun" dari Surat An-Naba'. Keistimewaan juz ini terletak pada kumpulan surat-suratnya yang pendek, ringkas, namun sarat dengan makna dan pesan fundamental ajaran Islam.

Banyak dari surat-surat dalam Juz 'Amma diturunkan pada periode awal kenabian di Mekkah (Makkiyah). Oleh karena itu, tema-tema yang diangkat sangat mendasar, seperti penegasan keesaan Allah (Tauhid), keniscayaan Hari Kiamat, gambaran surga dan neraka, serta ajakan untuk merenungkan ciptaan Allah sebagai bukti kekuasaan-Nya. Karena ayatnya yang pendek dan ritmenya yang indah, surat-surat ini menjadi yang pertama kali dihafalkan oleh anak-anak dan menjadi bacaan yang paling sering dilantunkan dalam shalat sehari-hari. Mempelajari dan memahami Juz 'Amma adalah langkah awal yang fundamental untuk menyelami lautan hikmah Al-Qur'an secara keseluruhan.

1. Surat An-Nas (Manusia)

Surat An-Nas adalah surat ke-114 dan surat penutup dalam mushaf Al-Qur'an. Terdiri dari 6 ayat, surat ini tergolong Makkiyah. Bersama Surat Al-Falaq, keduanya disebut Al-Mu'awwidzatain, yaitu dua surat yang berisi permohonan perlindungan. Kandungan utamanya adalah memohon perlindungan kepada Allah—sebagai Rabb (Tuhan), Malik (Raja), dan Ilah (Sembahan) manusia—dari segala bentuk kejahatan dan bisikan waswas yang dihembuskan oleh setan, baik dari golongan jin maupun manusia.

Bacaan Lengkap Surat An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ١

qul a'ụżu birabbin-nās 1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

مَلِكِ النَّاسِۙ٢

malikin-nās 2. Raja manusia,

اِلٰهِ النَّاسِۙ٣

ilāhin-nās 3. sembahan manusia,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ٤

min syarril-waswāsil-khannās 4. dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ٥

allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās 5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ٦

minal-jinnati wan-nās 6. dari (golongan) jin dan manusia.”

2. Surat Al-Falaq (Waktu Subuh)

Surat Al-Falaq adalah surat ke-113, terdiri dari 5 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini merupakan permohonan perlindungan kepada Allah, Tuhan yang menguasai waktu subuh, dari berbagai macam kejahatan yang tersembunyi. Kejahatan tersebut mencakup kejahatan makhluk secara umum, kejahatan malam yang gelap gulita, kejahatan para penyihir, dan kejahatan orang yang dengki. Ini menunjukkan bahwa sumber perlindungan sejati hanyalah Allah SWT.

Bacaan Lengkap Surat Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ١

qul a'ụżu birabbil-falaq 1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ٢

min syarri mā khalaq 2. dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan,

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ٣

wa min syarri gāsiqin iżā waqab 3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ٤

wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad 4. dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ٥

wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad 5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

3. Surat Al-Ikhlas (Keesaan)

Surat Al-Ikhlas, surat ke-112, terdiri dari 4 ayat dan merupakan surat Makkiyah. Meskipun sangat pendek, surat ini memiliki kedudukan yang sangat agung karena berisi intisari dari ajaran Tauhid, yaitu mengesakan Allah secara murni. Kandungannya menolak segala bentuk syirik, politeisme, dan antropomorfisme (menyerupakan Tuhan dengan makhluk). Surat ini menegaskan bahwa Allah itu Esa (Ahad), tempat bergantung segala sesuatu (As-Shamad), tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya. Keutamaannya, membaca surat ini setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.

Bacaan Lengkap Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ١

qul huwallāhu aḥad 1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ٢

allāhuṣ-ṣamad 2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ٣

lam yalid wa lam yụlad 3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ٤

wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad 4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

4. Surat Al-Lahab (Gejolak Api)

Surat Al-Lahab adalah surat ke-111, terdiri dari 5 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini secara spesifik menyebutkan nama paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Lahab, dan istrinya, Ummu Jamil. Kandungan utamanya adalah kecaman dan ancaman azab neraka bagi Abu Lahab dan istrinya karena permusuhan, penolakan, dan perlakuan keji mereka terhadap dakwah Rasulullah. Surat ini menjadi bukti bahwa nasab atau hubungan darah tidak menjamin keselamatan seseorang di akhirat; yang menjadi penentu adalah iman dan amal perbuatan.

Bacaan Lengkap Surat Al-Lahab

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ١

tabbat yadā abī lahabiw wa tabb 1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!

مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ٢

mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab 2. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ٣

sayaṣlā nāran żāta lahab 3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ٤

wamra'atuh, ḥammālatal-ḥaṭab 4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ٥

fī jīdihā ḥablum mim masad 5. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

5. Surat An-Nasr (Pertolongan)

Surat An-Nasr adalah surat ke-110, terdiri dari 3 ayat. Meskipun sangat singkat, surat ini tergolong Madaniyah dan merupakan salah satu surat terakhir yang diturunkan. Kandungannya memberikan kabar gembira tentang datangnya pertolongan Allah dan kemenangan (Fathu Makkah), serta masuknya manusia secara berbondong-bondong ke dalam agama Islam. Surat ini juga berisi perintah kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk senantiasa bertasbih, memuji Allah, dan memohon ampunan-Nya sebagai wujud syukur atas nikmat yang besar tersebut. Sebagian ulama menafsirkan surat ini sebagai isyarat dekatnya ajal Rasulullah SAW.

Bacaan Lengkap Surat An-Nasr

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ١

iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ 1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ٢

wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā 2. dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا٣

fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfir-h, innahụ kāna tawwābā 3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

6. Surat Al-Kafirun (Orang-Orang Kafir)

Surat Al-Kafirun adalah surat ke-109, terdiri dari 6 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini diturunkan sebagai jawaban tegas atas ajakan kompromi dari kaum kafir Quraisy yang ingin mencampuradukkan ibadah. Mereka mengusulkan agar Nabi Muhammad SAW menyembah tuhan mereka selama satu waktu, dan mereka akan menyembah Tuhan Nabi Muhammad di waktu yang lain. Kandungan utama surat ini adalah penegasan batas toleransi dalam akidah. Ia mengajarkan prinsip "Lakum diinukum wa liya diin" (Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku), yang berarti tidak ada kompromi dalam hal penyembahan dan keyakinan, sambil tetap menjaga hubungan sosial di luar ranah ibadah.

Bacaan Lengkap Surat Al-Kafirun

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ١

qul yā ayyuhal-kāfirụn 1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ٢

lā a'budu mā ta'budụn 2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ٣

wa lā antum 'ābidụna mā a'bud 3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ٤

wa lā ana 'ābidum mā 'abattum 4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ٥

wa lā antum 'ābidụna mā a'bud 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ٦

lakum dīnukum wa liya dīn 6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

7. Surat Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak)

Surat Al-Kautsar adalah surat ke-108, terdiri dari 3 ayat, dan merupakan surat terpendek dalam Al-Qur'an. Surat Makkiyah ini diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW ketika beliau diejek oleh kaum kafir karena tidak memiliki keturunan laki-laki yang hidup hingga dewasa, sehingga mereka menyebutnya 'abtar' (terputus). Kandungan utamanya adalah penegasan bahwa Allah telah memberikan nikmat yang sangat banyak (Al-Kautsar) kepada Nabi, baik di dunia maupun di akhirat (berupa telaga Al-Kautsar). Sebagai wujud syukur, Allah memerintahkan beliau untuk mendirikan shalat dan berkurban. Ayat terakhir menegaskan bahwa para pembencinyalah yang sebenarnya terputus dari rahmat dan kebaikan.

Bacaan Lengkap Surat Al-Kautsar

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ١

innā a'ṭainākal-kauṡar 1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ٢

fa ṣalli lirabbika wan-ḥar 2. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ٣

inna syāni`aka huwal-abtar 3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

8. Surat Al-Ma'un (Barang-Barang Berguna)

Surat Al-Ma'un adalah surat ke-107, terdiri dari 7 ayat. Ada perbedaan pendapat apakah surat ini Makkiyah atau Madaniyah. Kandungan utamanya sangat menyentuh aspek sosial dalam Islam. Surat ini mengecam keras orang-orang yang dianggap mendustakan agama. Ciri-ciri mereka adalah menghardik anak yatim, tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, lalai dalam shalatnya (hanya formalitas tanpa penghayatan), berbuat riya (pamer), dan enggan menolong dengan barang-barang yang berguna. Surat ini mengajarkan bahwa keimanan sejati harus tercermin dalam kepedulian sosial dan keikhlasan dalam beribadah.

Bacaan Lengkap Surat Al-Ma'un

اَرَاَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ١

a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ٢

fa żālikallażī yadu''ul-yatīm 2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ٣

wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn 3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ٤

fa wailul lil-muṣallīn 4. Maka celakalah orang yang salat,

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ٥

allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn 5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ٦

allażīna hum yurā`ụn 6. yang berbuat ria,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ٧

wa yamna'ụnal-mā'ụn 7. dan enggan (memberikan) bantuan dengan barang-barang berguna.

9. Surat Quraisy (Suku Quraisy)

Surat Quraisy adalah surat ke-106, terdiri dari 4 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini memiliki kaitan erat dengan surat sebelumnya, Al-Fil. Jika Al-Fil menceritakan bagaimana Allah melindungi Ka'bah, maka surat Quraisy menjelaskan nikmat yang diterima Suku Quraisy sebagai penjaga Ka'bah. Kandungan utamanya adalah pengingat bagi Suku Quraisy atas dua nikmat besar dari Allah: keamanan dalam perjalanan dagang mereka (di musim dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam) dan kecukupan pangan di negeri yang tandus. Sebagai konsekuensi dari nikmat ini, Allah memerintahkan mereka untuk menyembah-Nya semata, Tuhan Pemilik Ka'bah, sebagai bentuk syukur.

Bacaan Lengkap Surat Quraisy

لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ١

li`īlāfi quraisy 1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ٢

īlāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf 2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ٣

falya'budụ rabba hāżal-baīt 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah),

الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ٤

allażī aṭ'amahum min jụ'iw wa āmanahum min khaụf 4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.

10. Surat Al-Fil (Gajah)

Surat Al-Fil adalah surat ke-105, terdiri dari 5 ayat dan tergolong Makkiyah. Surat ini mengisahkan peristiwa sejarah yang luar biasa yang terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Tahun Gajah. Kandungannya menceritakan tentang tentara bergajah pimpinan Abrahah dari Yaman yang berniat menghancurkan Ka'bah. Namun, Allah SWT dengan kekuasaan-Nya menggagalkan rencana jahat mereka. Allah mengirimkan burung-burung (Ababil) yang membawa batu-batu dari tanah liat yang dibakar (sijjil), lalu melemparkannya ke arah pasukan gajah, membuat mereka hancur laksana daun-daun yang dimakan ulat. Kisah ini adalah bukti nyata perlindungan Allah terhadap Baitullah dan menjadi pengingat akan kebesaran-Nya.

Bacaan Lengkap Surat Al-Fil

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ١

a lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl 1. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?

اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ٢

a lam yaj'al kaidahum fī taḍlīl 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ٣

wa arsala 'alaihim ṭairan abābīl 3. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ٤

tarmīhim biḥijāratim min sijjīl 4. yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ٥

fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl 5. sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

11. Surat Al-Humazah (Pengumpat)

Surat Al-Humazah adalah surat ke-104 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 9 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Surat ini memberikan ancaman keras terhadap orang-orang yang memiliki sifat tercela seperti suka mengumpat (humazah) dan mencela (lumazah) di belakang maupun di hadapan orang lain. Selain itu, surat ini juga mengecam mereka yang terobsesi menumpuk harta dan beranggapan bahwa harta tersebut dapat mengekalkan mereka. Allah menegaskan bahwa mereka akan dilemparkan ke dalam Neraka Huthamah, yaitu api Allah yang menyala-nyala, yang panasnya mampu menembus hingga ke dalam hati. Ini adalah gambaran siksaan yang dahsyat bagi kesombongan dan kecintaan berlebihan terhadap dunia.

Bacaan Lengkap Surat Al-Humazah

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ١

wailul likulli humazatil lumazah 1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,

الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ٢

allażī jama'a mālaw wa 'addadah 2. yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ٣

yaḥsabu anna mālahū akhladah 3. dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ٤

kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah 4. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُۗ٥

wa mā adrāka mal-ḥuṭamah 5. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ٦

nārullāhil-mụqadah 6. (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ٧

allatī taṭṭali'u 'alal-af`idah 7. yang (membakar) sampai ke hati.

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ٨

innahā 'alaihim mu`ṣadah 8. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ٩

fī 'amadim mumaddadah 9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

12. Surat Al-'Asr (Masa)

Surat Al-'Asr adalah surat ke-103, terdiri dari 3 ayat, dan merupakan surat Makkiyah. Meskipun sangat singkat, Imam Syafi'i pernah berkata bahwa seandainya manusia merenungkan surat ini, niscaya cukuplah ia sebagai petunjuk. Kandungan utamanya adalah sumpah Allah demi masa (waktu), bahwa sesungguhnya seluruh manusia berada dalam kerugian. Kemudian Allah memberikan pengecualian, yaitu orang-orang yang tidak merugi. Mereka adalah orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran. Surat ini menekankan betapa pentingnya memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang produktif dan bernilai di sisi Allah.

Bacaan Lengkap Surat Al-'Asr

وَالْعَصْرِۙ١

wal-'aṣr 1. Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ٢

innal-insāna lafī khusr 2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ٣

illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

13. Surat At-Takatsur (Bermegah-megahan)

Surat At-Takatsur, surat ke-102, terdiri dari 8 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Nama At-Takatsur berarti "bermegah-megahan". Surat ini berisi teguran keras bagi manusia yang lalai dari mengingat Allah dan mempersiapkan akhirat karena terlalu sibuk dengan urusan duniawi, seperti berlomba-lomba dalam kekayaan, keturunan, dan kedudukan. Kelalaian ini terus berlanjut hingga mereka masuk ke dalam kubur. Allah kemudian memberikan ancaman bahwa kelak mereka akan mengetahui akibat dari perbuatan mereka dengan 'ilmul yaqin (pengetahuan yang pasti) dan akan melihat Neraka Jahim dengan 'ainul yaqin (penglihatan yang pasti). Pada akhirnya, setiap nikmat yang mereka rasakan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya.

Bacaan Lengkap Surat At-Takatsur

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ١

alhākumut-takāṡur 1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ٢

ḥattā zurtumul-maqābir 2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ٣

kallā saufa ta'lamụn 3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ٤

ṡumma kallā saufa ta'lamụn 4. kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ٥

kallā lau ta'lamụna 'ilmal-yaqīn 5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ٦

latarawunnal-jaḥīm 6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ٧

ṡumma latara`wunnahā 'ainal-yaqīn 7. kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ٨

ṡumma latus`alunna yauma`iżin 'anin-na'īm 8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

14. Surat Al-Qari'ah (Hari Kiamat)

Surat Al-Qari'ah adalah surat ke-101, terdiri dari 11 ayat, dan tergolong surat Makkiyah. Al-Qari'ah adalah salah satu nama lain dari Hari Kiamat, yang berarti "yang menggedor" atau "yang mengetuk dengan keras", menggambarkan kedahsyatannya yang menggetarkan hati. Kandungan utama surat ini adalah deskripsi tentang peristiwa besar di Hari Kiamat, di mana manusia akan berhamburan seperti anai-anai yang beterbangan dan gunung-gunung hancur luluh seperti bulu yang dihamburkan. Setelah itu, akan ada proses penimbangan amal (mizan). Orang yang berat timbangan kebaikannya akan mendapatkan kehidupan yang memuaskan di surga, sedangkan orang yang ringan timbangan kebaikannya akan kembali ke Neraka Hawiyah, api yang sangat panas.

Bacaan Lengkap Surat Al-Qari'ah

اَلْقَارِعَةُۙ١

al-qāri'ah 1. Hari Kiamat,

مَا الْقَارِعَةُۚ٢

mal-qāri'ah 2. apakah hari Kiamat itu?

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُۗ٣

wa mā adrāka mal-qāri'ah 3. Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ٤

yauma yakụnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡụṡ 4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ٥

wa takụnul-jibālu kal-'ihnil-manfụsy 5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗۙ٦

fa ammā man ṡaqulat mawāzīnuh 6. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ٧

fa huwa fī 'īsyatir rāḍiyah 7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ٨

wa ammā man khaffat mawāzīnuh 8. Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌۗ٩

fa ummuhụ hāwiyah 9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ١٠

wa mā adrāka mā hiyah 10. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

نَارٌ حَامِيَةٌ١١

nārun ḥāmiyah 11. (Yaitu) api yang sangat panas.
🏠 Kembali ke Homepage