Panduan Sholat Ashar Hari Ini
Ketika mentari mulai condong ke ufuk barat, memancarkan cahaya keemasan yang meneduhkan, saat itulah panggilan agung berkumandang. Ini adalah waktu Ashar, sebuah momen spiritual yang menjadi jembatan antara kesibukan duniawi di siang hari dan ketenangan yang mendekati senja. Melaksanakan sholat ashar hari ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah dialog suci dengan Sang Pencipta, sebuah pengingat di tengah hiruk pikuk kehidupan bahwa segala sesuatu akan kembali kepada-Nya. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan Sholat Ashar, dari makna, waktu, tata cara, hingga keutamaan dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Makna dan Kedudukan Sholat Ashar
Sholat Ashar memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Namanya sendiri, 'Ashar', secara harfiah berarti 'waktu' atau 'masa'. Ini merujuk pada periode waktu di sore hari. Namun, makna spiritualnya jauh lebih dalam. Ashar adalah penanda berakhirnya puncak aktivitas harian dan dimulainya periode refleksi. Ia adalah sholat yang berada di pertengahan, menjadi poros bagi ibadah seorang hamba dalam sehari.
Sholat Wustha: Sholat Pertengahan yang Agung
Banyak ulama tafsir berpendapat bahwa Sholat Ashar adalah yang dimaksud dengan "Sholat Wustha" (sholat pertengahan) yang disebutkan secara khusus dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:
"Peliharalah semua sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyu'." (QS. Al-Baqarah: 238)
Perintah untuk memelihara "Sholat Wustha" secara spesifik setelah perintah umum untuk memelihara semua sholat menunjukkan betapa agung dan pentingnya sholat ini. Mengapa Ashar dianggap sebagai Sholat Wustha? Ada beberapa alasan. Pertama, ia berada di tengah-tengah antara dua sholat siang (Dzuhur) dan dua sholat malam (Maghrib, Isya), jika Subuh dianggap sebagai sholat tersendiri di permulaan hari. Kedua, waktu Ashar adalah saat manusia sedang berada di puncak kesibukannya. Menghentikan sejenak segala urusan dunia untuk menunaikan sholat ashar hari ini merupakan sebuah ujian keimanan yang besar. Mampu melaksanakannya tepat waktu menunjukkan prioritas seorang hamba kepada Tuhannya di atas segala gemerlap dunia.
Waktu Pelaksanaan Sholat Ashar
Mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat adalah syarat sahnya ibadah. Waktu sholat ashar hari ini memiliki rentang yang spesifik, yang penting untuk dipahami agar ibadah kita diterima.
Awal Waktu Sholat Ashar
Waktu Ashar dimulai segera setelah waktu Dzuhur berakhir. Secara astronomis dan berdasarkan petunjuk hadits, awal waktu Ashar ditandai ketika panjang bayangan suatu benda sama dengan tinggi benda itu sendiri, ditambah panjang bayangan benda tersebut saat matahari tepat di atas kepala (waktu istiwa/zawal). Dalam prakteknya, jadwal sholat yang kita gunakan saat ini sudah menghitungnya dengan akurat. Begitu adzan Ashar berkumandang, maka saat itulah kita sudah bisa memulai sholat.
Akhir Waktu Sholat Ashar
Mengenai akhir waktunya, para ulama membaginya menjadi dua periode:
- Waktu Ikhtiyari (Waktu Pilihan): Ini adalah waktu utama dan yang paling dianjurkan untuk melaksanakan Sholat Ashar. Waktu ini berlangsung sejak awal masuknya waktu Ashar hingga matahari mulai menguning atau meredup cahayanya di ufuk barat. Melaksanakannya dalam rentang waktu ini adalah yang terbaik.
- Waktu Dharuri (Waktu Darurat): Ini adalah waktu yang dibolehkan bagi mereka yang memiliki uzur syar'i, seperti tertidur, lupa, atau kondisi darurat lainnya. Waktu ini terbentang sejak matahari menguning hingga terbenam sepenuhnya. Namun, sangat tidak dianjurkan untuk sengaja menunda-nunda sholat hingga masuk waktu ini tanpa alasan yang dibenarkan.
Rasulullah SAW memberikan peringatan keras terhadap orang yang melalaikan sholat Ashar hingga akhir waktu. Beliau bersabda:
"Itulah sholatnya orang munafik. Dia duduk mengamati matahari. Hingga ketika matahari berada di antara dua tanduk setan, dia pun berdiri lalu sholat empat rakaat dengan cepat seperti patukan ayam. Dia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit sekali." (HR. Muslim)
Hadits ini menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa bersegera menunaikan sholat ashar hari ini pada awal waktunya.
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Ashar
Sholat Ashar terdiri dari empat rakaat, dilaksanakan dengan dua kali tasyahud (tasyahud awal dan tasyahud akhir) dan diakhiri dengan satu salam. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang rinci.
1. Persiapan: Bersuci (Wudhu)
Sebelum memulai sholat, pastikan diri Anda dalam keadaan suci dari hadas kecil dengan berwudhu. Pastikan juga pakaian dan tempat sholat Anda bersih dari najis. Langkah-langkah wudhu yang sempurna adalah sebagai berikut:
- Membaca "Bismillah" dan berniat wudhu di dalam hati.
- Membasuh kedua telapak tangan hingga pergelangan sebanyak tiga kali.
- Berkumur-kumur sebanyak tiga kali.
- Memasukkan air ke hidung (istinsyaq) dan mengeluarkannya (istintsar) sebanyak tiga kali.
- Membasuh seluruh wajah, dari batas tumbuhnya rambut hingga dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri, sebanyak tiga kali.
- Membasuh tangan kanan hingga siku sebanyak tiga kali, lalu tangan kiri hingga siku sebanyak tiga kali.
- Mengusap sebagian atau seluruh kepala sebanyak satu kali.
- Mengusap kedua telinga (bagian dalam dan luar) sebanyak satu kali.
- Membasuh kaki kanan hingga mata kaki sebanyak tiga kali, lalu kaki kiri hingga mata kaki sebanyak tiga kali.
- Membaca doa setelah wudhu.
2. Niat Sholat Ashar
Berdirilah menghadap kiblat dengan tenang dan khusyu'. Niatkan di dalam hati untuk melaksanakan Sholat Fardhu Ashar empat rakaat karena Allah Ta'ala. Lafadz niat (yang diucapkan lisan untuk membantu konsentrasi hati) adalah:
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala.
"Aku berniat sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat, pada waktunya, karena Allah Ta'ala."
3. Rakaat Pertama
- Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pandangan mata ke tempat sujud.
- Membaca Doa Iftitah: Setelah bersedekap (tangan kanan di atas tangan kiri), bacalah doa iftitah.
- Membaca Al-Fatihah: Bacalah surat Al-Fatihah dengan tartil dan penuh penghayatan.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, bacalah surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an.
- Ruku': Angkat tangan, bertakbir "Allahu Akbar", lalu membungkuk hingga punggung lurus. Letakkan kedua telapak tangan di lutut. Baca tasbih ruku' "Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya) sebanyak tiga kali.
- I'tidal: Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan membaca "Sami'allaahu liman hamidah" (Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya). Setelah berdiri tegak, baca "Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du."
- Sujud Pertama: Bertakbir "Allahu Akbar" lalu turun untuk sujud. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud "Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya) sebanyak tiga kali.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud sambil bertakbir "Allahu Akbar", lalu duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan). Baca doa: "Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii."
- Sujud Kedua: Bertakbir "Allahu Akbar" dan kembali sujud seperti sujud pertama, membaca tasbih yang sama.
- Bangkit ke Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud sambil bertakbir "Allahu Akbar" untuk berdiri memulai rakaat kedua.
4. Rakaat Kedua
Lakukan gerakan dan bacaan yang sama seperti rakaat pertama, dimulai dari membaca Al-Fatihah dan surat pendek. Setelah sujud kedua di rakaat ini, jangan langsung berdiri, melainkan lakukan:
- Tasyahud Awal: Duduk tawarruk (sama seperti duduk di antara dua sujud). Baca doa tasyahud awal:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadar rosuulullaah. Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad.
5. Rakaat Ketiga dan Keempat
- Bangkit dari tasyahud awal sambil bertakbir "Allahu Akbar" untuk memulai rakaat ketiga.
- Pada rakaat ketiga dan keempat, Anda hanya membaca surat Al-Fatihah saja, tanpa membaca surat pendek setelahnya.
- Gerakan lainnya (ruku', i'tidal, sujud) sama persis seperti rakaat-rakaat sebelumnya.
- Setelah sujud kedua di rakaat keempat, lakukan duduk tasyahud akhir.
6. Tasyahud Akhir dan Salam
- Duduk Tasyahud Akhir: Posisi duduknya adalah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di lantai).
- Membaca Doa Tasyahud Akhir: Bacaan sama dengan tasyahud awal, namun dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyah:
...وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
...Wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa shollaita 'alaa sayyidinaa ibroohiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibroohiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarokta 'alaa sayyidinaa ibroohiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibroohiim. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Dianjurkan juga untuk membaca doa memohon perlindungan dari empat perkara sebelum salam.
- Salam: Menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rohmatullaah", kemudian menoleh ke kiri sambil mengucapkan salam yang sama.
Setelah salam, dianjurkan untuk berdzikir dan berdoa memohon ampunan serta kebaikan dunia dan akhirat. Dengan demikian, selesailah rangkaian sholat ashar hari ini.
Keutamaan Agung di Balik Sholat Ashar
Sholat Ashar bukanlah sekadar kewajiban. Di dalamnya tersimpan fadhilah dan keutamaan yang luar biasa besar bagi siapa saja yang menjaganya. Memahami keutamaan ini akan menambah semangat kita untuk tidak pernah meninggalkannya.
1. Kunci Masuk Surga
Menjaga sholat Ashar, bersama dengan sholat Subuh, dijanjikan ganjaran surga. Dua waktu sholat ini seringkali terasa berat: Subuh karena kantuk, dan Ashar karena kesibukan dunia. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang mengerjakan sholat bardain (yaitu sholat Subuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Janji ini adalah motivasi terbesar untuk memastikan kita tidak melewatkan sholat Ashar, walau sesibuk apa pun kondisi kita.
2. Disaksikan oleh Para Malaikat
Waktu Ashar adalah salah satu dari dua waktu pergantian tugas para malaikat pencatat amal. Para malaikat yang bertugas di siang hari akan naik ke langit dan digantikan oleh malaikat yang bertugas di malam hari. Mereka akan melaporkan kepada Allah SWT tentang keadaan hamba-Nya saat mereka tinggalkan.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Malaikat-malaikat silih berganti mengawasi kalian pada waktu malam dan siang. Mereka berkumpul pada waktu sholat Subuh dan sholat Ashar. Kemudian, malaikat yang bertugas pada malam hari naik (ke langit). Allah bertanya kepada mereka—dan Dia lebih mengetahui tentang hamba-Nya—'Bagaimana kalian tinggalkan hamba-Ku?' Mereka menjawab, 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat, dan kami datangi mereka dalam keadaan sholat'." (HR. Bukhari)
Betapa mulianya seorang hamba yang namanya disebut oleh malaikat di hadapan Allah SWT sebagai orang yang sedang mendirikan sholat.
3. Ancaman Mengerikan bagi yang Meninggalkannya
Sebaliknya, meninggalkan sholat Ashar dengan sengaja memiliki konsekuensi yang sangat berat. Beratnya ancaman ini menunjukkan betapa krusialnya sholat ini. Rasulullah SAW bersabda dengan tegas:
"Barangsiapa meninggalkan sholat Ashar, maka terhapuslah amalnya." (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain, beliau mengumpamakan kerugian orang yang meninggalkan sholat Ashar seperti kehilangan seluruh hartanya:
"Orang yang terlewat (tidak mengerjakan) sholat Ashar, seakan-akan keluarga dan hartanya telah dirampas." (HR. Bukhari dan Muslim)
Bayangkan kerugian materi terbesar yang bisa kita alami di dunia, ternyata itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kerugian spiritual akibat meninggalkan satu kali sholat Ashar. Ini adalah pengingat yang kuat untuk selalu menjaga sholat ashar hari ini dan setiap hari.
Hikmah Spiritual di Balik Waktu Ashar
Setiap perintah Allah pasti mengandung hikmah yang mendalam. Waktu Ashar, yang berada di persimpangan antara siang dan malam, memberikan kita pelajaran berharga tentang kehidupan.
Pengingat di Tengah Puncak Kesibukan
Sore hari seringkali menjadi puncak dari segala aktivitas. Target pekerjaan harus diselesaikan, urusan keluarga menanti, dan pikiran seringkali dipenuhi oleh berbagai rencana. Panggilan adzan Ashar datang sebagai sebuah "interupsi suci". Ia mengajak kita untuk berhenti sejenak, melepaskan semua beban duniawi, dan kembali mengingat tujuan hakiki penciptaan kita: untuk beribadah kepada Allah.
Refleksi atas Perjalanan Hidup
Cahaya matahari yang mulai meredup di waktu Ashar adalah metafora yang indah tentang perjalanan hidup manusia. Pagi adalah masa kelahiran dan pertumbuhan, siang adalah puncak kekuatan dan produktivitas, sementara Ashar adalah penanda bahwa masa senja kehidupan mulai mendekat. Sholat Ashar menjadi momen untuk merefleksikan apa yang telah kita lakukan sepanjang hari, dan lebih luas lagi, sepanjang hidup kita. Sudahkah kita memanfaatkannya untuk kebaikan? Waktu Ashar mengajarkan kita tentang kefanaan dunia dan keniscayaan datangnya akhir.
Membangun Disiplin dan Manajemen Waktu
Menjaga sholat lima waktu, terutama Ashar yang berada di tengah kesibukan, adalah latihan disiplin yang luar biasa. Seorang muslim dilatih untuk mengatur agendanya di sekitar waktu sholat, bukan sebaliknya. Ini menumbuhkan kemampuan manajemen waktu yang baik, di mana urusan akhirat menjadi prioritas yang membingkai semua urusan dunia. Ketika kita berhasil menjaga sholat ashar hari ini tepat waktu, kita sedang membangun karakter yang disiplin, bertanggung jawab, dan sadar akan prioritas.
Sebagai penutup, marilah kita memperbaharui komitmen kita untuk menjaga sholat Ashar. Jadikanlah ia sebagai penyejuk di tengah panasnya hari, sebagai oase di tengah padang pasir kesibukan, dan sebagai bukti cinta kita kepada Allah SWT. Semoga kita semua tergolong hamba-hamba-Nya yang senantiasa memelihara sholat, terutama Sholat Wustha, dan meraih semua keutamaan yang telah dijanjikan-Nya. Aamiin.