Tidur adalah jeda yang dibutuhkan raga, namun bagi seorang Muslim, tidur bukanlah sekadar mengistirahatkan fisik semata. Ia adalah babak transisi di mana jiwa dan raga berada dalam kondisi paling rentan dan paling dekat dengan dimensi spiritual. Oleh karena itu, persiapan sebelum memejamkan mata—melalui adab tidur (Adab an-Naum) dan khususnya pembacaan surah-surah pilihan dari Al-Qur’an—menjadi sebuah ritual ibadah yang sangat ditekankan dalam Sunnah Nabi Muhammad ﷺ.
Membaca surah sebelum tidur berfungsi ganda: sebagai benteng pertahanan spiritual dari godaan setan, mimpi buruk, dan bahaya, serta sebagai pengunci amalan kebaikan terakhir di penghujung hari. Kebiasaan ini memastikan bahwa jika seseorang meninggal dunia dalam tidurnya, ia kembali kepada Allah ﷻ dalam keadaan bersih dan terlindungi.
Tiga surah ini merupakan fondasi utama dari bacaan sebelum tidur, yang dikenal sebagai amalan rutin Rasulullah ﷺ. Tiga surah ini dikenal memiliki keutamaan perlindungan (ruqyah) yang paripurna.
Surah ke-112 ini adalah deklarasi kemurnian tauhid. Intinya adalah penegasan keesaan Allah ﷻ dan kemandirian-Nya dari segala kebutuhan. Membaca Al-Ikhlas setara dengan membaca sepertiga Al-Qur’an, sebuah keutamaan yang luar biasa.
Surah ke-113 ini mengajarkan kita untuk mencari perlindungan kepada Allah, Rabb yang menguasai waktu subuh (pecahnya kegelapan), dari segala kejahatan yang datang dari makhluk, malam, sihir, dan kedengkian.
Surah ke-114 ini adalah permintaan perlindungan secara spesifik kepada Allah, Raja, dan Sesembahan manusia, dari bisikan jahat (waswas) yang dilemparkan oleh setan dan jin, baik yang tersembunyi maupun yang nyata dalam bentuk manusia.
Sunnah yang diajarkan Nabi ﷺ adalah membaca ketiga surah ini sebanyak tiga kali, kemudian meniupkannya (tanpa ludah, hanya udara ringan atau Nafth) ke kedua telapak tangan. Setelah itu, mengusapkan tangan ke seluruh anggota badan yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh. Amalan ini diulang sebanyak tiga kali.
Amalan mengusap ini merupakan bentuk ruqyah mandiri dan preventif yang paling efektif. Ketika seseorang menggabungkan lafaz-lafaz perlindungan dari Al-Qur’an dengan sentuhan fisik, ia secara harfiah "menyegel" dirinya dengan perlindungan ilahi sebelum memasuki kondisi tidak sadar.
Keutamaan ketiga surah ini bersifat absolut. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa setiap malam ketika Rasulullah ﷺ hendak tidur, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu meniupkan padanya dan membaca tiga surah ini, kemudian mengusapkannya ke seluruh tubuhnya, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian tubuh yang bisa beliau jangkau. Beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. Ini menunjukkan konsistensi dan pentingnya ritual ini.
Selain tiga surah di atas, terdapat ayat-ayat dan surah-surah lain yang secara spesifik dianjurkan oleh Sunnah karena keutamaannya yang luar biasa dalam memberikan syafaat, perlindungan dari siksa kubur, dan penjagaan dari setan.
Ayat Kursi dikenal sebagai ayat teragung dalam Al-Qur’an. Keutamaan membaca Ayat Kursi sebelum tidur bukanlah sekadar sunnah biasa, melainkan jaminan perlindungan dari setan hingga pagi menjelang.
Kisah terkenal dari Abu Hurairah r.a. yang menangkap setan yang mencuri makanan zakat, menegaskan janji Nabi ﷺ bahwa siapa pun yang membacanya, maka ia akan senantiasa dijaga oleh malaikat dari Allah dan setan tidak akan mendekatinya sampai subuh.
Tafsir Ayat Kursi mencakup nama-nama dan sifat-sifat Allah yang paling mendasar: Al-Hayy (Yang Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Yang Maha Berdiri Sendiri). Mengucapkan ayat ini berarti mengakui kedaulatan Allah ﷻ yang abadi dan mutlak, yang tidak pernah mengantuk apalagi tidur. Pengakuan ini adalah sumber kekuatan dan ketenangan bagi jiwa yang akan memasuki alam tidur.
Pembacaan Ayat Kursi memastikan bahwa tempat tidur kita dikelilingi oleh penjagaan Ilahi. Tidak ada entitas jahat, baik dari kalangan jin maupun manusia, yang dapat menembus pagar perlindungan tersebut.
Surah Al-Mulk (Surah ke-67) memiliki keutamaan yang sangat agung. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa ada surah dalam Al-Qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat, surah tersebut akan memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia diampuni. Surah itu adalah "Tabarakalladzi biyadihil Mulk" (Al-Mulk).
Fokus utama surah ini adalah kekuasaan Allah ﷻ atas seluruh alam semesta dan konsekuensi bagi mereka yang mengingkari hari kebangkitan. Keutamaan utamanya adalah perlindungan dari azab kubur.
Tidur sering disebut sebagai "kematian kecil." Ketika seseorang membaca Al-Mulk sebelum tidur, ia seolah-olah mempersiapkan dirinya untuk kematian yang sesungguhnya. Jika ia wafat malam itu, surah ini menjadi pelindungnya di alam barzakh.
Beberapa hadits menunjukkan bahwa Nabi ﷺ tidak tidur hingga beliau membaca Surah Al-Mulk dan As-Sajdah. Hal ini menunjukkan bahwa amalan ini adalah rutinitas yang tidak pernah ditinggalkan, menekankan betapa pentingnya memasukkan kedua surah panjang ini ke dalam rutinitas malam hari. Bagi yang kesulitan membaca keseluruhan surah, perlu ada upaya istiqamah untuk menghafal atau setidaknya membaca terjemahannya sambil mendengarkan rekamannya agar hati tetap terhubung dengan maknanya.
Surah As-Sajdah (Surah ke-32) biasanya dibaca bersamaan dengan Surah Al-Mulk. Surah ini membahas kebenaran Al-Qur’an, penciptaan manusia, dan Hari Kiamat. Keutamaan membacanya adalah mengikuti sunnah Nabi ﷺ yang menjadikannya rutinitas malam yang tak terpisahkan.
Pembacaan kedua surah ini secara beriringan sebelum tidur membentuk benteng keimanan yang kokoh, mengingatkan hamba akan kebesaran Pencipta (Al-Mulk) dan hakikat kehidupan dan kematian (As-Sajdah).
Surah Al-Baqarah (ayat 285 dan 286) memiliki keutamaan khusus bagi yang membacanya di malam hari. Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah pada suatu malam, maka kedua ayat itu telah mencukupinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
"Mencukupinya" di sini memiliki makna yang luas dan mendalam. Para ulama menafsirkan bahwa ia mencukupi hamba dari:
Membaca surah-surah ini tidak boleh dipisahkan dari adab tidur yang diajarkan Nabi ﷺ. Adab ini adalah kerangka fisik dan spiritual yang memaksimalkan manfaat dari bacaan Al-Qur’an.
Sangat dianjurkan untuk tidur dalam keadaan suci. Wudu sebelum tidur menjadikan kondisi tidur sebagai ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudulah seperti engkau berwudu untuk shalat." (HR. Bukhari dan Muslim). Jika seseorang meninggal dalam kondisi ini, ia mati dalam keadaan fitrah.
Sunnah memerintahkan untuk mengibas atau membersihkan tempat tidur sebelum berbaring, setidaknya tiga kali, menggunakan ujung sarung atau pakaian. Ini dilakukan untuk mengusir serangga atau hal-hal yang tidak terlihat (setan) yang mungkin bersembunyi di atas tempat tidur.
Posisi yang paling disukai adalah berbaring pada sisi kanan, dengan telapak tangan kanan diletakkan di bawah pipi kanan. Tidur dalam posisi ini bukan hanya baik secara medis (meringankan beban jantung), tetapi juga sunnah Nabi ﷺ, yang menunjukkan kesiapan untuk bangun kapan saja (tidak terlalu pulas) dan ketaatan pada tuntunan syariat.
Setelah selesai membaca surah-surah perlindungan (terutama Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Ayat Kursi), hamba dianjurkan menutupnya dengan doa-doa umum sebelum tidur, seperti:
Artinya: "Dengan nama-Mu, ya Allah, aku mati dan aku hidup."
Gabungan antara wudu, posisi yang benar, dan pembacaan Al-Qur’an memastikan bahwa hamba tersebut menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah ﷻ saat memasuki kondisi tidur.
Perlindungan yang diberikan oleh surah-surah sebelum tidur tidak terjadi karena mantra atau kekuatan magis lafaz semata, tetapi karena pengakuan dan penegasan makna teologis yang terkandung di dalamnya. Pemahaman yang mendalam meningkatkan khusyuk dan efektivitas perlindungan.
Al-Ikhlas adalah penolakan total terhadap semua bentuk keyakinan yang menyamakan atau menyandingkan makhluk dengan Khaliq (Pencipta). Tidur adalah kondisi di mana kesadaran manusia berkurang, dan godaan syirik halus mungkin muncul dalam mimpi atau bisikan. Dengan membaca Al-Ikhlas, seorang hamba menegaskan sebelum hilang kesadaran bahwa Allah adalah Al-Ahad (Esa), As-Shamad (Tempat bergantung), tidak beranak dan tidak diperanakkan. Ini adalah benteng ideologis tertinggi melawan bisikan setan.
Surah Al-Falaq mencakup jenis-jenis kejahatan yang seringkali di luar kendali manusia:
An-Nas secara khusus menangani Al-Waswas Al-Khannas (pembisik yang bersembunyi). Setan berusaha membelokkan hati dan pikiran, bahkan saat tidur. Pembacaan An-Nas adalah permohonan kepada Allah (Rabb, Malik, Ilah manusia) untuk melindungi pikiran dari bisikan yang merusak iman dan ketenangan. Ini adalah pengakuan bahwa hanya kedaulatan Allah ﷻ yang mampu mengusir kekuatan jahat yang beroperasi di dalam dada manusia.
Keutamaan Surah Al-Mulk adalah topik yang sangat sering dibahas dalam konteks persiapan tidur. Kenapa surah ini begitu penting sehingga Nabi ﷺ menjadikannya rutinitas harian?
Al-Mulk memiliki julukan Al-Mani’ah, yang berarti 'pencegah' atau 'penghalang'. Ia mencegah hamba dari azab yang paling ditakuti setelah kematian: siksaan kubur. Ketika seseorang membaca Al-Mulk, ia diingatkan tentang alam semesta yang diatur sempurna oleh Allah ﷻ, dan tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi di kubur.
Tafsir Surah Al-Mulk mengajarkan kita tentang:
Dengan merenungkan surah ini sebelum tidur, hamba memperbarui imannya, mengakui bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh atas hidup dan matinya, dan memohon agar ia termasuk golongan yang selamat dari fitnah kubur. Syafaat yang diberikan surah ini adalah bukti kemurahan Allah ﷻ bagi hamba-Nya yang konsisten.
Dalam ajaran Islam, amalan yang paling dicintai Allah ﷻ adalah amalan yang dilakukan secara kontinu dan konsisten, meskipun jumlahnya sedikit. Khususnya untuk surah sebelum tidur, istiqamah adalah kunci untuk memanen seluruh manfaat perlindungan.
Jika seseorang hanya membaca surah-surah ini sesekali, ia mungkin mendapatkan berkah, tetapi ia tidak membangun benteng spiritual yang kuat. Ketika amalan ini dilakukan setiap malam—bahkan saat lelah, sakit, atau dalam perjalanan—maka ia menjadi bukti keimanan yang kokoh. Istiqamah pada amalan malam ini akan membuahkan:
Oleh karena itu, bagi seorang Muslim yang ingin merasakan ketenangan hakiki dan perlindungan total, rutinitas malam ini harus dijadikan prioritas yang tidak dapat dinegosiasikan, layaknya shalat wajib.
Untuk memahami kedalaman perlindungan, kita perlu kembali pada keistimewaan Ayat Kursi. Ayat ini tidak hanya bersifat defensif, tetapi juga ofensif terhadap kekuatan jahat.
Ayat Kursi menjelaskan bahwa Allah ﷻ tidak pernah luput sedikit pun (tidak mengantuk dan tidak tidur). Ketika manusia tidur dan kesadarannya terlepas dari alam sadar, Allah ﷻ tetaplah Yang Maha Menjaga dan Mengatur. Kursi-Nya (kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi.
Tafsir Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Ayat Kursi adalah ayat terbaik karena di dalamnya terdapat nama-nama dan sifat-sifat Allah yang paling mulia, termasuk dua nama agung: Al-Hayy dan Al-Qayyum. Kedua nama ini menjamin bahwa segala perlindungan yang diberikan kepada hamba datang dari Sumber Kehidupan yang tidak pernah binasa dan Sumber Kekuatan yang menopang segala sesuatu.
Dengan membaca Ayat Kursi, seorang hamba menyertifikasi bahwa ia berada di bawah perlindungan Dzat yang kekuasaan-Nya tak terbatas. Setan, yang lemah di hadapan kekuasaan Allah, tidak memiliki jalan untuk mendekati hamba tersebut.
Mimpi buruk (Adghatsul Ahlam) seringkali berasal dari godaan atau permainan setan. Ketika seseorang tidur dalam keadaan suci, dikelilingi oleh perlindungan Ayat Kursi dan Mu'awwidzatain, pintu masuk bagi setan untuk mengganggu alam mimpi menjadi tertutup. Jika pun terjadi mimpi buruk, hamba diajarkan untuk meludah ke kiri tiga kali, memohon perlindungan dari setan, dan mengubah posisi tidurnya, tanpa menceritakan mimpi tersebut kepada siapapun.
Akhir hari harus dijadikan sebagai penutup amalan yang baik. Malam hari, sebelum tidur, adalah waktu yang istimewa di mana ampunan dan rahmat Allah ﷻ sangat dekat. Selain surah-surah yang telah disebutkan, seorang Muslim harus memastikan bahwa sebelum tidur ia telah:
Surah-surah sebelum tidur adalah bagian integral dari persiapan ini. Mereka adalah benteng terakhir yang dipasang sebelum hamba memasuki dimensi ketidaksadaran. Keutamaan membaca surah-surah ini adalah totalitas dari penyerahan diri, pengakuan tauhid, dan permohonan perlindungan dari segala kejahatan, baik yang bersifat fisik maupun spiritual. Keberkahan ini akan mengikuti hamba, menjaganya dari bahaya dunia dan fitnah kubur, hingga ia dibangkitkan.
Kesimpulan dari seluruh pembahasan ini adalah: Jangan pernah remehkan kekuatan beberapa ayat suci yang dibaca dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Menggabungkan Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Ayat Kursi, dan Al-Mulk ke dalam rutinitas malam adalah investasi terbesar yang dapat dilakukan seorang Muslim untuk ketenangan di dunia dan keselamatan di akhirat.