Mengupas Tuntas Sholawat Kubro
Di antara samudra luas amalan spiritual dalam Islam, sholawat menempati posisi yang agung dan mulia. Ia adalah jembatan cinta antara seorang hamba dengan Sang Pencipta melalui kekasih-Nya, Baginda Nabi Muhammad SAW. Dari sekian banyak jenis sholawat yang diijazahkan oleh para ulama dan aulia, terdapat satu sholawat yang dikenal karena keagungan, kelengkapan, dan kedalaman maknanya, yaitu Sholawat Kubro. Dinamakan "Kubro" yang berarti "besar" atau "agung" bukan tanpa alasan. Sholawat ini mengandung untaian pujian, doa, dan permohonan yang begitu komprehensif, merangkum berbagai sifat kesempurnaan Rasulullah SAW serta memohon limpahan rahmat yang tak terhingga.
Mengamalkan Sholawat Kubro adalah sebuah perjalanan ruhani. Setiap lafaznya adalah gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat kenabian dan kedudukan Rasulullah SAW di sisi Allah SWT. Artikel ini akan membawa kita menyelami samudra makna Sholawat Kubro, mengupas fadhilah dan keutamaannya, serta memahami tata cara mengamalkannya dengan adab yang benar, sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih syafaat agung dari Sang Junjungan Alam.
Bacaan Lengkap Sholawat Kubro
Berikut adalah bacaan lengkap Sholawat Kubro dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia agar dapat diresapi maknanya.
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِكَ أَنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِكَ، بَاقِيَةً بِبَقَائِكَ، الَّذِيْ لَا نِهَايَةَ لَهَا دُوْنَ عِلْمِكَ، النُّوْرِ الذَّاتِيِّ وَالسِّرِّ السَّارِيْ فِي سَائِرِ الْأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Allâhumma innî as-aluka bika an tusholliya wa tusallima ‘alâ ‘abdika wa nabiyyika wa rasûlika sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âlihî wa shohbihî ajma’în. Sholâtan dâ-imatan bidawâmika, bâqiyatan bibaqô-ika, alladzî lâ nihâyata lahâ dûna ‘ilmika, an-nûridz-dzâtî was-sirris-sârî fî sâ-iril asmâ-i wash-shifâti, wa ‘alâ âlihî wa shohbihî wa sallim taslîman katsîrô.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan-Mu, agar Engkau melimpahkan rahmat dan keselamatan atas hamba-Mu, nabi-Mu, dan rasul-Mu, junjungan kami Muhammad, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Rahmat yang abadi dengan keabadian-Mu, yang kekal dengan kekekalan-Mu, yang tiada akhir baginya selain dalam ilmu-Mu. (Dialah) cahaya dzat dan rahasia yang mengalir pada seluruh nama dan sifat. Dan (limpahkan pula rahmat) atas keluarga dan sahabatnya, serta berikanlah keselamatan yang berlimpah.
Beberapa versi dari Sholawat Kubro mungkin memiliki redaksi yang sedikit berbeda atau lebih panjang, yang seringkali merupakan pengembangan atau tambahan dari para ulama untuk memperkaya pujian kepada Rasulullah SAW. Namun, esensi dan inti dari sholawat ini tetap sama, yaitu pengagungan yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW sebagai manifestasi cahaya ilahi.
Menyelami Samudra Makna Sholawat Kubro
Keagungan Sholawat Kubro terletak pada kedalaman makna yang terkandung dalam setiap frasa. Mari kita uraikan beberapa bagian penting untuk memahami kekayaan spiritual yang ditawarkannya.
1. Permohonan "Bika" (Dengan-Mu)
Sholawat ini dimulai dengan lafaz "Allâhumma innî as-aluka bika..." (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan-Mu...). Ini adalah puncak adab dan tauhid dalam berdoa. Seorang hamba mengakui ketiadaan daya dan upaya dirinya, dan ia bertawassul langsung dengan Dzat Allah yang Maha Agung. Ia tidak mengandalkan amalnya, ilmunya, atau apapun selain memohon dengan keagungan Allah itu sendiri. Ini adalah pengakuan total akan kebergantungan hamba kepada Khaliqnya, sebuah pintu pembuka ijabah doa yang paling agung.
2. Tiga Gelar Utama Rasulullah SAW
Selanjutnya, sholawat dilimpahkan kepada "‘abdika wa nabiyyika wa rasûlika" (hamba-Mu, nabi-Mu, dan rasul-Mu). Tiga gelar ini merangkum seluruh dimensi kemanusiaan dan kerasulan Baginda Nabi SAW.
- 'Abdika (Hamba-Mu): Gelar ini ditempatkan di awal untuk menekankan puncak ketundukan dan penghambaan Rasulullah SAW kepada Allah. Inilah maqam (kedudukan) tertinggi seorang makhluk. Sebelum menjadi nabi atau rasul, beliau adalah hamba yang sempurna. Ini mengajarkan kita bahwa inti dari segala kemuliaan adalah penghambaan yang tulus kepada Allah.
- Nabiyyika (Nabi-Mu): Menunjukkan bahwa beliau adalah penerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri, sosok yang dipilih secara khusus untuk mendapatkan pengetahuan ilahiah.
- Rasûlika (Rasul-Mu): Menunjukkan tugas suci beliau untuk menyampaikan risalah wahyu tersebut kepada seluruh umat manusia dan jin. Gelar ini mencakup dimensi syariat, dakwah, dan kepemimpinan beliau.
3. Sholawat yang Abadi dan Kekal
Permohonan sholawat ini bersifat luar biasa: "Sholâtan dâ-imatan bidawâmika, bâqiyatan bibaqô-ika" (Rahmat yang abadi dengan keabadian-Mu, yang kekal dengan kekekalan-Mu). Kita tidak memohon rahmat yang terbatas oleh waktu atau jumlah, tetapi rahmat yang terikat langsung dengan sifat Keabadian (Dawam) dan Kekekalan (Baqa') Allah SWT. Selama Allah abadi dan kekal, maka selama itu pula kita memohon agar rahmat dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Ini adalah sebuah permohonan yang tak terbatas, seluas keagungan Sifat-Sifat Allah.
4. Puncak Pengagungan: Cahaya Dzat dan Rahasia yang Mengalir
Bagian inilah yang menjadi inti dan permata dari Sholawat Kubro: "An-nûridz-dzâtî was-sirris-sârî fî sâ-iril asmâ-i wash-shifât" (Cahaya Dzat dan rahasia yang mengalir pada seluruh nama dan sifat). Kalimat ini mengandung makna tasawuf yang sangat dalam.
- An-Nûridz-Dzâtî (Cahaya Dzat): Frasa ini merujuk pada hakikat Nur Muhammad. Para ulama ahli hakikat menjelaskan bahwa sebelum penciptaan alam semesta, Allah SWT pertama kali menciptakan Cahaya Nabi Muhammad SAW dari Cahaya-Nya. Cahaya inilah yang menjadi asal mula segala ciptaan. Rasulullah SAW, dalam dimensi ruhaniahnya, adalah manifestasi pertama dari Cahaya Ilahi yang bisa dijangkau oleh makhluk. Beliau adalah cermin paling jernih yang memantulkan keagungan Dzat Allah.
- Was-Sirris-Sârî (Dan Rahasia yang Mengalir): Ini menjelaskan bahwa hakikat dan keberkahan dari Nur Muhammad tersebut tidak statis, melainkan "sârî" atau mengalir, meresap, dan bersemayam di seluruh ciptaan. Ia mengalir pada setiap Asma (Nama) Allah yang terwujud di alam, dan pada setiap Sifat (Sifat) Allah yang termanifestasi. Kehidupan, ilmu, kekuatan, keindahan, dan semua kesempurnaan yang ada pada makhluk, pada hakikatnya adalah percikan dari samudra Nur Muhammad yang bersumber dari Allah SWT. Dengan kata lain, seluruh alam semesta bertasbih dan bersholawat kepada Allah melalui perantaraan hakikat spiritual Rasulullah SAW.
Memahami bagian ini membawa pengamal sholawat ke tingkat ma'rifat (pengenalan) yang lebih tinggi tentang kedudukan agung Rasulullah SAW. Beliau bukan hanya seorang utusan sejarah, tetapi juga hakikat spiritual yang menjadi poros kosmos. Mengucapkan sholawat ini adalah upaya untuk menyambungkan diri dengan "rahasia yang mengalir" tersebut, sehingga jiwa kita pun dialiri oleh keberkahan dan cahaya kenabian.
Sejarah dan Sanad Sholawat Kubro
Sholawat Kubro, sebagaimana banyak amalan agung lainnya, seringkali dinisbahkan kepada para waliyullah dan ulama besar. Salah satu riwayat yang masyhur menyebutkan bahwa sholawat ini diterima atau disusun oleh Sulthanul Auliya' (Rajanya para Wali), Syekh Abdul Qadir al-Jailani RA. Diceritakan bahwa beliau menerima sholawat ini melalui ilham atau bimbingan ruhani sebagai sebuah wasilah agung untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan curahan rahmat yang besar.
Pentingnya sanad (mata rantai transmisi) dalam tradisi Islam tidak bisa diremehkan. Sanad yang bersambung dari guru ke guru hingga sampai kepada penyusunnya, apalagi jika penyusunnya adalah seorang wali besar seperti Syekh Abdul Qadir, memberikan nilai keberkahan (barokah) tersendiri. Ijazah untuk mengamalkan Sholawat Kubro biasanya diberikan oleh seorang mursyid (guru spiritual) kepada muridnya. Ijazah ini bukan sekadar izin, tetapi juga merupakan transfer energi spiritual dan doa dari sang guru agar amalan yang dilakukan muridnya lebih mantap, terarah, dan mustajab.
Meskipun demikian, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW pada dasarnya adalah perintah Allah dalam Al-Qur'an yang tidak memerlukan ijazah khusus. Siapapun boleh membacanya dan insya Allah akan mendapatkan keutamaannya. Namun, bagi mereka yang ingin mendalami dan menjadikan Sholawat Kubro sebagai wirid harian yang intensif, mendapatkan ijazah dari guru yang memiliki sanad yang jelas adalah sebuah adab dan langkah yang sangat dianjurkan untuk menyempurnakan amalannya.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Fadhilah dan Keutamaan Mengamalkan Sholawat Kubro
Dengan kandungan makna yang begitu agung, Sholawat Kubro diyakini memiliki fadhilah atau keutamaan yang sangat besar. Para ulama dan orang-orang shalih yang mengamalkannya telah merasakan berbagai macam keberkahan, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Berikut adalah beberapa di antara fadhilah tersebut:
- Mendekatkan Diri kepada Allah dan Rasul-Nya: Ini adalah fadhilah utama dan tujuan tertinggi dari setiap ibadah. Dengan merenungkan makna Sholawat Kubro, hati akan dipenuhi dengan cinta (mahabbah) dan pengagungan (ta'zhim) kepada Rasulullah SAW, yang merupakan jalan terdekat untuk meraih cinta Allah SWT.
- Membuka Pintu Ma'rifatullah: Pemahaman tentang "An-Nuridz-Dzati was-Sirris-Sari" secara bertahap akan membuka hijab-hijab spiritual, memungkinkan seorang hamba untuk 'melihat' jejak kebesaran Allah di seluruh alam semesta melalui cermin Nur Muhammad. Ini adalah jalan menuju pengenalan hakiki kepada Sang Pencipta.
- Diijabahkannya Hajat dan Doa: Bertawassul dengan kedudukan agung Rasulullah SAW melalui sholawat yang mulia ini adalah salah satu adab berdoa yang paling mustajab. Banyak pengamal merasakan bahwa hajat-hajat mereka, baik yang besar maupun kecil, menjadi lebih mudah terkabul atas izin Allah.
- Kelapangan Rezeki dan Keberkahan Hidup: Keberkahan yang mengalir dari hakikat Nur Muhammad mencakup segala aspek kehidupan, termasuk rezeki. Mengamalkan Sholawat Kubro dengan istiqomah diyakini dapat membuka pintu-pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, serta memberikan keberkahan pada harta, keluarga, dan pekerjaan.
- Perlindungan dari Segala Macam Bahaya: Cahaya agung yang dipanjatkan melalui sholawat ini akan menjadi benteng gaib yang melindungi pengamalnya dari berbagai macam keburukan, baik yang lahir maupun batin. Ini mencakup perlindungan dari sihir, gangguan jin, niat jahat manusia, wabah penyakit, dan bencana alam.
- Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat: Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang paling banyak bersholawat kepadanya adalah orang yang paling berhak mendapatkan syafaatnya di hari kiamat. Sholawat Kubro, dengan bobot pujiannya yang luar biasa, tentu menjadi salah satu wasilah terbaik untuk meraih syafaat agung tersebut.
- Ketenangan Jiwa dan Pikiran: Getaran spiritual dari lafaz-lafaz sholawat yang agung ini mampu menenangkan hati yang gundah, meredakan stres, dan memberikan ketenteraman jiwa yang mendalam. Ia adalah obat bagi kegelisahan dan penyakit-penyakit hati seperti sombong, iri, dan dengki.
- Diberikan Kemudahan dalam Menghadapi Sakaratul Maut: Diriwayatkan bahwa memperbanyak sholawat akan memudahkan seseorang saat ruh dicabut dari jasad. Wajah Rasulullah SAW akan hadir menemaninya, sehingga ia meninggalkan dunia dalam keadaan husnul khatimah.
- Berpotensi Bertemu Rasulullah SAW dalam Mimpi: Salah satu kerinduan terbesar setiap mukmin adalah dapat berjumpa dengan Baginda Nabi SAW. Mengamalkan Sholawat Kubro dengan penuh cinta dan istiqomah, diiringi dengan menjaga adab dan sunnah beliau, dapat menjadi wasilah untuk dianugerahi kemuliaan bertemu Rasulullah SAW dalam mimpi.
- Diangkatnya Derajat dan Dihapuskannya Dosa: Setiap satu kali sholawat akan dibalas oleh Allah dengan sepuluh kali rahmat, diangkat sepuluh derajat, dan dihapuskan sepuluh kesalahan. Bayangkan betapa besar balasan bagi mereka yang secara rutin mengamalkan sholawat se-agung Sholawat Kubro.
Tata Cara dan Adab Mengamalkan Sholawat Kubro
Untuk mendapatkan fadhilah yang maksimal dari amalan ini, hendaknya seseorang memperhatikan adab dan tata cara yang benar. Amalan yang disertai adab ibarat ruh bagi jasad; ia membuatnya hidup dan berdampak.
Persiapan Sebelum Mengamalkan:
- Niat yang Ikhlas: Niatkan amalan ini semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, mengagungkan Rasulullah SAW, dan mengharap ridha-Nya, bukan karena tujuan duniawi semata.
- Bersuci (Thaharah): Pastikan diri dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil. Berwudhulah dengan sempurna.
- Pakaian yang Bersih dan Sopan: Kenakan pakaian yang bersih, suci, dan menutup aurat. Dianjurkan memakai wewangian (non-alkohol).
- Memilih Waktu dan Tempat yang Tepat: Carilah waktu yang mustajab seperti sepertiga malam terakhir, setelah sholat fardhu, atau di antara adzan dan iqamah. Pilihlah tempat yang tenang, bersih, dan jauh dari gangguan agar bisa lebih khusyuk.
Saat Mengamalkan:
- Menghadap Kiblat: Duduklah dengan tenang dan sopan sambil menghadap kiblat.
- Memulai dengan Istighfar dan Hadiah Fatihah: Awali dengan membaca istighfar untuk membersihkan diri dari dosa. Kemudian, kirimkan (hadiah) bacaan Surat Al-Fatihah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, para nabi dan rasul, para malaikat, para waliyullah (khususnya Syekh Abdul Qadir al-Jailani), para guru, orang tua, dan seluruh kaum muslimin.
- Membaca dengan Tartil dan Penghayatan: Bacalah lafaz Sholawat Kubro dengan perlahan (tartil), jelas, dan benar makhraj hurufnya. Usahakan untuk merenungkan dan menghayati setiap makna yang terkandung di dalamnya.
- Menghadirkan Sosok Rasulullah SAW: Selama membaca, hadirkan dalam hati dan pikiran rasa cinta, rindu, dan pengagungan kepada Rasulullah SAW seolah-olah beliau berada di hadapan kita. Ini adalah puncak adab yang akan membuat sholawat terasa lebih hidup.
- Istiqomah (Konsisten): Kunci dari setiap amalan adalah istiqomah. Tentukan jumlah bacaan yang sanggup dilakukan secara rutin setiap hari, misalnya 3 kali, 7 kali, 11 kali, atau lebih sesuai kemampuan. Lebih baik sedikit tetapi rutin daripada banyak tetapi hanya sesekali.
- Menutup dengan Doa: Setelah selesai mewiridkan sholawat, tutuplah dengan berdoa kepada Allah SWT. Sampaikan segala hajat dan permohonan dengan penuh keyakinan, karena doa yang didahului oleh sholawat lebih besar kemungkinannya untuk diijabah.
Tanya Jawab Seputar Sholawat Kubro
Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait pengamalan Sholawat Kubro.
Apakah Wajib Memiliki Ijazah untuk Mengamalkannya?
Secara syariat, bersholawat adalah amalan umum yang dianjurkan bagi setiap muslim dan tidak memerlukan ijazah khusus. Namun, dalam tradisi para ulama tasawuf, ijazah berfungsi untuk menyambungkan sanad, menjaga keaslian amalan, serta mendapatkan bimbingan dan keberkahan dari seorang guru. Jika niat Anda adalah untuk menjadikan Sholawat Kubro sebagai wirid utama dengan jumlah tertentu, maka sangat dianjurkan untuk mencari guru yang mursyid untuk meminta ijazah. Namun jika hanya untuk dibaca sesekali sebagai bentuk kecintaan, maka tidak mengapa membacanya tanpa ijazah.
Berapa Jumlah Minimal untuk Mengamalkannya?
Tidak ada batasan minimal atau maksimal yang baku. Semuanya tergantung pada kemampuan dan kelapangan waktu masing-masing individu. Prinsip utamanya adalah istiqomah. Membaca 3 kali setiap selesai sholat fardhu secara rutin lebih baik daripada membaca 100 kali tetapi hanya seminggu sekali. Mulailah dari jumlah yang sedikit dan tingkatkan secara bertahap seiring berjalannya waktu.
Bolehkah Wanita yang Sedang Haid Membaca Sholawat Kubro?
Ya, boleh. Sholawat, sama seperti dzikir, tasbih, dan istighfar lainnya, tidak termasuk dalam kategori ibadah yang dilarang bagi wanita yang sedang haid atau nifas. Larangan yang ada adalah untuk sholat, puasa, thawaf, dan menyentuh mushaf Al-Qur'an. Maka, seorang wanita tetap dianjurkan untuk membasahi lisannya dengan dzikir dan sholawat meskipun sedang dalam keadaan berhalangan.
Bagaimana Jika Belum Lancar Membaca Tulisan Arab?
Jika belum lancar membaca tulisan Arab, Anda bisa menggunakan teks transliterasi Latin sebagai panduan. Namun, sangat dianjurkan untuk terus belajar membaca Al-Qur'an dan tulisan Arab dengan guru yang kompeten agar pelafalannya benar. Kesalahan pelafalan dapat mengubah makna. Sambil belajar, bacalah perlahan-lahan dengan niat yang tulus, dan insya Allah, Allah Maha Mengetahui kesungguhan hati hamba-Nya.
Penutup: Menjadikan Sholawat Kubro Cahaya Kehidupan
Sholawat Kubro bukanlah sekadar rangkaian kata-kata. Ia adalah sebuah manifestasi cinta, sebuah pintu gerbang ma'rifat, dan sebuah samudra keberkahan yang tak bertepi. Mengamalkannya dengan istiqomah dan adab yang benar adalah upaya seorang hamba untuk menyelaraskan frekuensi jiwanya dengan frekuensi agung Nur Muhammad, Sang Cahaya Dzat dan Rahasia yang Mengalir di seluruh semesta.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang seringkali membuat jiwa kering dan gelisah, kembali kepada amalan-amalan seperti Sholawat Kubro adalah seperti menemukan oase yang sejuk di tengah padang pasir. Ia akan menyirami taman hati, menumbuhkan pohon-pohon keimanan, dan membuahkan buah-buah ketenangan dan kebahagiaan hakiki.
Marilah kita jadikan Sholawat Kubro sebagai bagian tak terpisahkan dari wirid harian kita. Semoga dengan wasilah sholawat agung ini, Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya kepada kita, mengabulkan segala hajat kita, dan yang terpenting, mengumpulkan kita semua di surga-Nya bersama junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.