Panduan Sholat Jenazah Laki-Laki

Ilustrasi pelaksanaan sholat jenazah Siluet orang-orang yang sedang melaksanakan sholat jenazah berjamaah.

Ilustrasi pelaksanaan sholat jenazah berjamaah.

Pendahuluan: Sebuah Penghormatan Terakhir

Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi oleh setiap jiwa. Ia adalah gerbang menuju kehidupan abadi, sebuah transisi dari alam fana menuju alam baqa. Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk tidak hanya mempersiapkan diri menghadapi kematian, tetapi juga untuk menunaikan hak-hak saudara seiman yang telah mendahului kita. Salah satu hak terpenting dan bentuk penghormatan tertinggi yang bisa kita berikan adalah menyalatkan jenazahnya. Sholat jenazah bukan sekadar ritual, melainkan sebuah ibadah agung yang sarat dengan doa, permohonan ampun, dan harapan akan rahmat Allah SWT bagi almarhum.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif mengenai tata cara sholat jenazah, dengan fokus khusus pada jenazah laki-laki. Mulai dari pemahaman hukum, syarat dan rukun, hingga panduan praktis langkah demi langkah, semuanya akan dibahas secara terperinci agar kita dapat melaksanakannya dengan benar, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah SAW.

Memahami Hukum dan Kedudukan Sholat Jenazah

Hukum Fardhu Kifayah

Hukum melaksanakan sholat jenazah adalah Fardhu Kifayah. Istilah ini memiliki makna yang sangat dalam dalam konteks kehidupan sosial Islam. Fardhu Kifayah berarti sebuah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh komunitas Muslim di suatu wilayah. Namun, kewajiban ini akan gugur dari seluruh anggota komunitas jika sebagian dari mereka telah melaksanakannya. Sebaliknya, jika tidak ada satu pun orang yang menunaikannya, maka seluruh komunitas Muslim di wilayah tersebut akan menanggung dosa.

Ini menunjukkan betapa Islam sangat menekankan kepedulian sosial dan solidaritas. Pengurusan jenazah, termasuk sholat jenazah, bukanlah semata-mata tanggung jawab keluarga inti, melainkan tanggung jawab bersama. Ketika kita turut serta menyalatkan jenazah seorang Muslim, kita tidak hanya mendoakan almarhum, tetapi juga sedang membebaskan saudara-saudara kita yang lain dari beban dosa karena meninggalkan kewajiban ini. Ini adalah wujud nyata dari ukhuwah Islamiyah yang mengikat setiap Muslim laksana satu tubuh.

Keutamaan Menyalatkan Jenazah

Rasulullah SAW memberikan motivasi yang luar biasa bagi umatnya untuk turut serta dalam prosesi sholat jenazah. Keutamaannya tidak hanya dirasakan oleh si mayit dalam bentuk doa dan permohonan ampun, tetapi juga memberikan pahala yang sangat besar bagi mereka yang melaksanakannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ. قِيلَ: وَمَا الْقِيرَاطَانِ؟ قَالَ: مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ

Artinya: "Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga menyalatkannya, maka baginya satu qirath. Dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga jenazah itu dikuburkan, maka baginya dua qirath." Ada yang bertanya, "Apa itu dua qirath?" Beliau menjawab, "Seperti dua gunung yang besar." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bayangkan, pahala sebesar gunung Uhud bisa kita dapatkan hanya dengan meluangkan waktu sejenak untuk mendoakan saudara kita. Ini adalah bukti betapa Allah SWT sangat menghargai amalan yang menunjukkan kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama Muslim, bahkan ketika ia telah tiada. Selain pahala, sholat jenazah juga menjadi pengingat yang kuat (dzikrul maut) bagi kita yang masih hidup, menyadarkan kita akan kefanaan dunia dan memotivasi kita untuk terus berbenah diri.

Syarat dan Rukun Sholat Jenazah

Seperti ibadah sholat lainnya, sholat jenazah juga memiliki syarat sah dan rukun yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut diterima di sisi Allah SWT. Memahaminya adalah langkah fundamental sebelum kita melaksanakannya.

Syarat Sah Sholat Jenazah

  1. Islam: Baik orang yang menyalatkan (mushalli) maupun jenazah yang disalatkan (mayit) harus beragama Islam. Sholat jenazah adalah ibadah khusus kaum Muslimin untuk mendoakan saudaranya yang Muslim.
  2. Suci dari Hadas: Orang yang akan melaksanakan sholat jenazah wajib suci dari hadas kecil (dengan berwudhu) dan hadas besar (dengan mandi wajib). Pakaian dan tempat sholat juga harus suci dari najis.
  3. Menutup Aurat: Aturan menutup aurat dalam sholat jenazah sama seperti dalam sholat fardhu biasa.
  4. Menghadap Kiblat: Seluruh jamaah sholat jenazah harus menghadap ke arah Kiblat.
  5. Jenazah Telah Dimandikan dan Dikafani: Sholat jenazah baru bisa dilaksanakan setelah proses memandikan dan mengafani jenazah selesai dengan sempurna.
  6. Posisi Jenazah di Depan Jamaah: Jenazah diletakkan di antara imam/jamaah dengan arah Kiblat.

Rukun Sholat Jenazah

Rukun adalah pilar utama dalam sebuah ibadah. Jika salah satu rukun tertinggal atau tidak dilaksanakan, maka sholat jenazahnya tidak sah. Sholat jenazah memiliki keunikan karena tidak ada gerakan ruku', sujud, i'tidal, maupun duduk. Ibadah ini sepenuhnya dilakukan dalam posisi berdiri. Berikut adalah rukun-rukunnya:

  1. Niat: Berniat di dalam hati untuk melaksanakan sholat jenazah atas mayit tertentu dengan empat kali takbir karena Allah SWT.
  2. Berdiri bagi yang Mampu: Sholat ini harus dilakukan dengan berdiri, kecuali bagi mereka yang memiliki uzur syar'i (misalnya sakit parah), maka boleh melakukannya dengan duduk.
  3. Empat Kali Takbir: Melakukan takbir sebanyak empat kali, termasuk takbiratul ihram di awal. Setiap takbir menjadi penanda perpindahan dari satu rukun bacaan ke rukun berikutnya.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah: Dibaca secara lirih (sirr) setelah takbir yang pertama.
  5. Membaca Shalawat Nabi: Dibaca setelah takbir yang kedua. Shalawat yang paling utama adalah Shalawat Ibrahimiyah.
  6. Mendoakan Jenazah: Dibaca setelah takbir yang ketiga. Inilah inti dari sholat jenazah, di mana kita memohonkan ampunan dan rahmat khusus untuk si mayit.
  7. Membaca Doa Setelah Takbir Keempat: Setelah takbir keempat, membaca doa singkat untuk si mayit dan kaum muslimin secara umum, atau diam sejenak sebelum salam.
  8. Salam: Mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagai penutup sholat.

Panduan Praktis Tata Cara Sholat Jenazah Laki-Laki

Setelah memahami landasan teori, kini saatnya kita masuk ke dalam panduan praktis pelaksanaan sholat jenazah untuk mayit laki-laki, langkah demi langkah.

Langkah 1: Pengaturan Posisi

Pengaturan posisi dalam sholat jenazah memiliki kekhususan, terutama bagi imam.

Langkah 2: Niat Sholat Jenazah Laki-Laki

Niat dilafalkan dalam hati, namun diperbolehkan melafalkannya secara lisan (talaffuzh) untuk membantu konsentrasi. Lafal niat untuk jenazah laki-laki adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ (إِمَامًا / مَأْمُوْمًا) لِلّهِ تَعَالَى

Transliterasi: Ushalli 'ala hadzal mayyiti arba'a takbiratin fardhal kifayati (imaman/ma'muman) lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah laki-laki ini empat kali takbir fardhu kifayah (sebagai imam/makmum) karena Allah Ta'ala."

Jika jenazah laki-laki tersebut adalah anak-anak, lafal "al-mayyiti" bisa diganti dengan "ath-thifli".

Langkah 3: Pelaksanaan Sholat

Takbir Pertama (Takbiratul Ihram)

Imam mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Makmum mengikutinya. Setelah takbir, tangan disedekapkan di atas perut (antara pusar dan dada). Kemudian, membaca Surat Al-Fatihah secara lirih (sirr), baik oleh imam maupun makmum. Tidak ada bacaan doa iftitah dalam sholat jenazah.

Takbir Kedua

Setelah selesai membaca Al-Fatihah, imam kembali bertakbir "Allahu Akbar" tanpa mengangkat tangan. Makmum mengikutinya. Setelah takbir kedua, bacaan yang dilafalkan adalah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat yang paling utama adalah Shalawat Ibrahimiyah, yaitu shalawat yang biasa kita baca pada saat tasyahud akhir dalam sholat fardhu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّdٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Transliterasi: Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad, kamaa shallaita 'ala Ibraahim wa 'ala aali Ibraahim, innaka hamiidum majiid. Wa baarik 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad, kamaa baarakta 'ala Ibraahim wa 'ala aali Ibraahim, innaka hamiidum majiid.

Artinya: "Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

Takbir Ketiga (Doa Khusus untuk Jenazah)

Ini adalah momen inti dari sholat jenazah, di mana doa-doa khusus dipanjatkan untuk almarhum. Imam bertakbir "Allahu Akbar" untuk ketiga kalinya, dan makmum mengikutinya. Setelah takbir ini, kita membaca doa untuk si mayit. Karena jenazahnya adalah laki-laki, maka kata ganti (dhamir) yang digunakan adalah -hu. Berikut adalah doa yang paling umum dan lengkap:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Transliterasi: Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkhalahu, waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barad, wa naqqihi minal khathayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzabil qabri wa fitnatihi wa min 'adzabin naar.

Artinya dengan Penjabaran:

Takbir Keempat

Setelah selesai berdoa untuk jenazah, imam bertakbir "Allahu Akbar" untuk keempat kalinya. Setelah takbir ini, ada beberapa pilihan bacaan. Salah satu yang paling umum adalah:

اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Transliterasi: Allahumma laa tahrimnaa ajrahu, wa laa taftinnaa ba'dahu, waghfirlanaa walahu.

Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami untuk memperoleh pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah (cobaan) sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."

Doa ini sangat indah, karena setelah kita fokus mendoakan si mayit, kita kembali berdoa untuk diri kita sendiri. Kita memohon agar pahala dari pengurusan jenazah ini sampai kepada kita, memohon kekuatan agar tidak larut dalam kesedihan berlebihan atau cobaan lain setelah kepergiannya, dan diakhiri dengan permohonan ampun untuk kita semua yang masih hidup dan juga untuk almarhum.

Salam

Setelah membaca doa tersebut (atau diam sejenak), sholat diakhiri dengan salam. Caranya sama seperti sholat biasa, yaitu menoleh ke kanan sambil mengucapkan:

"Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah"

Kemudian menoleh ke kiri dan mengucapkan salam yang sama. Dengan diucapkannya salam, maka selesailah rangkaian ibadah sholat jenazah.

Hal-hal Penting dan Pertanyaan Umum

Bagaimana Jika Terlambat (Masbuk)?

Jika seseorang datang terlambat dan mendapati imam sudah melakukan beberapa takbir, ia harus langsung niat dan melakukan takbiratul ihram, lalu mengikuti posisi imam saat itu. Misalnya, jika ia datang saat imam setelah takbir ketiga, ia ikut bertakbir lalu membaca doa untuk jenazah. Setelah imam salam, ia tidak langsung salam, melainkan menyempurnakan takbir yang tertinggal. Ia bertakbir lagi, lalu membaca Al-Fatihah. Bertakbir lagi, lalu membaca shalawat. Setelah itu, ia baru mengucapkan salam. Urutan bacaan yang dibaca saat menyempurnakan sholat tetap mengikuti urutan yang semestinya (Al-Fatihah, lalu shalawat, dst.), bukan mengikuti apa yang dibaca imam saat itu.

Sholat Jenazah untuk Anak Laki-Laki

Jika jenazah adalah anak laki-laki yang belum mencapai usia baligh, maka doa setelah takbir ketiga sedikit berbeda. Karena anak kecil dianggap belum memiliki dosa, maka doanya lebih berfokus untuk menjadikan kematiannya sebagai tabungan pahala dan syafaat bagi kedua orang tuanya. Doanya adalah:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا. اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاجْعَلْهُ فِيْ كَفَالَةِ إِبْرَahِيْمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيْمِ

Transliterasi: Allahummaj'alhu farathan wa dzukhran liwalidaihi, wa syafii'an mujaban. Allahumma tsaqqil bihi mawazinahuma wa a'zhim bihi ujurahuma, wa alhiqhu bishalihil mu'minin, waj'alhu fi kafalati Ibrahim, wa qihi birahmatika 'adzabal jahim.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan dan tabungan bagi kedua orang tuanya, dan pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, beratkanlah timbangan amal kedua orang tuanya dengan (kematian)nya, dan perbesarlah pahala mereka. Masukkanlah dia ke dalam golongan orang-orang beriman yang shalih, jadikanlah ia dalam pengasuhan Nabi Ibrahim, dan lindungilah ia dengan rahmat-Mu dari siksa api neraka."

Penutup: Ibadah Penuh Makna

Sholat jenazah adalah manifestasi dari kepedulian, cinta, dan persaudaraan dalam Islam. Ia bukan sekadar kewajiban yang harus ditunaikan, melainkan kesempatan berharga untuk memberikan penghormatan terakhir, memanjatkan doa terbaik bagi saudara kita yang telah berpulang, sekaligus menjadi pengingat yang kuat bagi diri kita sendiri tentang hakikat kehidupan. Dengan memahami setiap rukun, bacaan, dan maknanya, semoga kita dapat melaksanakan ibadah agung ini dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan, mengharap ridha Allah SWT semata. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita dan saudara-saudara kita yang telah mendahului, serta mengumpulkan kita semua di dalam surga-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage