I. Pondasi: Peran Admedika dalam Ekosistem Premi Asuransi
Premi asuransi kesehatan merupakan inti dari jaminan perlindungan finansial. Dalam konteks Indonesia, khususnya bagi asuransi kesehatan korporat, peran pihak ketiga administrator (TPA) seperti Admedika sangatlah krusial. Admedika, sebagai penyedia layanan TPA terbesar, tidak hanya mengelola klaim dan jaringan fasilitas kesehatan, tetapi juga secara tidak langsung memengaruhi perhitungan dan keberlanjutan premi yang dibayarkan oleh perusahaan atau individu.
1.1. Definisi dan Fungsi TPA dalam Kalkulasi Premi
TPA, atau Third Party Administrator, bertindak sebagai jembatan antara perusahaan asuransi (penanggung risiko) atau perusahaan pemberi kerja (pemegang polis) dengan peserta asuransi (karyawan). Admedika tidak menanggung risiko finansial, namun perannya dalam pengelolaan data, otorisasi, dan efisiensi operasional memiliki dampak langsung pada harga premi tahunan.
- Pengumpulan Data Historis: Admedika mengumpulkan data penggunaan (utilisasi) secara mendetail—mulai dari frekuensi kunjungan, jenis penyakit, hingga biaya rata-rata per kasus. Data ini menjadi fondasi utama bagi aktuaria perusahaan asuransi untuk menetapkan premi risiko pada periode berikutnya.
- Kontrol Klaim (Cost Containment): Keberhasilan Admedika dalam mengendalikan klaim yang tidak perlu atau biaya yang terlalu tinggi (overutilization) akan menghasilkan rasio klaim yang lebih rendah. Rasio klaim yang rendah adalah indikator kesehatan finansial polis, yang pada gilirannya cenderung menghasilkan kenaikan premi (renewal rate increase) yang lebih moderat.
- Efisiensi Administrasi: Premi yang dibayarkan mencakup biaya administrasi. Efisiensi sistem Admedika, termasuk penggunaan kartu digital dan proses otorisasi yang cepat, dapat mengurangi biaya overhead administratif yang secara tidak langsung dibebankan ke dalam premi.
1.2. Struktur Premi dan Komponen Biaya Dasar
Premi asuransi kesehatan yang dikelola melalui Admedika bukanlah sekadar biaya layanan kesehatan. Ia adalah gabungan kompleks dari berbagai komponen yang disatukan menjadi satu tagihan berkala. Memahami struktur ini penting untuk negosiasi premi yang efektif.
Komponen Utama Pembentuk Premi
- Premi Risiko Murni (Pure Risk Premium): Bagian terbesar, didasarkan pada perkiraan biaya klaim yang akan terjadi. Ini dihitung berdasarkan pengalaman historis klaim dan profil risiko demografis peserta.
- Biaya Akuisisi (Acquisition Cost): Biaya pemasaran dan penjualan produk asuransi.
- Biaya Administrasi (TPA/Insurer Fee): Biaya operasional Admedika dalam melayani klaim, memelihara jaringan, dan menyediakan layanan IT.
- Biaya Kontinjensi (Margin Keuntungan): Keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan asuransi, serta cadangan untuk menutupi varians klaim yang tidak terduga.
- Pajak dan Levy: Kewajiban fiskal yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
II. Mekanisme Perhitungan Premi Admedika: Sudut Pandang Aktuaria
Penentuan besaran premi adalah proses aktuaria yang cermat dan melibatkan proyeksi statistik risiko. Ketika Admedika terlibat, data yang mereka sediakan menjadi variabel input yang paling berpengaruh dalam model aktuaria tersebut.
2.1. Formula Dasar Aktuaria dalam Konteks Admedika
Secara umum, premi per peserta (P) dapat dihitung dengan formula yang disederhanakan sebagai berikut:
$$ P = \left( \frac{K_{hist} \times (1 + I_{med}) \times U_{mod}}{N} \right) \times (1 + F_{admin} + F_{margin}) $$
- $K_{hist}$ (Total Klaim Historis): Data penggunaan klaim yang dikelola Admedika selama periode polis sebelumnya. Ini adalah input utama yang membuktikan seberapa “mahal” grup tersebut.
- $I_{med}$ (Inflasi Medis): Tingkat kenaikan biaya layanan kesehatan, baik karena kenaikan harga obat, alat, maupun jasa dokter. Admedika, melalui jaringan luasnya, memiliki data yang akurat mengenai tren inflasi medis ini.
- $U_{mod}$ (Underwriting Modifier): Faktor penyesuaian yang didasarkan pada perubahan demografi (pertambahan usia, penambahan anggota keluarga berisiko tinggi) atau perubahan kondisi pasar.
- $N$ (Jumlah Peserta): Jumlah jiwa yang ditanggung.
- $F_{admin}$ (Fee Administrasi): Meliputi biaya operasional insurer dan TPA (Admedika).
- $F_{margin}$ (Fee Margin): Cadangan risiko dan keuntungan.
Semakin akurat dan terkontrol $K_{hist}$ yang disajikan Admedika, semakin adil premi yang akan ditetapkan oleh insurer. Oleh karena itu, kemampuan Admedika dalam menyeleksi dan memverifikasi klaim adalah kunci efisiensi premi.
2.2. Dampak Variabel Demografi pada Premi Kelompok
Admedika mengadministrasikan data peserta yang sangat terperinci. Data ini dianalisis untuk menentukan profil risiko kolektif, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap premi kelompok (korporat):
- Rata-rata Usia Peserta: Semakin tinggi rata-rata usia, semakin tinggi premi. Data menunjukkan bahwa peserta di atas usia 45 tahun cenderung memiliki frekuensi dan tingkat keparahan klaim yang lebih tinggi (morbidity risk).
- Rasio Tanggungan: Jumlah tanggungan (pasangan dan anak) versus peserta utama. Tingginya rasio tanggungan dapat meningkatkan risiko, terutama jika tanggungan tersebut berada dalam kelompok usia risiko tinggi.
- Komposisi Gender: Meskipun data gender tidak boleh digunakan diskriminatif, data historis menunjukkan adanya pola klaim berbeda antara pria dan wanita, terutama terkait perawatan kehamilan dan kesehatan reproduksi.
Ketika perusahaan asuransi melakukan underwriting pada saat renewal, mereka meminta laporan demografi rinci dari TPA. Perubahan signifikan dalam demografi grup dapat memicu kenaikan premi, bahkan jika rasio klaim historis tampak stabil.
III. Premi dalam Dua Model Bisnis Asuransi (Self-Funded vs. Fully Insured)
Peran Admedika dalam perhitungan premi bervariasi drastis tergantung apakah perusahaan memilih model Asuransi Sepenuhnya (Fully Insured) atau Administrasi Layanan Saja (ASO / Self-Funded).
3.1. Premi pada Model Fully Insured (Asuransi Sepenuhnya)
Dalam model Fully Insured, perusahaan asuransi (insurer) menanggung seluruh risiko klaim. Perusahaan pemberi kerja membayar premi tetap per bulan. Dalam skema ini, premi Admedika (atau biaya TPA) telah tertanam di dalam premi total yang dibayarkan kepada insurer.
A. Komponen TPA Fee yang Terselubung
Biaya yang dibayarkan kepada Admedika oleh insurer biasanya berupa persentase tertentu dari total premi atau biaya tetap per karyawan per bulan. Biaya ini mencakup:
- Penggunaan Jaringan: Akses ke ribuan provider Admedika.
- Layanan IT dan Kartu Peserta: Infrastruktur sistem otorisasi dan klaim.
- Verifikasi Medis: Layanan dokter Admedika untuk memastikan validitas dan kewajaran biaya klaim.
Jika Admedika mampu melakukan negosiasi biaya yang baik dengan rumah sakit (fee schedule), insurer akan mendapatkan keuntungan dalam mengurangi klaim, dan keuntungan ini idealnya diterjemahkan menjadi premi yang lebih stabil saat renewal.
3.2. Premi pada Model Self-Funded (ASO - Administration Services Only)
Model ASO digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki kemampuan finansial untuk menanggung sendiri risiko klaim karyawannya. Dalam model ini, Admedika berperan sangat transparan dalam hal biaya administrasi.
A. Premi Menjadi Jelas Terpisah
Dalam ASO, perusahaan tidak membayar premi risiko kepada insurer. Sebaliknya, mereka membayar dua komponen utama:
- Biaya Administrasi (Admedika Fee): Ini adalah biaya tetap per karyawan per bulan (PMPM - Per Member Per Month) yang dibayarkan langsung kepada Admedika sebagai imbalan atas layanan TPA. Biaya ini sangat sensitif terhadap skala perusahaan dan kompleksitas layanan yang diminta.
- Dana Klaim (Pool Dana Risiko): Dana yang disiapkan oleh perusahaan untuk membayar klaim yang dikelola Admedika. Dana ini bukan premi, tetapi cadangan risiko yang dapat kembali kepada perusahaan jika tidak terpakai sepenuhnya.
Di sinilah negosiasi biaya TPA menjadi kunci. Perusahaan dapat secara langsung bernegosiasi dengan Admedika mengenai besaran PMPM, layanan yang disertakan (misalnya, laporan analitik yang lebih mendalam, layanan medical second opinion), dan efisiensi sistem.
B. Stop Loss Insurance: Memitigasi Risiko Premi Tak Terduga
Meskipun ASO menghilangkan premi risiko, perusahaan tetap membeli asuransi Stop Loss dari insurer untuk melindungi diri dari klaim bencana (klaim tunggal yang sangat besar atau total klaim yang jauh melebihi proyeksi). Premi Stop Loss ini adalah premi murni yang harus dibayar, dan besarnya dipengaruhi oleh batasan (attachment point) yang ditetapkan. Semakin tinggi risiko yang ditanggung sendiri oleh perusahaan, semakin rendah premi Stop Loss tersebut.
IV. Analisis Variabel Kritis: Tujuh Faktor Penentu Utama Premi Admedika
Selain faktor demografi dan historis, ada faktor-faktor spesifik yang diolah oleh Admedika dan sangat memengaruhi angka premi saat perpanjangan polis.
4.1. Rasio Klaim (Loss Ratio) dan Prediksi Premi
Rasio klaim adalah perbandingan antara total klaim yang dibayarkan (K) dengan total premi yang diterima (P) dalam satu periode. Ini adalah metrik terpenting dalam menentukan kenaikan premi.
Sebagian besar insurer menetapkan rasio klaim target, misalnya 75% hingga 85%. Jika rasio klaim melampaui batas ini (misalnya 100% atau 120%), perusahaan asuransi akan menderita kerugian dan akan menerapkan kenaikan premi yang agresif (biasanya 20% hingga 40%) pada tahun berikutnya. Data klaim Admedika yang disajikan harus mencakup IBNR (Incurred But Not Reported) untuk memberikan gambaran risiko yang sesungguhnya.
4.2. Inflasi Medis (Medical Inflation)
Inflasi medis di Indonesia sering kali jauh melampaui inflasi ekonomi umum. Peningkatan biaya premi sebesar 10% hingga 15% setiap tahun sering kali hanya mencerminkan penyesuaian terhadap inflasi medis ini.
- Teknologi Baru: Penggunaan alat diagnostik canggih (MRI, PET Scan) dan pengobatan target (targeted therapy) meningkatkan kualitas layanan tetapi juga biaya klaim.
- Standardisasi Tarif: Meskipun TPA bernegosiasi, adanya standardisasi tarif tertentu (misalnya Inacbgs pada BPJS) dapat memengaruhi referensi harga untuk layanan non-BPJS.
4.3. Konsumsi Manfaat (Benefit Utilization)
Admedika menyediakan laporan konsumsi yang sangat rinci. Apakah peserta hanya menggunakan fasilitas rawat jalan (biaya rendah) atau sering menggunakan rawat inap dan layanan spesialis (biaya tinggi)? Pola konsumsi ini membentuk ekspektasi risiko di masa depan.
Jika peserta sering mengunjungi fasilitas yang bukan bagian dari jaringan Admedika (klaim reimbursement), proses administrasi menjadi lebih mahal dan premi dapat disesuaikan karena TPA tidak dapat menerapkan kontrol biaya atau negosiasi harga di luar jaringan.
4.4. Desain Manfaat Polis (Benefit Design)
Polis dengan manfaat yang luas (misalnya, limit tahunan tinggi, tanpa deductible atau co-payment, cakupan gigi dan mata yang komprehensif) akan selalu memiliki premi yang jauh lebih tinggi. Setiap penambahan atau pengurangan manfaat akan langsung memengaruhi harga premi dasar.
- Co-Payment/Deductible: Penerapan biaya bersama (co-payment) atau batas biaya yang ditanggung sendiri (deductible) oleh peserta terbukti mengurangi frekuensi penggunaan layanan yang tidak perlu, yang pada akhirnya menurunkan rasio klaim dan memoderasi kenaikan premi.
- Limit Tahunan: Batas klaim yang semakin besar meningkatkan eksposur risiko insurer, sehingga premi juga meningkat.
4.5. Ukuran Kelompok (Group Size) dan Hukum Bilangan Besar
Kelompok besar (misalnya, di atas 1.000 peserta) menikmati premi yang lebih stabil karena risiko tersebar lebih luas (Hukum Bilangan Besar). Premi untuk kelompok kecil (di bawah 100 peserta) jauh lebih fluktuatif karena satu atau dua klaim besar dapat mengubah rasio klaim secara drastis.
4.6. Faktor Lingkungan Kerja (Occupational Risk)
Perusahaan dengan risiko kerja tinggi (misalnya, sektor pertambangan atau konstruksi) akan dikenakan premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan di sektor jasa keuangan atau IT. Walaupun ini terkait dengan asuransi kecelakaan kerja, risiko kesehatan yang terkait dengan lingkungan kerja juga diperhitungkan dalam premi kesehatan.
4.7. Negosiasi Tarif Admedika dengan Provider
Salah satu nilai jual utama Admedika adalah kemampuan mereka menekan biaya melalui negosiasi tarif dengan ribuan rumah sakit dan klinik. Efektivitas negosiasi ini langsung berdampak pada besaran klaim yang dibayar. Jika Admedika berhasil mendapatkan diskon 20% dari tarif umum rumah sakit, klaim riil yang dibayarkan akan turun 20%, sehingga mengurangi kebutuhan kenaikan premi.
V. Strategi Jangka Panjang untuk Optimasi dan Efisiensi Premi
Mengendalikan premi asuransi Admedika bukanlah hanya tentang negosiasi harga tahunan, tetapi tentang pengelolaan risiko kesehatan holistik dan berkelanjutan. Fokus harus beralih dari pengobatan (kuratif) ke pencegahan (preventif).
5.1. Pemanfaatan Data Analitik Admedika
Laporan yang diberikan Admedika harus digunakan lebih dari sekadar laporan akhir. Perusahaan harus meminta analisis prediktif yang mendalam untuk mengidentifikasi "pembuat klaim" (claim drivers) dan "risiko laten" (latent risks).
- Identifikasi Kondisi Kronis: Mengidentifikasi karyawan dengan penyakit kronis (diabetes, hipertensi) yang memerlukan pengelolaan rutin. Biaya manajemen kondisi kronis jauh lebih rendah daripada biaya rawat inap akibat komplikasi.
- Peringatan Dini Geografis: Jika laporan menunjukkan lonjakan klaim di lokasi tertentu, hal itu mungkin mengindikasikan masalah sanitasi lingkungan kerja atau masalah kesehatan spesifik regional.
- Pencegahan Fraud: Analisis pola klaim yang tidak wajar dapat membantu Admedika mendeteksi potensi kecurangan atau kolusi antara peserta dan provider, yang secara langsung membebani premi.
5.2. Investasi dalam Program Kesehatan Preventif
Premi akan naik jika peserta sering sakit. Solusinya adalah mengurangi tingkat morbiditas melalui program kesehatan yang didukung data Admedika.
- Medical Check-up (MCU) Strategis: Daripada MCU generik, perusahaan harus mendesain MCU berdasarkan profil risiko yang diidentifikasi dari laporan klaim. Fokus pada tes yang relevan dengan kelompok usia dan jenis pekerjaan.
- Wellness Programs: Program kesehatan, seperti gym, konseling gizi, atau manajemen stres, harus diukur dampak efisiensinya terhadap penurunan klaim rawat jalan dan rawat inap.
- Manajemen Penyakit: Admedika sering menawarkan layanan Disease Management Program (DMP). Mengikutsertakan peserta berisiko tinggi dalam DMP dapat secara signifikan mengurangi keparahan klaim mereka di masa depan.
5.3. Struktur Polis yang Responsif
Saat negosiasi renewal, perusahaan dapat mengurangi dampak kenaikan premi dengan memodifikasi struktur polis:
- Penerapan Ko-Asuransi (Co-insurance): Memindahkan sebagian kecil risiko finansial kepada peserta (misalnya, 10% dari klaim ditanggung peserta). Ini akan membuat peserta lebih sadar biaya.
- Menaikkan Deductible: Jika klaim rawat jalan terlalu tinggi, menaikkan deductible (misalnya dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000 per kunjungan) dapat mengurangi frekuensi kunjungan yang tidak mendesak.
- Tiered Network: Menerapkan jaringan berjenjang, di mana peserta mendapatkan manfaat 100% jika berobat di klinik/rumah sakit tertentu (tarif rendah yang sudah dinegosiasikan Admedika), tetapi harus menanggung co-payment lebih besar jika memilih provider di luar jenjang tersebut.
5.4. Strategi Negosiasi Premi Jangka Panjang
Negosiasi premi tidak boleh dilakukan semata-mata berdasarkan persaingan harga. Libatkan data Admedika sebagai senjata utama:
- Menantang IBNR: Mempertanyakan asumsi IBNR (klaim yang mungkin terjadi) yang digunakan insurer. TPA harus memberikan data IBNR yang konservatif dan realistis.
- Garansi Rasio Klaim: Meminta klausul dalam kontrak yang menjamin jika rasio klaim di bawah batas tertentu, sebagian premi dapat dikembalikan (profit sharing), atau kenaikan premi tahun berikutnya dibatasi (rate cap).
- Multi-Year Commitment: Menawarkan komitmen kontrak asuransi selama dua atau tiga tahun dapat memberikan stabilitas kepada insurer, yang mungkin bersedia memberikan diskon premi awal.
VI. Inovasi dan Masa Depan Premi Asuransi dengan Admedika
Industri TPA terus berevolusi, dan teknologi baru akan membentuk bagaimana premi dihitung dan dikelola di masa depan.
6.1. Pengaruh Telemedisin dan Digitalisasi Klaim
Admedika semakin mengintegrasikan layanan telemedisin. Konsultasi virtual (yang seringkali lebih murah daripada kunjungan fisik ke dokter) dapat mengurangi biaya klaim rawat jalan secara signifikan.
- Reduksi Klaim Minor: Telemedisin mengurangi klaim untuk kondisi ringan (batuk, pilek), yang dapat menghasilkan penghematan biaya klaim antara 5% hingga 10% pada beberapa segmen polis. Pengurangan biaya ini secara kumulatif akan memoderasi kenaikan premi di periode berikutnya.
- Akurasi Data: Digitalisasi penuh alur klaim (dari otorisasi hingga pembayaran) yang didukung Admedika mengurangi potensi kesalahan manusia dan mempercepat siklus pembayaran, yang mengurangi biaya bunga dan overhead.
6.2. Personalisasi Premi Berbasis Risiko (Risk-Based Pricing)
Saat ini, premi korporat umumnya didasarkan pada risiko grup. Namun, tren ke depan adalah menuju personalisasi berbasis data gaya hidup. Meskipun ini masih berkembang di Indonesia, perusahaan yang menggunakan teknologi Admedika dapat mulai mengintegrasikan data aktivitas peserta (misalnya, melalui aplikasi kesehatan) untuk memprediksi risiko individu.
- Premi Berdasarkan Gaya Hidup: Peserta yang berpartisipasi aktif dalam program kebugaran atau menunjukkan pola hidup sehat (dibuktikan oleh data) dapat dikenakan premi yang lebih rendah atau mendapatkan insentif, sementara kelompok berisiko tinggi mungkin dikenakan premi yang sedikit lebih tinggi atau didorong untuk menjalani program kesehatan khusus.
6.3. Manajemen Biaya Obat Khusus (High Cost Drugs)
Obat-obatan biologis dan terapi kanker baru sangat mahal dan menjadi pendorong utama kenaikan klaim. Admedika, melalui kemitraan farmasi dan program manajemen obat (DMP), berupaya mengendalikan biaya ini. Keberhasilan dalam negosiasi harga obat khusus ini akan langsung mengurangi klaim terbesar dan melindungi premi dari lonjakan yang ekstrem.
VII. Studi Kasus dan Detail Teknis Premi (Deep Dive)
Untuk mencapai pemahaman penuh tentang premi asuransi Admedika, perlu dilakukan simulasi dan tinjauan terhadap kondisi spesifik yang sering dihadapi perusahaan.
7.1. Simulasi Dampak Kenaikan Premi (Renewal Scenario)
Misalkan sebuah perusahaan memiliki 500 peserta dengan premi total $1.000.000 per tahun. Insurer menggunakan data klaim yang disajikan Admedika untuk menghitung renewal.
Skenario 1: Rasio Klaim Ideal (80%)
Total Klaim Historis: $800.000. Inflasi Medis (I): 10%. Biaya Administrasi (F_admin): 15%.
Klaim Proyeksi (setelah I): $800.000 \times 1.10 = \$880.000$
Premi Risiko Murni Baru: $880.000$
Premi Total Baru: $\frac{880.000}{(1 - 0.15)} \approx \$1.035.000$
Kenaikan Premi: $\approx 3.5\%$ (Kenaikan yang sangat moderat, hampir hanya menutupi inflasi dan biaya administrasi tetap). Ini adalah target yang ideal, dicapai melalui kontrol klaim yang ketat oleh Admedika.
Skenario 2: Rasio Klaim Tinggi (120%)
Total Klaim Historis: $1.200.000$. Inflasi Medis (I): 10%. Biaya Administrasi (F_admin): 15%.
Klaim Proyeksi (setelah I): $1.200.000 \times 1.10 = \$1.320.000$
Premi Risiko Murni Baru: $1.320.000$
Premi Total Baru: $\frac{1.320.000}{(1 - 0.15)} \approx \$1.553.000$
Kenaikan Premi: $\approx 55.3\%$ (Kenaikan yang sangat besar, mengharuskan negosiasi ulang manfaat atau segera beralih ke model ASO). Kenaikan ini disebabkan karena premi tahun lalu tidak mampu menutupi klaim, dan insurer harus menutupi defisit (loss carry forward).
7.2. Perbedaan Premi Antara Rawat Inap dan Rawat Jalan
Meskipun premi adalah satu angka tunggal, actuaria menghitungnya berdasarkan alokasi risiko. Data klaim Admedika memisahkan biaya klaim Rawat Inap (RI) dan Rawat Jalan (RJ).
- Premi RI: Lebih besar porsinya, karena potensi biaya klaim sangat tinggi (klaim katastropik). Premi RI sangat sensitif terhadap diagnosis berbiaya tinggi (kanker, jantung, ICU).
- Premi RJ: Lebih stabil, sensitif terhadap frekuensi kunjungan dokter umum dan obat-obatan rutin. Jika perusahaan mengadopsi co-payment untuk RJ, premi RJ dapat ditekan secara efektif.
7.3. Kepatuhan dan Audit Klaim Admedika
Perusahaan yang ingin memastikan premi mereka wajar harus memahami bagaimana Admedika mengaudit klaim. Kepatuhan TPA terhadap regulasi dan kontrak sangat penting:
Admedika harus memastikan bahwa setiap klaim yang dibayarkan sah sesuai dengan ketentuan polis. Ini mencakup verifikasi:
- Kesesuaian Medis (Medical Necessity): Apakah tindakan yang dilakukan secara medis diperlukan? Admedika memiliki tim dokter yang menilai otorisasi pra-rawat inap.
- Kewajaran Biaya (Reasonable and Customary): Apakah biaya yang dikenakan provider sesuai dengan tarif yang telah dinegosiasikan atau tarif pasar wajar? Jika Admedika gagal mengontrol tarif provider, premi akan melonjak.
Audit yang ketat oleh Admedika menghasilkan rasio klaim murni yang lebih rendah, yang merupakan kontribusi terbesar TPA terhadap stabilitas premi.
7.4. Premi Asuransi Rawat Gigi dan Kacamata
Premi untuk manfaat non-kesehatan utama (gigi, kacamata) sering kali dihitung berdasarkan pendekatan budgeting sederhana karena klaimnya bersifat frekuentif dan terprediksi.
Premi manfaat gigi dihitung berdasarkan perkiraan biaya rata-rata per peserta untuk pemeriksaan rutin dan prosedur minor, ditambah biaya administrasi Admedika. Karena sifatnya yang tidak katastropik, kalkulasi premi untuk manfaat ini cenderung lebih stabil, tetapi setiap kenaikan kecil dalam premi ini bersifat pasti dan akumulatif.
7.5. Fleksibilitas Premi dengan Flexi-Benefit
Banyak perusahaan kini menawarkan sistem Flexi-Benefit yang dikelola oleh Admedika. Dalam sistem ini, meskipun perusahaan membayar premi dasar yang sama, Admedika memungkinkan peserta untuk mengalokasikan "poin" premi mereka ke manfaat tambahan (misalnya, menambah limit rawat jalan atau membeli asuransi jiwa). Ini memungkinkan manajemen risiko yang lebih personal tanpa meningkatkan total premi risiko grup secara eksesif, karena biaya yang ditanggung di luar premi dasar dikelola dalam sistem alokasi benefit.
Kesimpulannya, premi asuransi yang dikelola Admedika adalah hasil dari interaksi dinamis antara data klaim yang mereka olah, efisiensi operasional, dan keputusan aktuaria insurer. Perusahaan yang sukses dalam mengelola biaya asuransi adalah mereka yang memahami laporan Admedika bukan hanya sebagai catatan historis, tetapi sebagai alat prediksi dan optimasi risiko kesehatan di masa depan.