Pendahuluan: Filosofi Peraturan Lari
Peraturan lari dalam dunia atletik merupakan kerangka kerja yang fundamental, dirancang untuk memastikan keadilan, kesetaraan, dan integritas kompetisi. Peraturan ini diatur secara ketat oleh badan olahraga internasional, yang menetapkan standar teknis mulai dari spesifikasi lintasan hingga prosedur start dan penentuan diskualifikasi. Pemahaman mendalam terhadap peraturan lari tidak hanya krusial bagi atlet dan pelatih, tetapi juga bagi ofisial dan penyelenggara acara untuk menjamin bahwa setiap perlombaan dijalankan dalam kondisi yang seragam di seluruh dunia.
Regulasi ini mencakup berbagai disiplin, mulai dari lari jarak pendek yang menuntut akurasi milidetik dan kepatuhan terhadap jalur, hingga lari jarak jauh seperti maraton yang melibatkan tantangan fisik dan logistik yang berbeda di jalan raya. Setiap jenis perlombaan memiliki serangkaian aturan spesifik yang harus ditaati untuk menjaga validitas hasil dan melindungi keselamatan para peserta. Pelanggaran sekecil apa pun dapat mengakibatkan diskualifikasi (DQ) yang berdampak besar pada karier atlet.
Prinsip utama di balik peraturan lari adalah menciptakan lapangan bermain yang setara. Hal ini dicapai melalui standarisasi peralatan (seperti balok start dan tongkat estafet), pengukuran lintasan yang sangat presisi, dan penetapan prosedur yang tidak ambigu untuk memulai dan mengakhiri perlombaan. Artikel ini akan mengupas tuntas peraturan lari dari perspektif teknis, prosedur start, pelanggaran jalur, dan aspek-aspek spesifik dalam lari gawang, estafet, serta lari jalan raya.
I. Ketentuan Umum Lintasan dan Peralatan Lari
Standar Teknis Lintasan Lari
Lintasan lari standar internasional (400 meter) harus memenuhi spesifikasi geometris yang sangat ketat. Peraturan lari menetapkan bahwa lintasan harus terdiri dari dua garis lurus paralel dan dua tikungan dengan radius yang identik. Pengukuran lintasan dilakukan 30 cm dari tepi dalam, kecuali pada tikungan dekat garis pembatas, di mana pengukuran dilakukan 20 cm dari tepi. Kesalahan pengukuran harus seminimal mungkin, dan akreditasi lintasan adalah proses wajib untuk kompetisi tingkat tinggi.
Jalur Lari (Lanes)
Jumlah jalur standar adalah 8 atau 9, masing-masing dengan lebar minimum 1,22 meter dan maksimum 1,25 meter, dibatasi oleh garis putih setebal 5 cm. Dalam lari jarak pendek dan lari gawang, atlet harus tetap berada di jalur mereka. Pelanggaran jalur (misalnya, menginjak atau melewati garis pembatas) tanpa alasan yang sah dan tanpa mendapatkan keuntungan adalah subjek untuk diskualifikasi. Jika seorang atlet terdorong keluar jalur oleh orang lain, ofisial akan menentukan apakah ada keuntungan material yang diperoleh atau kerugian yang diderita.
Peraturan Balok Start dan Aba-aba
Balok start wajib digunakan dalam semua perlombaan hingga 400 meter (termasuk 4x100m dan 4x400m di putaran pertama). Spesifikasi balok start diatur secara ketat: harus kokoh, tidak boleh memberikan bantuan yang tidak adil (seperti pegas), dan harus terpasang dengan kuat ke lintasan. Penggunaan tangan untuk menopang di garis start tidak diperbolehkan jika balok start digunakan.
Alt: Ilustrasi pelari siap di balok start, menunjukkan posisi kaki dan tangan yang harus berada di belakang garis.
Prosedur Start dan Aba-aba (Sprint)
Dalam lari jarak pendek (hingga 400m), start dilakukan dalam posisi berjongkok menggunakan tiga aba-aba wajib:
- ‘On Your Marks’ (Bersedia): Atlet maju ke balok start. Tangan dan lutut harus menyentuh tanah di belakang garis start. Kaki harus bersentuhan dengan balok.
- ‘Set’ (Siap): Atlet mengangkat pinggul ke atas, mempertahankan kontak lutut dan kaki. Posisi ini harus dipertahankan secara stabil.
- Tembakan Starter: Setelah atlet stabil dalam posisi ‘Set’, pistol ditembakkan atau alat start elektronik diaktifkan.
Peraturan Start Jarak Menengah dan Jauh
Untuk lari yang lebih dari 400 meter, start dilakukan dalam posisi berdiri. Atlet harus berada di belakang garis start. Jika lintasan melengkung (seperti start 800m), atlet akan diposisikan di jalur mereka hingga titik masuk jalur pertama. Tidak ada aba-aba ‘Set’ yang digunakan; starter hanya menggunakan ‘On Your Marks’ dan kemudian menembakkan pistol.
II. Peraturan Spesifik Disiplin Lari Lintasan
Lari Jarak Pendek (100m, 200m, 400m)
Dalam lari jarak pendek, integritas jalur adalah peraturan lari paling krusial. Atlet wajib berlari di jalur yang ditetapkan dari start hingga finish. Menginjak garis batas dalam (garis di sebelah kiri) dianggap sebagai pelanggaran jika atlet mendapatkan keuntungan terukur atau jika hal itu mengganggu pelari lain. Keluar sepenuhnya dari jalur yang dialokasikan, bahkan tanpa mendapatkan keuntungan, seringkali mengakibatkan diskualifikasi otomatis. Jika lintasan lari basah atau kondisi sulit, ofisial harus mempertimbangkan faktor-faktor ini, namun standar kepatuhan tetap tinggi.
Penentuan pemenang didasarkan pada saat torso (tubuh, tidak termasuk kepala, leher, lengan, atau kaki) melewati bidang vertikal tepi terdekat garis finish. Penggunaan sistem foto-finish elektronik adalah wajib untuk semua kompetisi besar untuk memastikan akurasi waktu yang mencapai seperseribu detik.
Lari Jarak Menengah (800m, 1500m)
Peraturan lari untuk jarak menengah melibatkan perpaduan antara start jalur dan lari bebas (staggered start). Dalam 800 meter, atlet harus memulai di jalur terpisah. Setelah 100-110 meter pertama (ditandai dengan kerucut atau garis putih), atlet diizinkan untuk memotong dan memasuki jalur terdalam (Jalur 1). Perlu diperhatikan bahwa pemotongan jalur harus dilakukan tanpa menghalangi atau mendorong pelari lain. Tindakan menghalangi secara sengaja atau berbahaya akan segera didiskualifikasi.
Pada 1500 meter, semua pelari biasanya memulai dari garis start melengkung tanpa pembagian jalur (waterfall start). Dalam start jenis ini, ofisial memantau ketat untuk mencegah atlet berlari di jalur yang terlalu dekat dengan garis batas dalam sebelum jalur menjadi jelas, karena ini bisa memberikan keuntungan kecil pada putaran awal.
Lari Jarak Jauh (5000m, 10000m)
Dalam lari jarak jauh di lintasan, peraturan lari lebih longgar dalam hal posisi lari, namun integritas lintasan tetap harus dijaga. Pelari harus tetap berada di lintasan dan tidak boleh meninggalkan lintasan untuk menerima bantuan eksternal, atau dengan sengaja memotong tikungan (misalnya, berlari di bagian rumput) untuk mendapatkan keuntungan jarak.
Terkadang dalam lari jarak jauh, ada tumpang tindih (lapping) di mana pelari yang cepat menyusul pelari yang lebih lambat. Pelari yang disusul tidak boleh dengan sengaja menghalangi pelari yang menyusul. Kedua belah pihak memiliki tanggung jawab untuk menjaga jarak yang aman, tetapi pelari yang lebih lambat tidak boleh mengubah kecepatan atau jalur secara mendadak untuk menghambat kompetitor.
III. Peraturan Lari Gawang (Hurdles) dan Lari Rintangan (Steeplechase)
Peraturan Spesifik Lari Gawang (100m/110m, 400m)
Lari gawang menuntut kepatuhan yang sangat spesifik terhadap peraturan lari yang berkaitan dengan cara rintangan diatasi. Tujuan utama perlombaan adalah kecepatan, bukan teknik melompati rintangan. Namun, ada aturan yang mengatur tindakan yang tidak sah saat melompati gawang:
- Melewati Samping: Atlet harus melompati rintangan (gawang) dan tidak boleh dengan sengaja melewatinya di samping.
- Menyeret Kaki: Kaki yang melayang harus melewati bagian atas gawang. Jika kaki atau kaki yang ditarik (trail leg) melewati bawah ketinggian palang gawang, ini dianggap pelanggaran dan akan didiskualifikasi.
- Menjatuhkan Gawang: Menjatuhkan gawang tidak secara otomatis mendiskualifikasi pelari, asalkan hal tersebut terjadi akibat proses melompati yang normal. Namun, menjatuhkan gawang dengan sengaja (misalnya, menggunakan tangan) dilarang.
- Perubahan Jalur: Sama seperti sprint biasa, pelari gawang harus tetap berada di jalur yang dialokasikan sepanjang perlombaan.
Peraturan Lari Rintangan (Steeplechase - 3000m)
Lari rintangan adalah disiplin yang unik yang menggabungkan lari jarak menengah dengan melompati rintangan permanen dan rintangan air. Perlombaan 3000m rintangan melibatkan 28 rintangan biasa dan 7 rintangan air.
Alt: Ilustrasi pelari melompati gawang, menunjukkan kaki depan dan kaki tarik yang harus melewati palang atas.
Aturan Rintangan Spesifik
Tidak seperti lari gawang yang rintangannya bisa jatuh, rintangan steeplechase terpasang kuat. Atlet diizinkan untuk menginjak bagian atas rintangan permanen (termasuk rintangan air) atau menaruh tangan di atasnya untuk menyeimbangkan diri. Namun, atlet harus melewati rintangan di atas, bukan di samping.
Rintangan Air: Rintangan ini diikuti oleh kolam air. Peraturan lari menyatakan bahwa atlet harus melakukan lompatan dan pendaratan. Jika seorang atlet gagal melakukan lompatan dengan benar, atau dengan sengaja melewati rintangan air di bagian kering (jika memungkinkan), dapat dikenakan diskualifikasi.
IV. Peraturan Kunci Lari Estafet (Relays)
Lari estafet (4x100m, 4x400m) adalah perlombaan tim di mana kepatuhan terhadap peraturan serah terima tongkat adalah mutlak. Peraturan lari estafet bertujuan untuk memastikan bahwa tongkat tersebut dibawa secara legal di sepanjang seluruh jarak.
Spesifikasi Tongkat Estafet
Tongkat estafet harus terbuat dari bahan yang halus, berbentuk tabung, dan berongga. Beratnya harus minimal 50 gram dan panjangnya antara 28 cm hingga 30 cm. Jika tongkat hilang atau terjatuh, hanya atlet yang menjatuhkannya yang diizinkan untuk mengambilnya. Jika dalam proses mengambil tongkat, atlet tersebut keluar dari jalurnya, ia harus kembali ke titik jatuhnya tongkat dan melanjutkan lari tanpa mendapatkan keuntungan dari pemotongan jarak atau menghalangi lawan.
Zona Pertukaran (Exchange Zone)
Zona pertukaran adalah area yang paling kritis. Peraturan lari estafet menetapkan bahwa serah terima tongkat harus terjadi sepenuhnya dalam zona pertukaran, yang panjangnya 20 meter. Dalam lari 4x100m, ada zona percepatan (acceleration zone) sepanjang 10 meter sebelum zona pertukaran, di mana atlet yang akan menerima tongkat diizinkan untuk mulai berlari.
Alt: Ilustrasi serah terima tongkat estafet, menekankan tongkat harus berada dalam batas zona pertukaran saat kontak tangan terakhir.
Pelanggaran Utama Estafet
Pelanggaran paling umum yang menyebabkan diskualifikasi dalam estafet meliputi:
- Pertukaran di Luar Zona: Jika tongkat tidak berada di tangan atlet yang menerima saat atlet yang menyerahkan melepaskannya, dan ini terjadi di luar batas 20 meter yang ditentukan. Titik pelepasan dan penerimaan harus berada di dalam zona.
- Gangguan: Atlet estafet yang telah menyelesaikan lari mereka harus segera keluar dari lintasan agar tidak menghalangi pelari lain.
- Perubahan Urutan Lari: Urutan pelari yang didaftarkan harus dipatuhi. Perubahan urutan setelah kompetisi dimulai (kecuali karena alasan medis yang diverifikasi) akan mengakibatkan DQ.
- Tongkat Hilang: Jika tongkat jatuh dan atlet yang mengambilnya mengganggu pelari di jalur lain secara material.
Dalam 4x400m, biasanya hanya pelari pertama yang harus berlari di jalurnya. Pelari kedua akan tetap di jalurnya hingga memasuki jalur bebas (saat melintasi garis pemisah pertama). Pelari ketiga dan keempat akan memulai lari berdasarkan posisi lari mereka yang ditentukan oleh ofisial di awal putaran.
Pasal Pengaturan Jalur di Estafet Jarak Jauh
Dalam estafet 4x400m dan lebih jauh, pelari yang menunggu di zona berikutnya akan diatur posisinya oleh ofisial di lintasan. Penempatan atlet di zona pertukaran selanjutnya didasarkan pada urutan lari mereka saat masuk ke zona tersebut. Hal ini mencegah kekacauan saat transisi dari lari jalur terpisah ke lari bebas jalur.
V. Peraturan Lari Jalan Raya (Road Running) dan Lintas Alam (Cross Country)
Peraturan lari di luar lintasan membutuhkan adaptasi karena variabel lingkungan yang jauh lebih besar (kondisi cuaca, medan, penonton, lalu lintas).
Lari Jalan Raya (Maraton, Half Marathon)
Integritas jarak adalah hal terpenting dalam lari jalan raya. Semua jalur maraton harus diukur secara akurat menggunakan metode Jones (metode kalibrasi sepeda) dan harus memiliki sertifikasi yang valid. Jarak yang ditempuh harus sesuai dengan standar resmi (Maraton: 42.195 km).
Aturan Hidrasi dan Bantuan Pacing
Dalam lari jarak jauh, hidrasi dan nutrisi diperbolehkan. Stasiun minuman harus disediakan di interval yang diatur secara resmi. Namun, peraturan lari sangat ketat mengenai bantuan pacing:
- Pacer Tidak Resmi: Atlet dilarang menggunakan pacer (pelari yang bukan peserta resmi) yang masuk ke lintasan untuk membantu kecepatan.
- Pengambilan Minuman Pribadi: Atlet dapat mengambil minuman pribadi yang ditempatkan di meja yang ditentukan oleh ofisial. Pengambilan minuman harus dilakukan dengan cara yang tidak menghalangi atlet lain.
- Keluar Lintasan: Jika atlet harus meninggalkan lintasan (misalnya, untuk keperluan toilet), mereka harus melakukannya tanpa mengambil keuntungan material dalam hal jarak atau posisi, dan harus kembali ke titik di mana mereka meninggalkan lintasan.
Peraturan Lari Lintas Alam (Cross Country)
Lari lintas alam diadakan di medan alami (lapangan, hutan, bukit). Meskipun medannya tidak seragam, peraturan lari tetap menuntut integritas kursus. Kursus harus ditandai dengan jelas menggunakan pita, bendera, atau penanda lainnya.
Atlet wajib mengikuti jalur yang ditandai. Jika atlet sengaja menyimpang dari jalur untuk memotong jarak, mereka akan didiskualifikasi. Dalam kondisi lumpur atau medan yang sulit, ofisial harus memastikan bahwa jalur yang ditandai menawarkan kondisi yang adil bagi semua peserta.
Peraturan tim dalam Lintas Alam juga krusial: skor tim ditentukan oleh posisi finish dari sejumlah atlet terbaik yang ditentukan sebelumnya (misalnya, empat atau enam pelari teratas). Jika seorang atlet gagal menyelesaikan perlombaan atau didiskualifikasi, skornya tidak akan dihitung, yang dapat mempengaruhi total skor tim secara signifikan.
VI. Dasar-Dasar Diskualifikasi (DQ) dan Prosedur Keputusan Ofisial
Pelanggaran Umum yang Menyebabkan Diskualifikasi
Diskualifikasi adalah sanksi tertinggi dalam peraturan lari dan diterapkan ketika terjadi pelanggaran serius terhadap aturan kompetisi. Beberapa alasan DQ yang sering ditemui di berbagai disiplin meliputi:
- Doping: Penggunaan zat terlarang (diatur oleh WADA, dan diterapkan oleh federasi atletik) adalah alasan DQ paling serius dan berkonsekuensi jangka panjang.
- Gagal Mengatasi Hambatan: Dalam gawang atau rintangan, melangkahi atau melewati rintangan bukan dari atas.
- Tindakan Tidak Olahraga (Unsportsmanlike Conduct): Termasuk mendorong, menarik, menghalangi, atau mengganggu atlet lain secara sengaja untuk mendapatkan keuntungan atau menyebabkan kerugian.
- Pelanggaran Jalur Berulang: Dalam lari jarak pendek, menginjak garis atau keluar jalur (atau dalam estafet, melakukan pertukaran di luar zona).
- Menerima Bantuan Eksternal: Penggunaan perangkat elektronik terlarang atau bantuan pacing oleh orang luar.
Kekuasaan dan Prosedur Ofisial
Peraturan lari memberikan kekuasaan besar kepada ofisial (wasit, starter, marshal, juri) untuk menegakkan aturan. Starter memiliki keputusan akhir mengenai *false start*. Wasit atau Juri memiliki kekuasaan untuk mendiskualifikasi seorang atlet berdasarkan laporan ofisial lintasan atau pengamatan langsung.
Integritas Perlombaan dan Kode Etik
Peraturan lari juga mencakup kode etik yang lebih luas. Atlet diharapkan untuk menunjukkan perilaku yang sportif dan menghormati keputusan ofisial. Kegagalan untuk mematuhi perintah ofisial, atau perilaku yang merusak citra olahraga, juga dapat menjadi dasar untuk sanksi, bahkan jika tidak ada pelanggaran teknis lari yang terjadi.
VII. Detail Teknis Perlombaan Lanjutan
Pengaturan Putaran dan Kualifikasi
Dalam kompetisi besar, perlombaan lari jarang diselesaikan dalam satu babak (final). Peraturan lari mengatur prosedur untuk babak penyisihan, semi-final, dan final. Penempatan jalur (lane drawing) harus dilakukan secara adil, seringkali menggunakan sistem di mana jalur tengah (4, 5, 6) dialokasikan untuk atlet dengan performa kualifikasi terbaik.
Prinsip umum kualifikasi adalah kombinasi antara penempatan (misalnya, 2 teratas di setiap babak) dan waktu (misalnya, 4 waktu tercepat yang tersisa). Hal ini memastikan keseimbangan antara hasil langsung dan performa aktual yang dicapai di babak sebelumnya.
Aturan Mengenai Peralatan dan Pakaian
Pakaian atlet harus bersih, dirancang untuk tidak ofensif, dan tidak boleh membantu pelari secara material. Sepatu lari (spikes) harus mematuhi regulasi ketebalan sol dan panjang paku yang ketat. Penggunaan teknologi sepatu lari yang dirancang untuk memberikan ‘keuntungan teknis’ yang tidak wajar menjadi area yang semakin ketat diatur oleh badan pengatur. Jika sepatu dianggap melanggar batas ketebalan sol, atlet berisiko didiskualifikasi.
Peraturan lari melarang atlet mengenakan pakaian yang dapat menghalangi pandangan ofisial terhadap nomor dada (bib numbers). Nomor dada harus dikenakan di dada dan punggung.
Faktor Angin (Wind Assistance)
Untuk lari jarak pendek (100m, 200m) dan lari gawang (100m/110m), kecepatan angin harus diukur dan dicatat. Jika kecepatan angin melebihi +2.0 meter per detik (menguntungkan), catatan waktu yang dihasilkan tidak dapat diakui sebagai rekor. Aturan ini sangat penting untuk memastikan keabsahan rekor dunia atau rekor kontinental, menjamin bahwa rekor tersebut dicapai dalam kondisi yang relatif netral tanpa bantuan angin berlebihan.
VIII. Penerapan dan Interpretasi Aturan dalam Kasus Khusus
Kompleksitas Pelanggaran Jalur di Tikungan
Salah satu area yang paling sering menimbulkan perdebatan dalam peraturan lari adalah pelanggaran jalur, terutama di tikungan 200m dan 400m. Peraturan mengizinkan kontak kaki dengan garis jalur asalkan atlet tidak melangkah sepenuhnya ke jalur sebelah. Pelanggaran terjadi jika:
1. Atlet mendapatkan keuntungan terukur dengan memotong tikungan (memendekkan jarak lari). Para ofisial di tikungan harus berada di posisi yang tepat untuk menentukan apakah langkah tersebut memberikan keuntungan.
2. Pelanggaran tersebut mengganggu pelari di jalur sebelah, memaksa mereka untuk mengubah langkah atau ritme. Gangguan ini, meskipun tidak memendekkan jarak, dianggap sebagai tindakan tidak sportif.
Dalam interpretasi modern, ofisial sangat mengandalkan rekaman video dan perangkat pendeteksi tekanan yang ditanam di garis batas untuk menentukan apakah terjadi pelanggaran yang harus berujung pada DQ. Prinsip ‘tidak ada keuntungan’ (No Material Advantage) adalah pedoman, tetapi dalam lari jalur terpisah, standar kepatuhan sangat tinggi.
Detail Teknis 'On Your Marks' dan 'Set'
Peraturan lari sangat merinci apa yang dimaksud dengan posisi ‘Set’ yang stabil. Atlet harus mencapai posisi stabil dan menahan gerakan apa pun sebelum pistol ditembakkan. Jika starter melihat gerakan yang jelas (misalnya, goyangan pinggul ke depan atau kaki yang bergeser), itu dapat dianggap sebagai upaya *false start* atau penundaan yang disengaja.
Untuk perlombaan yang lebih dari 400m, posisi ‘On Your Marks’ memerlukan atlet untuk berada di belakang garis start. Jika atlet maju dan menyentuh garis, mereka harus mundur. Starter biasanya memberikan satu peringatan kepada lapangan sebelum menerapkan diskualifikasi individu jika ada pelanggaran start berulang-ulang dalam sesi yang sama.
Peraturan Lari Saat Kondisi Cuaca Ekstrem
Kondisi cuaca ekstrem (panas menyengat, hujan lebat, atau suhu dingin) menuntut adaptasi pada peraturan lari, terutama dalam lari jarak jauh. Ofisial dan penyelenggara memiliki hak untuk menunda, mempersingkat jarak, atau bahkan membatalkan perlombaan demi keselamatan atlet. Dalam maraton, ini melibatkan penambahan stasiun pendingin dan hidrasi, serta potensi perubahan jadwal start. Keputusan ini biasanya harus disetujui oleh Komite Teknis dan Delegasi Medis perlombaan.
Jika terjadi petir atau badai, semua atlet harus ditarik dari lintasan segera. Keamanan selalu didahulukan di atas integritas kompetisi, dan protokol darurat adalah bagian integral dari peraturan lari yang lebih luas.
Intervensi Ofisial dan Kekuatan Diskresi
Juri kepala dalam sebuah kompetisi memiliki kekuasaan diskresi yang signifikan, terutama dalam insiden yang melibatkan kontak fisik antar atlet. Jika dua pelari bertabrakan, ofisial harus menentukan apakah tabrakan tersebut disengaja, tidak disengaja, atau disebabkan oleh kelalaian salah satu pihak.
Jika tabrakan terjadi tanpa disengaja dan mengakibatkan salah satu atlet dirugikan secara material, ofisial mungkin memerintahkan perlombaan diulang (jarang terjadi), atau memajukan atlet yang dirugikan ke babak berikutnya, meskipun atlet tersebut tidak memenuhi kualifikasi waktu atau posisi. Interpretasi ini menuntut integritas dan pengalaman tinggi dari para ofisial.
Prosedur Penentuan Finish yang Rumit
Meskipun teknologi foto-finish meminimalkan kesalahan, penentuan finish terkadang rumit, terutama jika torso pelari menutupi nomor bib saat melewati garis. Foto-finish harus secara jelas menunjukkan bagian torso mana yang mencapai bidang vertikal garis finish terlebih dahulu. Jika hasilnya terlalu dekat untuk dipastikan bahkan dengan foto-finish resolusi tinggi, hasil tersebut mungkin dicatat sebagai ‘seri’ untuk posisi yang dipermasalahkan, meskipun hal ini jarang terjadi dalam perlombaan modern yang menggunakan sistem kamera kecepatan tinggi.
Peraturan lari juga mencakup ketentuan mengenai penentuan urutan finish untuk atlet yang melompat atau menyelam melewati garis finish. Selama torso adalah bagian tubuh yang pertama melewati garis finish, teknik tersebut diperbolehkan, asalkan tidak melanggar aturan lain (misalnya, jatuh dan menyebabkan gangguan). Kaki yang terangkat atau tangan yang diulurkan tidak dihitung sebagai penentu finish.
Penerapan Aturan Lari Jarak Jauh di Lintasan
Dalam lari jarak jauh (5000m, 10000m), ofisial putaran sangat penting. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pelari mengetahui jumlah putaran yang tersisa. Sistem putaran otomatis (lap counting systems) yang terhubung dengan chip yang dikenakan atlet wajib digunakan, tetapi ofisial tetap harus memberikan sinyal visual dan auditori (seperti bel) pada putaran terakhir. Kegagalan atlet untuk lari satu putaran penuh akan mengakibatkan diskualifikasi total dari perlombaan.
Dalam kondisi padat di lintasan, peraturan lari mengizinkan pelari yang ingin menyusul (overtake) untuk menggunakan ruang di luar jalur terdalam, tetapi pelari yang disusul tidak boleh bergerak ke luar untuk menghalangi proses penyusulan tersebut. Setiap gerakan agresif atau menghalangi (blocking) secara sengaja dianggap sebagai pelanggaran integritas kompetisi.