Panduan Lengkap Niat Sholat Witir 1 Rakaat Sendiri di Rumah

Ilustrasi Sholat Witir di Rumah Seseorang melaksanakan sholat di atas sajadah di dalam rumah pada malam hari dengan latar belakang langit malam dan bulan sabit. Sholat Witir

Sholat Witir sebagai penutup ibadah malam yang menenangkan.

Sholat Witir adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia memiliki kedudukan istimewa sebagai penutup rangkaian sholat malam, penyempurna ibadah, dan amalan yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Melaksanakannya di rumah, dalam kesendirian dan keheningan malam, memberikan kesempatan untuk berdialog lebih khusyuk dengan Sang Pencipta. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai niat sholat witir 1 rakaat saat dikerjakan sendiri di rumah, beserta tata cara, keutamaan, dan berbagai aspek penting lainnya.

Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Witir

Kata "Witir" secara bahasa berarti ganjil. Dinamakan demikian karena jumlah rakaatnya selalu ganjil, mulai dari satu rakaat, tiga, lima, tujuh, hingga sebelas rakaat. Keistimewaan bilangan ganjil ini sejalan dengan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Sesungguhnya Allah itu Witir (Maha Ganjil) dan Dia mencintai yang ganjil." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan betapa sholat Witir selaras dengan sifat Allah dan menjadi salah satu amalan yang dicintai-Nya. Sholat ini bukan sekadar sholat sunnah biasa, melainkan sebuah penegasan tauhid dan pengakuan atas keesaan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya, baik saat sedang bepergian (safar) maupun saat menetap (muqim). Ini menunjukkan betapa kuatnya anjuran untuk menjaga amalan ini.

Melaksanakan sholat Witir menjadi penanda berakhirnya ibadah sunnah di malam hari. Ia layaknya sebuah stempel atau segel yang mengunci semua amalan malam kita, mulai dari sholat tahajud, membaca Al-Qur'an, hingga berdzikir. Dengan menutup malam melalui sholat Witir, seorang hamba berharap seluruh amalannya diterima dan hari esok disambut dengan keberkahan dan lindungan dari Allah.

Niat Sholat Witir 1 Rakaat Sendiri di Rumah

Niat adalah rukun sholat yang paling fundamental. Ia adalah kehendak hati untuk melakukan suatu ibadah yang ditujukan semata-mata karena Allah. Meskipun niat utamanya berada di dalam hati, melafalkannya (talaffuzh) dengan lisan dapat membantu memantapkan hati dan konsentrasi. Berikut adalah lafal niat sholat witir 1 rakaat yang dikerjakan sendiri (munfarid).

أُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُنْفَرِدًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal witri rak'atan munfaridan lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir satu rakaat karena Allah ta'ala."

Niat ini diucapkan di dalam hati bersamaan dengan gerakan takbiratul ihram (mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan "Allahu Akbar"). Yang terpenting adalah kesadaran penuh dalam hati bahwa kita sedang melaksanakan sholat sunnah Witir sebanyak satu rakaat, sendirian, dan ikhlas karena Allah. Lafal di atas hanyalah alat bantu untuk menguatkan niat di dalam hati.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Witir 1 Rakaat Secara Rinci

Melaksanakan sholat witir satu rakaat sangatlah mudah dan singkat, namun tetap harus dilakukan dengan tuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa) agar ibadah menjadi berkualitas. Berikut adalah panduan langkah demi langkahnya:

  1. Berdiri Menghadap Kiblat dan Membaca Niat
    Posisikan diri Anda berdiri tegak menghadap kiblat. Tenangkan hati dan pikiran, fokuskan niat semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Hadirkan niat di dalam hati seperti yang telah dijelaskan di atas.
  2. Takbiratul Ihram
    Angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar" (اللهُ أَكْبَرُ). Saat mengucapkan takbir inilah niat di dalam hati harus sudah mantap. Setelah itu, sedekapkan tangan di antara dada dan pusar.
  3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
    Setelah takbir, disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah, salah satu yang paling umum adalah:

    اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا...

    Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi kathīrā, wa subhānallāhi bukratan wa aṣīlā...

    Membaca doa iftitah hukumnya sunnah, jika tidak membacanya pun sholat tetap sah.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah
    Membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca pada setiap rakaat. Bacalah dengan tartil, jelas makhraj hurufnya, dan resapi setiap ayatnya.
  5. Membaca Surat Pendek dari Al-Qur'an
    Setelah selesai membaca Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Dalam sholat Witir, sangat dianjurkan untuk membaca surat-surat yang menegaskan keesaan Allah. Pilihan yang paling utama untuk satu rakaat witir adalah Surat Al-Ikhlas. Namun, Anda juga boleh membaca surat lain seperti Al-Falaq, An-Nas, atau surat pendek lainnya yang Anda hafal.
  6. Ruku' dengan Tuma'ninah
    Angkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar", kemudian membungkuk untuk ruku'. Posisikan punggung lurus sejajar dengan kepala, dan letakkan kedua telapak tangan di atas lutut. Saat ruku', bacalah tasbih minimal tiga kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

    Subhāna rabbiyal 'azhīmi wa bihamdih.

  7. I'tidal dengan Tuma'ninah
    Bangkit dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:

    سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

    Sami'allāhu liman hamidah.

    Setelah berdiri tegak, bacalah:

    رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

    Rabbanā lakal hamdu mil'as-samāwāti wa mil'al ardhi wa mil'a mā shi'ta min syai'in ba'du.

  8. Sujud Pertama dengan Tuma'ninah
    Turun untuk sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pastikan tujuh anggota sujud menempel pada alas sholat: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Saat sujud, bacalah tasbih minimal tiga kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

    Subhāna rabbiyal a'lā wa bihamdih.

    Sujud adalah momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya, perbanyaklah doa di dalamnya.
  9. Duduk di Antara Dua Sujud (Duduk Iftirasy)
    Bangkit dari sujud untuk duduk sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Bacalah doa berikut:

    رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

    Rabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī.

  10. Sujud Kedua dengan Tuma'ninah
    Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan membaca tasbih yang sama.
  11. Duduk Tasyahud (Tahiyat) Akhir
    Bangkit dari sujud kedua untuk duduk tasyahud akhir (duduk tawarruk) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Bacalah bacaan tasyahud akhir secara lengkap, yang mencakup tahiyat, shalawat kepada Nabi Muhammad, dan shalawat kepada Nabi Ibrahim.
  12. Salam
    Setelah selesai tasyahud akhir, akhiri sholat dengan mengucapkan salam. Palingkan wajah ke kanan sambil mengucapkan:

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

    As-salāmu 'alaikum wa rahmatullāh.

    Kemudian palingkan wajah ke kiri sambil mengucapkan salam yang sama. Dengan demikian, selesailah sholat Witir satu rakaat Anda.

Waktu Terbaik Mengerjakan Sholat Witir

Waktu pelaksanaan sholat Witir terbentang cukup panjang, yaitu dimulai setelah selesai menunaikan sholat Isya' hingga sebelum terbitnya fajar (masuk waktu Subuh). Dalam rentang waktu yang luas ini, terdapat beberapa pilihan waktu yang bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.

1. Di Awal Malam (Setelah Sholat Isya')

Bagi seseorang yang khawatir tidak bisa bangun di sepertiga malam terakhir, atau merasa sangat lelah dan takut terlewat, maka melaksanakan sholat Witir di awal malam, yakni setelah sholat ba'diyah Isya' adalah pilihan yang bijak. Ini sesuai dengan wasiat Rasulullah kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, "Kekasihku (Rasulullah) mewasiatkan kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan sholat Witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah pilihan yang aman untuk memastikan amalan Witir tidak terlewatkan.

2. Di Akhir Malam (Sepertiga Malam Terakhir)

Ini adalah waktu yang paling utama (afdhal) untuk melaksanakan sholat Witir. Sepertiga malam terakhir, kira-kira mulai dari jam 1 atau 2 pagi hingga menjelang Subuh, adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Melaksanakan Witir pada waktu ini biasanya didahului dengan sholat Tahajud. Allah turun ke langit dunia pada waktu ini, menawarkan ampunan dan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Rasulullah bersabda, "Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat Witir." (HR. Bukhari dan Muslim). Bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat akan bangun malam, menunda Witir hingga akhir malam adalah pilihan terbaik untuk meraih keutamaan maksimal.

Keutamaan Agung di Balik Sholat Witir

Sholat Witir bukanlah sekadar rutinitas penutup malam. Di dalamnya terkandung berbagai keutamaan dan fadhilah yang luar biasa bagi siapa saja yang konsisten mengamalkannya.

Doa dan Dzikir Setelah Sholat Witir

Setelah menyelesaikan sholat Witir, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak, melainkan meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa. Ada amalan khusus yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah salam dari sholat Witir.

Beliau biasa membaca dzikir berikut sebanyak tiga kali, dan pada bacaan yang ketiga, beliau mengeraskan dan memanjangkan suaranya:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subhānal malikil quddūs.

Artinya: "Maha Suci Raja Yang Maha Suci."

Setelah itu, dianjurkan pula membaca doa Witir yang masyhur. Doa ini mengandung pujian, pengakuan atas keagungan Allah, serta permohonan perlindungan dari murka-Nya.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allāhumma innī a'ūdzu biridhāka min sakhathik, wa bimu'āfātika min 'uqūbatik, wa a'ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā'an 'alaik, anta kamā atsnaita 'alā nafsik.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari hukuman-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri."

Membaca dzikir dan doa ini menambah kesempurnaan ibadah Witir kita. Doa ini mengajarkan kerendahan hati yang mendalam, di mana seorang hamba mengakui ketidakmampuannya untuk memuji Allah sebagaimana mestinya, dan hanya bisa berserah diri pada keagungan-Nya.

Variasi Jumlah Rakaat Sholat Witir

Meskipun artikel ini fokus pada pelaksanaan satu rakaat, penting untuk mengetahui bahwa sholat Witir dapat dikerjakan dalam beberapa variasi jumlah rakaat ganjil. Mengetahui hal ini memberikan fleksibilitas dalam beribadah sesuai dengan semangat dan waktu yang dimiliki.

Tiga Rakaat

Ini adalah jumlah rakaat yang paling umum dilakukan setelah satu rakaat. Pelaksanaan tiga rakaat memiliki dua cara:

  1. Dua rakaat lalu salam, dilanjutkan satu rakaat. Ini adalah cara yang paling utama. Seseorang sholat dua rakaat sunnah (seperti sholat sunnah biasa), lalu salam. Setelah itu, ia berdiri lagi untuk sholat satu rakaat Witir.
  2. Tiga rakaat langsung dengan satu tasyahud akhir. Cara ini mirip dengan sholat Maghrib, namun perbedaannya adalah tidak ada tasyahud awal. Jadi, setelah sujud kedua pada rakaat kedua, langsung berdiri untuk rakaat ketiga tanpa duduk tasyahud awal. Ini dilakukan untuk membedakannya dengan sholat Maghrib.

Lima, Tujuh, Sembilan, atau Sebelas Rakaat

Sholat Witir juga bisa dikerjakan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak. Biasanya, ini dilakukan dengan cara menyambung semua rakaat dan hanya duduk tasyahud pada rakaat terakhir. Misalnya, untuk witir lima rakaat, seseorang sholat lima rakaat bersambung dan hanya duduk untuk tasyahud di akhir rakaat kelima. Hal yang sama berlaku untuk tujuh rakaat. Untuk sembilan rakaat, ada cara khusus, yaitu duduk tasyahud di rakaat kedelapan (tanpa salam), lalu berdiri ke rakaat kesembilan dan diakhiri dengan tasyahud akhir dan salam.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Bagaimana jika sudah sholat Witir lalu ingin sholat Tahajud?

Prinsip dasarnya adalah hadits "Tidak ada dua Witir dalam satu malam." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud). Jika Anda telah melaksanakan Witir di awal malam (setelah Isya') karena khawatir tidak bangun, lalu ternyata Allah memberikan kemudahan untuk bangun di sepertiga malam terakhir, Anda tetap boleh melaksanakan sholat Tahajud atau sholat sunnah lainnya. Sholat Tahajud tersebut dilakukan dua rakaat demi dua rakaat sebanyak yang Anda mampu, namun Anda tidak perlu mengulang sholat Witir lagi. Witir yang pertama sudah cukup sebagai penutup malam Anda.

Bolehkah melakukan sholat Witir 1 rakaat saja secara rutin?

Sangat boleh dan itu sah. Melaksanakan sholat Witir satu rakaat secara konsisten jauh lebih baik daripada melaksanakan banyak rakaat tetapi jarang-jarang atau bahkan tidak sama sekali. Satu rakaat sudah mencukupi dan menggugurkan anjuran untuk sholat Witir. Ini adalah kemudahan dalam Islam, yang memungkinkan setiap Muslim untuk tetap menjaga amalan mulia ini sesuai dengan kemampuannya.

Apa yang harus dilakukan jika lupa atau tertidur dan terlewat waktu Witir?

Jika seseorang tertidur atau lupa sehingga waktu Subuh telah tiba, ia dianjurkan untuk meng-qadha (mengganti) sholat Witir tersebut di waktu Dhuha. Namun, jumlah rakaatnya digenapkan. Misalnya, jika biasa sholat Witir satu rakaat, maka diqadha menjadi dua rakaat. Jika biasa tiga rakaat, diqadha menjadi empat rakaat, dan seterusnya. Ini didasarkan pada kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jika terlewat sholat malam karena sakit atau tidur, beliau akan sholat di siang hari sebanyak dua belas rakaat (sebagai ganti dari sebelas rakaat sholat malam beliau).

Apakah ada bacaan Qunut dalam sholat Witir 1 rakaat?

Doa Qunut Witir disunnahkan untuk dibaca pada rakaat terakhir sholat Witir, yaitu setelah bangkit dari ruku' (saat i'tidal) sebelum sujud. Jadi, dalam sholat Witir satu rakaat, Qunut bisa dibaca setelah ruku' pada rakaat satu-satunya tersebut. Membaca Qunut Witir hukumnya sunnah menurut sebagian besar ulama, artinya jika dibaca mendapat pahala, dan jika tidak dibaca pun sholatnya tetap sah.

Penutup: Menjadikan Witir Penutup Malam yang Sempurna

Sholat Witir satu rakaat yang dilaksanakan sendiri di rumah adalah sebuah amalan yang ringan, namun sarat makna dan berbobot pahala. Ia adalah kesempatan emas untuk mengakhiri hari dengan munajat pribadi kepada Allah, memohon ampunan, dan memasrahkan segala urusan. Dalam keheningan malam, saat anggota keluarga lain mungkin terlelap, kita membangun hubungan spiritual yang intim dengan Sang Khaliq.

Jangan pernah meremehkan kekuatan satu rakaat Witir. Konsistensi dalam melaksanakannya akan menumbuhkan cahaya di hati, memberikan ketenangan jiwa, dan menjadi bekal berharga di akhirat kelak. Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah untuk senantiasa menjaga sholat Witir sebagai mahkota penutup ibadah malam kita setiap hari. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage